Tampilkan postingan dengan label ketaatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ketaatan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Juni 2017

Pengembangan Talenta: Ketaatan dan Kepercayaan Penuh Kepada Raja

5 talenta 2 talenta 1 talenta
Tuhan memberikan talenta kepada hamba-Nya menurut kesanggupannya. Ada yang karena kesanggupannya diberikan 5 talenta, ada yang 2, dan ada yang satu talenta. Yang menerima 5 talenta mengusahakannya sehingga beroleh laba 5 talenta, menjadi 10 talenta. Yang menerima 2 talenta mengusahakannya dan beroleh laba 2 talenta, menjadi 4 talenta.

Ketika tuannya datang, mereka yang menerima 5 itu berkata: "Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta."
Yang menerima 2 talenta berkata, "Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta."

Kedua hamba yang menerima 5 dan 2 talenta itu sebagai titipan kepercayaan. Mereka memahami talenta itu sebagai "yang dipercayakan" kepada mereka. Mereka menerima kepercayaan itu dan dengan penuh tanggung jawab menjaga kepercayaan itu dengan cara mengembangkan atau mengusahakan talenta itu sehingga beroleh laba menjadi dua kali lipat. Keduanya taat menerima kepercayaan itu dan menjalankan kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya. Tanpa ragu-ragu mereka langsung menggunakan talenta itu untuk diusahakan dan dikembangkan. Keduanya tidak peduli apa yang akan terjadi ke depan seandainya talenta itu berhasil mereka lipat gandakan. Apakah akan diambil semua oleh tuannya? Ataukah mereka akan menerima sebagian? Keduanya tidak terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Keduanya langsung taat dan mengerjakan kepercayaan itu.

Sedangkan hamba yang menerima satu talenta itu berkata kepada tuannya, "Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!" Hamba ini diberi kepercayaan satu talenta, tetapi ia merasa tidak dipercaya dan, karena merasa tidak jelas dengan apa yang akan terjadi seandainya ia mengusahakan talenta itu, apakah akan menjadi miliknya, atau harus dikembalikan kepada tuannya, maka ia hanya menyembunyikan talenta itu. Hamba ini begitu digelisahkan dengan "nasib" masa depan dan ketidakpastian akan masa depan. Ia takut kalau seandainya ia berhasil mengupayakan talenta itu menjadi banyak, tuannya dengan kejam akan mengambil semuanya tanpa memberinya bagian. Dan kalau itu yang terjadi, ia tidak rela. Dihantui oleh kekhawatirannya yang didorong oleh ketamakan, ia memilih mendiamkan dan menyembunyikan talenta itu. Lebih baik tidak melakukan apa-apa daripada bersusah payah hanya untuk menguntungkan orang lain.

Kedua hamba yang menerima 5 dan 2 talenta adalah hamba-hamba yang ikhlas bekerja tanpa merisaukan apa yang akan mereka terima. Mereka menunjukkan ketaatan penuh kepada tuannya. Mereka bahkan tidak peduli seandainya mereka berhasil mengembangkan talenta itu menjadi berlipat-lipat tetapi akhirnya semuanya akan diambil oleh tuannya. Tugas mereka adalah mengusahakan agar talenta itu menghasilkan laba. Untuk siapakah laba itu? Apakah mereka akan mendapatkan bagian dari laba itu? Mereka tidak merisaukan pertanyaan-pertanyaan itu. Mereka hanya taat menjalankan perintah tuannya.

Kedua hamba yang menerima 5 dan 2 talenta itu adalah hamba-hamba yang ikhlas berbagi. Mereka sadar betul bahwa talenta yang mereka terima itu adalah titipan. Bukan menjadi hak milik. Kepada siapa laba akan diberikan oleh tuannya, tidaklah menjadi persoalan penting bagi mereka. Yang penting adalah mereka melakukan perintah tuannya.
Sebaliknya, hamba yang menerima satu talenta tidak mau mengusahakannya karena ia tidak rela kalau hasil jerih payahnya akan diambil dari dirinya.


25:14    "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
25:15    Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
25:16    Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
25:17    Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
25:18    Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
25:19    Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
25:20    Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
25:21    Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:22    Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
25:23    Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:24    Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
25:25    Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
25:26    Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:27    Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
25:28    Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
25:29    Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.

Minggu, 09 Juni 2013

Beribadah kepada YAHWE: Pilihan yang Terbaik

Yosua 24:15
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada YAHWE, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; illah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau illah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami aka beribadah kepada YAHWE. 

William A. Galston
William A. Galston
Bill Galston sedang berada di puncak karirnya ketika ia mengundurkan diri sebagai penasihat kebijakan dalam negeri bagi presiden Bill Clinton, untuk kembali mengajar di University of Maryland. Alasannya adalah 'untuk mendapatkan keseimbangan baru' antara pekerjaan dan keluarga.

Galston telah lebih dari sepuluh tahun berupaya mewujudkan ide-idenya. di Gedung Putih, ia membantu membentuk National Campaign Against Teen Pregnancy (Kampanye Nasional Melawan Kehamilan Remaja), merencanakan National Service Program, dan mengupayakan reformasi pendidikan. Ia berkonsultasi dengan para pejabat pemerintah, memiliki reputasi sempurna dan mencintai pekerjaannya.

Ia berusaha memadukan waktunya dengan putranya, Ezra, ke dalam jadwalnya yang sangat padat dan seringkali tidak menentu, bahkan sesekali mengajak puteranya ke Gedung Putih pada malam hari. Tetapi Galston terus-menerus dihantui oleh fakta bahwa ia seringkali pulang dalam keadaan terlalu letih untuk melewatkan waktu berkualitas dengan puteranya. Ia sangat bergumul dengan kontradiksi antara program kesejahteraan hasil idenya yang bertemakan 'Mendahulukan Anak-anak' dengan rumah tangganya sendiri.

Apakah yang akhirnya memico keseriusan pengundurandirinya? Ezra, anaknya, suatu kali mengirimkan memo kepadanya, "Main baseball itu tidak menyenangkan kalau tidak ada orang yang memberikan semangat." Jadilah Galston mengundurkan diri, dan tahun-tahun berikutnya ia makin menyadari bahwa itulah pilihan terbaik bagi dirinya dan anaknya Ezra.

Pilihan-pilihan yang kita buat bukan saja berdampak terhadap masa depan kita melainkan juga masa depan orang-orang di sekeliling kita. Yosua menghadapkan pilihan kepada umat Israel tentang kepada siapa mereka akan beribadah. Yosua menetapkan pilihan bahwa ia dan keluarganya akan beribadah kepada YAHWE. Inilah pilihan terbaik Yosua bagi dirinya dan keluarganya. Itulah sebabnya Yosua dan keluarganya mengalami anugerah YAHWE yang melimpah di dalam hidupnya.

