Tampilkan postingan dengan label jemaat mula-mula. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jemaat mula-mula. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 Juni 2013

Perwahyuan YAHWE bagi Jemaat di Efesus: Janganlah Idealisme Menghilangkan Kasih Mula-Mula

First Love: A HIstoric Gathering of Jesus Music Pioneers A New Kind of Love  1st Timothy - 'United in a Common Purpose' (First Love Discipleship Series)



Wahyu 2:2-3
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.

Jemaat Efesus adalah jemaat yang memiliki standar yang tinggi. Mereka mau bekerja keras, tekun. Oleh karena standarnya yang tinggi ini, mereka tidak mentolerir orang yang jahat maupun orang yang menafik. Mereka tidak bisa sabar terhadap orang jahat dan menguji orang "yang baik" untuk mengetahui kemurnian orang tersebut. Dan mereka menemukan bahwa banyak orang yang menyebut diri rasul ternyata adalah pendusta. Jemaat Efesus juga sabar dalam penderitaan karena Nama YAHWE. Mereka bekerja dan melayani tanpa mengenal lelah.

Gambaran ini merupakan sebuah gambaran yang sempurna dari suatu jemaat. Sabar melayani, tabah menderita, tidak kenal lelah, tidak mau kompromi, dan menginginkan suatu kelompok jemaat yang tanpa cacat. Mereka tidak membiarkan orang jahat berada di tengah-tengah mereka dan tidak bisa mentolerir (tidak sabar terhadap) orang-orang yang demikian. Mereka juga tidak menerima begitu saja orang yang memiliki maksud baik (mengaku diri sebagai rasul) sebelum menguji ketulusan dan kesungguhan mereka dan tidak pernah membiarkan adanya pendusta di tengah-tengah mereka. Mereka menjadi saksi YAHWE dan pelayan yang setia. Mereka juga membenci ajaran sesat (pengikut Nikolaus, ayat 6), yang juga dibenti oleh YAHWE.

Tetapi ternyata terhadap jemaat yang "sempurna" ini YAHWE memiliki catatan negatif:

Wahyu 2:4-5
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

YAHWE menunjukkan bahwa jemaat yang memiliki standar tinggi ini ternyata menghadapi sebuah risiko yang cukup serius: mereka bisa meninggalkan kasih yang mula-mula. Dan ... ternyata, YAHWE mengingatkan, jemaat yang memiliki standar yang sangat tinggi ini bisa jatuh ... dan tidak sekadar jatuh ... mereka bisa jatuh amat sangat dalam.

Kehilangan kasih mula-mula bagi YAHWE merupakan suatu dosa yang serius, suatu kejatuhan yang cukup dalam,  sehingga orang yang mengalaminya harus segera bertobat. Dan kehilangan kasih mula-mula itu gampang menghinggapi orang-orang atau jemaat yang memegang standar yang tinggi. Kenapa? Karena jemaat yang demikian memiliki harapan yang tinggi. Orang yang memiliki harapan yang tinggi di sisi lain akan sangat mudah dibuat kecewa oleh harapannya sendiri. Kekecewaan terhadap orang lain yang mereka anggap memiliki banyak kelemahan dan yang kurang sempurna. Mereka gampang terfokus kepada kekurangan dan kelemahan dan bukannya kepada sesuatu yang baik dan yang positif. Mereka bisa menjadi terlalu peka terhadap setiap kelemahan dan menjadi terlalu kritis .... dan akibatnya mereka menjadi gampang sekali untuk kecewa.

Akibat lebih jauh dari kekecewaan ini adalah hilangnya kasih mula-mula. ... dan YAHWE tidak berkenan kepada jemaat yang meninggalkan kasih yang mula-mula. YAHWE mengingatkan kepada jemaat Efesus untuk segera bertobat .. untuk segera memulihkan kasih mula-mula ... untuk melakukan kembali apa yang semula mereka lakukan (ayat 5). YAHWE mengingatkan bahwa kekecewaan yang dibiarkan terlalu lama menguasai akan membuat jemaat kehilangan "kaki dian". Kaki dian berbicara mengenai hidup yang menjadi terang, hidup yang menjadi berkat, hidup yang menjadi saksi YAHWE. Dengan kata lain, kekecewaan bisa merenggut semuanya yang masih ada: kesetiaan dalam bersaksi dan melayani.



The Pastor's First Love: And Other Essays on a High and Holy Calling First Love



Baca juga:
The Story of Love: Mengasihi Tuhan
Memberi Adalah Bukti Kasih
Melayani Karena Kasih
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe

 

 

 




Minggu, 06 Januari 2013

Rencana YAHWE di Balik Penganiayaan

Kisah Para Rasul 11:19-30

Baca bagian sebelumnya!

Saulus dan Barnabas di Antiokhia
Saulus dan Barnabas di Antiokhia
Pada bagian sebelumnya kita belajar bahwa YAHWE menghendaki agar keselamatan juga diwartakan kepada bangsa-bangsa yang tidak bersunat dengan ditandai oleh pembaptisan Kornelius. Pada saat itu juga sudah mulai terjadi penganiayaan di mana seorang pengikut Kristus sudah dibunuh, yakni Stefanus. Penganiayaan ini menyebabkan jemaat tersebar ke pelbagai tempat, seperti ke Fenesia, Sirus dan Antiokhia, dan mereka memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi yang ada di sana (ayat 19).

