Kamis, 18 Desember 2014

YAHWEH Memberikan Resep Kesehatan dan Kebugaran

Betapa bahagia
Menikmati hidup damai, sejahtera, dan sehat sentosa
Bangun pagi selalu merasakan semangat dan kesegaran baru
Badan segar, hati senang, dan menjalani hari penuh segala syukur.

Bagaimana bisa demikian?
YAHWEH telah memberikan resepnya:

"Percayalah kepada YAHWEH dengan segenap hatimu,
dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
Akuilah DIA dalam segala lakumu,
maka IA akan meluruskan jalanmu.

Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak,
takutlah akan YAHWEH dan jauhilah kejahatan;
itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu
dan menyegarkan tulang-tulangmu."

Demikianlah bunyi Amsal 3:5-8.

Kalau saudara merasakan ada keluhan pada tubuh saudara,
silakan mengambil resep yang disediakan YAHWEH seperti terkutip di atas.
Sakit-penyakit saudara dan saya akan sembuh kalau kita percaya kepada YAHWEH
kalau kita tidak bersandar pada pengertian kita sendiri
kalau kita mengakui DIA dalam segala laku kita
kalau kita dengan cara demikian diluruskan jalan kita
kalau kita tidak menganggap diri bijak namun takut akan YAHWEH dan menjauhi kejahatan

semua itu akan menyembuhkan sakit-penyakit kita
akan membuat tubuh dengan segala keluhannya menjadi sehat dan pulih
dan ...
tulang-tulang kita menjadi segar.

Tulang yang segar berbicara mengenai kebugaran, mengenai kekuatan, mengenai kesiap-sediaan untuk melakukan segala macam pekerjaan. Suatu kondisi segar bugar penuh vitalitas.

Dengan demikian, Amsal 3:5-8 ini menjadi semacam olar raga rohani yang tidak hanya menyehatkan rohani kita namun juga akan berdampak pada stamina kebugaran dan kesehatan fisik tubuh kita.

Mari kita berolah raga rohani dan jasmani dengan penuh syukur.
Dan nikmati betapa sehat segar dan kuatnya tubuh kita ... bersama YAHWEH TUHAN.


Baca juga:
Sakit Kepala dalam Alkitab
Harapan Adalah Bahan Bakar Iman yang Membawa kepada Kemenangan
Penyakit Mata menurut Kitab Suci
4 Pelajaran Firman Yahwe untuk Tubuh

Sabtu, 13 Desember 2014

Melewati Lembah Kekelaman

Salah satu Mazmur yang paling sering dikutip adalah Mazmur 23 yang berawal, "YAHWEH adalah Gembalaku, aku tidak akan kekurangan. DIA membaringkan daku di padang yang berumput hijau; Dia menuntunku ke air yang tenang. DIA menyegarkan jiwaku..." Betapa indahnya gambaran berjalan bersama TUHAN di padang rumput hijau yang indah dan baunya segar. Ini merupakan gambaran ketenteraman, keamanan dan kepuasan. Tetapi kemudian ayat selanjutnya bicara mengenai keadaan yang amat berbeda. Semacam transisi tiba-tiba, ayat empat berbunyi, "Meskipun berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya; karena ENGKAU besertaku; tongkat-MU dan gada-MU itulah yang menghibur aku."

Bagaimana dalam kehidupan ini kita bisa beralih dari padang rumput hijau ke lembah kekelaman dalam satu ketika?

Saudara tahu, kadang hidup seperti itu. Keadaan yang tidak terduga, tragedi dan pencobaan membawa kita dari satu keadaan ke keadaan lain dalam seketika. Tetapi tidak peduli dalam keadaan apa pun hidup kita, tak peduli apa yang telah terjadi, YAHWEH ada di sana. Ketika kita mengarahkan pandangan kita kepada-NYA, kita tidak perlu takut. DIA selalu memberikan damai. DIA selalu memberikan ketenangan dan ketenteraman. Dan perhatikan bunyi ayat tersebut, "Meskipun aku berjalan di ..." Ayat tersebut tidak berkata, "Meskipun aku berakhir di lembah kekelaman." Kita harus ingat bahwa saat-saat kelam tidak berlangsung lama. Kita tidak harus tinggal di lembah kekelaman; kita hanya melewatinya. Kadang, ketika keadaan demikian menyesakkan, kita mungkin mulai merasa terpojok dan tak berdaya. Jika saudara merasa demikian hari ini, biarkah kebenaran ini menyentuh hati saudara: saudara tidak akan pernah menetap di lembah kekelaman itu. DIA sedang menuntun saudara ke tempat yang aman dan tenang. Mungkin saudara akan menghadapi saat-saat yang tidak menentu, tetapi iman akan meneguhkan saudara. Mungkin saudara mengalami kesedihan, tetapi YAHWEH ada di sisi mereka yang remuk hatinya. DIA dekat dengan semua yang menyeru nama-NYA. Angkatlah mata saudara dan pandanglah DIA, fokus pada kebaikan-NYA, dan biarlah iman saudara menguatkan hati saudara. Ketahuilah bahwa YAHWEH itu baik. DIA tidak membawa ketakutan namun kedamaian. Yohanes 10:10 mengatakan bahwa pencuri datang untuk membunuh, mencuri dan membinasakan, tetapi YESHUA datang untuk memberikan hidup yang kekal dan berlipah-limpah. YAHWEH selalu memberikan harapan, penyembuhan dan pemulihan. YAHWEH selalu memberikan kasih.


