Tampilkan postingan dengan label iman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label iman. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Juni 2017

Dibagi Tetapi Malah Semakin Banyak

DIBAGI TETAPI MAKIN BERTAMBAH 
(Matius 15)

"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan." Dan hanya ada 7 potong roti dan sedikit ikan. Tempat itu jauh dari pasar atau warung untuk bisa membeli makanan. Dan orang-orang itu sudah kekelahan karena mengikuti Yesus selama 3 hari. Mereka akan pingsan di jalan kalau harus pulang berjalan kaki. Tapi sore itu mukjizat terjadi. Tujuh potong roti dan sedikit ikan itu cukup untuk mengenyangkan perut 4 ribu laki-laki, tidak terhitung yang perempuan dan anak-anak.
Kerumunan orang itu kemungkinan berjumlah sekitar sepuluh ribu orang. Tercatat 4 ribu laki-laki. Dengan istri mereka masing-masing dan anak-anak, ya, kurang lebih sepuluh ribu orang. Kerumunan orang yang haus mendengarkan Firman. Tiga hari penuh dengan Firman. Dan Yesus akan segera mengakhiri sesi khotbahnya sebelum berpindah ke agenda lain. Ia harus meminta mereka pulang. Namun, Ia tahu orang-orang itu secara fisik sudah kelelahan dan kelaparan. Yesus tidak mau dan tidak akan membiarkan orang-orang itu mengalami kesulitan dalam perjalanan pulang. Ia tahu mereka akan pingsan di jalan tanpa terlebih dahulu mendapatkan kekuatan dari asupan makanan jasmani. Sesuatu harus dilakukan.
Namun, yang ada hanya 7 potong roti dan sedikit ikan. Bagaimana mungkin itu mengenyangkan perut sepuluh ribu orang?
=======================
PELAJARAN PERTAMA: Kalau kita mendengarkan Firman Tuhan sebagai pilihan pertama asupan [rohani] kita, TUHAN tidak akan membiarkan asupan [jasmani] kita terabaikan. Tuhan jelas memilih untuk memelihara kita.
=======================
Sore itu akhirnya 10 ribu orang itu pulang dalam keadaan perut kenyang. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
"sudah tiga hari mereka mengikuti aku"
Mukjizat itu terjadi pertama-tama karena adanya iman. Tiga hari meninggalkan segalanya demi mendengarkan Firman adalah sebuah langkah iman. Mereka bahkan tidak membawa bekal [yang cukup]. Terbukti sampai hari ketiga itu hanya tinggal tersisa 7 potong roti dan sedikit ikan untuk seluruh kerumunan orang itu. Entah apa yang mendorong orang-orang itu untuk nekad mengikuti Yesus selama 3 hari, tanpa perbekalan yang cukup. Jawaban yang mungkin hanya satu: mereka begitu haus akan Firman. Dan itu adalah sebuah tindakan iman. Melepaskan selaganya demi Firman.
"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan"
Faktor kedua adalah belas kasih Tuhan [Yesus]. Belas kasih yang muncul atas keadaan duniawi yang riil dari orang-orang yang mengikuti-Nya. Ini juga memberi tahu kita bahwa Tuhan tidak hanya memedulikan kerohanian kita, tetapi juga kondisi jasmani kita. Tuhan peduli dengan tubuh kita, dengan kebutuhan-kebutuhan fisik kita. Kita yang adalah orang beriman yang haus akan Firman-Nya.
"Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur..."
Faktor ketiga yang memunginkan terjadinya mukjizat adalah sikap hati bersyukur. Tujuh potong roti dan beberapa ikan untuk 10 ribu orang [yang kelaparan] jelas tidak cukup. Bahkan bisa dikatakan tidak berarti sama sekali, atau tidak ada. Di satu pihak, Ini bicara tentang kekurangan, tentang kemiskinan. Di lain pihak, ini bicara tentang masalah, tentang situasi darurat. Darurat karena tanpa adanya makanan yang cukup semua orang itu akan pingsan di jalan.
Berhadapan dengan situasi krisis seperti ini kebanyakan orang akan gelisah, khawatir, bingung. Tetapi kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam situasi kekurangan seperti apa pun, dalam situasi krisis, genting, seperti apapun, sikap yang harus bisa ambil adalah bersyukur, Yesus "mengambil" dan "mengucap syukur". "Mengambil" bicara tentang menerima berkat yang sudah ada, betapa pun sedikit. Bukan malah mengeluhkannya karena jumlahnya yang sedikit itu.
"memecah-mecahkannya dan memberikannya"
Faktor keempat adalah semangat berkorban 
dan 
Faktor kelima adalah semangat berbagi.
Meskipun yang ada hanya 7 roti dan sedikit ikan, yang sedikit itu dipecah-pecahkan (=dikorbankan) dan dibagikan kepada orang lain. Sebuah sikap [iman] yang luar biasa. Sekali lagi, kisah ini mengingatkan kita untuk mengambil langkah iman. Ketika dalam keadaan yang sangat terbatas, Tuhan kadang meminta kita untuk berkurban dan bahkan memberikan satu-satunya yang masih tersisa yang masih ada pada kita. 
Seperti Pengorbanan yang diminta dari janda Sarfat yang tinggal memiliki sedikit tepung untuk membuat sebuah roti bundar untuk dirinya dan anaknya dan sesudah itu mati [karena tidak ada yang lain lagi yang tersisa], namun Tuhan memintanya untuk memberikan satu roti bundar terlebih dahulu kepada hamba-Nya (Elia) dan baru sesudah itu sisanya untuk mereka berdua (Raja-Raja 17)
Seperti pengurbanan yang diminta dari Abraham atas anak satu-satunya yang sudah lama dinanti-nantikannya ... tetapi harus diserahkannya. 
Sebuah pengorbanan yang mensyaratkan ketaatan karena iman akan kuasa penyelenggaraan Tuhan. Sekali lagi, ini sebuah langkah iman yang mengakui kedaulatan Tuhan dan kuasa-Nya.
Kemudian roti itu dibagi-bagikannya. Terus menerus dibagikan. Dan dengannya mukjizat terjadilah. Sepuluh ribu orang itu semuanya makan dengan kenyang dan bahkan sampai tersisa 7 bakul. Ini mengatakan kepada kita bahwa memberi tidak akan membuat kita kekurangan. Bahkan memberi ketika kita dalam keadaan kekurangan, tidak akan membuat kita semakin kekurangan atau mati. Memberi justru menjadi cara untuk terjadinya pelipatgandaan.
Mukjizat terjadi ketika kita berani memberikan apa yang ada pada kita, apa yang sangat kita butuhkan, harta kita yang sangat sedikit dan sangat berarti bagi kita. Memberi dengan iman [penuh akan penyelenggaraan Tuhan], dalam ucapan syukur [meski dalam segala kekurangan dan keterbatasan] meski dalam himpitan masalah besar. Memberi sebagai bentuk pengorbanan karena percaya penuh akan belas kasih Tuhan.
Dalam keadaan berkekurangan, segeralah berbagi! [Bahkan jika tinggal itu yang tersisa!]
iman
syukur
berkurban
berbagi
mukjizat

Selasa, 09 Februari 2016

Pandanglah Ke Sekelilingmu

Pandanglah Ke Sekelilingmu
Diterjemahkan dari blog Victoria Osteen Lift Up Your Eyes

Abraham memulai perjalanan bersama YAHWEH. Ia dan keponakannya, Lot, dan keduamya bersama keluarga mereka. Mereka tiba di suatu tempat ketika mereka harus berpisah. Abraham berkata kepada Lot untuk memilih tanah sebelah mana yang ia ingini. Maka Lot melihat dan memilih bagian terbaik dari negeri itu.