Namun ada juga beberapa orang yang memberitakan Injil kepada orang bukan Yahudi, yakni kepada orang Yunani (ayat 20) dan dikatakan dalam Alkitab bahwa "tangan YAHWE menyertai mereka dan sejulah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada YAHWE" (ayat 20-21).Kabar tentang pertobatan orang-orang Yunani di Antiokhia ini sampai kepada jemaat di Yerusalem sehingga diutuslah Barnabas untuk mengunjungi jemaat non Yahudi tersebut (ayat 22). Barnabas, orang yang baik dan penuh dengan Roh Kudus serta iman, bersuka cita ketika melihat kasih karunia YAHWE yang dicurahkan kepada jemaat non Yahudi tersebut dan kehadirannya di sana dipakai YAHWE untuk memperkembangkan jemaat itu dengan bertambahkan jumlah jemaat (ayat 24). Barnabas tampaknya merasa bahwa jemaat Antiokhia ini memerlukan pendampingan yang lebih lagi sehingga ia mencari Saulus di Tarsus untuk diajaknya mendampingi jemaat Antiokhia tersebut. Kedua rasul itu tinggal 1 tahun di Antiokhia untuk membangun dan mengajar jemaat baru tersebut (ayat 25-26).

Tidak sampai di situ, YAHWE juga mengutus beberapa nabi datang ke Antiokhia. Di antaranya adalah Agabus yang oleh kuasa Roh menubuatkan akan terjadinya kelaparan yang besar (ayat 27-28). Atas nubuatan Agabus ini, jemaat baru ini digerakkan Roh untuk mengumpulkan sumbangan supaya dikirimkan kepada para penatua dengan perantaraan Barnabas dan Saulus (ayat 29-30).

Kita melihat bahwa YAHWE bekerja secara luar biasa untuk pengembangan jemaat mula-mula. Dalam bagian ini, kita melihat bahwa YAHWE mulai membangun gereja non Yahudi. Banyak pekerja dan nabi diutus YAHWE untuk membangun gereja-Nya dan menyelamatkan banyak bangsa. Dan YAHWE mengaruniai pekerjaan para utusannya dengan keberhasilan dengan bertobatkan banyak orang Yunani dan diselamatkan. Bahkan Alkitab mencatat bahwa di Antiokhialah, di mana jemaatnya adalah orang-orang non Yahudi, untuk pertama kalinya mereka disebut sebagai Kristen (ayat 30).

Kita melihat bahwa ada rencana yang indak dalam setiap petistiwa kehidupan. Aniaya yang menimpa jemaat mula-mula bukannya tanpa alasan. Aniaya itu dipakai YAHWE untuk pekerjaan-Nya yang luar biasa, yakni menjangkau bangsa-bagsa bukan Yahudi. Orang yang tersebar akibat aniaya digerakkan YAHWE untuk mewartakan berita keselamatan kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi

Baca bagian selanjutnya!

Baca juga:
Karya Roh Kudus Tidak Terkungkung Oleh Tradisi dan Hukum
Memasuki Tahun Baru: Belajar dari Ishak
Kornelius, Berkat bagi Orang yang Mencari YAHWE dengan Tulus
Risiko Menjadi Saksi Yahshua


Jumat, 04 Januari 2013

Karya Roh Kudus Tidak Terkungkung Oleh Tradisi dan Hukum

Kisah Para Rasul 11:1-18

Baca bagian sebelumnya

petrus mempertanggungjawabkan baptisan kornelius
Apa yang dikerjakan oleh Petrus sebagaimana dikisahkan dalam Kisah Para Rasul 10 di mana ia membaptis orang-orang bukan Yahudi, bangsa yang tidak bersunat, tersebar luas dan didengar oleh rasul-rasul dan saudara-saudara seiman di Yudea (ayat 1). Terhadap tindakan Petrus ini, ada yang langsung menerimanya, namun ada sekelompok orang yang disebut "orang-orang dari golongan yang bersunat" yang mempermasalahkannya. Bagi kelompok ini, masuk ke rumah orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka adalah larangan (ayat 3).

YAHWE amat mengerti bahwa pada saat itu orang-orang Yahudi amat ketat memegang adat-istiadat dan hukum yang berlaku, termasuk salah satunya adalah larangan untuk bergaul dengan orang bukan Yahudi yang tidak bersunat. Sebab itu YAHWE mempersiapkan hal baru ini dengan campur tangan ilahi-Nya. Sehingga terhadap dakwaan ini Petrus hanya tinggal menceritakan apa yang sudah dikerjakan YAHWE melalui dirinya. Ia menceritakan bagaimana YAHWE sendiri yang memerintahkan dan mengatur semua kejadian tersebut. YAHWE-lah yang berkendak bahwa keluarga Kornelius dibaptis karena YAHWE sendiri sudah megaruniakan Roh Kudus-Nya kepada keluarga Kornelius. Kalau YAHWE sudah membaptis mereka dengan Roh Kudus, maka pasti tidak ada halangan lagi bahwa mereka boleh dibaptis air.

Terhadap peristiwa ini kita belajar bahwa adalah mungkin bagi YAHWE untuk melakukan kebaruan di dalam tata cara hidup jemaat. Dalam Perjanjian Lama (Kejadian 17:14) dikatakan bahwa orang yang tidak disunat harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya. Sunat menjadi hal yang wajib dilakukan bagi umat Elohim. Namun dalam Perjanjian Baru YAHWE mengundang orang-orang yang tidak bersunat juga untuk menjadu umatNya. Ini merupakan sebuah perombakan besar-besaran terhadap apa yang selama ini menjadi pokok ajaran umat YAHWE. Dan perombakan ini dikerjakan sendiri oleh YAHWE, bukan oleh Petrus.

Kita juga belajar bahwa Roh Kudus kadang bertindak di luar hukum dan adat istiadat yang berlaku. Dan ketika tindakan Roh Kudus ini ditegaskan dengan campur tangan ilahi melalui tanda-tanda, maka kita harus terbuka dan siap menerima kebenaran baru yang dinyatakan oleh YAHWE. Kita tidak boleh terkungkung oleh hukum dan adat-istiadat manakala YAHWE sudah menyatakan kebaruan di dalam tata kehidupan kita.