Pastikan pilihan-pilihan kita akan mendatangkan berkat YAHWE yang terbak bagi orang-orang di sekeliling kita.


Baca juga:
Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya

Selasa, 16 April 2013

Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson

YAHWE menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya (Mazmur 37:23)

John Kenneth Galbraith
John Kenneth Galbraith
Dalam autobiografinya, “A Life On Our Times,” John Kenneth Galbraith, seorang tokoh dan ahli ekonomi asal Kanada menceritakan tentang ketaatan yang luar biasa yang ditunjukkan oleh Emily Gloria Wilson, pengurus rumah tangganya:

Hari itu adalah hari yang sangat melelahkan, dan saya meminta Emily untuk menerima setiap telepon yang masuk ketika saya tidur siang. Dalam waktu yang sangat singkat setelah saya mengatakan hal itu kepadanya, telepon berdering. Lyndon Johnson (presiden ke-36 AS) menelepon dari Gedung Putih dan berkata, “Tolong hubungkan saya dengan Ken Galbraith. Ini dari Lyndon Johnson.”
Lalu Emily menjawab, “Dia sedang tidur Pak Presiden… Dia katakan bahwa jangan ada seorang pun yang mengganggu tidur siangnya.”
“Yah baiklah. Tapi sekarang saya ingin anda membangunkan dia. Saya harus berbicara dengannya.” Kata Johnson lagi.
“Tidak bisa Pak Presiden. Saya bekerja bagi dia, bukan bagi anda,” kata Emily.
Saat saya menelepon Pelajaran Agama Katolik Presiden, dalam keadaan tawa yang sudah mereda, ia berkata, “Katakan kepada wanita itu, saya inginkan dia untuk bekerja di Gedung Putih!”

President Lyndon Johnson
President Lyndon Johnson
Manusia seperti Emily Gloria Wilson mungkin sangat langka. Ia tahu apa artinya ketaatan kepada tuannya. Ia tahu apa artinya hati seorang pelayan yang mengabdi kepada tuannya. Yang ia tahu adalah bahwa ia harus taat kepada tuannya, atau kepada siapa ia mengabdi. Orang semacam ini akan mendapat kepercayaan yang sangat besar dari tuannya dan otomatis akan memperoleh berkat serta jaminan dalam hidupnya.

Kita mempunyai Tuan yang kita sanjung, Yesus Kristus. Apa saja yang menjadi perintah-Nya seharusnya kita turuti tanpa protes. Banyak orang ingin berkat, tetapi tidak taat. Padahal berkat datang dari ketaatan pada perintah Tuhan, sedangkan kutuk datang dari ketidaktaatan. Ketaatan adalah sebuah kualitas karakter yang menentukan masa depan seseorang. Sejauh mana saudara diberkati adalah tergantung sejauh mana saudara taat pada Tuhan. Kalau kita memiliki hati hamba yang mengabdi dan taat kepada Tuhan, pasti anugerah, penyertaan, tuntunan dan berkat-berkat Tuhan akan dialirkan kuat di dalam hidup kita.



Baca juga:
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Melakukan Perkara Besar
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah

Jumat, 12 April 2013

Mendapatkan Hati Tuhan

Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap dengan dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia. (Mazmur 89:21-22)

Kita televisi kita sering melihat tayangan ajang pencarian bakat. Di situ banyak kontestan yang bertanding saling menunjukkan bakatnya masing-masing. Di antara ribuan kontestan, hanya dipilih puluhan orang yang bisa mengikuti sesi selanjutnya. Setiap sesi memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dan semakin meningkat. Dan dari puluhan orang tersebut, akhirnya hanya dipilih 5 besar, 3 besar dan akhirnya 1 pemenang. Pemenang tersebut berhasil mendapatkan hati para juri dan para pemirsa acara tersebut. Ketika seorang pemenang terpilih, akhirnya acara tersebut telah menemukan atau mendapatkan seseorang yang pantas menyandang gelar juara yang diberikan oleh acara tersebut.

Daud ditegur oleh Nabi Natan
Daud Taat Ketika Ditegur Tuhan
Demikian juga Daud. Ketika Tuhan melihat hidup Daud, Tuhan mengatakan bahwa “Aku telah mendapat Daud.” Kalau digambarkan, saat itu Tuhan dengan wajah yang berseri-seri berseru: “Akhirnya Aku menemukan orang yang kucari-cari selama ini.” Ketika Tuhan melihat hidup Daud, Daud langsung mendapatkan hati Tuhan. Tuhan melihat Daud yang hatinya begitu percaya dan berserah kepada-Nya sehingga Daud tanpa banyak bertanya taat terhadap kehendak Tuhan.

Kita semua, sadar atau tidak, sedang berada dalam ajang penilaian di hadapan Tuhan. Kita adalah kontestanya. Mereka yang memiliki hati yang taat dan penyerahan penuh terhadap kehendak Tuhan akan mendapat nilai plus di hadapan Tuhan. Akan selalu ada tantangan yang lebih meningkat kesulitannya di tiap level dan harga yang lebih besar untuk dibayar. Kalau kita gagal menaati kehendak Tuhan di sebuah level, maka kita tidak akan masuk ke level berikutnya. Jangan sampai kita terkena ‘eliminasi’ akibat ketidaktaatan kita akan kehendak Tuhan. Taatilah Firman Tuhan dengan hati yang mengasihi Tuhan, sehingga kita bisa mendapatkan hati Tuhan.


Baca juga:
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Melakukan Perkara Besar
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?

Kamis, 11 April 2013

Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan

Kata YAHWE, “Pergilah ke tanah Moria dengan Ishak, anakmu yang tunggal, yang sangat kaukasihi. Di situ, di sebuah gunung yang akan Kutunjukkan kepadamu, persembahkanlah anakmu sebagai kurban bakaran kepada-Ku.” Keesokan harinya pagi-pagi, Abraham membelah-belah kayu untuk kurban bakaran dan mengikat kayu itu di atas keledainya. Ia berangkat dengan Ishak dan dua orang hambanya ke tempat yang dikatakan Tuhan kepadanya. (Kejadian 22:2-3)

Ketaatan Abraham
Ketaatan Abraham
Sampai hari ini mungkin setiap kita masih geleng-geleng kepala karena kagum akan apa yang dilakukan oleh Abraham. Abraham memiliki ketaatan yang luar bisa, ketaatan yang tidak ditunda-tunda, ketaatan yang langsung. Mungkin sebagian di antara kita berpikir, apakah Abraham tidak punya perasaan? Pasti Abraham juga punya perasaan. Abraham juga manusia. Apalagi Ishak adalah anak yang lahir bagi dia di masa tuanya, anak satu-satunya yang ia punya, seorang anak perjanjian yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Dan ketika Tuhan memintanya untuk mempersembahkan Ishak sebagai kurban bakaran di hadapan TAHWE, Abraham bisa langsung taat. Luar biasa sekali. Inilah yang membuat Tuhan tersentuh hatinya. Inilah yang membuat Tuhan berjanji akan memberkati hidup Abraham dengan melimpah. Abraham berhasil mendapatkan hati Tuhan karena ketaatannya yang luar biasa.