Saya yakin Abraham kecewa. Saya yakin ia bertanya-tanya apa yang masih tersisa baginya.

Sesudah Lot pergi, YAHWEH berbicara kepada Abraham, kata-Nya, "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu."

Saat itu Abraham memiliki pilihan. Ia bisa melihat ke bawah, kepada debu yang tersisa di kakinya, kepada kekecewaannya sebelumnya, atau ia bisa memandang ke sekeliling untuk melihat apa yang disediakan YAHWEH bagi masa depannya.

Beberapa kali dalam Kitab Suci Abraham harus memandang ke sekeliling. Itu semacam tema dan warna dari hidupnya. Ia memilih untuk memandang ke sekeliling dan melihat janji YAHWEH; dan ketika ia mengubah apa yang dilihatnya, ia mengubah keadaan hidupnya.

Setiap hari kita juga memiliki pilihan yang sama. Kita bisa melihat keadaan kita, kita bisa fokus pada kekecewaan dan debu di kaki kita, atau kita bisa memandang ke sekeliling dan melihat jauh ke depan kepada kebesaran yang disediakan YAHWEH bagi kita.

Mudah untuk merasa nyaman berada di tempat kita sekarang berada, namun YAHWEH ingin kita merentangkan hidup, bertumbuh berkembang dan mengalami hal-hal baru. Jika saudara tidak menyukai keadaan saudara saat ini, ambillah langkah iman! Pandanglah ke sekeliling, lihatlah, dan pegang janji YAHWEH bagi masa depan saudara!

"Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu…" (Kejadian13:14)

Baca juga:
Kuasa untuk Memperoleh Kekayaan
Tuhan Menghendaki Kita Memberi di dalam Kekurangan Kita
Mazmur 23: YAHWE Adalah Gembalaku
Kisah Berkat Global 1: Toru Kumon
Berdoa dengan Segenap Kekuatan
Mengawali dengan Satu Talenta

Sabtu, 10 Januari 2015

Iman: Penyediaan Supernatural - Memberi Makan 5000 Orang

Baca bagian sebelumnya!

Contoh terakhir dari hidup "di luar waktu" adalah ketika YESHUA memberi makan lima ribu orang (ditambah perempuan dan anak-anak) dengan lima lembar roti dan dua ikan. Dia memasuki ruang persediaan yang tanpa batas yang sudah ada di alam surga yang tidak kasat mata. Dan perlu dicatat: makanan yang digandakan YESHUA itu bukanlah makanan remah-remah melainkan makanan yang mewah berlimpah-limpah yang tersedia bagi setiap orang.

Perhatikan apa yang dicatat dalam Markus, pasal 6 ayat 36-37

Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"


Ketika YESHUA menyuruh murid-murid-Nya untuk memberi orang banyak itu makan, mereka
melihat tugas itu sebagai mustahil tanpa enam bulan kerja untuk mendapatkan cukup uang untuk membeli makanan. Mengapa? Karena kebanyakan dari kita telah terlatih oleh sistem bumi yang terkutuk di mana segala sesuatu yang dilakukan orang dibatasi oleh ketersediaan, yang bagi kebanyakan orang, termasuk murid-murid, hanya bisa didapatkan melalui waktu dan kerja keras.

Sekarang, saudara mungkin sedang menghadapi situasi keuangan dan saudara mungkin melihat masalah saudara dengan cara yang sama, hanya bisa diselesaikan dengan bekerja. Mungkin ada yang mengatakan, "Jika misalnya saja aku mendapatkan kenaikan gaji" (yang biasanya tidak banyak, hanya 3% atau 4%); atau "Aku perlu kerjaan sampingan"; atau "Aku perlu mendapatkan pinjaman," yang memerlukan baik waktu maupun kerja keras untuk membayarnya. INGAT, SEGALA SESUATU BERUBAH KETIKA KERAJAAN ITU DATANG. Yeshua menunjukkan kepada mereka bagaimana mengatasi masalah itu tanpa harus bekerja keras dan terikat oleh keterbatasan waktu.

Ingat bahwa kalau saudara sudah dilahirkan kembali, saudara tidak lagi terikat dengan ekonomi dunia ini: sekarang ekonomi dunia ini tergantung pada saudara. "Kelahiran Baru" menghubungkan saudara lewat PERJANJIAN dengan Sumber kuasa dan persediaan yang sejati. Sekarang saudara bisa mengalami terobosan keuangan tidak peduli seberapa buruk situasi kelihatannya bagi saudara. TUHAN berjanji kepada kita ... "Mereka tidak akan mendapat malu pada waktu kecelakaan, dan mereka akan menjadi kenyang pada hari-hari kelaparan" (Mazmur 37:19). Terjemahan lain mengatakan "... mereka akan menikmati secara melimpah."

YESHUA mengajarkan "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Elohim, dan kebenaran-Nya; dan semua itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). Cara-Nya yang "benar" adalah menaburkan benih bagi kebutuhan saudara. Kebanyakan orang percaya diajarkan untuk tidak mengharapkan upah ketika memberi. "Tidak benar mengharapkan sesuatu sebagai imbalan dari pemberian kita kepada Tuhan." Baiklah, inilah berita baiknya, "mengharapkan untuk menerima sesuatu adalah cara yang saleh untuk memberi. Itu merupakan cara "Tuhan dalam melakukan sesuatu." Tuhan sedemikian mengasihi dunia sehinga Dia memberikan ... Dia mengharapkan umat-Nya kembali kepada-Nya sebagai pamrihnya.

Ekonomi Kerajaan Elohim didasarkan pada hukum tabur tuai dan dikokohkan oleh Elohim sendiri, tidak peduli seberapa parah situasinya. Saudara dan saya bisa disediakan tidak hanya secara cukup, melainkan melimpah ... tanpa kerja keras dan ketakutan dan tekanan dunia (Lukas 6:38).

Ini saatnya bagi saudara untuk mengaktifkan iman saudara dan ini adalah saat bagi kesembuhan saudara, bagi pekerjaan atau bisnis baru saudara, bagi terobosan keuangan saudara, atau apapun yang saudara inginkan. Sekarang. dengan tuntunan Roh Kudus, nyatakan bahwa inilah saatnya untuk menebus jaminan, melunasi pinjaman. Jangan biarkan hal itu dimungkinan berdasarkan waktunya manusia, buatlah itu mustahil ... itulah saatnya iman bekerja. Gunakan iman saudara dan buatlah waktu tunduk kepada saudara. Ayub 22:28 mengatakan, "... Apabila engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan tercapai maksudmu".

Baca juga:
YAHWEH Memberikan Resep Kesehatan dan Kebugaran
Melewati Lembah Kekelaman
Menghampiri Tahta Karunia dengan Penuh Keberanian
Fokus pada Firman TUHAN
Bapa YAHWEH Sanggup Mengubah Setiap Mara Menjadi Elim


Minggu, 04 Januari 2015

Iman Mengatasi Waktu (2)

Baca bagian sebelumnya

Menerima Lutut Baru Sekarang Juga!

Seorang teman penginjil menceritakan pengalaman seorang wanita dalam jemaatnya yang mendengar pengajarannya mengenai Kata Iman dan ia memutuskan untuk percaya kepada YAHWEH bagi penyembuhan penyakitnya. Para dokter sudah mengatakan kepadanya bahwa ligamen dan kartilago di lututnya hancur, yang menyebabkan rasa nyeri yang akut di persendiannya. Ia selama ini mendapat pengajaran bahwa iman adalah untuk hari esok, tetapi dalam ibadatnya kali ini ia menemukan bahwa iman itu adalah untuk hari ini. Ia belajar bahwa tidak ada esok untuk iman dan bahwa ia dapat menerima penyembuhan SEKARANG juga! Segala sesuatu yang akan dilakukan YAHWEH untuk setiap anak-Nya sudah selesai IA lakukan. Dan setiap anak YAHWEH yang telah dibasuh dengan darah memiliki hak untuk diutuhkan hidupnya sampai hari di mana ia meninggalkan dunia ini. Ini merupakan bagian dari warisan kita.