Ketika YAHWE membuat kebaruan di dalam tata kehidupan hidup beriman kita, hendaknya kita bersikap seperti jemaat mula-mula setelah mendengar penjelasan Petrus, yang bisa dibaca pada ayat 18:

Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Elohim, katanya, "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Elohim mengaruniakan pertobaan yang memimpin kepada hidup."

Baca bagian selanjutnya!



Baca juga:
Kornelius, Berkat bagi Orang yang Mencari YAHWE dengan Tulus
Risiko Menjadi Saksi Yahshua
Pertobatan Saulus: Yahshua yang Memanggil, Murid yang Menginjil
Keterlibatan YAHWE dalam Penginjilan Jemaat Mula-Mula



Selasa, 27 November 2012

Risiko Menjadi Saksi Yahshua

Kisah Para Rasul 9:19b-31

Baca bagian sebelumnya!

Setelah bertobat dan dibabtis, Saulus langsung mengabil langkah untuk dengan terus terang dan berani (ayat 27b dan 28) memberitakan Yahshua di tempat umum (rumah-rumah ibadat) dan memberikan kesaksian bahwa Yahshua adalah anak Elohim. Hanya dalam beberapa hari (ayat 19b) Saulus sudah memiliki murid-murid di Damsyik (ayat 25).

Terjadi sebuah pembalikan yang dahsyat. Sebelumnya ia menganiaya jemaat Yahshua; kini ia menjadi saksi-Nya, dan bahkan menjadi sasaran aniaya (ayat 23, 24, 29). Ia meninggalkan kelompoknya sebelumnya, sekarang ia dikejar-kejar oleh kelompok yang sama dan mau dibunuh. Hal ini memperlihatkan betapa besar risiko yang harus dihadapi Saulus sebagai konsekuensi dari pertobatannya. Ia dibenci oleh kelompoknya, bahkan mau dibunuh. Sebuah risiko yang cukup berat. Bayangkan, ketika semua teman Anda tiba-tiba membenci dan menyudutkan Anda ... karena Anda memutuskan untuk mengikuti Yahshua. Pasti sebuah beban yang tidak ringan. Dibenci oleh satu teman saja itu sudah merupakan beban yang tidak ringan. Apalagi dibenci oleh banyak teman, atau bahkan semua teman.

Bukan hanya itu saja, nyawa Saulus beberapa kali terancam karena akan dibunuh oleh orang Yahudi. Sementara itu, kelompok yang baru saja dianutnya (para murid Yahshua) juga menolaknya. Mereka takut dan tidak percaya kepadanya (ayat 26). Hal ini memperlihatkan bahwa pertobatan besar kecil mengandung risiko: risiko ditolak, risiko dikucilkan dan dibenci, bahkan risiko terancam nyawanya.

Tetapi pertobatan yang sungguh-sungguh bukannya tanpa hasil. Saulus berhasil menyelamatkan beberapa orang Yahudi yang kemudian menjadi muridnya (ayat 25). Saulus semakin berani mewartakan berita keselamatan dalam nama Yahshua. Saulus akhirnya dibantu oleh anggota jemaat untuk melarikan diri dari aniaya. Jemaat semakin  dibangun dan hidup dalam takut akan YAHWE (ayat 31). Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Baca bagian selanjutnya!

Baca juga:
Pertobatan Saulus: Yahshua yang Memanggil, Murid yang Menginjil
Keterlibatan YAHWE dalam Penginjilan Jemaat Mula-Mula
Pemberitaan Injil dalam Masa Penganiayaan
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama


Minggu, 18 November 2012

Pertobatan Saulus: Yahshua yang Memanggil, Murid yang Menginjil

Kisah Para Rasul 9:1-19a

Baca bagian sebelumnya!

Kita belajar bagaimana proses pertobatan Saulus terjadi. Catatan yang ditemukan sebelumnya mengenai Salusus adalah saat ia menjadi saksi mata kematian Stefanus (Kis 8:1a). Dikatakan bahwa ia setuju bahwa Stefanus mati dibunuh. Kematian Stefanus menjadi awal penganiayaan jemaat mula-mula dan Saulus merasa terpanggil untuk terlibat penuh dalam usaha untuk menghentikan sekte yang baru tersebut. Ia meminta surat kuasa dari Imam Besar untuk menangkap laki-laki dan perempuan yang mengikut jalan Tuhan.

Dalam perjalanannya ke Damsyik Tuhan Yahshua memanggilnya:

Kis 9:3-6 ...tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"    Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yahshua yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."

Dalam hal ini Tuhan sendiri yang memanggil Saulus. Ia memperkenalkan diriNya kepada Saulus, sebagai Yahshua, yang sedang dianiaya oleh Saulus. Tuhan juga secara jelas berbicara kepada Saulus apa yang harus diperbuatnya.

Di bagian lain (ayat 10-16) Tuhan memanggil seorang murid yang bernama Ananias untuk menginjili Saulus:

Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."

Tuhan secara spesifik memanggil dan memberitahu Ananias mengenai apa yang harus dikerjakannya dan mengenai siapa dan sedang apa orang yang harus diinjilinya. Dikatakan bahwa setelah panggilan Tuhan di jalan, saat ini juga Tuhan juga sedang memberikan penglihatan kepada Saulus mengenai apa yang akan dialaminya kemudian: bahwa seorang yang bernama Ananias akan menumpangkan tangan atasnya agar ia melihat.

Ketika tahu siapa yang harus ditemuinya Ananias menjadi ragu karena ia tahu bahwa orang itu adalah orang yang sedang berupaya menangkap orang-orang percaya. Namun sekali lagi Tuhan menegaskan bahwa ialah orang yang Tuhan pilih untuk menjadi alat pilihanNya.

Dan Ananias melakukan apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Ia datang menemui Saulus, menumpangkan tangannya ke atas Saulus, memberitahukan apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya untuk menyembuhkannya dan berdoa untuknya agar Roh Kudus memenuhi dirinya, serta membaptisnya.