Di seluruh dunia, kuda Arab sangat terkenal sebagai kuda kelas wahid. Oleh karena itu peternakan kuda Arab merupakan suatu usaha besar yang harus diusahakan dengan modal yang besar. Untuk mendapatkan bibit-bibit unggul dari kuda-kuda Arab ini diperlukan suatu cara penanganan yang lain daripada yang lain. Kuda-kuda itu dikumpulkan di dalam sebuah kandang khusus dan selama tiga hari tiga malam kuda-kuda itu sama sekali tidak diberi makan dan minum.  Di luar kandang, para gembala kuda sudah siap menanti. Mereka biasa memberikan aba-aba tertentu kepada kuda-kuda asuhannya dengan memakai semacam terompet tanduk. Misalnya bunyi tertentu merupakan kode untuk para kuda itu pulang kandang, dan bunyi melengking untuk para kuda itu keluar kandang.

Kuda Arab yang Unggul adalah Kuda yang Taat
Setelah tiga hari berlalu pintu kandang dibuka dan dalam jarak kurang lebih 500 meter disediakan rumput yang hijau dan air yang segar. Tentu saja kuda-kuda yang sudah demikian lapar dan haus itu segera berlari menuju makanan dan minuman yang tersedia. Tetapi ketika mereka sedang berlari terdengarlah suatu terompet gembala yang memberi aba-aba kembali ke kandang. Sebenarnya semua kuda sudah terbiasa mendengar suara terompet tanduk itu tiap-tiap hari  dan dalam keadaan yang wajar semua kuda taat terhadap gembalanya. Tetapi dalam keadaan sekarang ketika mereka lapar dan haus luar biasa ternyata mendengar aba-aba kembali ke kandang sebagian besar kuda tidak menaatinya. Mereka langsung saja berlari menuju rumput dan air yang tersedia. Tetapi ada sekelompok kecil kuda yang meskipun lapar dan haus, ketika mendengar aba-aba untuk kembali ke kandang, segera menghentikan larinya dan masuk ke kandang kembali. Melihat hal itu tahulah gembala bahwa kuda-kuda yang kembali masuk ke kandang dengan penuh ketaatan serta dapat menahan haus dan lapar itulah yang merupakan kuda-kuda bibit unggul yang sangat mahal  harganya.

Demikian juga kita yang mau taat sekalipun ada harga yang harus kita bayar. Di mata Tuhan, kita akan menjadi anak-anak-Nya yang sangat berharga.


Baca juga:
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Melakukan Perkara Besar
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?
Iman yang Menggoncang Dunia

Jumat, 05 April 2013

Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya

Ia membawa ku keluar ke tempat lapang, Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku. (2 Samuel 22:20)

Ayat di atas adalah perkataan Daud ketika ia telah dilepaskan dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul. Apa alasan Tuhan menyelamatkan Daud dan memberikan kelegaan di dalam hidupnya? Dalam ayat di atas dikatakan bahwa alasannya adalah karena Tuhan berkenan kepada Daud. Daud adalah orang yang bisa menyentuh hati Tuhan, sehingga Tuhan berkenan memberikan pertolongan, keselamatan dan anugerah yang luar biasa baginya. Demikian juga dengan hidup kita. Kalau kita berjuang untuk menjadi orang yang bisa menyentuh hatinya Tuhan, maka tangan Tuhan juga akan berkarya secara ajaib dalam hidup kita.

Pada tahun 1852 sampai 1870 Perancis diperintah oleh Napoleon III. Pada tahun-tahun terakhir pemerintahannya, berkecamuklah perang dahsyat antara Perancis dan Jerman. Banyak daerah milik Perancis yang direbut dan diduduki oleh pasukan Jerman. Adalah seorang tentara muda Perancis bernama Pierre, ia sangat pandai dalam menembakkan meriam. Tiap kali menembak, sasaran yang dituju pasti hancur berantakan. Suatu hari komandannya yang bernama MacMahon memerintahkan Pierre untuk mengintai dengan teropong. “Apa yang kamu lihat?” tanya MacMahon.
“Saya melihat sebuah rumah, komandan!” Jawab Pierre.
MacMahon melanjutkan, “Menurut keterngan yang kuperoleh rumah itu dahulu milik orang Perancis, tetapi sekarang dijadikan markas tentara Jerman. Jadi, siapkan meriammu dan tembaklah rumah itu sampai hancur!”

Biasanya, begitu mendengar perintah dari atasan, Pierre segera melaksanakannya dengan baik. Tapi kali ini ia tertegun agak lama, bibirnya terkatup, seolah tak mampu mengeluarkan kata-kata. Untunglah segera ia dapat menguasai dirinya, lalu menyiapkan meriamnya dan menembakkannya berkali-kali sehingga rumah itu hancur berkeping-keping. Komandan MacMahon memuji tembakan Pierre itu. Melalui teropongnya ia mlihat tidak ada satu tembakanpun yang meleset. Semua mengenai sasaran dengan baik, rumah itu sekarang sudah rata dengan tanah. Maka munculklah kata-kata pujian dari MacMahon, “Pierre, engkau sungguh hebat. Engkau adalah prajuritku yang paling cakap!”

Tetapi sang komandan terkejut, karena ia melihat Pierre tertunduk di tanah sambil menangis tersedu-sedu. “Hai mengapa engkau menangis? Bukankah seharusnya engkau gembira sebab markas musuh telah dapat kita hancurkan?” demikian tanya MacMahon dengan heran.
Masih dengan tersedu-sedu Pierre menjawab, “Komandan, tahukah engkau bahwa rumah yang saya tembah tadi adalah rumahku sendiri? Dengan susah payah saya menyisihkan gaji saya sebagai prajurit untuk membangun rumah itu, tetapi sekarang rumah itu telah; rata dengan tanah karena tembakanku sendiri.”
MacMahon sangat terkejut mendengar penjelasan itu, tetapi sekaligus membuat Pierre prajurit menjadi sangat istimewa di hatinya. Sebagai prajurit, ia tahu tugas utamanya adalah menaati perintah komandan, maka walaupun sangat berat karena ia harus menghancurkan rumahnya sendiri, perintah itu dilaksanakannya dengan baik. Sebagai penghargaan kepada Pierre, kedudukannya diangkat dan ia menerima hadiah penghargaan yang luar biasa dari komandannya.