Wanita ini, setelah mendengarkan kebenaran, merasa terdorong untuk berlari maju ke altar, yang biasanya mustahil ia lakukan. Ingat, iman itu adalah hasrat untuk sesuatu yang mustahil. Mengapa? Karena iman melihat yang tidak terlihat dan dipenuhi ketika menghadapi situasi yang tidak mungkin. Ketika ia lari ia tidak merasakan nyeri sama sekali. Apa yang terjadi adalah bukan penyembuhan atas lututnya yang sudah rusak melainkan mukjizat diberinya ia lutut yang sama sekali baru.

Penjelasannya seperti ini. Segala sesuatu yang kita butuhkan atau inginkan, yang diperlukan oleh kehidupan dan untuk kebaikan, sudah ada dan disediakan dalam kekekalan dan dimasukkan dalam daftar inventaris kita. Dari kesehatan yang sempurna sampai rumah, semua adalah warisan saudara. Tidak ada yang akan dilakukan YAHWEH yang belum DIA selesaikan. Tidak ada yang akan diberikan YAHWEH kepada kita yang belum DIA sediakan. Anak-anak YAHWEH harus belajar bagaimana meraih dunia "kekekalan" dan membawanya ke dunia ini sekarang juga. YAHWEH sudah menyiapkan segala sesuatu yang akan saudara butuhkan atau inginkan dan sekarang semua itu "tersimpan di sorga bagi saudara" (1 Petrus 1:4).

Saudara dan saya sedang ada dalam masa tugas di bumi ini dan YAHWEH ingin kita untuk menyelesaikan tugas kita di sisi surga ini "SEPENUHNYA" ... SEHAT, SEJAHTERA dan PENUH HIKMAT. Sebagaimana ditulis oleh Paulus, "Semoga Elohim damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yeshua Ha-Mashiach, Tuhan kita." (1 Tesalonika 5:23). YAHWEH tidak hanya ingin agar kita terpelihara, melainhkan YAHWEH telah menempatkan kita di bumi ini untuk memelihara bumi dan kehidupan yang ada di dalamnya.

Baca selanjutnya

Baca juga:
YAHWEH Memberikan Resep Kesehatan dan Kebugaran
Melewati Lembah Kekelaman
Menghampiri Tahta Karunia dengan Penuh Keberanian
Fokus pada Firman TUHAN
Bapa YAHWEH Sanggup Mengubah Setiap Mara Menjadi Elim

Sabtu, 03 Januari 2015

Iman: Hidup Di Luar Waktu

Edaran Bill Winston Desember 2014

Tidak ada anak Tuhan yang bisa menjalankan fungsinya secara penuh sebelum ia memahami bahwa segala sesuatu yang ia butuhkan di dunia ini sudah disediakan "sebelum dunia dijadikan," dan satu-satunya cara untuk menerima manifestasinya ke dalam dunia fisik tiga dimensi ini adalah melalui IMAN. Iman adalah daya rohani untuk menggerakkan surga turun ke dunia.

Surga adalah tempat yang abadi, di mana segala sesuatu sudah selesai dilakukan dan di mana kita dilahirkan (Yohanes 3:3 Yeshua menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Elohim."). Dalam beberapa terjemahan Kitab Suci Tuhan sering disebut sebagai "Yang Kekal." Dalam Kitab Yesaya Dia menulis, "Dia Yang Mahatinggi dan Mahamulia, yang diam dalam kekekalan, yaitu Dia Yang Mahakudus, berfirman..." (Yesaya 57:15). Ayat ini mengatakan bahwa Tuhan adalah "Yang Kekal" yang hidup dalam kekekalan sekarang di mana tidak ada waktu sebagaimana kita mengenal konsep waktu sekarang ini.

Untuk Tuhan tidak ada kemarin atau esok hari. Semuanya hanya "SEKARANG." Mungkin kemudian ada yang bertanya, "Kalau begitu darimana asalnya waktu itu?" Jawabannya adalah bahwa waktu diciptakan bersamaan penciptaan dunia ini. Waktu tidak selalu ada. Tuhan menciptakannya bersamaan dengan ciptaan yang lain, sama seperti pohon, burung, dan kutu.

Tuhan hidup di luar waktu dan Dia mengirimkan Yeshua Anak-Nya, yang masuk ke dalam waktu di dunia ini untuk mengajari kita, sebagai warga Kerajaan Surga, bagaimana hidup seturut asal kita, bukan seturut cara kita sekarang di dalam zona waktu "manusia yang telah jatuh" ini. Yeshua mengajarkan kepada kita bahwa waktu dibuat untuk kita. Kita tidak dibuat untuk waktu.

Jika Tuhan menginginkan agar kita tunduk kepada waktu, Dia tidak akan pernah memberi kita IMAN, karena iman mengalahkan waktu dan membawa kita melampaui waktu ke masa depan untuk mengambil bagian kita sekarang ini juga. Iman menyatakan bahwa sesuatu ada dan waktu akan selalu tunduk.

Saya ingat ketika YAHWE bicara dalam hatiku untuk memulai Joseph Business School untuk mengajari orang-orang di pasar bagaimana menjalankan bisnis menurut Kitab Suci. Saya tidak tahu bagaimana memulainya sebab itu saya meminta dua anggota jemaat kami untuk mengaji berapa lama persiapan yang dibutuhkan untuk bisa membuka sekolah itu.Mereka melaporkan bahwa diperlukan 2 tahun persiapan. Saya membawa perkara ini kepada Tuhan dalam doa dan alih-alih membenarkan 2 tahun Tuhan mengatakan bahwa sekolah itu akan dibuka 2 bulan lagi. Saya menyampaikan kepada mereka apa yang dikatakan Tuhan dan tanpa ragu mereka menerima perkataan saya dan melakukannya.

Mukjizat terjadi dan sekolah itu dibuka tepat waktu, dalam 2 bulan, sesuai pernyataan iman, yang bekerja mengatasi keterbatasan waktu. Ketika kita bekerja dalam iman kita memiliki akses kepada kekekalan, dunia yang tidak kasat mata di mana hal-hal sudah diselesaikan dan disediakan. Sebab itu, iman adakah kemampuan Tuhan di dalam diri kita untuk menempatkan apa yang tidak kasat mata di atas yang kasat mata ... di luar kerangka waktu sama sekali.

Rasul Paulus menulis sebuah perwahyuan yang dahsyat mengenai hal ini. "Terpujilah Elohim dan Bapa Tuhan kita Yeshua Ha-Mashiach yang dalam Ha-Mashiach telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga." (Efesus 1:3). Kitab Suci ini lebih jauh menegaskan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan kita dan planet bumi ini sudah selesai dan sudah tersedia. Semua ciptaan sedang "menunggu manifestasi anak-anak Tuhan," menunggu seseorang dengan iman untuk mengakskes apa yang sudah disediakan di surga dan memanifestasikannya di sini di dunia ini.

