Salah satu hal paling utama yang digunakan setan untuk membuat kita berhenti maju dan bertumbuh secara rohani adalah tersinggung, kepahitan, benci, kemarahan, dan tidak mengampuni.
Sebagai anak Tuhan, kita perlu belajar untuk membuang kebencian, kemarahan, dan kekecewaan itu dari hati kita. Kita perlu belajar mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (Roma 12: 21: Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!) dan tidak membiarkan hidup kita dikendalikan oleh perasaan kebencian dan kemarahan sehingga kita kalah oleh kejahatan.
Contoh bagaimana anak Tuhan berhasil mengalahkan kejahatan dengan kebaikan adalah saat Stefanus dirajam.
Stefanus
Kisah 7: 59-60
Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.
Stefanus adalah diaken atau pelayan jemaat yang salah satu tugasnya adalah melayani pembagian untuk janda-janda. Artinya ia adalah orang yang karena tugasnya pasti dikenal sebagai orang yang selalu berbuat kebaikan. Tetapi oleh karena rasa iri hati ada sekelompok orang Yahudi yang membuat tuduhan palsu terhadap Stefanus dan menghadapkannya ke sidang Mahkamah Agama. Oleh karena tersinggung oleh ucapan Stefanus kritikan Stefanus, mereka akhirnya menyeret Stefanus dan melemparinya dengan batu sampai mati.
Ini adalah sebuah adegan di mana kebaikan dibalas dengan kejahatan. Ia telah berbuat baik melayani jemaat tetapi akhirnya difitnah dan kemudian dilempari dengan batu. Stefanus bisa saja mengutuki orang-orang yang dengan sengaja dan licik mencelakakan dirinya. Tetapi hal itu tidak dilakukannya.
Mengapa?
Karena ia tahu hukum yang berlangsung di alam roh, sebuah kebenaran yang setiap anak Tuhan mestinya mengetahui dan menaatinya.
Tuhan tidak pernah membiarkan begitu saja ketika anak-anak-Nya diperlakukan dengan salah. Ketika seseorang berbuat jahat kepada kita, sesungguhnya tanpa sadar, mereka sedang memosisikan diri mereka sendiri dalam posisi yang berbahaya. Bapak YAHWEH tidak akan membiarkannya begitu saja. Stefanus berdoa supaya orang-orang itu tidak perlu menanggung akibat dari perbuatan mereka.
Demikian pula seharusnya kita, kita harus mendoakan mereka yang berbuat salah atau menjahati kita supaya mereka tidak perlu menanggung akibatnya. Sebab kalau tidak, Bapa pasti akan bertindak.
Lalu kalau kita berdoa untuk mereka yang berbuat jahat, di manakah keadilan bagi mereka? Bagaimana dengan kerugian yang sudah kita alami yang diakibatkan oleh mereka? Mereka mungkin telah membuat kita mengalami kerugian yang amat besar, bahkan merenggut masa depan kita, menghancurkan hidup kita, membuat hidup kita yang selama ini baik-baik saja, berjalan mulus, dan semua persiapan masa depan kita yang kita lakukan dengan penuh kesungguhan dan kehati-hatian menjadi hancur gara-gara ulah mereka? Kita mungkin menjadi kehilangan kebahagiaan, damai sejahtera, mengalami luka hati yang sangat mendalam, atau bahkan kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi kita, atau bahkan kehilangan orang-orang yang amat sangat berarti dan kita cintai.
Selain itu, memang sangat tidak mudah untuk melupakan kejahatan dan kelicikan orang lain terhadap kita, orang-orang yang dengan sengaja telah berbuat jahat, merugikan kita, melukai hati kita, menghancurkan masa depan kita. Kita cenderung merasa bahwa situasinya baru akan adil kalau mereka menerima balasannya, bahwa hidup kita baru akan merasa nyaman ketika kita melihat kejahatan mereka terbalaskan, ketika mereka mengalami kehancuran yang bahkan lebih mengerikan daripada kita. Hal itu "normal" bagi mereka yang belum mengenal Bapa YAHWEH dan belum mengetahui hukum roh. Tetapi kita harus mengetahui rahasia yang tersimpan hanya bagi anak-anak-Nya yang dikasihinya. Untuk itu mari kita melihat contoh bagaimana hukum ini dinyatakan di dalam kisah Ayub.
Ayub
Bencana yang menimpa Ayub
Ayub 1:1-3
Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan YAHWEN dan menjauhi kejahatan. Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.
Tiba-tiba semua itu lenyap seketika: kambing, unta, lembu, keledai, budak dan bahkan anaknya. Mereka dirampas, dibunuh, dan tertimpa bencana. Tetapi Ayub adalah orang yang saleh dan takut akan YAHWEH. Mengetahui semua,
Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ayub 1:20-21)
Dan Kitab Suci mencatat: Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut. (Ayub 1:22)
Ayub orang benar dan anak YAHWEH. Semua responsnya terhadap apa yang menimpanya membuktikan hal itu. Ia benar di hadapan YAHWEH. Bahkan ketika sakit-penyakit menguasainya, barah membusuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya, dan istrinya memintanya untuk mengutuki Tuhannya, katanya, "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Elohimmu dan matilah!", Ayub menjawabnya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Elohim, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Ayub kehilangan semuanya: harta, anak, kesehatan, dan terakhir istrinya malah mengutukinya. Namun Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya (Ayub 2:11).
Ayub mengalami semua "bencana" dan "ketidakadilan" ini. Ia yang selama ini taat kepada YAHWEH dan melakukan apa yang benar di hadapan-Nya, mendapatkan balasan yang sebaliknya. Dan ketika ia mengharapkan penghiburan dari orang-orang terdekatnya, ketiga sahabat, Elifas, Bildad, dan Sofar, mereka malah menyalahkannya dan menuduhnya melakukan yang jahat di mata Tuhan. Bagi mereka, tidak ada kemalangan yang menimpa orang benar karena mereka meyakini bahwa kemalangan ditimbulkan oleh manusia itu sendiri. Demikian pun Ayub, mereka meyakini bahwa Ayub telah berbuat salah sehingga semua kemalangan ini menimpanya.
Keluh kesah Ayub
Dalam kisah Ayub, Ayub harus bergumul lama sebelum ia bisa melihat kebenaran hukum roh ini. Mulai pasal 3 sampai dengan 37, Ayub berkeluh kesah atas semua kemalangan yang menimpanya. Suatu respons yang sangat bisa kita pahami. Bagaimana tidak. Ayub yang selama ini hidup benar dan taat kepada YAHWEH, kenapa tiba-tiba ia bisa menerima kemalangan yang sangat dahsyat. Ayub bingung dan tidak bisa memahami situasi yang dialaminya. Ia mengungkapkan kebingungannya, penderitaan dan keputusasaannya kepada Tuhan. Ia mengutuki hidup dan kelahirannya, mengapa Tuhan memberinya hidup kalau ia dilahirkan hanya untuk menderita. Ia ingin segera mati saja.
Sekian banyak pasal "dihabiskan oleh Ayub" untuk berkeluh kesah, dan selama itu pula, TUHAN tidak berurusan sama sekali dengan ketiga sahabatnya yang menyakiti hatinya. Mereka tetap baik-baik saja.