Ketika kita bisa menyentuh hati Tuhan, maka hati Tuhan itu akan menggerakkan tangan Tuhan untuk memberkati hidup kita.


Baca juga:
Melakukan Perkara Besar
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Jumat, 15 Maret 2013

Pelayanan Menurut Tuntunan YAHWE

Kisah Para Rasul 12:24-13:12

Baca bagian sebelumnya!

Firman Tuhan semakin tersebar dan makin banyak didengar orang (Kis 12:24) oleh karena pewartaan pewartaan dan pelayaan para anggota jemaat pertama dan kesaksian mereka. Disebutkan bahwa dalam jemaat ada beberapa nabi dan pengajar. Dalam Pasal 13 disebutkan bahwa di Anthiokia sendiri ada beberapa nabi dan pengajar, meskipun tidak dirinci siapa yang nabi siapa yang pengajar: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes dan Saulus. Menarik untuk dicatat bahwa salah seorang nabi atau pengajar itu adalah teman raja wilayah Herodes. Jadi pewartaan jemaat pertama menyentuh juga kalangan atas, teman sepengasuhan raja.

Paulus menghardik Baryesus
Paulus menghardik Baryesus
Ayat 2 pasal 13 disebutkan juga dan diulang kembali bahwa jemaat itu beribadah dan berpuasa. Ibadah dan puasa adalah salah satu gaya hidup jemaat pertama. Salah satu dampaknya adalah hubungan yang erat dengan Roh Kudus dan kehidupan jemaat selalu dituntun oleh Roh Kudus. Saat itu pula Roh Kudus menuntun mereka agar Barnabas dan Saulus dikhususkan bagi tugas yang sudah ditentukan oleh Bapa YAHWE. Dan sesudah mereka mendapat tuntunan itupun Kitab Suci mencatat bahwa mereka masih berpuasa dan berdoa kembali (ayat 3) dan setelah mereka meletakkan tangan atas dua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. Sebuah teladan hidup menggereja yang amat baik: berdoa dan berpuasa untuk tugas misi khusus anggota jemaat dan mereka semua membekali misionaris itu dengan “meletakkan tangan” sebelum utusan itu berangkat pergi.

Tujuan kepergian Barnabas dan Saulus pun ditentukan oleh Roh Kudus (ayat 4). Dicatat bahwa keduanya dibantu oleh Yohanes (ayat 5). Dan dalam kisah selanjutnya ditunjukkan bagaimana tugas penginjilan berhadapan dengan kekuatan kegelapan yang berusaha menghalang-halangi orang untuk mengenal YAHWE, Tuhan yang benar. Di Pafos Barnabas dan Saulus, yang juga disebut Paulus (untuk pertama kalinya Saulus disebut dengan Paulus - ayat 9) dituntun untuk menginjili gubernur. Namun roh jahat, lewat tukang sihir yang bernama Baryesus, atau yang disebut Elimas, berusaha menghalang-halangi agar gubernur mereka agar gubernur itu tidak sampai beriman kepada YAHWE. Dikatakan bahwa Baryesus ini adalah kawan gubernur tersebut, Sergius Paulus. Tentu saja karena ia teman pasti memiliki pengaruh yang besar dan bisa benar-benar menjadi penghalang bagi Barnabas dan Paulus untuk mengenalkan Yeshua kepada gubernur.

Namun di sini kita melihat bagaimana orang yang hidupnya dipimpin oleh Roh dan bergaul akrab dengan YAHWE menang berhadapan dengan musuh. Penuh dengan Roh Kudus (ayat 9), Paulus menelanjangi kerja iblis yang penuh dengan tipu muslihat dan kejahatan dan oleh kuasa Roh Kudus Paulus menimpakan kebutaan sementara pada Baryesus. Roh Kudus membuat pekerjaan Paulus dan Barnabas menjadi berhasil dengan menyatakan pekerjaan ajaib di hadapan gubernur. Melihat kuasa yang menyertai Paulus, gubernur menjadi percaya dan takjub akan ajaran YAHWE (ayat 12).

Dari penggalan kisah perjalanan Barnabas dan Paulus ini kita bisa belajar:
1. Pentingnya doa dan puasa dalam kehidupan jemaat. Doa dan puasa menjadi praktik hidup sehari-hari dan hal itu membuat hubungan jemaat dengan YAHWE menjadi intim.
2. Hubungan yang intim dengan YAHWE membuat mereka peka dengan tuntungan YAHWE melalui Roh Kudus-Nya.
3. Hubungan yang intim dengan YAHWE membuat Barnabas dan Paulus mengetahui isi hati YAHWE sehingga Paulus tahu apa yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan musuh. Paulus dimampukan YAHWE untuk melakukan nubuat dan diberi kuasa untuk melakukan pekerjaan ajaib termasuk untuk menghajar musuh.
4. Hubungan yang intim dengan YAHWE dan ketaatan dengan YAHWE membuat setiap pekerjaan nabi dan pengajar menjadi berhasil.

Baca bagian selanjutnya.

Baca juga:
Keterlibatan YAHWE dalam Penginjilan Jemaat Mula-Mula
Karya Roh Kudus Tidak Terkungkung Oleh Tradisi dan Hukum
Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin
Roh Kudus Menjadi Daya Penggerak Gaya Hidup Jemaat Perdana

 

 

 

 



  

Jumat, 08 Februari 2013

Mendengar Tuntunan Gembala

Domba-domba-Ku mendengarkan suaa-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku, dan Aku memberikan hidupp yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun idak akan merebut mereka dari tangan-Ku. (Yohanes 10:27-28)

Domba ikuti Gembala
Dalam ayat di atas dikatakan bahwa doma-doma YAHWE pasti akan mendengarkan suara-Nya dan mereka akan mengikuti Sang Gembala, di mana Sang Gembala menuntun domba-Nya menuju kepada hidup yang kekal. Meskipun trkadang kita belum mengerti akan tununan Sang Gembala, etapi kalau kita sungguh-sungguh mempercayakan hidup kita kepada Sang Gembala, maka apapun tuntunan-Nya dalam hidup kita, kita akan berani melangkah sesuai dengan petunjuk-Nya.