Baca bagian selanjutnya

Baca juga:
YAHWEH Memberikan Resep Kesehatan dan Kebugaran
Melewati Lembah Kekelaman
Menghampiri Tahta Karunia dengan Penuh Keberanian
Fokus pada Firman TUHAN
Bapa YAHWEH Sanggup Mengubah Setiap Mara Menjadi Elim

Kamis, 04 Desember 2014

Fokus pada Firman TUHAN

Matius 14:25:31         
Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut.
Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?
"

Manusia sering hidup karena melihat. Ia mendasari keyakinan dan keputusannya dari apa yang dilihatnya. Dalam kutipan di atas, Petrusdi bangkitkan harapan, semangat, dan keyakinannya ketika melihat Yeshua datang berjalan di atas air. Imannya dibangkitkan dan ia meminta supaya Yeshua menyuruhnya agar ia juga datang dan berjalan di atas air untuk menyambut kedatangan Yeshua.

Benar. Yeshua mengabulkan permintaan Petrus. Ia menyuruhnya datang berjalan di atas air untuk menyambut-Nya.

Petrus hidup berdasarkan apa yang dilihatnya. Ia melihat Yeshua berjalan di atas air dan mendengar Yeshua menyuruhnya untuk juga berjalan di atas air. Dan ia, karena dibangkitkan iman dan keyakinannya, karena disuruh oleh Yeshua sendiri yang kini ada di hadapannya, ia pun turun dari perahu dan datang berjalan menyambut Yeshua.

Tetapi Petrus memang hidup dari melihat. Ketika ia merasakan adanya tiupan angin, pancainderanya mulai bekerja mengalahkan iman dan keyakinannya yang sebelumnya membesar oleh pengalaman inderawi yang dialaminya sebelumnya. Ketika angin mulai bertiup, rasa takut pun mendatanginya dan ia mulai kehilangan keyakinan dan imannya. Dan ... akibatnya ia memang mulai tenggelam.

Petikan dari Kitab Suci ini mengajarkan kepada kita, orang beriman, untuk fokus kepada Firman TUHAN. Fokus pada Firman artinya hidup oleh Firman, oleh apa yang disabdakan oleh Tuhan Yeshua. Fokus pada Firman berarti percaya bahwa Yeshua akan selalu menolong dan ada di sisi kita, sekalipun pengalaman inderawi kita mengatakan sebaliknya.

Yeshua menghendaki agar kita percaya dan jangan kurang percaya, sekalipun angin masalah bertiup menimpa kehidupan kita. Hidup oleh karena melihat, dengan memercayai apa yang kita lihat dan rasakan hanya akan membuat diri kita dikuasai oleh rasa takut. Hidup karena melihat akan menenggelamkan kita.

Sebaliknya, dengan memercayai Yeshua dan Firman-Nya, kita akan selalu menang menghadapi setiap angin masalah dan badai kehidupan. Mari kita hidup tanpa bimbang karena berpegang teguh pada Firman-Nya. Amin.

Baca juga:
Kuasa Memberi: Tuhan yang Pertama dalam Keuangan
Kita Kuat Karena Yahwe Menopang: Belajar dari Yesaya 40
Apa warisan terpenting untuk anak cucu?
Cara Hidup Jemaat yang Pertama

 

 


Kamis, 12 Juni 2014

Khawair Bukanlah Dosa yang Sepele

Diterjemahkan dari Worry Is Not a Trivial Sin

Jadi jika demikian Elohim mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? - Matius 6:30

Tampaknya aneh, bukan, bahwa kita yang dengan bebas telah menempatkan tujuan kekal kita ke dalam tangan Kristus sering kali menolak untuk percaya bahwa Dia akan memberikan apa yang kita butuhkan: makan, minum, dan pakaian. Iman harus meliputi hal-hal yang biasa, tidak hanya mencakup hal-hal yang luar biasa.

Khawatir bukanlah dosa yang sepele karena menyerang baik cinta maupun integritas Tuhan. Khawatir sama saja menyatakan bahwa Bapa surgawi kita tidak dapat dipercaya dalam firman-Nya maupun janji-janji-Nya. Menyatakan percaya kepada kebenaran Kitab Suci namun pada saat berikutnya mengungkapkan kekhawatiran hal itu sama saja dengan menyangkal bahwa kepercayaan itu sendiri. Khawatir mengungkapkan bahwa kita lebih dikuasai oleh keadaan kita dan oleh perspektif dan pemahaman kita sendiri yang terbatas daripada oleh Firman Tuhan. Oleh karena khawatir tidak hanya melemahkan dan merusak tetapi juga menyepelekan dan meragukan Tuhan.

Ketika seorang percaya tidak disegarkan oleh Firman setiap hari sehingga Tuhan ada dalam pikiran dan hatinya, maka Setan bergerak ke tempat yang kosong dan menanamankan khawatir. Dan khawatir membuat Tuhan menjauh dari pikiran kita.

Paulus menasihati kita seperti ia menasihati jemaat Efesus, "Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus,dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya" (Efesus 1:18-19).

Tanyakan Kepada Diri Saudara Sendiri
Apakah saudara pernah secara serius mempertimbangkan pernyataan yang tidak terucapkan ketika kekhawatiran mengendalikan reaksi saudara terhadap ketidakpastian hidup? Jika saudara memahami akar-akar keyakinan yang menjadi sumber membaranya kekhawatiran, dampak apa yang dimiliki pemahaman ini terhadap tingkat kekhawatiran saudara?




Baca juga:
Alasan untuk Puas
Khawatir Adalah Dosa
Merasa Tidak Layak di Hadapan Tuhan?
8 Cara Untuk Berjalan Dengan Iman

Minggu, 08 Juni 2014

8 Cara Untuk Berjalan Dengan Iman


diterjemahkan dari 8 Ways to Walk by Faith oleh Farrah Gray

Memang benar bahwa tidak ada yang berharga dalam hidup ini yang datang dengan mudah. Dan kadang perjalanan menuju tujuan kita dapat sedemikian penuh tantangan dan membuat kita merasa seperti kita tidak akan pernah mencapai puncak. Dan saat itulah iman saudara harus bekerja dan mendorong Anda ke tingkat berikutnya.

Memang itu tidak mudah, dan mungkin menjadi ujian terbesar yang saudara temui sejauh ini. Jadi ambil napas dalam-dalam dan ikuti langah-langkah berikut untuk memperkuat diri saudara melalui iman.

Jangan panik
Jangan membiarkan diri terlalu khawatir. Bukan itu yang dimaksudkan Tuhan ketika Dia memberi saudara karunia/talenta untuk dibawa ke tingkat yang lebih tinggi. Tuhan tidak akan meninggalkan saudara di tengah perjalanan, tidak akan pernah. Serahkan semua kepada-Nya. Yang harus saudara lakukan adalah meminta kelegaan, dan kemudian melanjutkan, karena hal itu sudah selesai.

Bergantung kepada-Nya untuk itu semua masalah itu.
Meminta pertolongan kepada Tuhan atau bersyukur kepada-Nya harus menjadi prioritas sepanjang waktu, bukan hanya ketika saudara sedang ada dalam masalah


Mendengarkan
DIA akan bicara kepada saudara. DIA akan membimbing saudara ke arah yang benar untuk mengerti pelajaran yang harus saudara mengerti. Mazmur  46:10 mengatakan: "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah YAHWE!"

Layani DIA dengan melayani orang lain
Ini cara terbaik bagi saudara untuk menemukan apa yang telah disiapkan YAHWE bagi saudara. DIA akan membimbing saudara ke jalan terbaik dan menyatakan kehendak-NYA untuk hidup saudara. Ini semua tentang iman, iman yang sejati.