Hari ini arahkan pikiran saudara kepada BAPA. Mintalah kepada-NYA untuk menunjukkan kasih-NYA dalam cara yang baru. Bayangkan DIA berdiri di depan saudara dengan lengan yang terulur ke arah saudara, siap menuntun saudara melewati lembah kekelaman menuju tempat yang damai, tenang dan menuju kemenangan.


Diterjemahkan dari Victoria Osteen


Baca juga:
Pemberi yang Hebat
Mendengar Tuntunan Gembala
Dituntun ke Padang Berumput Hijau
Tuntunan Melewati Lembah Kelam
Tuntunan Melewati Lembah Kelam
Mengikuti Gembala
Yeshua Gembala yang Baik
Menjadi Domba yang Baik

Jumat, 05 Desember 2014

Menghampiri Tahta Karunia dengan Penuh Keberanian

Ketika Anda masih kecil di sekolah, apakah pernah dipanggil ke ruang kepala sekolah? Jalan menuju ke ruangnya tampaknya tak pernah berakhir ketika akanmenghadapi 'kemarahan' kepala sekolah.

Temanku memberi tahuku bahwa suatu ketia ia dipanggil ke kantor kepala sekolah untuk menerima hadiah, tetapi ia tidak tahu kalau akan menerima hadiah. Ia ketakutan bahwa ia akan ditudul telah melakukan sesuatu yang salah meskipun ia tahu bahwa ia tidak melakukan kesalahan. Terlalu sering umat TUHAN memandang TUHAN seperti mereka memandang kantor kepala sekolah. Mereka selalu waspada jangan-jangan mereka akan dituduh melakukan sesuatu.

Dalam Ibrani 4:16, Kitab Suci memberitahukan kepada kita untuk "dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia." Itu berarti bahwa ketika kita datang kepada TUHAN, kita bisa mendekati-Nya dengan penuh keyakinan. DIA tidak memanggil kita untuk menghukum kita. DIA memanggil kita karena DIA mengasihi kita. DIA ingin menyembuhkan dan memulihkan kita. Ketika kita datang ke hadirat-Nya, kita datang ke tempat di mana melimpah karunia dan pengampunan.

Karunia TUHAN bagi kita tidak bisa diusahakan; karunia itu harus diterima sebagai pemberian. Kita harus sering membuka hati kita dengan rendah hati di hadapan-Nya. Dengan demikian kita menerima kekuatan pembaruan-Nya, kita menerima berkat-berkat-Nya, dan kiita menerima kedamaian yang mengalir dari dekatnya hubungan pribadi dengan Bapa.


Hari ini, jika saudara memandang TUHAN melalui kacamata ketakutan dan intimidasi, lepaskan semua pandangan itu. TUHAN tidak marah kepada saudara sama sekali; DIA amat mengasihimu! DIA tidak menuduh atau menghukummu. DIA Mengasihimu dan rindu untuk menunjukkan bahwa dengan kekuatan-Nya DIA ingin untuk menopangmu.

Datanglah ke hadirat-Nya dengan hati bersyukur. Masuki tahta-Nya dengan pujian. Terima kekuatan yang saudara perlukan, terima berkat dan karunia karena saudara tahu bahwa DIA mengasihi saudara dengan kasih yang kekal!


"Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibrani 4:16)

Diterjemahkan dari postingan Victoria Osteen 


Baca juga:
Tunduk kepada YAHWE Adalah Kunci Menjadi Ayah dan Suami yang Berhasil
Doa Radikal
Proses Pemurnian Emas
Bapa YAHWE Berkenan kepada Orang yang Tidak Tahu Malu

 

 

 

Kamis, 04 Desember 2014

Fokus pada Firman TUHAN

Matius 14:25:31         
Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut.
Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?
"

Manusia sering hidup karena melihat. Ia mendasari keyakinan dan keputusannya dari apa yang dilihatnya. Dalam kutipan di atas, Petrusdi bangkitkan harapan, semangat, dan keyakinannya ketika melihat Yeshua datang berjalan di atas air. Imannya dibangkitkan dan ia meminta supaya Yeshua menyuruhnya agar ia juga datang dan berjalan di atas air untuk menyambut kedatangan Yeshua.

Benar. Yeshua mengabulkan permintaan Petrus. Ia menyuruhnya datang berjalan di atas air untuk menyambut-Nya.

Petrus hidup berdasarkan apa yang dilihatnya. Ia melihat Yeshua berjalan di atas air dan mendengar Yeshua menyuruhnya untuk juga berjalan di atas air. Dan ia, karena dibangkitkan iman dan keyakinannya, karena disuruh oleh Yeshua sendiri yang kini ada di hadapannya, ia pun turun dari perahu dan datang berjalan menyambut Yeshua.