Seorang misionari di Afrika mempunyai seorang anak yang bernama Philip. Anak itu sedang bermain-main di kebun dan tiba-tiba ayahnya melihat bahwa Philip dalam keadaan bahaya, maka ayahnya langsung berteriak, "Philip, tiarap!" Anak itu berbuat tanpa bertanya. "Sekarang merangkaklah ke mari secepat mungkin!" Anak itu tetap mematuhinya. "Sekarang berdiri dan berlarilah ke mari!" Anak itu menjalankan perintah ayahnya dan berakhir dalam pelukannya.Saat itu Philip melihat ke belakang ke tempat di mana ia bermain. Di pohon, tampak menggantung seekor ular sepanjang 5 meter. Misalkan anak itu bertanya dulu, "Mengapa ayah? Apakah aku perlu melakukannya sekarang?" Kemungkinan besar sudah terlambat dan ia sudah dibunuh oleh ular itu.

Mendengar tuntunan Sang Gembala meliputi ketaatan tanpa banyak bertanya. Kepercayaan kita yang 100% terhadap kasih dan kebaikan-Nya akanmembuat kita tidak ragu-ragu melangkah sesuai dengan petunjuk-Nya. Ketika kita menjadikan Tuhan sebagai Gembala Agung kita, maka kita sebagai domba-domba-Nya akan melihat kebaikan-Nya, mengecap keindahan-Nya, dan akhirnya, kita akan merasakan kebaikan dan kasih yang melampaui segala pengertian dan pengetahuan, dan yang akan menyertai sepanjang hidup kita.

Baca juga:
Dituntun ke Padang Berumput Hijau
Tuntunan Melewati Lembah Kelam
Mengikuti Gembala
Yeshua Gembala yang Baik
Menjadi Domba yang Baik



Rabu, 30 Januari 2013

Mengikuti Gembala


Disuruh-Nya umat-Nya berangkat seperti domba-domba, dipimpin-Nya mereka seperti kawanan hewan di padang gurun; dituntun-Nya mereka dengan tenteram, sehingga tidak gemetar, sedang musuh mereka dilingkupi laut (Mazmur 78:52-53)

Seekor domba memiliki sifat yang berbeda dengan bebek. Domba akan selalu berjalan di belakang Gembalanya, sedangkan bebek akan berjalan di depan Gembalanya. Artinya, domba suka mengikuti Gembalanya, sedangkan bebek suka mendahului Gembalanya.

Apakah selama ini kita seperti domba yang suka mengikuti Gembala Agung kita? atau kita seperti bebek yang berjalan mendahului Gembala Agung kita? Kita lebih suka mendapatkan petunjuk Tuhan terlebih dahulu, baru kemudian melangkah? atau kita lebih suka melangkah dulu, baru minta Tuhan untuk menyertai dan memberkati langkah yang kita ambil itu? Ingat, domba yang baik adalah mengikuti Gembalanya, dan bukan mendahului Gembalanya.

Seorang murid yang pandai namun berasal dari keluarga yang tidak mampu mendapat beasiswa untuk melanjutkan SMP ke Singapore. Mendengar kabar ini, tentu saja ia maupun keluarganya sangat senang sekali. Mereka tidak pernah menyangka bahwa anaknya bisa sekolah sampai ke luar negeri.

Namun setelah itu orang tua dari anak ini ingat bahwa mereka harus menghadapkan perkara ini kepada Tuhan terlebih dahulu, apakah Tuhan memang menghendaki anaknya berangkat ke Singapore atau tidak. Mereka tidak ingin mendahului Tuhan Sang Gembala Agung di dalam mengambil keputusan. Lalu mereka sekeluarga sepakat untuk berdoa puasa. Dalam doa puasa itu, setiap malam mereka membangun mezbah keluarga. Di akhir doa puasa itu, mereka mendapatkan peneguhan bahwa Tuhan tidak menghendaki sang anak untuk berangkat ke Singapore, karena usianya yang masih terlalu belia dan masih rentan untuk dibiarkan hidup sendiri tanpa bimbingan orang tua, dan karena tidak ada satu pun orang yang mereka kenal di Singapore yang bisa bertanggung jawab atas kerohanian anaknya ini.

Meskipun harus melepas berkat ini.namun semuanya merasa damai sejahtera. Dan ternyata Tuhan memang menyatakan rencana-Nya yang indah pada waktunya. Anaknya meskipun tidak jadi menerima beasiswa ke Singapore, tetapi ternyata juga bisa menerima beasiswa untuk bersekolah di salah satu SMP elite yang ada di kota tersebut. Bahkan di tahun-tahun itu, anak ini menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi dan dibaptis. Bukan hanya itu saja, anak ini mulai terlibat aktif di dalam pelayanan dan hidupnya dipakai Tuhan secara luar biasa untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Orang tuanya sangat bersyukur, sekalipun dulu mereka harus melepaskan kesempatan anaknya mendapat beasiswa di Singapore, tetapi pengenalan pribadi anaknya akan Tuhan Yesus adalah jauh lebih penting, sebab itulah yang akan menentukan dasar di mana kehidupan anaknya akan dibangun.Mereka bersyukur, Sang Gembala Agung telah menuntun mereka mengambil keputusan yang terbaik.




Baca juga:
Yeshua Gembala yang Baik
Menjadi Domba yang Baik
YAHWE Adalah Gembalaku
Berkat bagi Orang yang Bergaul Akrab dengan YAHWE
YAHWE Sumber Berkat




Senin, 15 Oktober 2012

Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin

Kisah Para Rasul 5:26-42

Baca bagian sebelumnya!

Pada bagian sebelumnya kita belajar bahwa tanda-tanda dan mukjizat dan perbuatan ajaib menyertai kehidupan para rasul. YAHWE secara ajaib ikut campur tangan di dalam kehidupan para rasul. Pada bagian ini kita akan belajar tentang ketaatan kepada YAHWE diperhadapkan dengan otoritas dunia, pemimpin agama.

Petrus dan para rasul sudah ditangkap dan dipenjara, namun dilepaskan secara ajaib oleh malaikat dan atas perintah YAHWE mereka mengajar di Serambi Salomo. Para rasul itu sebelumnya telah mendapat larangan dari Mahkamah Agama untuk tidak mengajar orang banyak dalam nama YAHShUA. Namun mereka taat kepada YAHWE yang menyuruh mereka untuk tetap mengajarkan firman yang hidup. Mereka kemudian ditangkap kembali dan Mahkamah Agama menegaskan bahwa mereka tidak boleh mengajar dalam nama YAHShUA. Terhadap larangan yang disampaikan Imam Besar itu Petrus mengatakan:

Kis 5:29 "Kita harus lebih taat kepada Elohim dari pada kepada manusia. 5:30 Elohim nenek moyang kita telah membangkitkan Yahshua, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. 5:31 Dialah yang telah ditinggikan oleh Elohim sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. 5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Elohim kepada semua orang yang mentaati Dia."