Jawaban Tuhan atas keluh kesah Ayub
Tuhan akhirnya menjawab keluh kesah Ayub di Pasal 38-42. Tuhan mengungkapkan kedaulatan-Nya kepada Ayub. Tuhan mencelikkan mata Ayub akan ketidaktahuan manusia atas banyak hal dan kemahakuasaan-Nya atas segala sesuatu. Tuhan menegur Ayub karena telah mempertanyakan keadilan-Nya.
Penyesalan dan pertobatan Ayub
Ayub 42:2-6
Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberi tahu Aku. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.
Teguran Tuhan membuat Ayub sadar akan kesalahannya. Pertama Ayub sadar akan kedaulatan YAHWEH, Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dan apa yang dikerjakan-Nya dalam hidupnya adalah baik. Ayub sadar bahwa apa yang terjadi dalam dirinya adalah dalam rencana Tuhan yang tidak akan pernah gagal. Ayub sadar bahwa pengertiannya akan YAHWEH selama ini masih salah. Ia masih fokus kepada diri sendiri dan berkat jasmani yang semestinya diterimanya karena kesalehan dan ketaatannya. Kini ia sadar bahwa Tuhan harus disembah dan dimuliakan bukan karena Ia pemberi berkat namun karena Ia memang layak untuk disembah dan ditaati, apa pun yang terjadi secara duniawi. Akhirnya Ayub menyesal dan bertobat. Ia sadar bahwa ia telah berkata-kata secara ngawur tentang Tuhan. Ia sadar bahwa YAHWEH tidak bisa diselami oleh pikiran manusia. Pembenaran diri dan kesombongan rohaninya telah membuatnya bersalah dalam memandang Tuhan.
Rahasia kebenaran hukum roh dari kisah Ayub
Seluruh kisah Ayub ini mengungkapkan sebuah rahasia dan kebenaran yang amat penting bagi kita, anak-anak Tuhan.
Dalam
hal ini, ketiga sahabat Ayub bertindak salah dan menuduh Ayub, seorang
yang benar di hadapan YAHWEH. YAHWEH tidak akan membiarkan orang yang
berbuat salah kepada anak-Nya berlalu begitu saja. Akan ada risiko yang
menunggu mereka yang menyalahi orang yang benar di hadapan YAHWEH.
Tetapi anak Tuhan, orang yang benar di hadapan YAHWEH, juga harus
bersikap dan memberikan respons secara benar. Ketika orang benar belum
memberikan respons secara benar terhadap kejadian yang menimpa dirinya,
Tuhan terlebih dahulu berurusan dengannya sebelum berurusan dengan mereka
yang bersalah kepadanya. Sebelum kita sebagai anak Tuhan menunjukkan
sikap hati yang benar di hadapan-Nya, sebelum kita bertumbuh dewasa di
dalam roh, kita akan melihat bahwa orang yang menganiaya kita akan
kelihatan baik-baik saja, bahkan mungkin semakin menerima berkat dari
Tuhan. Kita sebagai anak-Nya harus bersikap benar.
1. Menyalahi anak Tuhan sama saja dengan menyalahi Tuhan
Orang yang menyalahi orang benar, anak Tuhan, sama saja dengan menyalahi Tuhan. Tuduhan sahabat Ayub kepadanya bagi Tuhan adalah tuduhan kepada-Nya karena Ayub adalah orang benar di hadapan-Nya. Hal ini terlihat dari ayat berikut ini:
Ayub 42: 5
maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku."
Sahabat-sahabat Ayub tidak langsung menyalahi Tuhan, mereka hanya menuduh Ayub. Namun bagi Tuhan, tuduhan yang ditujukan kepada orang benar atau anak Tuhan adalah sama dengan tuduhan kepada Tuhan. Perkataan yang tidak benar yang ditujukan kepada Ayub dianggap Tuhan sebagai ditujukan juga kepada-Nya, "...karena kamu tidak berkata benar tentang Aku".
2. Kesalahan terhadap orang benar tidak akan didiamkan oleh Tuhan tetapi pasti akan mendapatkan hukuman
Dan sekarang, karena Ayub sudah bersikap benar, sudah menjadi lebih dewasa secara rohani, maka Tuhan baru berurusan dengan mereka yang menyalahi Ayub. Sebelumnya Tuhan tidak pernah menyinggung kesalahan ketiga sahabat Ayub ini, tetapi setelah Ayub bertobat, Tuhan kemudian berurusan dengan mereka, ""Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu."
3. Penderitaan yang dialami anak Tuhan adalah kesempatan untuk menjadi lebih dewasa secara rohani
4. Setelah anak Tuhan bersikap benar, Tuhan akan menghukum mereka yang menyalahi orang benar
5. Hanya orang benar, anak Tuhan yang sudah lebih dewasa yang bisa membebaskan hukuman yang akan menimpa orang yang bersalah kepadanya
Tuhan murka kepada ketiga sahabat Ayub dan hanya doa Ayub yang bisa "menyelamatkan" mereka. Hal ini jelas dari ayat berikut:
Ayub 42: 8
Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.
Di sini ditekankan bahwa sangat penting bagi anak Tuhan atau orang benar untuk mendoakan orang yang bersalah kepadanya karena hanya permohonan orang benar itulah yang dapat membebaskan hukuman kepada orang yang bersalah kepadanya.
Lalu di mana letak keadilannya? Kenapa orang yang bersalah tidak dibiarkan mendapatkan hukuman dan malah kita harus mendoakan pengampunan dosa bagi mereka yang menyalahi kita?
Jawaban terhadap pertanyaan di atas, tentang keadilan, ditemukan di ayat berikut:
Ayub 42:9-10
Maka pergilah Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan TUHAN menerima permintaan Ayub. Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.
Kedua ayat ini dengan jelas memperlihatkan bahwa hanya doa Ayub yang akan didengarkan Tuhan. Dan Tuhan hanya mendengarkan doa anak-Nya yang sudah terlebih dahulu bertumbuh menjadi lebih dewasa secara rohani, yakni sesudah ia sendiri bertobat dan mau mengampuni kesalahan mereka yang bersalah kepadanya.
6. Doa yang dinaikkan oleh hati yang belum beres, belum mengampuni, tidak akan didengarkan Tuhan
7. Berkat yang lebih besar disediakan bagi anak Tuhan yang sudah semakin dewasa
Sesudah Ayub bertobat, mau mengampuni sahabat-sahabatnya dengan mendoakan mereka, dan sesudah doanya diterima oleh Tuhan, maka Tuhan memberikan kepada Ayub berkat dua kali lipat daripada sebelumnya.
Kemarahan yang menjadi dosa
Ayub, dalam segala penderitaannya, tidak pernah menyalahkan Tuhan. Ia mengajukan keluh kesahnya secara jujur kepada Tuhan. Tetapi ia tidak pernah menyalahkan Tuhan.
Hal ini juga dilakukan oleh Daud. Dalam Mazmur kelihatan bagaimana di saat Daud mengalami penderitaan, ia berkeluh kesah di hadapan Tuhan.