Kita diberitahu bahwa YAHWE secara intensif menyatakan kehendakNya dan tuntunanNya kepada jemaat mula-mula. Kemungkinan hal ini terkait dengan gaya hidup jemaat mula-mula yang  sangat kuat kehidupan doa sepakatnya.

Baca bagian selanjutnya!

Baca juga:
Keterlibatan YAHWE dalam Penginjilan Jemaat Mula-Mula
Pemberitaan Injil dalam Masa Penganiayaan
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama
Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan

Minggu, 11 November 2012

Keterlibatan YAHWE dalam Penginjilan Jemaat Mula-Mula

Kisah Para Rasul 8:26-40

Baca bagian sebelumnya

Pada bagian sebelumnya kita belajar beberapa aspek kehidupan jemaat mula-mula berkaitan dengan mujizat, penginjilan, pembaptisan air dan pembaptisan Roh Kudus, dan pertobatan. Pada bagian ini kita akan melihat bahwa YAHWE turut campur tangan secara ilahi dalam karya penginjilan.

Bagian ini mengisahkan bagaimana YAHWE menuntun Filipus untuk menginjili seorang sida-sida Etiopia yang akhirnya menyerahkan dri untuk dibaptis. Campur tangan ilagi itu dalam hal berikut ini:

1. A: yat 26Kemudian berkatalah seorang malaikat YAHWE kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Dikatakan di sini "seorang malaikat" yang "berkata-kata" kepada Filipus. Malaikat itu menyuruh Filipus untuk berjalan ke selatan ke Gaza. Mengapa? Tidak dikatakan. Dalam ayat selanjutnya kita mengerti bahwa ternyata di jalan tersebut seorang sida-sida sedang pulang dari ibadahnya di Yerusalem dan sedang membaca kitab nabi Yesaya.Setelah menuruti perintah YAHWE melalui malaikat-Nya Filipus akhirnya menemukan sida-sida tersebut. Selanjutnya YAHWE memberi perintah kepada Filipus:

2. Ayat 29: Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" Perintah YAHWE selanjutnya amat sangat jelas: Filipus diperintahkan untuk mendekati kereta di mana sida-sida itu berada. Dan filipus menemukan bahwa sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya.Selanjutnya, tanpa petunjuk langsung dari YAHWE, Filipus sudah mengerti apa yang dikehendaki YAHWE karena kebetulan apa yang dibaca sida-sida itu persis mengenai YAHSHUA, inti dari karya penginjilan yang sedang diembannya. Filipus tahu bahwa YAHWE menghendaki agar ia menginjili sida-sida tersebut dan Filipus tahu bahwa YAHWE menghendaki agar sida-sida itu menerima keselamatan.

Nah, menarik untuk memperhatikan bagaimana Filipus bisa masuk ke dalam penginjilan terhadap sida-sida tersebut. Filipus memulai dengan sebuah pertanyaan: Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" (ayat 30). Dari sini kita belajar bagaimana menjalankan tugas penginjilan. Pertama, kita harus peka dan taat kepada tuntunan YAHWE. Kedua, kita harus peka terhadap keadaan orang yang akan kita injili, sehingga kita bisa menentukan jalan masuk yang paling tepat. Kita bisa memulai dengan pertanyaan yang mengena dengan situasi yang dihadapi oleh orang yang bersangkutan. Kita juga bisa membangkitkan rasa ingin tahu orang tersebut. Dalam kisah ini sida-sida itu akhirnya ganti bertanya: Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?" (ayat 34). Nah ketika orang mulai terbuka dan ingin tahu, maka jalan penginjilan sudah terbuka dengan lebar. Dan sebagai hasil dari pekerjaan penginjilan ini, sida-sida itu akhirnya minta untuk dibaptis (ayat 36-38).

3. Ayat 39: Dan setelah mereka keluar dari air, Roh YAHWE tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Pada ayat ini kita tahu bahwa keterlibatan YAHWE tidak hanya melalui tuntutan dengan perantaraan malaikat, Roh-Nya, atau suara-Nya, namun keterlibatan YAHWE dalam ayat ini sudah sangat "fisik": YAHWE melarikan Filipus, YAHWE membuat Filipus tiba-tiba menghilang dari hadapan sida-sida. Pada ayat 40 kita diberitahu bahwa YAHWE membawa Filipus ke Asdod untuk tugas yang sama: penginjilan.

Dari bagian kisah para rasul ini kita belajar bahwa kita perlu membangun hubungan yang intim dengan YAHWE agar semakin peka dengan tuntutan YAHWE. Kita perlu membuka diri kepada-Nya dan membiarkan Dia melakukan apa pun yang Dia mau atas hidup kita.

Baca bagian selanjutnya.

Baca juga:
Pemberitaan Injil dalam Masa Penganiayaan
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama
Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
 

Rabu, 24 Oktober 2012

Pemberitaan Injil dalam Masa Penganiayaan

Kisah Para Rasul 8:1-25

Baca bagian sebelumnya!

The illustrated Christian martyrology; being an authentic and genuine historical account of the principal persecutions against the church of Christ, ... parts of the world, by pagans and papists The Illustrated Christian Martyrology: Being An Authentic And Genuine Historical Account Of The Principal Persecutions Against The Church Of Christ, ... Parts Of The World, By Pagans And Papists...
Pemberitaan Injil dan Mujizat
Pada bagian sebelumnya Stefanus memberikan teladan kesaksian iman yang luar biasa yang memperlihatkan eratnya hubungan pribadinya dengan Bapa YAHWE dan Putera-Nya YAHSHUA serta persekutuannya dengan Roh Kudus, di mana kasihnya akan YAHSHUA mendorongnya dan memberinya keberanian untuk bersaksi dan menegur orang lain, yang membawa kepada kematiannya. Kematiannya menjadi permulaan penganiayaan yang menimpa jemaat mula-mula. Semua jemaat kecuali rasul-rasul tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria (Kisah 8:1), sambil memberitakan Injil (ayat 4).