Kita melihat sebuah keberanian yang luar biasa yang ditunjukkan oleh Petrus. Tentu kita masih ingat bagaimana Petrus pernah menyangkal YAHSHUA sebelum penyaliban itu t erjadi. Namun kini, Petrus bukan saja menolak larangan untuk memberitakan firman hidup namun juga mengungkapkan sebuah kebenaran di depan para imam dan Mahkamah Agama bahwa mereka telah bersalah karena telah membunuh YAHSHUA yang sebenarnya adalah Pemimpin dan Juruselamat yang diutus YAHWE untuk pertobatan Israel. Petrus juga mengatakan bahwa mereka adalah saksi. Petrus mengatakan "kami" artinya ia sendiri dan Roh Kudus. Kita menjadi tahu bahwa sumber keberanian yang luar biasa tersebut adalah kekuatan dari Roh Kudus yang menyertai Petrus.

Tentu saja perkataan Petrus itu amat menusuk hati para imam karena tanpa basa basi Petrus menuding kesalahan mereka. Jika bukan karena nasehat Gamaliel, seorang ahli Taurat yang dihormati, Petrus dan para rasukl yang lain pastilah sudah dibunuh oleh Mahkamah Agama. Akhirnya mereka disesah (ayat 40). Dan apa reaksi Petrus dan rasul-rasul yang lain?

5:41 Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama YAHSHUA. 5:42 Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang YAHSHUA yang adalah Mesias.

Terhadap penyesahan yang mereka terima, mereka merasa senang karena telah dianggap layak untuk ikut menderita penghinaan oleh karena nama YAHSHUA.Bukannya mengikuti apa yang diperintahkan oleh para imam dalam Mahkamah Agama, Petrus dan para rasul setiap hari mengajar orang banyak dan memberitakan Injil tentang YAHSHUA.

Hari ini kita belajar bahwa memberitakan firman hidup, memberitakan Injil tentang YAHSHUA, memberitakan nama YAHSHUA adalah wujud dari ketaatan kita kepada YAHWE. Kita akan dimampukan untuk taat ketika kita membiarkan hidup kita dituntun oleh Roh Kudus, ketika pengurapan YAHWE melalui Roh Kudus-Nya ada pada kita, ketika kita menjadi saksi bersama Roh Kudus. Kita juga harus sadar bahwa memberitakan nama YAHSHUA memiliki risiko langsung terhadap hidup kita. Petrus dan para rasul telah disesah, dan bahkan nyaris dibunuh, karena mereka memberitakan nama YAHSHUA.

Bersama Roh Kudus kita akan lebih bisa taat kepada YAHWE dan bahkan diberi kekuatan untuk menentang otoritas yang jahat yang jelas-jelas menghalangi kehendak YAHWE.

Baca bagian selanjutnya!

Baca juga:
Ketaatan Para Rasul Berhadapan dangan Otoritas Agama dan Dunia
Mukjizat Menjadi Unsur Utama dalam Pelayanan dan Penginjilan
Motivasi Pelayanan: Belajar dari Ananis dan Safira
Cara Hidup Jemaat Pertama: Semua Milik Semua
Cara Hidup Jemaat yang Pertama

Minggu, 14 Oktober 2012

Ketaatan Para Rasul Berhadapan dangan Otoritas Agama dan Dunia

Kisah Para Rasul 5:17-25

The Message of Acts (Bible Speaks Today) The Story, NIV: The Bible as One Continuing Story of God and His People Acts (The NIV Application Commentary)

Baca bagian sebelumnya!

Pada bagian sebelumnya kita belajar bahwa mukjizat menjadi unsur penting dalam efektivitas penginjilan. Pada bagian ini masih akan menyaksikan bagaimana Roh YAHWE bekerja menyertai para rasul dengan mengerjakan perbuatan-perbuatan ajaib.

5:17 Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. 5:18 Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. 5:19 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: 5:20 "Pergilah, berdirilah di Bait Elohim dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak." 5:21 Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Elohim, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. 5:22 Tetapi ketika pejabat-pejabat datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan, 5:23 katanya: "Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya." 5:24 Ketika kepala pengawal Bait Elohim dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu. 5:25 Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: "Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Elohim dan mereka mengajar orang banyak."

Menginjil, mewartakan kabar gembira keselamatan dalam nama Yahsua, putera YAHWE, bukannya tanpa risiko. Perbuatan baik, pelayanan tulus kita, pekerjaan Roh Kudus yang menyertai pekerjaan kita melalui tanda-tanda ajaib, tidak selalu ditanggapi secara positif oleh mereka yang mengetahui, melihat atau mendengar pekerjaan kita. Dalam cerita pra rasul kali ini, kita tahu bahwa Imam Besar dan pengikutnya sangat iri hati sehingga mereka memasukkan rasul-rasul itu ke dalam penjara. Otoritas agamawi yang ada sering menjadi lawan kuat para penginjil. Mereka, atas nama otoritas dan wewenang yang dipercayakan kepada mereka, bisa bertindak secara hukum untuk melawan kita, untuk mempersalahkan kita.

Namun kita belajar bahwa para rasul itu tampaknya tidak takut kepada otoritas yang mengancam mereka. Mereka demikian digerakkan oleh Roh Kudus sehingga risiko apapun siap mereka hadapi. Dan memang Roh Kudus tidak membiarkan mereka berjalan sendiri. YAHWE menyertai mereka dan mendukung mereka melalui perbuatan ajaibnya: mereka dilepaskan dan dikeluarkan dari penjara secara ajaib oleh malaikat YAHWE. Dan, ini yang terpenting, para rasul itu menaati apa yang diperintahkan oleh Bapa YAHWE kepada mereka: untuk pergi ke Bait Elohim dan memberitakan FIRMAN HIDUP kepada orang banyak.

Penting bagi kita untuk mendengarkan petunjuk YAHWE yang disampaikan kepada kita dan menaatinya. Apapun dituasi yang kita hadapi, kita tidak perlu takut sejauh langkah-langkah kita seturut dengan kehendak Bapa YAHWE dan kita menaati Dia yang telah mengasihi dan menyelamatkan kita.

Baca bagian selanjutnya!.

The Legend and the Apostle: The Battle for Paul in Story and Canon Acts (Life Application Bible Commentary) Day by Day Kid's Bible: The Bible for Young Readers (Tyndale Kids)



Baca juga:
Mukjizat Menjadi Unsur Utama dalam Pelayanan dan Penginjilan
Motivasi Pelayanan: Belajar dari Ananis dan Safira
Cara Hidup Jemaat Pertama: Semua Milik Semua
Cara Hidup Jemaat yang Pertama

Minggu, 23 September 2012

Bagaimana Kutuk Bisa Datang ke dalam Hidup Kita?