Sabar
Saudara harus bersabar kalau saudara benar-benar beriman.Semuanya akan dilakukan menurut waktu-NYA, bukan waktu saudara, dan itu karena alasan-alasan yang akan dinyatakan kepada saudara pada waktunya. Ingat DIA tidak akan memberikan saudara karunia atau talenta khusus tanpa maksud apa pun. Semuanya akan dinyatakan pada waktunya.

Bersyukurlah.
Itu penting. Dia ingin mengetahui bahwa kita menghargai apa yang Dia telah lakukan bagi kita. Dan bersyukur kepada-Nya tidak hanya untuk hal-hal yang baik. Kadang-kadang kita harus melalui sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain yang lebih baik. Bersyukurlah juga untuk hajaran atau pelajaran,  karena bisa sama pentingnya dengan berkat

Dapatkan apa yang menjadi hak saudara

Tanyakan kepada pendeta atau bacalah Alkitab (atau keduanya) untuk memahami janji-janji Tuhan. Saudara harus mengklaim janji-janji tersebut. Bayangkan semua hal yang sudah Dia berikan kepada saudara, seperti tubuh saudara. Klaimlah janji kesehatan untuk tubuh saudara!


Bersiaplah untuk belajar.
Tuhan akan menyediakan pelajaran-pelajaran dalam perjalanan saudara. Namun, perlu diingat bahwa Dia memiliki tujuan akhir untuk saudara, dan untuk mencapai puncak itu, saudara harus belajar pelajaran yang berbeda sehingga saudara dapat menjadi yang terbaik yang saudara bisa. Ya, akan ada ujian di akhir pelajaran!

Musuh selalu akan berusaha untuk mengalahkan saudara, membawa saudara ke bawah dan menghentikan saudara agar tidak mencapai hadiah yang luar biasa yang sudah Tuhan sediakan untuk saudara. Tetap jaga iman saudara, perkuat iman saudara dan tetap berada di jalan yang telah Tuhan tetapkan untuk saudara.



Baca juga:
Harapan Adalah Bahan Bakar Iman yang Membawa kepada Kemenangan
Biarlah YAHWE yang Membangun Rumahmu
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Melakukan Perkara Besar

 

 

 


Jumat, 25 April 2014

Harapan Adalah Bahan Bakar Iman yang Membawa kepada Kemenangan

Diterjemahkan dari posting Victoria Osteen di halaman Facebooknya

Dalam Alkitab, ada cerita yang sudah sering kita dengar. Ada seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun. Alkitab menceritakan bahwa dia pergi ke mana-mana mencari dokter yang bisa membantunya. Dia berjalan bermil-mil untuk mencari pertolongan. Dapatkah Anda bayangkan perjalanan itu? Dia menghabiskan hidupnya mencari jawaban. Tidak hanya itu, ia tidak hanya mencari bantuan, tapi ia menghabiskan setiap sedikit uang yang dimilikinya untuk menemukan pertolongan. Dengan kondisinya, ia dianggap sebagai orang buangan. Dia adalah orang najis. Dia tidak seharusnya berada di sekitar orang. Saya tidak tahu dengan saudara, tapi ketika saya sedang dalam masalah, saya tidak ingin dibiarkan sendiri. Saya ingin seseorang ada untuk memperhatikan saya dan peduli pada saya. (Dan bahkan mungkin membawakan saya sup ayam.)


Pikirkan tentang wanita ini. Dia kesepian, putus asa dan sangat sakit. Lalu ia mendengar bahwa YESHUA berada di kotanya. Dia tahu dia bukan dokter, tapi ia akan keluar untuk melihat-Nya. Dia pernah mendengar bahwa Ia menyembuhkan orang lain dan sepenuhnya percaya bahwa jika dia bisa bertemu atau menyentuh-Nya, maka ia akan sembuh. Alkitab mengatakan bahwa dalam keadaan lemah, dia bangun, terhimpit dalam kerumunan dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan ia segera sembuh.

Saudara tahu apa yang saya pikirkan tentang kisah ini ketika saya membacanya baru-baru ini? Aku mulai bertanya-tanya bagaimana dia berhasil melewati masa 12 tahun itu. Aku bertanya-tanya berapa banyak orang di hari itu yang berada dalam keadaan yang sama: putus asa, sakit, lelah, hancur, tapi mereka menyerah. Mereka mendengar Yesus datang dan berkata, "Aku sudah mencoba segalanya. Saya mungkin tidak akan mampu bertemu dengan-Nya." Dan mereka tidak mendapatkan mujizat mereka. Saya ingin tahu tentang kegigihan wanita ini!

Dalam Markus 5:28, diceritakan bahwa wanita itu bangkit, berjalan melalui kerumunan, dan pikirnya, "Jika saja aku bisa menyentuh jumbai jubah-Nya, aku tahu bahwa aku akan sembuh." Dia tidak hanya bangun hari itu dengan penuh harapan. Saya yakin dia berbicara pada dirinya sendiri harapan bagi seluruh penderitaannya selama 12 tahun itu. Saya yakin itu tidak selalu mudah, tapi saya yakin dia terus berbicara kepada dirinya sendiri untuk terus maju.

Harapan itu sangat kuat. Harapan adalah bahan bakar iman. Apa yang saudara katakan kepada diri sendiri selama masa-masa sulit? Sangat mudah untuk berharap pada saat-saat yang baik, tetapi apa yang terjadi ketika saudara dalam keadaan sulit? Selalu ingat, ketekunan adalah apa yang akan mengantarkan saudara kepada pemenuhan janji. Jangan hanya berdiam dan membiarkan hidup berjalan mengalir. Seperti wanita ini, ia memutuskan untuk mengendalikan hidup! Biarkan harapan menjadi bahan bakar iman dan terus maju menuju kemenangan dan berkat yang telah Dia siapkan untuk saudara!



Baca juga:
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita


Minggu, 23 Maret 2014

Biarlah YAHWE yang Membangun Rumahmu

Diterjemahkan dari Joel & Victoria's Blog, Let the Lord Build Your House!

Alkitab memberitahu kita bahwa jika bukan Tuhan yang membangun rumah, maka sia-sialah mereka membangunnya. Dengan kata lain, rencana kita sendiri, cara kita sendiri, terpisah dari YAHWE akan runtuh. Tetapi ketika saudara melakukan hal-hal sesuai dengan cara Tuhan menurut Firman-Nya, maka bangunan saudara akan aman.


Saya ingin Tuhan membangun rumah saya, bagaimana dengan saudara? Saya ingin Dia menjadi pusat keluarga saya. Hal itu dimulai dengan menggali janji-janji dalam Alkitab, berpegang padanya, dan percaya kepada janji-janji tersebut serta menerapkannya pada setiap bidang kehidupan saya. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa janji-janji tersebut adalah untuk saudara dan keluarga saudara. Janji-Nya adalah untuk semua hubungan saudara. Tapi, saudara harus memegang teguh janji-janji tersebut dengan iman dan mempraktikkannya. Jika kita tidak tahu Firman-Nya, bagaimana kita bisa tahu rencana-Nya?


Saudara mungkin mengatakan, "Yah, aku pergi ke gereja tapi suami saya tidak." Atau, "Anak saya jauh dari Tuhan sekarang." Aku punya kabar baik untuk saudara. Dikatakan dalam Kisah Para Rasul 2:39 bahwa "bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh." Apakah beberapa orang dalam keluarga saudara "jauh?" Apakah ada beberapa impian untuk keluarga saudara yang "masih jauh?" Tuhan mengatakan tidak ada yang jauh yang tidak bisa dibawa mejadi dekat oleh janji firman-Nya. Di sinilah kita harus percaya bahwa Tuhan sedang bekerja bahkan ketika kita tidak bisa melihatnya. Tangan kita dapat diikat, tapi tangan-Nya tidak pernah terikat!