Salah satu anggota jemaat yang dilaporkan Kisah adalah Filipus. Kemungkinan ia adalah rekan sekerja Stefanus dalam "pelayanan meja" (Kis 6:5). Di Samaria ia memberitakan Mesias sambil melakukan tanda-tanda. Ia mengusir banyak roh jahat dan menyembuhkan orang-orang lumpuh dan timpang. Di sini kita sekali lagi melihat bahwa tanda-tanda dan mujizat, dalam bentuk kesembuhan dan pengusiran roh-roh jahat menyertai penginjil. Janji YAHSHUA dalam Markus 16:17-18 terpenuhi dalam diri orang yang percaya kepada YAHSHUA: mengusir setan demi Nama YAHSHUA, menumpangan tangan atas orang sakit dan orang itu akan sembuh, berbahasa baru, dan tidak akan celaka karena racun. Dan sebagai buah dari karya tersebut adalah: "Mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu" (ayat 6)..."Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu" (ayat 8).

Salah satu orang yang "bertobat" karena pemberitaan Filipus adalah Simon (Kis 8:913). Diceritakan bahwa Simon telah lama melakukan sihir dan orang menganggapnya memiliki kuasa Elohim atau Kuasa Besar (ayat 10) dan berhasil memikat hati semua orang. Namun kini orang-orang mengikuti Filipus dan memberi diri dibaptis, demikian pula Simon, karena mereka heran akan tanda-tanda yang diperbuat Filipus.

Pembaptisan Air v.s. Pembaptisan Roh Kudus
Berita keberhasilan pelayanan Filipus sampai kepada para rasul di Yerusalem sehingga diutuslah Petrus dan Yohanes untuk meninjau. Keduanya berdoa dan menumpangkan tangan pada jemaat agar mereka menerima Roh Kudus. Di sini kita belajar bahwa pembaptisan dalam Nama YAHSHUA perlu dilengkapi dengan penerimaan Roh Kudus (ayat 16-17). Dalam Alkitab Terjemahan Baru dikatakan bahwa "mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan". Kata hanya secara implisit mengandung arti bahwa pembaptisan saja belumlah cukup. Pembaptisan perlu dilengkapi dengan penerimaan Roh Kudus. Selanjutnya kita diberitahu bahwa penerimaan Roh Kudus bisa dilakukan dengan doa (ayat 15) dan kemudian diikuti dengan penumpangan tangan oleh Petrus dan Yohanes (ayat 18-19).

Simon: Dibaptis Namun Masih Terjerat Kejahatan
Melihat bahwa pemberian Roh Kudus terjadi melalui penumpangan tangan oleh para rasul, Simon, mantan penyihir itu memberikan uang agar ia juga menerima kuasa untuk bisa menyalurkan pemberian Roh Kudus dengan penumpangan tangan. Tindakan Simon ini dihardik keras oleh Petrus (Kis 8:20-23):

8:20 Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Elohim dengan uang. 8:21 Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Elohim. 8:22 Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; 8:23 sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan."

Pemberian Roh Kudus melalui Penumpangan Tangan
Baptisan Roh Kudus
Yang bisa kita pelajari dari perkataan Petrus ini adalah:
1. Pembaptisan Simon belum sepenuhnya melepaskannya dari kejahatannya. Ia belum sepenuhnya bertobat dan Petrus menyuruhnya untuk bertobat.
2. Cara pandang seseorang terhadap uang dan karunia bisa membuat seseorang tidak berkenan di hadapan YAHWE. Simon menyangka bahawa ia bisa membeli karunia dan sikapnya itu dikecam keras oleh Petrus
3. Karunia Roh bisa menjadi bagian atau milik seseorang, namun tidak bagi orang lain. Dan kriteria yang membedakannya adalah "hati yang lurus" di hadapan YAHWE.
4. Meskipun sudah dibaptis, Simon ternyata masih terjerat oleh kejahatan. Dan itu membuat hatinya pahit seperti empedu.
5. Namun kabar baiknya, Petrus memberitahu kita bahwa kita bisa mengubah keadaan kita yang terjerat oleh kejahatan dengan cara bertobat dan berdoa.

Baca bagian selanjutnya!

Baca juga:
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama
Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin



Selasa, 23 Oktober 2012

Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama

Kisah Para Rasul 7

Baca bagian sebelumnya!

Pada bagian sebelumnya bagaimana Stefanus menjalankan pelayanan meja, yakni pembagian kebutuhan para janda, yang dipercayakan keadanya, namun juga sekaligus menjalankan tugas memberikan kesaksian serta melayani jemaat melalui tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Tindakannya itu mendatangkan iri dan dengki di kalangan jemaat Yahudi sehingga mereka menangkap Stefanus dan menghadapkannya ke Mahkamah Agama.

Stefanus membela imannya di hadapan imam-imam
Pembelaan Iman Stefanus
Pada bab 7 ini kita melihat bagaimana Stefanus melakukan pembelaan imannya di hadapan para imam dalam sidang Mahkamah Agama. Ia secara singkat mengutarakan sejarah keselamatan mulai dari bagaimana YAHWE memanggil Abraham sampai dengan zaman Salomo. Intinya Stefanus ingin membuat para imam sadar akan apa yang sedang terjadi, yang merupakan pengulangan sejarah kebodohan dan kebebalan bangsa Israel dalam menanggapi rencana keselamatan yang sudah selalu dan sekarang ini sedang dikerjakan YAHWE untuk bangsa Israel. Stefanus menunjukkan bahwa selama ini, selama berabad-abad, bangsa Israel telah menentang karya Roh Kudus. Ia memperingatkan dari sejarah bagimana nabi-nabi yang diutus YAHWE ditolak telah dan bahkan dibunuh oleh bangsa pilihan-Nya. Dan hal yang sama sekarang ini sedang dilakukan oleh bangsa Israel yang telah menolak dan membunuh Orang Benar, yakni YAHSHUA, yang diutus YAHWE untuk menjadi penebus dan mesias (ayat 52).

