Rabu, 17 Agustus 2011

Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh

Baca Hidup Berkemenangan (1): Menguasai Hati

Pada bagian 1 kita belajar bahwa untuk bisa mengalami hidup yang berkemenangan, kita harus bisa menguasai hati kita. Sekarang kita masuk ke bagian kedua, yakni membangun manusia roh kita. Kalau roh kita kuat, kita punya kekuatan untuk menguasai hati kita.


Daniel 6:2 Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; 3 membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan. 4 Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya. 

Daniel terpilih dari seluruh rakyat negeri Babel ke dalam kelompok 120 wakil-wakil raja. Dan dari 120 wakil itu, Daniel adalah salah satu dari tiga orang yang dipilih untuk menduduki jabatan tinggi dan membawahi ke-120 wakil raja itu. Dan akhirnya Daniel dipilih oleh raja untuk membawahi atas seluruh kerajaan Babel. Itu semua terjadi karena Daniel memiliki roh yang luar biasa (ayat 4).

Tidak hanya itu, Daniel tetap menjabat kedudukan penting dalam 4 masa pemerintahan, mulai dari Nebukadnezar, Belsyazar, Darius, dan Koresh. Bahkan dalam ayat 28 raja memerintahkan agar seluruh rakyat di bawah wilayah kekuasaan raja Darius diwajibkan untuk takut dan gentar kepada Tuhannya Daniel. Ini berarti bahwa Daniel sukses dalam pekerjaan dan pelayanannya. Dalam pekerjaan, ia cakap dan dipromosikan sampai kepada kedudukan tertinggi di bawah raja. Dalam bidang pelayanannya, kesaksian hidupnya membuat seluruh bangsa menyembah Yahwe.

Apa sebabnya Daniel begitu sukses dan memiliki roh yang luar biasa? 

1. Berlutut, Berdoa, dan Memuji Yahwe secara konsisten dan terus-menerus

Daniel 6:11 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. 

2. Bergaul intim dengan Yahwe

Kejadian 6:9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. 

3. Memberi makanan yang berkualitas kepada manusia roh kita

Yosua 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. 

4. Selalu berjalan di dalam roh

Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.

Baca juga:
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Nikmatilah Hidup Anda (1): Bersyukur atas apa yang sudah kita capai
Merebut Kembali Apa yang Dicuri Musuh

camp=217145&creative=399369" height="1" style="border: none !important; margin: 0px !important;" width="1" />

Minggu, 14 Agustus 2011

Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati


Bagaimana kita bisa hidup berkemenangan?
Roma 8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 
Kita menang karena Dia yang mengasihi kita. Dalam ayat 33 dikatakan bahwa tidak ada yang menggugat orang-orang pilihan Yahwe, yang telah membenarkan mereka.  Dan dalam ayat selanjut 38-39 dikatakan bahwa tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus.
Roma 8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Kemenangan juga ditentukan oleh penguasaan diri dan kemampuan menjaga hati.
Amsal 16:32. orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. 
Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Agar kita tetap menang, kita harus menjaga hati kita dari 3 musuh:
1. Kekecewaan
Dalam Bilangan 20 dikisahkan bahwa Musa kecewa atas bangsa Israel. Ketika itu bangsa bersungut-sungut karena tidak ada air untuk diminum. Musa datang menghadap Yahwe dan memohon petunjuk-Nya. Yahwe memerintahkan agar Musa mengumpulkan bangsa itu dan mengatakan kepada batu agar mengeluarkan air untuk bangsa itu. Tetapi Musa, karena kejengkelannya kepada bangsa itu, ia melampiaskan kemarahannya dengan memukul bukit batu itu dua kali dengan tongkatnya. Dan keluarlah air untuk bangsa itu.
Yahwe marah kepada Musa dan menegurnya: Bilangan 20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka." 
Memang ada alasan yang kuat bagi Musa untuk kecewa, jengkel, dan marah. Bagaimana tidak, bangsa itu telah melihat pekerjaan Yahwe yang dahsyat selalu menyertai mereka, tetapi bangsa itu pula selalu bersungut-sungut dan menyalahkan Musa karena telah membawa keluar mereka dari tanah Mesir. Namun kita belajar dari peristiwa ini, bahwa sekalipun ada alasan untuk kecewa dan marah, untuk jengkel, kita tetap harus menjaga hati kita agar tidak dikendalikan oleh kejengkelan dan amarah kita.