Aku memberitahu saudara - pernyataan iman saudara dapat membalikkan keadaan. Di mana ada kegelapan, akan ada cahaya. Di mana saudara tidak dapat melihat, saudara dapat mulai melihat. YAHWE mengatakan kepada orang Israel, "Aku akan membawa kamu keluar dari rumah perbudakan dan menuntunmu ke Tanah Perjanjian." Apakah saudara tahu apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus memegang janji itu dengan iman. Ketika mereka menggerutu dan mengeluh dan membangun kuil mereka sendiri, semua itu sia-sia dan membuat mereka tidak pergi ke mana pun. Tapi ketika mereka menyatakan firman YAHWE, ketika mereka mengamini janji-janji-Nya, saat itulah Dia "membangun rumah mereka," dan mereka masuk ke Tanah Perjanjian.

Jika saudara telah membangun rumah saudara sendiri dengan menggerutu dan mengeluh atau mencoba melakukan hal-hal dalam kekuatan saudara sendiri, hari ini adalah hari untuk melepaskan semuanya itu. Ambil keputusan untuk mengucapkan kata-kata iman atas rumah saudara dan hubungan saudara. Berdoalah bagi keluarga saudara. Percayalah bahwa Dia bekerja di belakang layar. Biarkan YAHWE membangun rumah saudara karena ketika Dia membangunnya, tidak akan ada yang mampu meruntuhkannya!

"Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya." (Mazmur 127:1)



Baca juga:
Apakah Kita Sudah Mengikhlaskan Tuhan untuk Memberkati Kita?
Janji YAHWE Bernilai Kekekalan, Ayo Berdoa untuk Seluruh Generasi Kita Seterusnya
Jaminan bagi Yang Memberi
Kuasa Persembahan Persepuluhan
Mengutamakan Tuhan dalam Keterbatasan
Kuasa Memberi: Tuhan yang Pertama dalam Keuangan
Janji Keselamatan Tuhan


Kamis, 27 Juni 2013

Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan

Mazmur 3

3:1 Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya.
Ya YAHWE, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku;
3:2 banyak orang yang berkata tentang aku: "Baginya tidak ada pertolongan dari pada Elohim." Sela
3:3 Tetapi Engkau, YAHWE, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.
3:4 Dengan nyaring aku berseru kepada YAHWE, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Sela
3:5 Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab YAHWE menopang aku!
3:6 Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.
3:7 Bangkitlah, YAHWE, tolonglah aku, ya Elohimku! Ya, Engkau telah memukul rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik.
3:8 Dari YAHWE datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! Sela


Situasi yang dihadapi pemazmur:
1. tekanan musuh: menghadapi banyak lawan, banyak orang yang bangkit menyerang
2. intimidasi: banyak orang yang mengatakan bahwa pemazmur tidak memiliki sumber pertolongan, bahwa YAHWE tidak akan menolongnya
3. anaknya memberontak dan hendak membunuhnya

Kalau kita menghadapi situasi yang sama, apa yang akan kita lakukan? Situasi yang amat sulit, nyawa terancam, dan tragisnya, oleh anak sendiri. Nyawa terancam adalah sebuah situasi yang tak terbayangkan, sebuah tekanan yang luar biasa. Ditambah lagi, anak yang memberontak pasti merupakan beban batin yang lebih hebat lagi, apalagi sampai pada taraf ingin membunuh kita, orang tuanya.

Ketika kita menghadapi kesulitan dan tekanan yang berat, kita mungkin menjadi gampang terintimidasi. Pemazmur pun mengalami hal ini. Orang mau meyakinkan bahwa tidak ada pertolongan dari YAHWE. Ketika keluarga broken, anak memberontak, ditambah dengan adanya ancaman, bisa jadi ancaman dalam hal bisnis (persaingan, tuntutan dan kewajiban yang harus dipenuhi), pekerjaan (akan kena PHK), dll, orang beriman gampang terintimidasi: "Kau memang layak menerima semua ini! Itu semua karena dosa-dosamu! YAHWE sedang menghukummu! YAHWE tidak akan menolongmu."

YAHWE menolong Daud, Absalom Tersangkut di dahanTetapi pemazmur tetap percaya kepada kebaikan YAHWE. Ia meyakini bahwa YAHWE adalah perisai dan pelindungnya. YAHWE adalah kemuliaannya dan mengangkat kepalanya. Sebab itu Daud berseru kepada YAHWE, dengan nyaring, berarti Daud benar-benar berseru memohon pertolongan. Dan YAHWE menjawabnya dari gunung-Nya yang kudus. Ia meminta kepada YAHWE agar bangkit menolongnya. Ia sangat yakin bahwa dari YAHWE-lah pertolongan datang.

Luar biasanya, di tengah-tengah tekanan dan ancaman yang amat sangat serius ini, pemazmur amat sangat percaya bahwa YAHWE menolongnya. Iapun bisa berbaring dan tidur. Dengan damai dan tenang ia bisa tidur, karena percaya bahwa YAHWE melindungi dan menolongnya dan akan menalahkan musuh-musuhnya.

Sikap iman Daud dalam menghadapi kesulian hidup yang dinyatakan dalam Mazmur 3 ini sungguh luar biasa. Meskipun ia pernah berdoa besar di masa lalu, sekali pun YAHWE sedang menghukumnya dengan membiarkan anaknya Absalom memberontak dan ingin membunuhnya, dan sekalipun orang-orang berusaha meyakinkan bahwa ia tidak akan ditolong YAHWE, namun Daud tetap percaya dan memegang imannya bahwa YAHWE akan selalu menolongnya.

Baca juga:
Iman yang Berani
Meminta Percaya Menerima
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Janji Keselamatan Tuhan
YAHWE yang Dapat Diandalkan


Kamis, 04 April 2013

Melakukan Perkara Besar

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa. (Yohanes 14:12)

Smith Wigglesworth
Smith Wigglesworth
Siapakah yang tidak kenal dengan Smith Wigglesworth? Jika belum kenal, rasanya sangat perlu untuk mengenal siapa Smith Wigglesworth (1859-1947). Ia adalah fenomena pentakosta, rasul iman, warna negara Inggris yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Tanda-tanda heran, mukjizat dan kuasa Tuhan menyertai setiap pelayanannya. Seorang rasul iman yang hidup dan matinyapun memuliakan Tuhan. Selama pelayanannya, roh-roh jahat diusir, sakit penyakit disembuhkan, menggugah hati ribuan orang untuk bertobat dan berpaling kepada Tuhan bahkan membangkitkan orang mati.

Smith Wigglesworth adalah seorang pelayan Tuhan yang membawa fenomena tersendiri di dalam sejarah pemberitaan Injil. Dilahirkan pada tahun 1859 di Menston, Yorkshire, Inggris, ia bertobat di sebuah gereja Wesleyan Methodist di usia 8 tahun, dan mengejar karir dalam bidang perledengan. Ia menikah dengan Polly Featherstone dan mereka mengoperasikan sebuah misi kecil di Bradford, Inggris.

Pada tahun 1907 ia menerima Baptisan Roh Kudus yang mengubah dan memperbarui pelayanannya secara radikal menjadi fenomena yang mendunia. Dia menyampaikan kotbah-kotbahnya dengan penuh kuasa dan disertai dengan tanda-tanda kuasa kepada kebenaran Firman Tuhan. Dia bergantung sepenuhnya akan kuasa Tuhan dan tidak terpengaruh oleh siapapun dan keadaan apapun. Firman dan doa menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan seorang Smith Wigglesworth. Ia kembali kepada Bapa yang dikasihinya pada tahun 1947 tetapi iman dan api rohnya tetap menyala hingga saat ini. Iman, kehidupan dan pelayanannya kiranya menjadi teladan buat kita semua, membakar api roh setiap kita yang merindukan untuk dipakai oleh Tuhan menjadi alat-Nya melakukan perkara-perkara besar di akhir jaman ini.