Kita tahu apa reaksi para imam terhadap kritik pedas yang disampaikan Stefanus. Stefanus berusaha menunjukkan warisan dosa yang sekarang ini juga sedang berkuasa atas bangsanya dan berharap agar mereka sadar akan warisan dosa tersebut namun usahanya itu tidak berhasil membukakan hati para imam. Sebaliknya, terhadap kebenaran yang diwartakan oleh Stefanus, mereka menutup telinga (ayat 57) dan menyeretnya keluar dan merajamnya.

Di sini kita belajar bahwa kebenaran yang kita sampaikan bisa disalahpahami dan membuat orang marah. Dalam kisah Stefanus, kemarahan tersebut berujung kepada kematian Stefanus yang setia melayani YAHSHUA.

Bapa, jangan tanggungkan dosa ini kepada mereka!
Stefanus Dirajam
Di akhir bab 7 Kisah Para Rasul, ada sebuah sikap yang sangat penting untuk kita pelajari dari saksi YAHSHUA yang berani dan setia ini. Terhadap para penganiayanya, para pembunuhnya, Stefanus berdoa kepada YAHWE agar YAHWE tidak menanggungkan dosa pembunuhan itu kepada para pelaku pembunuhan tersebut.

Hubungan intim Stefanus dengan YAHWE memberinya kekuatan untuk tetap setia dan berani bersaksi dan menyampaikan kebenaran. Hubungan yang intim dengan Roh Kudus memberikannya ketulusan dan kasih yang melimpah sehingga ia sanggup untuk selalu siap sedia memberikan pengampunan dan mendoakan kebaikan bagi orang-orang yang menyakiti, mengkhianati, dan menganiayanya.

Nyata bahwa keberanian Stefanus untuk membukakan dan menelanjangi kejahatan orang lain didorong oleh kasih yang tulus, kasih Agape, dengan doa dan harapan agar orang tersebut mau sadar dan berbalik dari kejahatannya. Keberaniannya dan kesetiaannya tidak didorong oleh kesombongan rohani melainkan oleh kasih yang tulus terhadap jiwa-jiwa yang terhilang.

Hendaklah setiap pelayanan dan kesaksian, serta teguran yang kita berikan kepada orang lain, benar-benar didasari oleh kasih yang tulus demi kebaikan orang yang kita layani, kita beri kesaksian, atau kita tegur. Sikap hati yang demikian bersumber dari kasih yang sejati kepada YAHWE dan hubungan yang intim dengan Roh Kudus-Nya. Dan YAHWE meneguhkan kasih yang demikian dengan menyatakan Diri-Nya kepada orang yang amat mengasihi-Nya (ayat 56).

Baca bagian selanjutnya!



Baca juga:
Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin
Ketaatan Para Rasul Berhadapan dangan Otoritas Agama dan Dunia  

Kamis, 18 Oktober 2012

Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan

Kisah Para Rasul 6:8-15

Baca bagian sebelumnya!

Pada bagian sebelumnya kita belajar bagaimana jemaat mula-mula amat memperhatikan pelayanan meja di samping pelayanan Firman. Bahwa pembagian kepada orang-orang yang membutuhkan, para janda, merupakan bagian penting di dalam efektivitas penginjilan. Kini kita akan melihat bagaimana salah satu pelayan meja tersebut ditampilkan di dalam Kitab Suci, yakni Stefanus:

Hikmat Stefanus di hadapan mahkamah agama
Stefanus di Hadapan Tua-Tua
6:8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. 6:9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini--anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria--bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, 6:10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. 6:11 Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Elohim." 6:12 Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. 6:13 Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, 6:14 sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa YAHSHUA, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita." 6:15 Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.

Stefanus, salah satu pelayan meja yang terpilih dalam kisah ini digambarkan sebagai penuh karunia dan kuasa, mengadakan mujizat dan tanda di antara orang banyak. Berarti, selain membagi-bagikan berkat jasmani kepada para janda, Stefanus juga melayani jemaat dengan mendatangkan mujizat. Mungkin itu menyembuhkan sakit-penyakit, mengusir setan, dsb. Tidak tertutup kemungkinan juga bahwa Stefanus juga mewartakan Injil saat ia menjalankan tugasnya sebagai pelayan meja.

Apa yang dikerjakan Stefanus ini tampaknya mengundang tanda tanya dan kecemburuan di pihak beberapa jemaat Yahudi. Mereka mencoba mempertanyakan tindakan Stefanus dan bersoal jawab dengannya. Namun mereka dikatakan tidak sanggup melawan hikmat dan Roh yang mendorongnya berbicara. Dari sini kita tahu bahwa seorang pelayan yang baik bahkan dalam bidang yang tidak rohani sekali pun perlu diperlengkapi dengan perlengkapan rohani yang memadai. Ia harus memiliki hubungan yang intim dengan YAHWE yang mencurahkan Roh Kudus-Nya kepadanya. Ia juga harus siap melayani orang yang sakit, mengusir setan, dan memberikan kesaksian di depan orang banyak.

Demikian pula, kita perlu diperlengkapi dengan hubungan yang intim dengan YAHWE di dalam setiap bentuk pelayanan kita. Kita perlu peka terhadap gerakan Roh dan membiarkan hati dan hidup kita dituntun oleh Roh. Hubungan yang intim dengan Roh Kudus menjadikan diri kira penuh karunia dan kuasa, dan diberikan kemampuan untuk melakukan mujizat dan tanda-tanda di depan orang banyak. Dan ketika kita harus mempertanggungjawabkan apa yang kita perbuat, Roh Kudus akan memampukan kita untuk menyampaikan hikmat dan kehendak Bapa. Perkataan kita akan penuh hikmat dan kuasa.