Dari sini kita belajar untuk bersikap benar saat menghadapi situasi sulit. Kecewa, marah, mungkin merupakan reaksi wajar manusia saat mengalami penderitaan, aniaya, fitnahan, dan situasi buruk lainnya. Tetapi Kitab Suci mengajarkan agar kita tidak membiarkan kemarahan dan kekecewaan kita menjadi dosa.
Kedua ayat berikut ini memberikan gambaran perbedaan antara marah yang menjadi dosa dan marah yang tidak mendatangkan dosa.
Efesus 4:26-27
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
Amsal 29:11
Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.
Baca juga:
Biarkan YAHWE Mencurahkan Berkat-NYA Saat Saudara Mengampuni
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama
Sang Pendakwa
Nyanyian Syukur Atas Keselamatan
Pembalasan
Saatnya kudatang kepada-MU ya YAHWE, Tuhan Penyelamatku, Pelindung dan Penebusku. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain.
Tampilkan postingan dengan label berkat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berkat. Tampilkan semua postingan
Rabu, 02 Desember 2015
Selasa, 27 Januari 2015
Kisah Berkat Global 1: Toru Kumon
Amsal 19:21
"Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana."
Toru Kumon adalah seorang guru matematika SMA di Jepang. Ia memiliki anak yang sulit belajar matematika. Ia berpikir keras untuk mengatasi masalah tersebut dan pada tahun 1954 terciptalah metode KUMON, sebuah metodoe hitung yang memudahkan seorang naak untuk belajar matematika, termasuk anaknya.
Dimulai dari para tetangga yang tertarik untuk mencoba metode kumon untuk anak-anak mereka, Kumon Center pun berdiri dan berkembang. Saai ini ada sekitar 26.000 Kumon Center yang berdiri dai 44 negara, termasuk salahs atunya di Indonesia.
Kumon berhasil memanfaatkan kesempatan yang datang (dalam bentuk kesulitan, yang ia pandang sebagai tantangan atau kesempatan) sehingga ia berhasil menciptakan sebuah metode orisinil di balik kesulitan yang ia alami.
Kita perlu belajar peka untuk melihat sistuasi yang kita hadapi. Bisa jadi setiap kesulitan yang kita hadapi dalam keluarga, pekerjaan, keuangan, studi, dan pelayanan adalah kesempatan yang Bapa YAHWEH sediakan untuk memberkati kita, agar kita menemukan ide atau cara baru untuk mengalami terobosan.
Apabila Saudara saat ini menghadapi kesulitan, mintalah hikmat TUHAN agar kesulitan itu diubah menjadi kesempatan global. Temukan setiap kesempatan global yang sedang datang. Kemudian bangunlah sukses di atasnya.
Dituliskan kembali dari Renungan Harian GKA edisi 18 Januari 2015
Baca juga:
Berdoa dengan Segenap Kekuatan
Mengawali dengan Satu Talenta
20 Kebiasaan Sukses Paling TOP
Apakah Kita Sudah Mengikhlaskan Tuhan untuk Memberkati Kita?
"Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana."
Toru Kumon adalah seorang guru matematika SMA di Jepang. Ia memiliki anak yang sulit belajar matematika. Ia berpikir keras untuk mengatasi masalah tersebut dan pada tahun 1954 terciptalah metode KUMON, sebuah metodoe hitung yang memudahkan seorang naak untuk belajar matematika, termasuk anaknya.
Dimulai dari para tetangga yang tertarik untuk mencoba metode kumon untuk anak-anak mereka, Kumon Center pun berdiri dan berkembang. Saai ini ada sekitar 26.000 Kumon Center yang berdiri dai 44 negara, termasuk salahs atunya di Indonesia.
Kumon berhasil memanfaatkan kesempatan yang datang (dalam bentuk kesulitan, yang ia pandang sebagai tantangan atau kesempatan) sehingga ia berhasil menciptakan sebuah metode orisinil di balik kesulitan yang ia alami.
Kita perlu belajar peka untuk melihat sistuasi yang kita hadapi. Bisa jadi setiap kesulitan yang kita hadapi dalam keluarga, pekerjaan, keuangan, studi, dan pelayanan adalah kesempatan yang Bapa YAHWEH sediakan untuk memberkati kita, agar kita menemukan ide atau cara baru untuk mengalami terobosan.
Apabila Saudara saat ini menghadapi kesulitan, mintalah hikmat TUHAN agar kesulitan itu diubah menjadi kesempatan global. Temukan setiap kesempatan global yang sedang datang. Kemudian bangunlah sukses di atasnya.
Dituliskan kembali dari Renungan Harian GKA edisi 18 Januari 2015
Baca juga:
Berdoa dengan Segenap Kekuatan
Mengawali dengan Satu Talenta
20 Kebiasaan Sukses Paling TOP
Apakah Kita Sudah Mengikhlaskan Tuhan untuk Memberkati Kita?
Label:
berkat,
berkat YAHWE,
hikmat,
kesempatan,
kesulitan,
masa sulit
Minggu, 22 Juni 2014
Berdoa dengan Segenap Kekuatan
Diterjemahkan dari Fan Page FB Pastor ChrisOyakhilome
Terlepas dari kenyataan bahwa mungkin ada jutaan orang berdoa kepada Tuhan setiap hari, YAHWE senang mendengar suara saudara, karena DIA tidak memiliki duplikat dari diri saudara. Ini adalah alasan saudara harus selalu mengambil waktu untuk berdoa. Berhubunganlah secara pribadi dengan Tuhan, karena tahu bahwa saudara berbicara dengan Pribadi yang benar-benar mendengarkan saudara; DIA Pribadi yang rasional dan yang memiliki perasaan. Jangan berdoa seolah-olah Tuhan adalah komputer.
Beberapa orang terlalu kaku dan religius dalam doa mereka! "Ya Tuhan," demikian mereka mulai, "Engkau begitu besar dan saya sangat kecil dan tidak berarti di mata-Mu." Seolah-olah Tuhan hanya berbicara seperti di Alkitab Terjemahan Baru. Kemudian ketika mereka mengangkat tangan mereka untuk menyanyikan sebuah lagu pujian, hampir tidak ada ekspresi emosi. Jangan seperti itu! Jadilah bergairah dengan Tuhan.
Tuhan memanggil Daud "seorang yang berkenan di hati-Ku" (Kisah Para Rasul 13:22), karena antara lain, Daud begitu bergairah dengan Tuhan. Ketika dia berdoa, ia menuangkan jiwanya ke dalam doa-doanya dan ini tercermin dalam beberapa Mazmur yang dia tulis bagi kita dalam Kitab Suci. Daud adalah orang yang tahu bagaimana berdoa dengan emosi, itulah mengapa ia menikmati persekutuan dengan TUHAN.
Saudara harus belajar bagaimana untuk bersantai diri di hadapan Tuhan. Jika saudara belum mengalami jenis berdoa di mana, karena cinta, takut dan gentar, saudara tertumpah air matanya di hadapan Tuhan, maka saudara kehilangan kesempatan terlalu banyak. Jika saudara belum berdoa sampai saudara penuh semangat, tertawa, menari, dan bernyanyi, bernubuat dalam roh, saudara harus mengambil keputusan untuk mengalami hal itu.
Berdoalah dengan hati dan emosi saudara dan melibatkan totalitas dari keberadaan saudara. Ada berkah luar biasa yang berasal karena memiliki keintiman dengan Tuhan yang seperti itu.