Berkat atau kutuk, silakan pilih Mengenali dan mematahkan kutuk 10 kutuk yang menghambat berkat

Apakah anda memiliki sejarah kelam dalam garis keluarga anda? Misalnya, kakek atau nenek, orang tua, dan anda sendiri mengalami "nasib" yang kurang lebih sama: selalu gagal, perceraian, perselingkuhan, sakit penyakit, kecenderungan bunuh diri, dll. Kalau iya, anda selayaknya bertanya kepada diri sendiri: apakah saya sedang berada di garis kutuk?

Kutuk? Banyak orang yang tidak percaya bahwa kutuk ada. Namun dalam Kitab Suci berulang kali anda akan menemui kata ini dan bagaimana beberapa tokoh di dalam Kitam Suci mengalami apa yang disebut dengan kutuk ini.

Amsal 26:2. Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.

Dari Amsal 26:2 kita tahu bahwa kutuk datang karena ada alasannya. Tanpa adanya alasan atau sebab kutuk tidak akan datang. Kebanyakan kutuk datang karena kesalahan sendiri. Ada 2 penyebab kutuk: ketidaktaatan kepada YAHWE dan pemberontakan. Hal ini dengan jelas terlihat dalam Yeremia 2:13-17

2:13 Umat-Ku melakukan dua macam dosa: mereka membelakangi Aku, sumber air pemberi hidup bagi manusia; mereka membuat bagi dirinya kolam bocor yang tak dapat menahan airnya."
2:14. "Israel bukan hamba, bukan juga keturunan hamba sahaya. Tapi mengapa ia telah menjadi mangsa lawannya?
2:15 Musuhnya mengaum kepadanya seperti singa, tanahnya dijadikan tandus dan hampa, kota-kotanya habis dimakan api, dibiarkan terlantar tak berpenghuni.
2:16 Hai Israel, rambut kepalamu dipangkas oleh orang Memfis dan Tahpanhes.
2:17 Kau sendiri yang menyebabkan semua yang terjadi pada dirimu, karena ketika kau Kutuntun di perjalanan, kau membelakangi Aku, TUHAN Allahmu.


Dalam ayat 13 disebutkan dosa apa yang telah dilakukan Israel. Bangsa Israel tidak taat kepada YAHWE dan mengikuti jalannya sendiri, "membuat kolam bagi dirinya sendiri". Kadang kita merasa bahwa jalan kita lebih baik dan kita memutuskan sesuatu tanpa bertanya dulu kepada YAHWE. Namun sebagaimana ditunujukkan dalam ayat 13, apa yang kita anggap baik ternyata sebenarnya hal itu adalah lobang yang kita buat sendiri yang akan menghilangkan berkat-berkat dari YAHWE.

Akibat dari ketidaktaatan ini ditunjukkan dalam ayat-ayat selanjutnya. Jelas bahwa bangsa Israel adalah bangsa pilihan YAHWE sendiri, tetapi kenapa sekarang menjadi mangsa bangsa lain (ayat 14). Tanahnya tandus, hampa, kotanya habis terbakar, terlantar, tak berpenghuni. Ini semua berkata tentang hilangnya berkat, kehidupan yang seperti tanah tandus, kota berkat yang habis terbakar, keadaan hidup yang terlantar dan tak berpenghuni. Rambutnya dipangkas. Kemuliaannya diambil orang lain. Kehormatan yang hilang sirna. Dan semua itu adalah karena kesalahan sendiri, karena bangsa Israel membelakangi YAHWE.

Bagaimana mematahkan kutuk dan sumpah yang menjerat hidup anda Doa yang mengalahkan iblis dan mematahkan kutuk Doa yang mengaktifkan berkat
Dalam Kejadian 9:20-25 kita juga bisa belajar bagaimana kutuk itu bisa datang dalam hidup seseorang.

9:20 Nuh seorang petani, dan dialah yang pertama-tama membuat kebun anggur.
9:21 Setelah Nuh minum anggurnya, ia menjadi mabuk. Dilepaskannya segala pakaiannya lalu tidurlah ia telanjang di dalam kemahnya.
9:22 Ketika Ham, yaitu ayah Kanaan, melihat bahwa ayahnya telanjang, ia keluar dan memberitahukan hal itu kepada kedua saudaranya.
9:23 Kemudian Sem dan Yafet mengambil sehelai jubah dan membentangkannya pada bahu mereka. Mereka berjalan mundur memasuki kemah itu dan menyelimuti ayah mereka dengan jubah itu. Mereka memalingkan muka supaya tidak melihat ayah mereka yang telanjang itu.
9:24. Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mengetahui apa yang diperbuat anak bungsunya terhadap dirinya,
9:25 ia berkata, "Terkutuklah Kanaan! Dia akan menjadi budak terhina bagi saudara-saudaranya.


Dari kisah ini ada pelajaran menarik: bagaimana kutuk bisa datang ke dalam hidup seseorang. Nuh mabuk karena minum anggur ... sampai telanjang. Ham melihat ayahnya telanjang dan menceritakannya kepada 2 saudaranya. Tindakan Ham ini adalam semacam ketidakhormatan kepada orang tua. Dan atas kesalan itu Ham terkena kutuk dari ayahnya, Nuh. Yang menarik adalah, yang salah sebenarnya adalah Nuh, karena ia mabuk sampai telanjang. Tetapi kutuk itu menimpa Ham karena ia bersalah dengan berlaku tidak hormat kepada ayanya. Kelihatannya tidak adil, tetapi dari sini kita belajar bahwa kutuk hanya mungkin datang mengenai kita kalau kita berbuat salah. Kutuk tidak akan datang tanpa alasan (Amsal 26:2) Meskipun Nuh salah, ham juga salah karena berlaku tidak hormat kepada ayahnya.

Nah, dari sini kita belajar hukum mengenai hubungan anak dengan orang tua, supaya kita bisa lebih hati-hati untuk tidak mendatangkan kutuk atas hidup kita dan atas hidup orang lain (anak kita). Hukum itu termuat dalam Efesus 6:1-3

6:1. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. 
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: 
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

Dari Efesus 6:1-3 ini kita tahu bahwa YAHWE menempatkan orang tua kita dalam posisi yang sangat istimewa karena mereka akan menentukan masa dean kita. Oleh sebab itu, apapun kesalahan orang tua, seberapa jeleknya mereka, kita tidak boleh berlaku tidak hormat kepada orang tua dan tetap harus menghargai dan taat kepada mereka. Kalau tidak, kutuk bisa datang menimpa diri kita meskipun bukan murni kesalahan kita. Dalam Amsal 20:20 dikatakan: Siapa mengutuki ayah atau ibunya, pelitanya akan padam pada waktu gelap. Ini menegaskan bahwa kesalahan kita kepada orang tua berdampak buruk bagi masa depan kita.