Kita harus mengerti bahwa jenis iman seperti inilah yang bisa menyentuh hati Tuhan. Mengapa? Sebab bagi Tuhan hanya orang yang imannya berani seperti inilah yang bisa dipakai dalam perkara-perkara yang besar. Sedangkan orang yang imannya hanya untuk mukjizat kecil-kecilan, yang masuk akal, dan yang bisa dilakukan dengan matematika manusia, juga hanya bisa dipakai sejauh imannya itu.

Ingat baik-baik: bagi Yesus, hanya orang yang punya iman besar yang bisa Dia pakai dalam perkara-perkara besar, bisa Dia percaya dengan hal-hal yang besar, dan bisa Dia tempatkan di posisi yang besar. Itu sebabnya jangan sampai kita punya iman kecil-kecilan. Mulai hari ini milikilah iman yang besar, yang sanggup menyentuh hati Tuhan dan menggerakkan tangan Tuhan untuk melakukan mukjizat-mujizat yang besar.


Baca juga:
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Rabu, 03 April 2013

Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah

Tuhan itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. (Mazmur 46:2-4)

Aman dalam Tangan Tuhan
Pada abad ke-17 ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Oliver Cromwel. Waktu itu Oliver Cromwel menugaskan sekretarisnya untuk menunaikan tugas pekerjaan yang sangat penting di luar negeri. Dalam perjalanan tugasnya itu, sang sekretaris hampir setiap malam tidak bisa tidur, sementara asisten yang mendampinginya bisa tidur nyenyak tanpa suara.

Suatu malam sekretaris itu membangunkan asistennya lalu berkata, “Aku tidak bisa tidur, aku kuatir aku tidak bisa mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan oleh bos.”
Lalu asistennya berkata, “Bolehkah aku mengajukan dua pertanyaan kepadamu?”
Sang sekretaris menjawab, “Ya tentu saja.”
“Sebelum kita lahir, apakah Tuhan mengatur dunia ini?”
Sang sekretaris menjawab, “Ya, tentu saja.”
Pertanyaan kedua, “Setelah kita meninggal, apakah Tuhan masih mengatur dunia ini?”
“Ya, tentu saja.” Jawab sang sekretaris.
Asisten berkata, “Kalau begitu, mengapa engkau tidak membiarkan saja Tuhan mengatur semuanya di saat sekarang ini? Mengapa engkau begitu kuatir memikirkan sendiri pekerjaanmu?”
Mendengar jawaban sang asisten, sekretaris itu tersenyum dan mengangguk. Malam itu, ia menyerahkan semua pekerjaan dan usaha yang sudah dilakukannya di tangan Tuhan untuk diatur oleh Tuhan dan setelah itu ia bisa tidur dengan nyenyak.

Tanda dari iman yang besar adalah ketenangan. Namun, berapa banyak orang membiarkan hatinya gelisah sebelum mendapatkan mujizat yang diinginkannya? Banyak orang berkata ia percaya dan beriman, tetapi sebenarnya dalam hatinya masih banyak kebimbangan. Berdoa bukan dengan iman yang damai, tapi dengan iman yang gelisah. Jangan-jangan Tuhan tidak mau mendengar doaku? Bagaimana kalau sampai mukjizat tidak terjadi? Bagaimana kalau ini, bagaimana kalau itu. Berapa banyak orang tidak bisa tidur setiap malam karena hatinya dicekam dengan ketakutan, kebingungan, dan kegelisahan? Inilah yang disebut iman yang gelisah. Dan iman seperti ini tidak pernah bisa menyentuh hati Tuhan. Justru sebaliknya, iman seperti ini membuat Tuhan merasa tidak dipercayai. Itu sebabnya mukjizat tidak kunjung terjadi.

Sebaliknya, iman yang tenang membuat Tuhan Yesus yang berkuasa itu merasa sangat dipercayai. Ketika Yesus dipercayai dengan cara yang seperti ini, hati-Nya tersentuh. Dan kalau hati-Nya tersentuh, tangan-Nya pasti bergerak, dan mukjizat besar pasti terjadi.



Baca juga:
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?
Iman yang Menggoncang Dunia
Doa Radikal
Iman yang Berani
Meminta Percaya Menerima
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Senin, 01 April 2013

Iman yang Menggoncang Dunia


Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan YAHWE, katanya: “Yang begini belum pernah kita lihat.” (Markus 2:12)

Iman yang besar selalu menggoncang dunia. Iman yang besar mampu memutarbalikkan fakta dan logika yang ada. Iman yang besar berjalan melampaui hukum-hukum dunia. Iman Yosua yang besar, mampu menghentikan matahari dan bulan selama 24 jam. Iman Elia yang besar mampu menghentikan hujan selama 3 ½ tahun. Imam Abraham yang besar mampu menjadikannya yang sudah mati pucuk bisa menurunkan keturunan yang besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Iman yang besar, membalikkan kemustahilan menjadi sebuah keajaiban.

Lee Myung-Bak, Kim Yoon-Ok
Lee Myung-Bak and his wife, Kim Yoon-Ok
Iman, keyakinan yang kuat dan perjuangan yang tak kenal menyerah, bisa membuat seorang pemuda yang sangat miskin, akhirnya menjadi orang nomor satu di Korea Selatan. Lee Myung Bak, sepanjang hari harus mengisi perutnya dengan ampas gandum gratis dan mengganjalnya dengan banyak air. Di usia remaja, ia menjadi pengasong makanan murahan dan es krim, lalu menjadi buruh bangunan. Meski sangat miskin, ia punya iman dan tekad kuat untuk menempuh pendidikan tinggi. Ia belajar keras demi memperoleh beasiswa SMA> karena prestasinya bagus, dia diterima di Korea University. Untuk biaya kuliah dia bekerja sebagai tukang sapu jalan. Dia lalu bekerja di Hyundai. Kemampuannya mengundang kagum petinggi Hyundai sehingga karirnya terus melesat. Ia berhasil membangun divisi yang dipimpinnya menjadi mesin uang. Setelah 30 tahun di Hyundai, ia masuk menjadi anggota dewan di tahun 1992. Di tahun 2002 ia terpilih menjadi Walikota Seoul. Pada tanggal 25 Februari 2008 ia dilantik sebagai Presiden Korea Selatan.

Lee Myung Bak membuktikan bahwa sekalipun berasal dari keluarga sangat miskin, karena iman dan keyakinannya yang kuat, ia bisa meraih sebuah kesuksesan yang sangat besar. Iman yang besar akan mengundang decak kagum bahkan kemuliaan bagi nama YAHWE.


Baca juga:
Doa Radikal
Iman yang Berani
Meminta Percaya Menerima
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Minggu, 31 Maret 2013

Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Sebab katanya, “Asal saja kujamah jubah-Nya, aku akan sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. (Markus 5:28-29)

iman yang bertindakBanyak orang hidup dalam kesulitan dan penderitaan di sekeliling kita. Mungkin lebih banyak jumlahnya daripada orang yang hidup dalam kelimpahan dan kebahagiaan. Apakah Tuhan tidak peduli? Apakah Tuhan menutup mata untuk mereka yang sedang dalam kesulitan dan penderitaan ini? Tentu saja tidak. Bukannya Tuhan tidak peduli, bukannya Tuhan tidak mengerti, bukannya Tuhan menutup mata… Namun Tuhan melihat iman, bukan kebutuhan. Tidak semua kebutuhan mendapat jawaban dari Tuhan, karena Tuhan melihat iman. “Di mana ada iman, di sana Tuhan bergerak.”