Baca bagian selanjutnya!

Baca juga:

Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin
Ketaatan Para Rasul Berhadapan dangan Otoritas Agama dan Dunia
Mukjizat Menjadi Unsur Utama dalam Pelayanan dan Penginjilan
Motivasi Pelayanan: Belajar dari Ananis dan Safira

Rabu, 17 Oktober 2012

Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula

Kisah Para Rasul 6:1-7


Baca bagian sebelumnya!

Pada bagian sebelumnya kita belajar mengenai penginjilan dan risiko yang harus dihadapi orang percaya berhadaan dengan penolakan dunia. Pada bagian ini Kisah Para Rasul menampilkan sisi lain dari gaya hidup jemaat mula-mula, di mana mulai timbul masalah, yakni pelayanan terhadap para janda, dan bagaimana masalah tersebut diselesaikan.

6:1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.6:2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Elohim untuk melayani meja. 6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, 6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." 6:5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. 6:6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. 6:7 Firman Elohim makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.

Bertambahnya jemaat, bertambah pula tanggung jawab karena jumlah yang harus dilayani juga bertambah. Nah, terkait dengan bagian sebelumnya berkenaan dengan pembagian hasil penjualan kekayaan dari anggota jemaat kepada semua orang sesuai kebutuhannya, janda-janda orang Yahudi yang berbahasa Yunani merasa terabaikan. Dalam hal ini "pelayanan meja", yakni pembagian kebutuhan jasmani kepada jemaat yang membutuhkan, menjadi kurang beres sehingga para rasul harus ikut terlibat dalam pelayanan tersebut. Sebagai akibatnya, pelayanan Firman (pembagian berkat rohani) menjadi terabaikan.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari.
1. Jemaat mula-mula disamping berdoa dan menginjil, mewartakan Firman dan kabar gembira keselamatan rohani, juga melayani meja, artinya membagi-bagikan berkat kepada orang yang membutuhkan. Salah satu contoh riil yang diungkap di sini adalah pelayanan kepada janda-janda. Baik sekiranya pelayanan yang demikian ini juga diterapkan di gereja-gereja sekarang.
2. Pelayanan meja ini oleh par rasul dianggap penting, sehingga ketika pelayanan ini terabaikan, mereka ikut terjun langsung di dalam pelayanan tersebut. Hal ini menyiratkan bahwa pelayanan meja ini harus diutamakan, mengingat bahwa para rasul ikut terlibat dan untuk sementara bahkan melalaikan doa dan pelayanan Firman. Dengan kata lain, pelayanan Firman hanya akan efektif jika pelayanan meja juga beres. Kalau pelayanan meja beres, kemungkinan pelayanan doa dan Firman tidak akan efektif.
3. Pelajaran selanjutnya adalah: agar semua pelayanan bisa dilakukan dengan baik, perlu ada pembagian tugas. Perlu ditunjuk orang-orang yang melakukan pelayanan meja secara khusus agar para rasul bisa fokus kepada pelayanan Firman.
4. Fokus. Fokus penting untuk keberhasilan pelayanan. Ada orang yang fokus kepada pelayanan meja, sementara para rasul fokus kepada pelayanan Firman.
5. Untuk ditunjuk menjalankan fungsi pelayanan meja orang tersebut haruslah dipilih oleh jemaat. Tentu ada kriteria dan bukan sembarangan orang yang dipilih. Bahkan dikatakan bahwa salah satu dikenal penuh dengan Roh Kudus.
6. Dan orang-orang yang dipilih itu harus didoakan terlebih dahulu sebelum memulai pelayanan.

Hal-hal tersebut di atas merupakan poin-poin yang bisa dipelajari dari pelayanan jemaat mula-mula. Sebuah pola pengelolaan jemaat yang perlu kita teladani, karena pada ayat terakhir (ayat 7) ada laporan bahwa Firman YAHWE semakin tersebar dan jumlah murid semakin bertambah. Bahkan, yang luar biasa, para imam, yang sebelumnya dilaporkan menentang mereka, ikut menjadi percaya kepada YAHSHUA.

Baca bagian selanjutnya!


Baca juga:
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin
Ketaatan Para Rasul Berhadapan dangan Otoritas Agama dan Dunia
Mukjizat Menjadi Unsur Utama dalam Pelayanan dan Penginjilan
Motivasi Pelayanan: Belajar dari Ananis dan Safira
Cara Hidup Jemaat Pertama: Semua Milik Semua

Minggu, 14 Oktober 2012

Ketaatan Para Rasul Berhadapan dangan Otoritas Agama dan Dunia

Kisah Para Rasul 5:17-25

The Message of Acts (Bible Speaks Today) The Story, NIV: The Bible as One Continuing Story of God and His People Acts (The NIV Application Commentary)

Baca bagian sebelumnya!

Pada bagian sebelumnya kita belajar bahwa mukjizat menjadi unsur penting dalam efektivitas penginjilan. Pada bagian ini masih akan menyaksikan bagaimana Roh YAHWE bekerja menyertai para rasul dengan mengerjakan perbuatan-perbuatan ajaib.

5:17 Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. 5:18 Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. 5:19 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: 5:20 "Pergilah, berdirilah di Bait Elohim dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak." 5:21 Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Elohim, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. 5:22 Tetapi ketika pejabat-pejabat datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan, 5:23 katanya: "Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya." 5:24 Ketika kepala pengawal Bait Elohim dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu. 5:25 Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: "Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Elohim dan mereka mengajar orang banyak."