Bacaan Kitab Suci: Mazmur 42:1, Yakobus 5:16 dan Mazmur 63:1-4. Kemuliaan bagi YAHWE!
Baca juga:
Mengikuti Gembala
Pria Bertanggung Jawab Membawa Keluarganya pada Tuhan
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Doa Pujian
Doa Radikal
Terlepas dari kenyataan bahwa mungkin ada jutaan orang berdoa kepada Tuhan setiap hari, YAHWE senang mendengar suara saudara, karena DIA tidak memiliki duplikat dari diri saudara. Ini adalah alasan saudara harus selalu mengambil waktu untuk berdoa. Berhubunganlah secara pribadi dengan Tuhan, karena tahu bahwa saudara berbicara dengan Pribadi yang benar-benar mendengarkan saudara; DIA Pribadi yang rasional dan yang memiliki perasaan. Jangan berdoa seolah-olah Tuhan adalah komputer.
Beberapa orang terlalu kaku dan religius dalam doa mereka! "Ya Tuhan," demikian mereka mulai, "Engkau begitu besar dan saya sangat kecil dan tidak berarti di mata-Mu." Seolah-olah Tuhan hanya berbicara seperti di Alkitab Terjemahan Baru. Kemudian ketika mereka mengangkat tangan mereka untuk menyanyikan sebuah lagu pujian, hampir tidak ada ekspresi emosi. Jangan seperti itu! Jadilah bergairah dengan Tuhan.
Tuhan memanggil Daud "seorang yang berkenan di hati-Ku" (Kisah Para Rasul 13:22), karena antara lain, Daud begitu bergairah dengan Tuhan. Ketika dia berdoa, ia menuangkan jiwanya ke dalam doa-doanya dan ini tercermin dalam beberapa Mazmur yang dia tulis bagi kita dalam Kitab Suci. Daud adalah orang yang tahu bagaimana berdoa dengan emosi, itulah mengapa ia menikmati persekutuan dengan TUHAN.
Saudara harus belajar bagaimana untuk bersantai diri di hadapan Tuhan. Jika saudara belum mengalami jenis berdoa di mana, karena cinta, takut dan gentar, saudara tertumpah air matanya di hadapan Tuhan, maka saudara kehilangan kesempatan terlalu banyak. Jika saudara belum berdoa sampai saudara penuh semangat, tertawa, menari, dan bernyanyi, bernubuat dalam roh, saudara harus mengambil keputusan untuk mengalami hal itu.
Berdoalah dengan hati dan emosi saudara dan melibatkan totalitas dari keberadaan saudara. Ada berkah luar biasa yang berasal karena memiliki keintiman dengan Tuhan yang seperti itu.
Bacaan Kitab Suci: Mazmur 42:1, Yakobus 5:16 dan Mazmur 63:1-4. Kemuliaan bagi YAHWE!
Baca juga:
Mengikuti Gembala
Pria Bertanggung Jawab Membawa Keluarganya pada Tuhan
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Doa Pujian
Doa Radikal
Label:
berkat,
berkat YAHWE,
bertekun dalam doa,
doa,
doa pujian,
doa radikal,
hidup berkemenangan,
hidup berkenan di hadapan Tuhan,
intim dengan Tuhan,
perkenanan Tuhan
Minggu, 04 Mei 2014
Mengawali dengan Satu Talenta
Matius 25: 14-15:
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat."
Saat Louis Braille sedang bermain dengan benda tajam yang biasanya digunakan ayahnya untuk melubangi bahan dari kulit. Benda yang tajam itu tidak sengaja mengenai salah satu matanya. Luka tersebut kemudian menjadi infeksi dan menyebar ke mata yang lain, sehingga dalam waktu satu tahun Louis pun menjadi seorang tuna netra.
Di usia 10 tahun Louis berhasil meraih beasiswa dari Royal Institution For Blind Youth di Paris yang merupakan satu-satunya sekolah tuna netra yang ada saat itu di dunia. Buku-buku di sekolah tersebut dicetak dengan menggunakan sistem emboss, yaitu cetak menonjol sehingga bisa diraba oleh tangan.
Suatu hari Louis datang ke sebuah ceramah dari seorang yang bekerja di kemeliteran yang bernama Charles Barber. Louis kemudian mengembangkan talentanya dalam penagunaan alat bantu untuk orang tuna netra dan mengembangkan sistem Charles Barbier ini menjadi sistem yang dapat berguna dan lebih bemanfaat untuk kaum tuna netra. Setelah melalui serangkaan ujicoba akhirnya Louis Braille yang saat itu masih berumur 15 tahun berhasi membuat sebuah sistem yang memakai enam titik dan disesuaikan untuk ke dua puluh enam afabet. Bahkan ia merancang kode untuk not musik dan matematika. Sistem rancangan Lous Braille ini juga memungkinkan teman-teman tuna netranya untuk menulis dengan membuat lubang-lubang di kertas.
Pada tahun 1829 Louis menerbitkan buku untuk memperkenalkan alfabet ciptaannya yang berjudul Method of Wring Words, Music and Plain song by Means of Dots for Use by the Blind and Arranged by Them. Popularitas huruf Braille terlalu besar untuk bisa dibendung. Apalagi Louis Braille terus memperbaiki dan menyempurnakan sistem kodenya agar semakin praktis untuk digunakan oleh kaum tuna netra. Berpuluh tahun setelah kematiannya, barulah huruf Braille diresmikan penggunaannya untuk kaum tuna netra di seluruh dunia.
Dalam kisah datas Tuhan memberikan talenta dalam hal alat bantu tuna netra kepada Louis Braille sehingga bisa berhasl meskipun dia tuna netra. Demikianlah TUHAN memberikan kepada kita semua talenta masing-masing. Tidak ada orang bodoh yang ada hanya orang yang tidak sadar akan bakat yang diberikan TUHAN kepada kita. Janganlah mengejek dan saling merendahkan tetapi hendaklah saling melengkapi untuk hidup
yang lebih baik. Tuhan membagikan talenta-NYA kepada para hamba-Nya tidak didasari oleh kemampuan jasmani dan duniawi dari orang tersebut. Setiap orang mendapat talentanya berdasarkan kuasa dan kemampuan rohaninya. Kita harus mengerti bahwa pada kenyataannya orang yang memilki 2 talenta itu tidak banyak, apalagi orang yang memiliki 5 talenta, jumahnya sangat sedikit. Kita bisa memliki sikap yang benar dan mengambil langkah-langkah yang tepat, sehingga 1 talenta yang dipercayakan kepada kita bisa bertumbuh menjadi 2 talenta, 5 talenta bahkan 10 talenta. Kebanyakan dari kita mengawali dengan 1 talenta. Perbedaannya adalah bagaimana kita meresponnya sehingga kita bisa memiliki talenta yang berlipat ganda.
Baca juga:
Menjadi Si Satu Talenta yang Berhasil
Harapan Adalah Bahan Bakar Iman yang Membawa kepada Kemenangan
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat."
