Tampilkan postingan dengan label kemenangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kemenangan. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 Juli 2014

Perspektif Anda Menentukan Kemenangan Anda

Yosua dan Kaleb percaya pada janji YAHWEH
Ketika Musa tiba di Tanah Perjanjian bersama bangsa Israel, ia mengirim beberapa mata-mata untuk pergi memeriksa negeri tersebut. Dia ingin mengetahui tentang apa yang sedang mereka hadapi. Pengetahuan adalah kekuatan! Dia perlu tahu tentang penduduk seperti apa yang mereka hadapi. Mereka datang kembali dengan laporan lengkap tentang betapa subur tanah itu. Tapi, mereka juga mengatakan bahwa penduduk di sana adalah raksasa-raksasa. Mereka mengatakan, "... dan kami lihat diri kami seperti belalang ..."(Bilangan 13:33).

Tapi dua orang, Yosua dan Kaleb, melihat sesuatu yang berbeda. Mereka berkata, "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika YAHWEH berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada YAHWEH, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang YAHWEH menyertai kita; janganlah takut kepada mereka." (Bilangan 14:7-9) Mereka tidak tergerak oleh apa yang mereka lihat; mereka digerakkan oleh apa yang telah dijanjikan YAHWEH. Ada perbedaan. Mereka semua melihat hal yang sama, tapi perspektif mereka yang berbeda yang membuat perbedaan.

Perhatikan bahwa kelompok pertama melihat diri mereka sebagai belalang, dan Yosua dan Kaleb melihat diri mereka sebagai pemenang. Tebak siapa yang memasuki Tanah Perjanjian? Bukan belalang, Yosua dan Kaleb lah yang berhasil masuk Tanah Perjanjian.

Hari ini, bagaimana Anda melihat diri Anda? Ketika Anda melihat masalah Anda, Anda melihat diri Anda sebagai belalang kecil? Atau, apakah Anda melihat diri Anda seberapa besar TUHAN-mu? Apakah Anda berfokus pada kekuatan dan kemampuan Anda sendiri? Atau, apakah Anda berfokus pada kekuatan dan kemampuan TUHAN?

Kita bisa memaklumi sikap orang-orang yang pertama: mengapa mereka takut? Mereka baru saja menghabiskan ratusan tahun di tempat penangkaran budak. Mereka tidak ingin ditangkap dan diperbudak lagi. Terlalu sering, apa yang kita membiarkan keadaan kita menentukan masa depan diri kita kita, bukannya membiarkan janji-janji TUHAN menentukan masa depan kita.

Hari ini pastikan bahwa masa kecil Anda yang buruk tidak menentukan masa depan Anda. Perceraian yang Anda alami tidak berarti Anda tidak akan pernah dicintai lagi. Kehilangan pekerjaan tidak membuat Anda pecundang.


Minggu, 04 Mei 2014

Mengawali dengan Satu Talenta

Matius 25: 14-15:
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat."
Louis Braille Si Satu Talenta yang Berhasil

Saat Louis Braille sedang bermain dengan benda tajam yang biasanya digunakan ayahnya untuk melubangi bahan dari kulit. Benda yang tajam itu tidak sengaja mengenai salah satu matanya. Luka tersebut kemudian menjadi infeksi dan menyebar ke mata yang lain, sehingga dalam waktu satu tahun Louis pun menjadi seorang tuna netra.

Di usia 10 tahun Louis berhasil meraih beasiswa dari Royal Institution For Blind Youth di Paris yang merupakan satu-satunya sekolah tuna netra yang ada saat itu di dunia. Buku-buku di sekolah tersebut dicetak dengan menggunakan sistem emboss, yaitu cetak menonjol sehingga bisa diraba oleh tangan.

Suatu hari Louis datang ke sebuah ceramah dari seorang yang bekerja di kemeliteran yang bernama Charles Barber. Louis kemudian mengembangkan talentanya dalam penagunaan alat bantu untuk orang tuna netra dan mengembangkan sistem Charles Barbier ini menjadi sistem yang dapat berguna dan lebih bemanfaat untuk kaum tuna netra. Setelah melalui serangkaan ujicoba akhirnya Louis Braille yang saat itu masih berumur 15 tahun berhasi membuat sebuah sistem yang memakai enam titik dan disesuaikan untuk ke dua puluh enam afabet. Bahkan ia merancang kode untuk not musik dan matematika. Sistem rancangan Lous Braille ini juga memungkinkan teman-teman tuna netranya untuk menulis dengan membuat lubang-lubang di kertas.