Menginjil, mewartakan kabar gembira keselamatan dalam nama Yahsua, putera YAHWE, bukannya tanpa risiko. Perbuatan baik, pelayanan tulus kita, pekerjaan Roh Kudus yang menyertai pekerjaan kita melalui tanda-tanda ajaib, tidak selalu ditanggapi secara positif oleh mereka yang mengetahui, melihat atau mendengar pekerjaan kita. Dalam cerita pra rasul kali ini, kita tahu bahwa Imam Besar dan pengikutnya sangat iri hati sehingga mereka memasukkan rasul-rasul itu ke dalam penjara. Otoritas agamawi yang ada sering menjadi lawan kuat para penginjil. Mereka, atas nama otoritas dan wewenang yang dipercayakan kepada mereka, bisa bertindak secara hukum untuk melawan kita, untuk mempersalahkan kita.

Namun kita belajar bahwa para rasul itu tampaknya tidak takut kepada otoritas yang mengancam mereka. Mereka demikian digerakkan oleh Roh Kudus sehingga risiko apapun siap mereka hadapi. Dan memang Roh Kudus tidak membiarkan mereka berjalan sendiri. YAHWE menyertai mereka dan mendukung mereka melalui perbuatan ajaibnya: mereka dilepaskan dan dikeluarkan dari penjara secara ajaib oleh malaikat YAHWE. Dan, ini yang terpenting, para rasul itu menaati apa yang diperintahkan oleh Bapa YAHWE kepada mereka: untuk pergi ke Bait Elohim dan memberitakan FIRMAN HIDUP kepada orang banyak.

Penting bagi kita untuk mendengarkan petunjuk YAHWE yang disampaikan kepada kita dan menaatinya. Apapun dituasi yang kita hadapi, kita tidak perlu takut sejauh langkah-langkah kita seturut dengan kehendak Bapa YAHWE dan kita menaati Dia yang telah mengasihi dan menyelamatkan kita.

Baca bagian selanjutnya!.

The Legend and the Apostle: The Battle for Paul in Story and Canon Acts (Life Application Bible Commentary) Day by Day Kid's Bible: The Bible for Young Readers (Tyndale Kids)



Baca juga:
Mukjizat Menjadi Unsur Utama dalam Pelayanan dan Penginjilan
Motivasi Pelayanan: Belajar dari Ananis dan Safira
Cara Hidup Jemaat Pertama: Semua Milik Semua
Cara Hidup Jemaat yang Pertama

Mukjizat Menjadi Unsur Utama dalam Pelayanan dan Penginjilan

Kisah Para Rasul 5:2-16

The First Christians: The Acts of the Apostles for Children The First Urban Christians: The Social World of the Apostle Paul The History of the Church: From Christ to Constantine (Penguin Classics)

Baca bagian sebelumnya!

Pada bagian sebelumnya kita belajar dari Ananias dan Safira bahwa penting untuk memiliki motivasi yang benar di dalam melayani atau melakukan apapun dalam hidup bergereja. Motivasi yang tidak benar, mencari muka atau popularitas, tidak berkenan di hati YAHWE dan bahkan, seperti dalam kasus Ananias dan Safira, bisa mendatangkan maut.

Pada sekarang bagian ini kita belajar mengenai kedahsyatan pelayanan rasul-rasul berkat mukjizat-mukjizat yang dikerjakan YAHWE melalui mereka. Berikut ini kutipannya:

5:12 Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat.
5:13 Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak.
5:14 Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan,
5:15 bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka.
5:16 Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan.

Dari kutipan ini kita belajar:
1. Ada banyak tanda dan mukjizat yang diadakan oleh para rasul
2. Mereka selalu berkumpun di serambil Salomo dalam persekutuan yang erat
3. Orang lain tidak berani bergabung dengan mereka
4. Mereka sangat disegani dan dihormati oleh orang banyak
5. Jumlah mereka makin banyak, baik laki-laki maupun perempuan
6. Orang banyak,  bahkan dari luar Yerusalem, ikut datang berduyun membawa orang sakit dan orang yang digganggu roh jahat, keluar agar disembuhkan oleh (bayangkan) Petrus... dan MEREKA SEMUA DSISEMBUHKAN.

Dicatat dalam ayat 12 bahwa jemaat mula-mula selalu berkumpul di serambil Salomo dalam persekutuan yang erat. Hal ini menandakan adanya persatuan dan kesehatian serta kesungguhan hati jemaat mula-mula. Kesungguhan hati mereka di dalam persekutuan tampaknya membuat orang-orang (yang tidak memiliki kesungguhan yang sama) tidak berani mendekat dan bergabung dengan mereka. Jadi ada semacam karakter yang khas pada jemaat mula-mula, yang menjadikan mereka jelas-jelas berbeda dengan yang bukan anggota jemaat. Kesungguhan hati mereka membuat mereka sangat disegani dan dihormati.

Dan kesungguhan hati mereka mengudang Roh Kudus mengalir dalam kehidupan mereka.  Roh Kudus yang menyertai para rasul menjadikan mereka mampu mengadakan banyak tanda dan mukjizat. Tanda dan mukjizat menarik perhatian banyak orang datang untuk mengalami mukjizat yang sama.

Penting untuk dicatat bahwa di dalam melayani di gereja kita hendaklah memiliki kesungguhan   hati untuk mendukung gerakan YAHWE melalui gerakan gereja. Penting untuk memiliki persekutuan yang erat dengan anggota jemaat yang lain. Hormat dan rasa segan biarlah datang sebagai hal yang alami menyertai kesungguhan hati anak-anak Bapa yang sehati berjuang bagi kerajaan-Nya. Bukan dengan melakukan hal-hal yang menyolok mata, seperti yang dilakukan Ananias dan Safira, hanya sekadar untuk mendatangkan pujian manusia.

Baca bagian selanjutnya!

The Churches The Apostles Left Behind Church History - The First Century

Baca juga:
Motivasi Pelayanan: Belajar dari Ananis dan Safira
Cara Hidup Jemaat Pertama: Semua Milik Semua
Cara Hidup Jemaat yang Pertama
Roh Kudus Menjadikan Hidup Kita Menjadi Berkat bagi Orang Lain