Saat Louis Braille sedang bermain dengan benda tajam yang biasanya digunakan ayahnya untuk melubangi bahan dari kulit. Benda yang tajam itu tidak sengaja mengenai salah satu matanya. Luka tersebut kemudian menjadi infeksi dan menyebar ke mata yang lain, sehingga dalam waktu satu tahun Louis pun menjadi seorang tuna netra.
Di usia 10 tahun Louis berhasil meraih beasiswa dari Royal Institution For Blind Youth di Paris yang merupakan satu-satunya sekolah tuna netra yang ada saat itu di dunia. Buku-buku di sekolah tersebut dicetak dengan menggunakan sistem emboss, yaitu cetak menonjol sehingga bisa diraba oleh tangan.
Suatu hari Louis datang ke sebuah ceramah dari seorang yang bekerja di kemeliteran yang bernama Charles Barber. Louis kemudian mengembangkan talentanya dalam penagunaan alat bantu untuk orang tuna netra dan mengembangkan sistem Charles Barbier ini menjadi sistem yang dapat berguna dan lebih bemanfaat untuk kaum tuna netra. Setelah melalui serangkaan ujicoba akhirnya Louis Braille yang saat itu masih berumur 15 tahun berhasi membuat sebuah sistem yang memakai enam titik dan disesuaikan untuk ke dua puluh enam afabet. Bahkan ia merancang kode untuk not musik dan matematika. Sistem rancangan Lous Braille ini juga memungkinkan teman-teman tuna netranya untuk menulis dengan membuat lubang-lubang di kertas.
Pada tahun 1829 Louis menerbitkan buku untuk memperkenalkan alfabet ciptaannya yang berjudul Method of Wring Words, Music and Plain song by Means of Dots for Use by the Blind and Arranged by Them. Popularitas huruf Braille terlalu besar untuk bisa dibendung. Apalagi Louis Braille terus memperbaiki dan menyempurnakan sistem kodenya agar semakin praktis untuk digunakan oleh kaum tuna netra. Berpuluh tahun setelah kematiannya, barulah huruf Braille diresmikan penggunaannya untuk kaum tuna netra di seluruh dunia.
Dalam kisah datas Tuhan memberikan talenta dalam hal alat bantu tuna netra kepada Louis Braille sehingga bisa berhasl meskipun dia tuna netra. Demikianlah TUHAN memberikan kepada kita semua talenta masing-masing. Tidak ada orang bodoh yang ada hanya orang yang tidak sadar akan bakat yang diberikan TUHAN kepada kita. Janganlah mengejek dan saling merendahkan tetapi hendaklah saling melengkapi untuk hidup
yang lebih baik. Tuhan membagikan talenta-NYA kepada para hamba-Nya tidak didasari oleh kemampuan jasmani dan duniawi dari orang tersebut. Setiap orang mendapat talentanya berdasarkan kuasa dan kemampuan rohaninya. Kita harus mengerti bahwa pada kenyataannya orang yang memilki 2 talenta itu tidak banyak, apalagi orang yang memiliki 5 talenta, jumahnya sangat sedikit. Kita bisa memliki sikap yang benar dan mengambil langkah-langkah yang tepat, sehingga 1 talenta yang dipercayakan kepada kita bisa bertumbuh menjadi 2 talenta, 5 talenta bahkan 10 talenta. Kebanyakan dari kita mengawali dengan 1 talenta. Perbedaannya adalah bagaimana kita meresponnya sehingga kita bisa memiliki talenta yang berlipat ganda.
Baca juga:
Menjadi Si Satu Talenta yang Berhasil
Harapan Adalah Bahan Bakar Iman yang Membawa kepada Kemenangan
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita
Label:
berhasil,
berkat,
berkat YAHWE,
hidup berkemenangan,
kemenangan,
talenta
Selasa, 22 April 2014
20 Kebiasaan Sukses Paling TOP
Diterjemahkan dari The Top 20 Habits For Success oleh Farrah Gray.
Setiap orang memiliki passion (gairah) dan banyak orang telah menggunakan passion itu dan mengubahnya menjadi sebuah usaha multi-triliuner. Tapi itu butuh lebih dari semangat dan keinginan. Ada banyak kebiasaan sehari-hari yang dibagikan oleh orang-orang sukse.
Belajar Prinsip Kesuksesan dari Para Pendiri Menara Babel
Dituntun Menuju Kemenangan
Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
Setiap orang memiliki passion (gairah) dan banyak orang telah menggunakan passion itu dan mengubahnya menjadi sebuah usaha multi-triliuner. Tapi itu butuh lebih dari semangat dan keinginan. Ada banyak kebiasaan sehari-hari yang dibagikan oleh orang-orang sukse.
- Membaca. Lakukan ini setiap hari. Lakukan setidaknya 30 menit. Bisa surat kabar bisa buku. Hanya lakukan saja dan biarlah air kreativitasmu mengalir
- Selalu bangun pada waktu yang sama. Kebiasaan tidur yang baik akan menjaga tubuh Anda sehat dan siap untuk menghadapi hari dengan penuh energi.
- Dan waktu bangun harus lebih awal. Bukan kebetulan bahwa orang-orang yang paling sukses di dunia bangun sebelum jam 6 pagi. Melompatlah menghadapi dunia dan ambil langkah besar menyusuri jalan menuju impian Anda.
- Buatlah daftar yang harus dikerjakan (to-do list). Dan tempatkan hal yang paling sulit di bagian atas. Namun jangan membebani diri Anda secara berlebihan.
- Selesaikan daftar pekerjaan tersebut. Usahakan untuk tidak menyisakan satu pekerjaan pun dalam keadaan belm terselesaikan.
- Tentukan kesuksesan Anda dengan apa yang ingin Anda capai, bukan oleh jumlah dolar. "Saya ingin merancang bangunan terbaik di Chicago." atau "Saya ingin memenangkan Grammy."
- Ambil istirahat. Ya! Anda perlu secara menyegarkan diri. Jalan-jalan selama beberapa menit. Hirup udara segar. Buat semangatmu terpompa kembali.
- Ya, istirahat itu penting. Demikian juga dengan sesi pekerjaan Anda. Jangan bekerja tanpa henti dengan melakukan satu sesi pekerjaan selama berjam-jam. Buatlah satu sesi pekerjaan selama sembilan puluh menit. Kemudian lakukan peregangan, berdiri, membalas sms. Lakukan sesuatu sebelum Anda kembali bekerja.
- Buatlah dua jurnal. Satu untuk menjadwal janji dan perencanaan dan satu untuk merekam pikiran, tujuan dan bahkan impian Anda. Menuliskan hal-hal membuatnya lebih nyata.
- Tinjau jurnal-jurnal tersebut. Lakukan sebulan sekali dan lihat kembali apa yang Anda tulis. Mungkin catatan Anda akan memberikan inspirasi kepada diri sendiri!
- Pantaulah segala sesuatu. Ukurlah. Ketika Anda membuat sesuatu, membuat suatu cetak biru atau desain, jika hal itu berhasil, Anda ingin dapat mengulanginya kembali.
- Dulukan orang-orang yang Anda cintai. Jangan abaikan keluarga dan teman-teman. Kesuksesan tidak akan ada artinya jika Anda berdiri di puncak tanpa ada seseorang untuk diajak bicara atau dipeluk.