Tetapi Petrus memang hidup dari melihat. Ketika ia merasakan adanya tiupan angin, pancainderanya mulai bekerja mengalahkan iman dan keyakinannya yang sebelumnya membesar oleh pengalaman inderawi yang dialaminya sebelumnya. Ketika angin mulai bertiup, rasa takut pun mendatanginya dan ia mulai kehilangan keyakinan dan imannya. Dan ... akibatnya ia memang mulai tenggelam.

Petikan dari Kitab Suci ini mengajarkan kepada kita, orang beriman, untuk fokus kepada Firman TUHAN. Fokus pada Firman artinya hidup oleh Firman, oleh apa yang disabdakan oleh Tuhan Yeshua. Fokus pada Firman berarti percaya bahwa Yeshua akan selalu menolong dan ada di sisi kita, sekalipun pengalaman inderawi kita mengatakan sebaliknya.

Yeshua menghendaki agar kita percaya dan jangan kurang percaya, sekalipun angin masalah bertiup menimpa kehidupan kita. Hidup oleh karena melihat, dengan memercayai apa yang kita lihat dan rasakan hanya akan membuat diri kita dikuasai oleh rasa takut. Hidup karena melihat akan menenggelamkan kita.

Sebaliknya, dengan memercayai Yeshua dan Firman-Nya, kita akan selalu menang menghadapi setiap angin masalah dan badai kehidupan. Mari kita hidup tanpa bimbang karena berpegang teguh pada Firman-Nya. Amin.

Baca juga:
Kuasa Memberi: Tuhan yang Pertama dalam Keuangan
Kita Kuat Karena Yahwe Menopang: Belajar dari Yesaya 40
Apa warisan terpenting untuk anak cucu?
Cara Hidup Jemaat yang Pertama

 

 


Selasa, 02 Desember 2014

Bapa YAHWEH Sanggup Mengubah Setiap Mara Menjadi Elim dalam Hidupmu

Keluaran 15: 22-27
22    Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air.
23    Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.
24    Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?"
25    Musa berseru-seru kepada YAHWEH, dan YAHWEH menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan
YAHWEH ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah YAHWEH mencoba mereka,
26    firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara
YAHWEH, Elohimmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau."
27    Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.


Setelah tiga hari tidak menemukan air, akhirnya bangsa Israel menemukan air, tetapi air itu pahit dan tidak bisa diminum. Terhadap kenyataan itu ada 2 (dua) macam reaksi yang tercatat di sini. Pertama, bangsa Israel bersungut-sungut. Kedua, reaksi Musa yang berseru kepada Bapa YAHWEH.

Dalam kehidupan ini, kita juga sering menemukan air pahit. Reaksi kita terhadap air pahit ternyata sangat menentukan kelanjutan kisahnya. Seruan Musa kepada Bapak YAHWEH akhirnya mengantar bangsa itu ke Elim, di mana terdapat dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma.

Dari sini kita belajar bahwa ketika berhadapan dengan air yang pahit, hendaknya kita melihat hal itu sebagai peluang bagi Bapa YAHWEH untuk mengubah kepahitan itu menjadi manis. Ketika bertemu dengan air pahit, atau Mara, sebenarnya YAHWEH sudah menyediakan air manis, atau Elim untuk kita.

Ketika menemukan air pahit, jangan sampai hati kita juga ikut menjadi pahit, seperti yang dilakukan bangsa Israel dengan bersungut-sungut. Sebagaimana ditegaskan dalam Amsal 4:23: Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Sekalipun menghadapi kepahitan, hendaknya kita tetap menjaga hati. Seperti juga ditegaskan dalam Habakuk 3:17-18:
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Elohimku yang menyelamatkan aku.

Bapa YAHWEH tidak menghendaki anak-anak-Nya bersungut-sungut. Efesus 4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. 

Ketika menemukan sebuah situasi hidup yang pahit, seperti Musa, hendaknya kita berseru kepada Bapa. Tetap percaya bahwa Bapa selalu memberi yang terbaik. Lihat situasi itu sebagai kesempatan di mana Bapa akan mengubah kepahitan itu menjadi sesuatu yang manis. 

Jangan biarkan kepahitan itu juga memahitkan hati, dan tetap bersyukur kepada Bapa, sebagaimana diserukan dalam Habakuk 3:17-18. Tetap pegang teguh janji Bapa karena Dia akan mengirimkan "sepotong kayu" untuk mengubah yang pahit menjadi manis. 

Ketika menghadapi yang pahit, kita hanya perlu berseru kepada Bapa dan meminta Dia untuk mengirimkan "sepotong kayu" yang akan mengubah segalanya menjadi baik. Bahkan tidak hanya itu, Bapa sanggup tidak hanya mengubah yang pahit menjadi manis namun juga membawa kita dari Mara menuju Elim, dari kepahitan hidup kepada kelimpahan berkah 12 mata air yang melimpah.

Baca juga:
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Yeshua Gembala yang Baik
Menjadi Domba yang Baik