2. Godaan dosa
Musuh kedua dari hati kita adalah godaan dosa.
Yakobus 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Kita harus menjaga hati kita dari pencobaan oleh keinginan kita sendiri. Jangan biarkan diri kita diseret dan dipikat olehnya. Dari Yakobus ini kita belajar bagaimana proses manusia jatuh ke dalam dosa. Pertama adalah adanya keinginan hati. Kedua keinginan itu memikat dan menyeret kita. Ketika keinginan itu dibuahi sehingga melahirkan dosa. Keempat dosa itu sudah matang dan melahirkan maut. Jadi kita harus waspada terhadap keinginan hati kita, jangan sampai kita diseret dan dipikat oleh keinginan kita.

3. Iri hati
Yakobus 3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. 
Iri hati bisa menjadi sumber kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Jadi waspadalah terhadap kecenderungan hati kita untuk iri hati dan mementingkan diri sendiri.

Baca juga:
Nikmatilah Hidup Anda (1): Bersyukur atas apa yang sudah kita capai
Merebut Kembali Apa yang Dicuri Musuh
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe

Senin, 08 Agustus 2011

Bagaimanakah Yeremia Dipanggil Menjadi Nabi?


Firman Yahwe datang kepada Yeremia:
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yeremia 1:5). 

Namun Yeremia merasa tidak pandai bicara sebab ia masih muda. Dan terhadap keraguan Yeremia ini Yahwe berkata:
"Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau." (ayat 7-8).

Yahwe tidak hanya berkata, tetapi juga langsung bertindak:
Lalu Yahwe mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku: Yahwe berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu." (ayat 9)

Yahwe sudan mengenal kita sebelum kita lahir. Yahwelah yang membentuk kita dalam rahim ibu kita. Dan Yahwe menguduskan kita sebelum kita lahir. Yahwe juga sudah menetapkan tujuan hidup kita sebelum kita dilahirkan.

Kadang kita merasa ragu atas panggilan hidup kita. Kita mungkin merasa tidak mampu, tidak pandai bicara, merasa masih terlalu muda untuk diutus. Tetapi firman Yahwe hari ini menyatakan bahwa apa pun kondisi kita, keadaan kita, perasaan kita Yahwe telah menetapkan suatu tujuan mulia di dalam hidup kita masing-masing. Yahwe telah membentuk kita untuk tujuan atau tugas hidup kita. Yahwe telah mengenal kita. Dia tahu persis kemampuan yang telah diberikan-Nya kepada kita. Dan Yahwe telah menguduskan kita untuk tujuan hidup tersebut.

Kita mungkin ragu dengan kemampuan kita sendiri. Tetapi hari ini ditegaskan oleh Firman Yahwe bahwa yang perlu kita lakukan hanyalah taat kepada-Nya. Ketika kita diutus, kita harus pergi. Ketika kita diperintah, kita harus melakukannya. Yahwe akan menaruh perkataan-perkataan-Nya di dalam mulut kita. Yahwe akan memampukan kita untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas kita.

Meskipun kita merasa tidak mampu, namun dalam Firman hari ini jelas bahwa yang dibutuhkan hanyalah ketaatan untuk melaksanakan perintah-Nya. Pada saatnya, Yahwe sendirilah yang akan memampukan kita.

Dari sini kita juga belajar, bahwa kadang kita dibiarkan merasa tidak mampu untuk melaksanakan tugas-tugas kita dan kemampuan itu baru diberikan Yahwe saat kita taat melaksanakan kehendak-Nya. Dari sini ada pelajaran penting: perasaan tidak mampu akan menjauhkan kita dari rasa sombong. Seandainya kemampuan itu diberikan melekat pada diri kita, besar kemugkinan kita akan menjadi sombong. Jika kita karena kemampuan kita sudah merasa siap untuk melaksanakan tugas-tugas kita, maka kita akan jatuh ke dalam dosa kesombongan. Barangkali Yahwe memang sengaja tidak memberikan kemampuan itu melekat dalam diri kita, agar kita tidak sombong dan hanya taat dan percaya kepada-Nya saja.

Baca juga:
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
Kita Kuat Karena Yahwe Menopang: Belajar dari Yesaya 40 
Yesus Segera Memberikan Pertolongan