- Pasang impian Anda. Jangan kecil. Gunakan white board untuk mendaftar impian Anda untuk membuat Anda tetap fokus dan terinspirasi.
- Bekerja lebih keras dari yang lain. Sukses tidak bisa bersembunyi dari kerja keras.
- Bicaralah tentang impian Anda. Berbagilah tentang impian Anda. Berbagilah dengan orang-orang yang akan mendukung dan mendorong Anda serta dengan mereka yang akan mempertanyakan -- keduanya akan mendorong Anda!
- Tetaplah sehat. Pikiran Anda membutuhkan tubuh Anda untuk tetap sehat.
- Jauhi teman palsu. Jauhkan orang-orang yang hanya ingin mengambil dari diri Anda. Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang memiliki tujuan dan dorongan yang kurang lebih sama.
- Jadilah hemat. Belajarlah untuk mengeluarkan uang hanya untuk hal-hal yang akan membantu Anda mencapai tujuan Anda. Tentu saja, jangan pelit ketika memang ada kebutuhan. Untuk saat ini, beli mobil yang fungsional bukan mobil mewah.
- Harus berani melakukan pengorbanan. Beberapa hal tidak bisa Anda miliki sekarang, terutama jika hal-hal itu akan membawa Anda mundur menjauh dari pencapaian tujuan Anda .
- Bersyukurlah. Setiap hari, tuliskan tiga hal yang pantas untuk disyukuri. Hal ini akan membantu Anda tetap memiliki semangat tinggi.
Belajar Prinsip Kesuksesan dari Para Pendiri Menara Babel
Dituntun Menuju Kemenangan
Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
Label:
berkat,
hidup berkelimpahan,
kebiasaan baik,
kelimpahan,
sukses
Minggu, 05 Januari 2014
Apakah Kita Sudah Mengikhlaskan Tuhan untuk Memberkati Kita?
Yesaya 54:1-2
Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan!
Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang tidak pernah
menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih
banyak anak dari pada yang bersuami, firman TUHAN.
Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat
kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan
pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!
Dalam Kitab Suci banyak sekali janji yang diberikan YAHWE kepada kita. Bahkan beberapa kedengaran begitu amat sangat indah. YAHWE memang menjanjikan anugerah-anugerah yang bagi manusia pada umumnya kedengarannya terlalu indah. Lihat saja pada kedua ayat dari kitab Yesaya di atas: YAHWE menjanjikan bahwa si mandul akan bersorak-sorai dan bahwa yang ditinggalkan suami akan mempunyai lebih banyak anak. Kita juga diminta untuk meluaskan kemah kita dan tidak usah menghemat.
Nah, ketika kita mendengar janji tersebut, sikap seperti apa yang ada dalam diri kita?Apakah kita memercayainya? Ataukah kita ragu? Atau barangkali kita berpikir bahwa mungkin kita baru akan layak menerimanya kalau sederet persyaratan sudah kita penuhi; misalnya, kalau kita sudah benar-benar hidup kudus, kalau kita sudah rajin berdoa dan berpuasa, dsb.
Kita sering memberikan begitu banyak persyaratan bagi YAHWE agar DIA bisa memberkati kita. Padahal YAHWE sudah siap memberikan berkat itu kepada kita. YAHWE memang memberikan persyaratan, tetapi syaratnya amat sangat sederhana: PERCAYA! YAHWE tidak mensyaratkan agar kita menjadi kudus terlebih dahulu, bebas dari semua dosa, berdoa dan berpuasa berhari-hari. TIDAK. YAHWE hanya menuntut satu hal, yakni agar kita percaya kepada-NYA, kepada FIRMAN-NYA.
Perhatikan apa yang difirmankan YESHUA berikut ini:
Matius 7:7
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Matius 7:11
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Matius 18:19
Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Markus 11:24
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
Lukas 11:8-10
Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Yohanes 14:13
dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
Yohanes 16:24
Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.
Kita sendiri sering begitu sulit untuk membiarkan YAHWE memberkati kita. Kita merasa tidak layak dan membuat persyaratan sendiri agar BAPA bisa memberkati kita. Padahal BAPA bahkan ingin agar kita tidak tahu malu (Lukas 11:8). BAPA bahkan mengingatkan kita bahwa kita belum meminta sesuatu pun dalam nama YESHUA.
Jadi, anugerah, sebenarnya sudah tersedia, dan BAPA YAHWE sangat rindu untuk melimpahkan berkat kepada kita. Tinggal kita mengaktifkan anugerah tersebut dengan 2 cara ini:
1. Percaya akan anugerah tersebut dan menerimanya dalam nama YESHUA.
2. Harapkan anugerah itu bermanifestasi setiap hari.
Roma 5:5
Dan
pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Elohim telah dicurahkan di dalam
hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Pengharapan itu tidak mengecewakan. Karena YAHWE sendiri TELAH mencurahkan kasih karunia kepada kita oleh Roh Kudus. Andalan kita adalah YAHWE, Pencipta langit dan bumi. DIA bisa dipercaya dan bisa diandalkan. Jangan lalui hari tanpa berpengharapan, karena pengharapan itu tidak mengecewakan, karena YAHWE tidak pernah mengingkari janji dan selalu mengasihi anak-anak-NYA. DIA ingin memberikan yang terbaik kepada kita.
Berkat itu inisiatifnya dari YAHWE. Bukan karena kita layak, tetapi karena DIA ingin kita bersukacita di dalam Nama-NYA. Jangan memberikan persyaratan apa-apa kepada berkat-NYA. Jangan-jangan setumpuk persyaratan yang kelihatannya saleh itu adalah cara si jahat untuk menipu Anda agar dijauhkan dari berkat YAHWE. Singkirkan semua penghalang yang Anda pasang sendiri bagi mengalirnya berkat YAHWE.
Label:
berkat,
berkat YAHWE,
hidup berkelimpahan,
janji Bapa,
janji Tuhan,
kelimpahan,
pengharapan,
percaya,
perjanjian
Sabtu, 04 Januari 2014
Janji YAHWE Bernilai Kekekalan, Ayo Berdoa untuk Seluruh Generasi Kita Seterusnya
Kejadian 15:1-6
Kemudian datanglah firman YAHWE kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." Abram menjawab: "Ya Tuhan YAHWE, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku." Tetapi datanglah firman YAHWE kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." Lalu YAHWE membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abram kepada YAHWE, maka YAHWE memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Abram berusia 75 tahun ketika dipanggil YAHWE untuk meninggalkan tanah kelahirannya di Haran (Kej. 12:4) menuju tanah Kanaan. Pada saat it YAHWE sudah menjanjikan akan menjadikan Abram menjadi bangsa yang besar. Namun pada kenyataannya baru setelah 25 tahun kemudian, ketika bagi manusia sudah mustahil untuk memiliki anak, Ishak lahir bagi Abraham. Dan dari Kitab Suci kita tahu bahwa dibutuhkan ratusan tahun sebelum ketrunan Abraham menjadi bangsa yang besar dan akhirnya kembali ke tanah Kanaan dan boleh menikmati kejayaan sebagai sebuah bangsa yang besar di zaman Daud dan Salomo.