Sebuah kapal terdampar di suatu pulau yang sangat terpencil. Semua awak setuju bahwa pulau itu sama sekali tidak tercantum di peta mana pun. Kapal dalam keadaan yang sudah rusak dan bocor sehingga tidak memungkinkan untuk dipakai melaut. Menghadapi kenyataan itu, kebanyakan awak kapal merasa pasrah dan menyerah. Mereka mengharapkan suatu hari nanti akan datang pertolongan. “Pasti mereka akan mencari kita… Jangan kuatir… Pasti teman-teman kita akan menemukan kita.” Demikian kata-kata penguatan yang diberikan oleh kapten kapal.

Sementara menunggu pertolongan, mereka berusaha melanjutkan hidup dari semua yang ada di pulau terpencil tersebut. Hingga suatu hati, tiba-tiba sebuah holikopter mendarat dan menemukan para awak kapal yang terdampar ini. Mereka semua bersorak-sorai dan bersukacita. “Nah, betul kan, mereka pasti mencari kita dan mereka pasti menemukan kita!” seru kapten kapal. Namun pilot holikopter segera menjawab, “Maaf Pak, sebenarnya kami sedang tidak mencari awak kapal yang hilang. Bahkan kami tidak menemukan koordinat dari pulau ini. Yang membuat kami akhirnya turun ke pulau ini adalah karena kami melihat kepulan asap yang naik dari pulau ini yang mengisyaratkan S.O.S.” tiba-tiba seorang pemuda maju ke depan dan menjabat tangan sang pilot, “Terima kasih karena mau mempedulikan isyarat asap kami Pak!”

Sang kapten kapal, dengan agak kebingungan, bertanya kepada pemuda tersebut, “Bagaimana kamu tahu kalau di dekat pulau ini sedang ada holikopter yang melintas? Sejak kapan kamu menaikkan isyarat asap?” Sang pemuda, dengan tenang menjawab, “Saya menaikkan isyarat asap sejak hari pertama kita terdampar di pulau ini Pak. Saya tidak tahu kalau hari ini sedang ada holikopter yang melintas. Yang saya tahu bahwa setiap hari saya harus terus berusaha menaikkan isyarat asap, supaya sewaktu-waktu kalau holikopter melintas mereka bisa melihat kita.”

Itulah gambaran iman. Bukan hanya sekadar ada kebutuhan. Tetapi kepercayaan yang diwujudnyatakan dalam tindakan.


Baca juga:
Iman yang Berani
Meminta Percaya Menerima
Jaminan bagi Yang Memberi
Kuasa Persembahan Persepuluhan
Janji Keselamatan Tuhan

Sabtu, 16 Maret 2013

Iman yang Berani

Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Ibrani 11:8


Iman Abraham
Iman Abraham
Dalam sebuah uji coba keberanian, dikumpulkan 12 orang dalam sebuah ruangan gelap dengan penerangan yang sangat minimal. Ketua tim uji coba menunjukkan kepada ke-12 orang ini bahwa di depan mereka, di seberang kolam, ada sebuah medali yang terbuat dari emas murni. Untuk mendapatkannya mereka harus melewati jembatan gantung. Jika gagal dan jatuh ke bawah, tim akan siap menolong mereka. Kemudian ia bertanya kepada mereka, “Siapa yang berani mencoba lebih dahulu?” Mereka saling berbisik dan berdiskusi, namun tidak ada yang berani mengajukan diri. Maka ketua tim bertanya kembali, “Ayo, siapa yang berani mencoba?” 

Tiba-tiba seorang dari mereka maju dan langsung mencoba. Dengan berani dan hati-hati ia meniti jembatan tersebut. Akhirnya ia berhasil mencapai ujung jembatan dan dengan bangga menunjukkan medali emas yang kini berhak dimilikinya.

Setelah itu ketua tim mencoba menghidupkan beberapa lampu. Ia membawa para peserta mendekat ke kolam tersebut. Ternyata di bawah jembatan itu tl digantung jaring transparan yang kuat menahan beban sampai 50 orang. Hanya yang memiliki iman yang berani yang akhirnya bisa mendapatkan medali emas.
Demikian juga  kalau kita memiliki iman yang berani di dalam Tuhan. Iman yang berani itu pasti akan menghasilkan perkara-perkara yang hebat. Mengapa? Sebab iman yang berani meliputi kepercayaan penuh untuk berani melangkah sesuai dengan petunjuk Tuhan, meskipun belum bisa melihat apa yang nantinya akan terjadi. Iman yang berani, berarti percaya dengan teguh bahwa Firman Tuhan itu “ya dan amin” dan pasti terjadi.

Iman yang berani adalah iman yang tidak melihat situasi, kondisi, atau bertanya permasalahan yang sedang dihadapi, tetapi sepenuhnya melihat kepada Pribadi yang sudah berjanji dan pasti akan menggenapinya. Lihatlah kisah Abraham dalam ayat kutipan di atas. Dikatakan bahwa Abraham berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tuju. Ini adalah sebuah tindakan iman yang berani. Abraham sendiri tidak tahu ke mana ia akan pergi. Yang ia tahu hanyalah bahwa Tuhan menyuruhnya untuk pergi, dan ia percaya kepada perintah Tuhan itu. Itulah iman yang berani. Itulah iman yang menyentuh hati Tuhan. Itulah sebabnya Abraham mengalami hidup yang sangat diberkati Tuhan melimpah-limpah sampai kepada keturunannya.


Baca juga:
Meminta Percaya Menerima
Jaminan bagi Yang Memberi
Kuasa Persembahan Persepuluhan
Janji Keselamatan Tuhan

 

 

 


Sabtu, 12 Februari 2011

Meminta Percaya Menerima

Meminta Percaya Menerima
Percaya Segalanya Mungkin
Markus 11:24 Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
Matius 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”
Yohanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Meminta dan Percaya
Kita telah diangkat menjadi anak-anak Yahwe oleh karena iman kita. Dengan demikian, kita adalah anak Raja di atas segala raja, Raja yang memiliki segalanya. Raja yang sangat kaya raya. Sebagai anak Raja, kita juga memiliki hak anak Raja. Semua yang menjadi milik Raja, juga menjadi milik kita. Dan oleh karena Raja, yang adalah Bapa kita, sangat mengasihi kita, maka apapun yang kita minta, kita percaya bahwa Raja akan mengabulkannya.

Jadi, ketika kita memiliki permohonan kepada Bapa, percayalah, bahwa di saat kita sedang berdoa, Bapa telah menyediakan apa yang kita doakan bagi kita. Percayalah dan bersikaplah bahwa kita telah mendapatkannya. Meskipun secara fisik kita belum menerimanya, namun percayalah bahwa kita sebenarnya sudah menerimanya. Maka kita akan benar-benar menerimanya.

Meminta Percaya Menerima
Percayalah Kita Sudah Menerimanya!

Bapaku yang di surga, Engkau Yahwe yang sangat baik dan selalu memberikan yang terbaik bagiku. Engkau mengetahui setiap kebutuhanku.
Oleh sebab itu, oleh karena kemurahan dan kasih-Mu, aku mohon ... (sebutkan permohonanmu). Dan aku percaya, saat ini juga Engkau telah menyediakannya bagiku.
Terima kasih Bapa, atas kemurahan-Mu.

Dalam nama Yesus saya berdoa dan mengucap syukur. Amin.


Baca juga: Kepastian Keselamatan dan Keberanian Bersaksi, klik di sini.