Sebaliknya, orang tua harus sangat hati-hati untuk tidak dengan mudah mengucapkan kata-kata yang akan dimanfaatkan Iblis untuk mendatangkan kutuk ke dalam hidup anak-anak kita. Lebih baik kita belajar mengucapkan berkat daripada mengeluarkan kutuk dari mulut kita.

Kalau kutuk sudah menimpa kita, lalu bagaimana? Ingat 1 Yohanes 1:9:

1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. 

BERTOBAT: untuk mematahkan kutuk yang mengenai kita. Karena YAHWE setia dan adil. Dia akan membebaskan kita dari belenggu kutuk. Bereskan setiap hubungan yang bermasalah dengan orang tua dan anak kita. Minta maaf dan saling memaafkan. Biarkanlah berkat YAHWE mengalir dalam kehidupan kita dan anak-anak kita dan kutuk dipatahkan dalam garis keturunan kita.

Kutuk yang tak terpatahkan Mematahkan kutuk keturunan Penebusan: kutuk berhenti di sini 



Baca juga:
Bagaimana Kutuk Bisa Datang ke dalam Hidup Kita?
Nilai Strategis Mukjizat dalam Penginjilan
Penyembuhan Menjadi Bagian Integral Gereja Mula-Mula
Pola Kesaksian Gereja Mula-Mula

Minggu, 05 Juni 2011

Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe

Kedekatan hubungan dengan Yahwe, kesetiaan untuk menaati  perintah-perintah-Nya, membuat Yahwe mecurahkan berkat-berkat kepada kita. Hal inilah yang dialami oleh Salomo. Oleh karena kedekatan Daud, ayahnya, dengan Yahwe, Salomo diberkati Tuhan secara luar biasa.

Pentingnya menaati perintah Yahwe ini disampaikan sendiri oleh Yesus dalam Yohanes seperti berikut ini:


Yohanes 14:21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." 23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Yesus mengatakan bahwa mengasihi Bapa ditandai dengan memegang, melakukan, menuruti perintah Bapa. Memegang artinya perintah atau Firman Bapa itu siap sedia di tangan kita, kita memilikinya, kita mengenalnya, berarti kita tahu, mungkin hal ini ditandai dengan hafal, mengerti. Hal ini menyatakan betapa pentingnya bagi kita untuk selalu membaca dan memperdengarkan Firman itu. Kemudian melakukan dan menuruti, artinya ya mempraktikkan perintah tersebut dalam kehidupan nyata.

Jika kita memegang, melakukan dan menuruti perintah Bapa, Yesus mengatakan bahwa apa saja yang kita kehendaki akan diberikan kepada kita, bahwa Bapa dan Yesus akan mengasihi kita, bahwa Yesus akan menyatakan diri-Nya kepada kita, Bapa dan Yesus akan datang dan diam bersama-sama dengan kita.

Inilah yang dilakukan Daud, sebagaimana nyata dalam Mazmur 1:2-3:

Mazmur 1:2-2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil


Daud mengerti rahasia atau isi hati Yahwe. Ia merenungkan Firman siang dan malam dan tekun melakukannya. Sebagai imbalannya, Yahwe juga mengasihi Daud dan melimpahkan berkat kepadanya dan ketrunannya Salomo. Bagaimana Yahwe memberkati dan membuat berhasil Daud dan anaknya Salomo, salah satunya bisa dilihat dalam 2 Tawarikh berikut ini:

2 Tawarikh 1:15; 9:15-16 Raja membuat banyaknya emas dan perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit. 9:15 Raja Salomo membuat dua ratus perisai besar dari emas tempaan, enam ratus syikal emas tempaan dipakainya untuk setiap perisai besar; 16 ia membuat juga tiga ratus perisai kecil dari emas tempaan, tiga ratus syikal emas dipakainya untuk setiap perisai kecil; lalu raja menaruh semuanya itu di dalam gedung "Hutan Libanon".

Di sini kita melihat bagaimana Salomo dibuat berhasil dan menjadi raja yang kaya raya. Dan tampaknya situasi kehidupan seperti inilah yang memang dikehendaki oleh Bapa, sebagaimana dinyatakan dalam akhir dari perikop Pokok Anggur dalam Yohanes 15,

Yohanes 15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.

Jadi kita belajar bahwa kalau kita mengasihi Yahwe, dengan jalan memegang perintah-Nya, melakukan dan menuruti perintah-Nya, maka Bapa Yahwe akan mengasihi kita, akan tinggal bersama-sama dengan kita, dan akan membuat segala yang kita kehendaki dan kita minta diberikannya kepada kita, termasuk di dalamnya adalah kekayaan duniawi, sebagaimana yang dialami oleh Daud dan Salomo, dan dengan cara demikianlah Bapa dipernuliakan.

Baca juga:
Masuk Ke Ruang Maha Kudus
Mengobarkan Api Penyembahan kepada Yahwe
Muliakanlah Tuhan dengan hartamu

Rabu, 19 Januari 2011

Ketaatan kepada pimpinan

ketaatan kepada atasan
 Efesus 6:5 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus, 6 jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, 7 dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia. 8 Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan. 9 Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka.

Efesus 6 mengingatkan saya akan standar harga mati yang ditetapkan Tuhan bagi anak-anak-Nya, murid atau pengikut-Nya, bagi orang percaya. Sekali lagi saya diingatkan bahwa kita tidak boleh mengukur kebaikan kita secara relatif terhadap sikap atau “standar” orang lain, tetapi secara mutlak berdasarkan standar murid Tuhan. Saya disuruh taat kepada tuanku, atau bosku, atau pimpinanku di kantor, bahkan dengan takut dan gentar, dengan tulus, tidak hanya di hadapan mereka untuk menyenangkan hatinya, tetapi dengan segenap hati.

ketaatan kepada atasanKetaatan kita, kebaikan kita, bukan ditentukan oleh keadaan siapa bosku, seperti apa bosku. Tidak peduli apakah bosku baik atau tidak, adil atau tidak, saleh atau tidak, perintahnya tetap sama: taatilah dia dengan takut dan gentar, dengan tulus hati, jangan hanya di hadapannya saja, tetapi melayaninya sebagaimana saya melayani Kristus. Bahkan, tidak peduli apakah bosku tahu kebaikanku, ketulusanku, ketaatanku atau tidak: kita tetap harus konsisten untuk taat, untuk menghormati, untuk melayani.

Memang bisa saja terjadi bahwa bosku tidak mengetahui kebaikanku, tetapi tetap kita harus berbuat baik, menunjukkan kinerja terbaik, bukan semata-mata untuk mendapatkan nilai baik dari bos, tetapi karena memang demikianlah standar Tuhan. Upah mungkin tidak kita peroleh dari bosku, tetapi Tuhanlah yang akan memberikan upah kepadaku.