Janji YAHWE ternyata ada yang berlaku dalam kurun waktu yang amat sangat lama, bahkan bernilai kekal. Ada janji yang segera terwujud namun ada yang berlaku turun-temurun, dari generasi ke generasi. Seperti dikatakan Tuhan YESHUA dalam Matius 28:20 "Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Janji YAHWE ada yang bernilai kekal.
Ketika kita tidak menyadai hal ini, kadang kita tergoda untuk mengandalkan akal sehat manusia kita. Seperti Abram, ia menyimpulkan bahwa yang akan menjadi ahli warisnya adalah Eliezer, yang bukan keturunan dari darah dagingnya sendiri, karena waktu itu pemenuhan janji YAHWE tidak kunjung datang juga. Namun bagian Kitab Suci ini mengingatkan kepada kita bahwa janji YAHWE ada yang bernilai kekekalan.
Dari kebenaran ini kita belajar bahwa kita boleh memegang janji YAHWE itu tidak hanya untuk masa hidup kita, tetapi untuk hidup keturunan kita selanjutnya, sampai masa yang kita bahkan tidak akan bisa membayangkannya. Bahwa YAHWE sanggup memenuhi janji-NYA untuk anak-anak kita, cucu-cucu kita, cicit-cicit dan generasi selanjutnya.
Dari sini kita belajar bahwa kita semestinya tidak hanya berdoa untuk diri kita saat ini saja, untuk keluarga kita sekarang ini saja, untuk orang tua kita aja, tetapi terlebih-lebih kita harus berdoa dan meminta kepada BAPA YAHWE untuk terus menjagai dan memenuhi janji-NYA untuk generasi kita selanjutnya. Jangan lupa untuk berdoa bagi anak cucu kita selanjutnya karena YAHWE sanggup memenuhi janjinya tidak hanya untuk hidup kita sekarang tetapi juga untuk anak cucu kita selanjutnya. Kita wajib meminta berkat dan penyertaan YAHWE kepada anak cucu kita.
YAHWE Maha Besar. DIA sungguh mulia dan ajaib.
Kemudian datanglah firman YAHWE kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." Abram menjawab: "Ya Tuhan YAHWE, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku." Tetapi datanglah firman YAHWE kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." Lalu YAHWE membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abram kepada YAHWE, maka YAHWE memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Abram berusia 75 tahun ketika dipanggil YAHWE untuk meninggalkan tanah kelahirannya di Haran (Kej. 12:4) menuju tanah Kanaan. Pada saat it YAHWE sudah menjanjikan akan menjadikan Abram menjadi bangsa yang besar. Namun pada kenyataannya baru setelah 25 tahun kemudian, ketika bagi manusia sudah mustahil untuk memiliki anak, Ishak lahir bagi Abraham. Dan dari Kitab Suci kita tahu bahwa dibutuhkan ratusan tahun sebelum ketrunan Abraham menjadi bangsa yang besar dan akhirnya kembali ke tanah Kanaan dan boleh menikmati kejayaan sebagai sebuah bangsa yang besar di zaman Daud dan Salomo.
Janji YAHWE ternyata ada yang berlaku dalam kurun waktu yang amat sangat lama, bahkan bernilai kekal. Ada janji yang segera terwujud namun ada yang berlaku turun-temurun, dari generasi ke generasi. Seperti dikatakan Tuhan YESHUA dalam Matius 28:20 "Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Janji YAHWE ada yang bernilai kekal.
Ketika kita tidak menyadai hal ini, kadang kita tergoda untuk mengandalkan akal sehat manusia kita. Seperti Abram, ia menyimpulkan bahwa yang akan menjadi ahli warisnya adalah Eliezer, yang bukan keturunan dari darah dagingnya sendiri, karena waktu itu pemenuhan janji YAHWE tidak kunjung datang juga. Namun bagian Kitab Suci ini mengingatkan kepada kita bahwa janji YAHWE ada yang bernilai kekekalan.
Dari kebenaran ini kita belajar bahwa kita boleh memegang janji YAHWE itu tidak hanya untuk masa hidup kita, tetapi untuk hidup keturunan kita selanjutnya, sampai masa yang kita bahkan tidak akan bisa membayangkannya. Bahwa YAHWE sanggup memenuhi janji-NYA untuk anak-anak kita, cucu-cucu kita, cicit-cicit dan generasi selanjutnya.
Dari sini kita belajar bahwa kita semestinya tidak hanya berdoa untuk diri kita saat ini saja, untuk keluarga kita sekarang ini saja, untuk orang tua kita aja, tetapi terlebih-lebih kita harus berdoa dan meminta kepada BAPA YAHWE untuk terus menjagai dan memenuhi janji-NYA untuk generasi kita selanjutnya. Jangan lupa untuk berdoa bagi anak cucu kita selanjutnya karena YAHWE sanggup memenuhi janjinya tidak hanya untuk hidup kita sekarang tetapi juga untuk anak cucu kita selanjutnya. Kita wajib meminta berkat dan penyertaan YAHWE kepada anak cucu kita.
YAHWE Maha Besar. DIA sungguh mulia dan ajaib.
Label:
berkat,
berkat YAHWE,
generasi,
hidup kekal,
janji Bapa,
janji Tuhan,
kekekalan,
keturunan,
penggenapan,
perjanjian
Selasa, 03 September 2013
Menghormati Orangtua kita? Tiga Alasan Mengapa Perintah Ini Tidak Boleh Diabaikan
"Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu" (Keluaran 20:12)
Beberapa budaya di dunia (seperti Asia) telah menjunjung tinggi nilai menghormati sosok orang tua dan orang yang lebih tua dibandingkan budaya di tempat lain. Di Amerika misalnya , konsep ini pada dasarnya tidak berlaku meskipun ada hari untuk dirayakan sebagai Hari Ibu dan Hari Ayah.
Tapi kita diperintahkan untuk 'menghormati ayah dan ibu' dalam Sepuluh Perintah YAHWE. Ini bukan pilihan yang kita buat atau sesuatu yang kita lakukan ketika kita merasa sreg. Ini adalah perintah langsung dari YAHWE. Alkitab memberikan tekanan yang sama-sama penting baik dalam Perjanjian Lama maupun Baru dalam hal ini (Efesus 6:2-3 , Yohanes 8:29, 49; 17:4), jadi sebaiknya kita perhatikan!
Berikut adalah tiga alasan kuat mengapa kita harus menghargai perintah untuk menghormati orang tua kita dan melakukannya dalam hidup kita:
Hormatilah orang tua kita ... karena hal itu menghormati YAHWE.
Kata Ibrani untuk menghormati dalam Keluaran 20:12 adalah 'kabed,' yang berasal dari akar kata yang berarti "sangat berbobot" (dalam hal arti penting) dan sering digunakan untuk merujuk pada 'kemuliaan YAHWE'. Yang dimaksud kabed dalam konteks ini berasal dari empat perintah yang pertama, yang berpusat pada menghormati Tuhan sendiri . Jadi apa yang tampaknya ingin disampaikan YAHWE melalui perintah ini adalah, "Ketika kamu menghormati ayahmu dan ibumu ... kamu memuliakan Aku."
Bahkan jika kita tidak merasa tidak suka untuk menghormati orang tua kita, mengingat bahwa hal ini menyenangkan Tuhan, hal ini dapat membantu memberikan motivasi kepada kita untuk tetap melakukannya. Menyenangkan untuk memikirkan bahwa ketika kita menunjukkan isyarat cinta dan hormat yang sederhana kepada orang tua kita dengan membantu mereka di sekitar rumah, memberikan pujian kepada mereka atau memberitahu mereka betapa kita menghargai mereka, kita sedang melayani dan memuliakan Tuhan!
Hormatilah orang tua kita ... karena mereka layak mendapatkannya.
Anda mungkin tergoda untuk mengatakan, "Yah , orang tua saya tidak membesarkan saya dengan baik, sehingga mereka tidak pantas mendapatkan rasa hormat saya." Memang, menghormati orang tua bisa sangat sulit jika ayahmu adalah seorang mabuk atau ibumu mengabaikanmu ketika kamu masih seorang anak. Tapi Tuhan tidak mengatakan, "Hormatilah ayah dan ibumu hanya jika mereka pantas dihormati." Tindakan mereka kadang-kadang mungkin tidak terhormat, tetapi karena mereka adalah orang tua kita, Tuhan berkata bahwa itu adalah alasan yang cukup untuk mereka mendapatkan horma kita.
Hormatilah orang tua kita ... karena dapat mendatangkan berkat.
Jika kita mencermati perintah untuk menghormati orang tua kita, perintah itu tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan janji yang sangat spesial: "Hormatilahayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Keluaran 20:12) . Saya selalu memperhatikan setiap kata 'supaya' dalam Alkitab karena mereka biasanya menunjuk ke janji berkat, manfaat atau hadiah. Dalam hal ini, YAHWE mengatakan bahwa menghormati orang tua kita akan menghasilkan berkat usia yang lebih panjang dan semoga semuanya bisa berjalan dengan baik dalam hidup kita (Ul 5:16). Ketaatan kita dalam menghormati orang tua kita secara langsung terkait dengan YAHWE sendiri yang menghormati kita . Bagaimana mengagumkan?
Wawasan ini mengingatkan kita tidak hanya betapa pentingnya bagi Tuhan agar kita menghormati orang tua, tetapi betapa berharganya bagi keberhasilan dan kepuasan hidup kita sendiri. Oleh karena itu, kita harus benar-benar mengambil waktu untuk merenungkan bagaimana kita melakukan bagian kita di dalam menghormati. Coba renungkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Beberapa budaya di dunia (seperti Asia) telah menjunjung tinggi nilai menghormati sosok orang tua dan orang yang lebih tua dibandingkan budaya di tempat lain. Di Amerika misalnya , konsep ini pada dasarnya tidak berlaku meskipun ada hari untuk dirayakan sebagai Hari Ibu dan Hari Ayah.
Tapi kita diperintahkan untuk 'menghormati ayah dan ibu' dalam Sepuluh Perintah YAHWE. Ini bukan pilihan yang kita buat atau sesuatu yang kita lakukan ketika kita merasa sreg. Ini adalah perintah langsung dari YAHWE. Alkitab memberikan tekanan yang sama-sama penting baik dalam Perjanjian Lama maupun Baru dalam hal ini (Efesus 6:2-3 , Yohanes 8:29, 49; 17:4), jadi sebaiknya kita perhatikan!
Berikut adalah tiga alasan kuat mengapa kita harus menghargai perintah untuk menghormati orang tua kita dan melakukannya dalam hidup kita:
Hormatilah orang tua kita ... karena hal itu menghormati YAHWE.
Kata Ibrani untuk menghormati dalam Keluaran 20:12 adalah 'kabed,' yang berasal dari akar kata yang berarti "sangat berbobot" (dalam hal arti penting) dan sering digunakan untuk merujuk pada 'kemuliaan YAHWE'. Yang dimaksud kabed dalam konteks ini berasal dari empat perintah yang pertama, yang berpusat pada menghormati Tuhan sendiri . Jadi apa yang tampaknya ingin disampaikan YAHWE melalui perintah ini adalah, "Ketika kamu menghormati ayahmu dan ibumu ... kamu memuliakan Aku."
Bahkan jika kita tidak merasa tidak suka untuk menghormati orang tua kita, mengingat bahwa hal ini menyenangkan Tuhan, hal ini dapat membantu memberikan motivasi kepada kita untuk tetap melakukannya. Menyenangkan untuk memikirkan bahwa ketika kita menunjukkan isyarat cinta dan hormat yang sederhana kepada orang tua kita dengan membantu mereka di sekitar rumah, memberikan pujian kepada mereka atau memberitahu mereka betapa kita menghargai mereka, kita sedang melayani dan memuliakan Tuhan!
Hormatilah orang tua kita ... karena mereka layak mendapatkannya.
Anda mungkin tergoda untuk mengatakan, "Yah , orang tua saya tidak membesarkan saya dengan baik, sehingga mereka tidak pantas mendapatkan rasa hormat saya." Memang, menghormati orang tua bisa sangat sulit jika ayahmu adalah seorang mabuk atau ibumu mengabaikanmu ketika kamu masih seorang anak. Tapi Tuhan tidak mengatakan, "Hormatilah ayah dan ibumu hanya jika mereka pantas dihormati." Tindakan mereka kadang-kadang mungkin tidak terhormat, tetapi karena mereka adalah orang tua kita, Tuhan berkata bahwa itu adalah alasan yang cukup untuk mereka mendapatkan horma kita.
Hormatilah orang tua kita ... karena dapat mendatangkan berkat.
Jika kita mencermati perintah untuk menghormati orang tua kita, perintah itu tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan janji yang sangat spesial: "Hormatilahayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Keluaran 20:12) . Saya selalu memperhatikan setiap kata 'supaya' dalam Alkitab karena mereka biasanya menunjuk ke janji berkat, manfaat atau hadiah. Dalam hal ini, YAHWE mengatakan bahwa menghormati orang tua kita akan menghasilkan berkat usia yang lebih panjang dan semoga semuanya bisa berjalan dengan baik dalam hidup kita (Ul 5:16). Ketaatan kita dalam menghormati orang tua kita secara langsung terkait dengan YAHWE sendiri yang menghormati kita . Bagaimana mengagumkan?
Wawasan ini mengingatkan kita tidak hanya betapa pentingnya bagi Tuhan agar kita menghormati orang tua, tetapi betapa berharganya bagi keberhasilan dan kepuasan hidup kita sendiri. Oleh karena itu, kita harus benar-benar mengambil waktu untuk merenungkan bagaimana kita melakukan bagian kita di dalam menghormati. Coba renungkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apa pandanganku tentang menghormati? Apakah saya telah hidup dengan pemahaman yang tepat tentang Perintah Kelima yang dinyatakan dalam Keluaran 20:12?
- Apakah saya memiliki kepahitan terhadap ibuku dan/atau ayahku yang mungkin menghambatku untuk tetap menghormati mereka dengan benar? Jika demikian, minta Tuhan atau teman untuk membantu Anda melakukan langkah-langkah mengampuni.
- Kapan terakhir kali saya benar-benar menghormati ayah dan/atau ibuku? Dalam hal apa saya bisa berlatih menghormati mereka secara lebih teratur?
Langganan:
Postingan (Atom)