Pada tahun 1829 Louis menerbitkan buku untuk memperkenalkan alfabet ciptaannya yang berjudul Method of Wring Words, Music and Plain song by Means of Dots for Use by the Blind and Arranged by Them. Popularitas huruf Braille terlalu besar untuk bisa dibendung. Apalagi Louis Braille terus memperbaiki dan menyempurnakan sistem kodenya agar semakin praktis untuk digunakan oleh kaum tuna netra. Berpuluh tahun setelah kematiannya, barulah huruf Braille diresmikan penggunaannya untuk kaum tuna netra di seluruh dunia.

Dalam kisah datas Tuhan memberikan talenta dalam hal alat bantu tuna netra kepada Louis Braille sehingga bisa berhasl meskipun dia tuna netra. Demikianlah TUHAN memberikan kepada kita semua talenta masing-masing. Tidak ada orang bodoh yang ada hanya orang yang tidak sadar akan bakat yang diberikan TUHAN kepada kita. Janganlah mengejek dan saling merendahkan tetapi hendaklah saling melengkapi untuk hidup
yang lebih baik. Tuhan membagikan talenta-NYA kepada para hamba-Nya tidak didasari oleh kemampuan jasmani dan duniawi dari orang tersebut. Setiap orang mendapat talentanya berdasarkan kuasa dan kemampuan rohaninya. Kita harus mengerti bahwa pada kenyataannya orang yang memilki 2 talenta itu tidak banyak, apalagi orang yang memiliki 5 talenta, jumahnya sangat sedikit. Kita bisa memliki sikap yang benar dan mengambil langkah-langkah yang tepat, sehingga 1 talenta yang dipercayakan kepada kita bisa bertumbuh menjadi 2 talenta, 5 talenta bahkan 10 talenta. Kebanyakan dari kita mengawali dengan 1 talenta. Perbedaannya adalah bagaimana kita meresponnya sehingga kita bisa memiliki talenta yang berlipat ganda.




Baca juga:
Menjadi Si Satu Talenta yang Berhasil
Harapan Adalah Bahan Bakar Iman yang Membawa kepada Kemenangan
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Menjadi Si Satu Talenta yang Berhasil

Matius 25: 14-30

"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat." (Ayat 14-15)

Sebagian besar dari kita, manusia, hanya memiliki satu talenta. Jarang yang memiliki dua talenta, apalagi lia talenta. Dalam Matius 25:14-30 dikisahkan bagaimana mereka yang menerima lima dan dua talenta itu berhasil mengembangkannya dan menjadi berlipat ganda. Sedangkan yang menerima satu talenta, tidak melakukan apa-apa dan bahkan menyebunyikannya.

Kita lihat bagaimana sikap dan reaksi si penerima 1 talenta yang digambarkan oleh Alkitab:
"Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!" (Ayat 24-25)

Pertama ia merasa tidak terima karena hanya menerima 1 talenta dan mengamggap Tuannya kejam. Ia juga tidak mau mengembangkan talenta itu karena tahu bahwa kalau ia mengembangkannya, ia tidak akan menikmati hasilnya sendirian, namun orang lain yang akan menikmatinya. Ia merasa tidak terima kalau hasil jerih payahnya dinikmati oleh orang lain. Ia takut "dieksploitasi" oleh orang lain dan oleh sebab itu ia menyembunyikan talentanya.

Pertanyaannya: Apakah kita juga bersikap seperti si penerima 1 talenta itu? Kita mungkin sering bersikap seperti itu. Kita tidak ingin susah payah memberikan kontribusi kepada orang lain atau kelompok aau organisasi atau perusahaan di mana kita bekerja karena tdak ingin melihat orang lain keenakan menikmati jerih payah kita. Selanjutnya kita tidak ingin orang tahu mengetahui talenta kita dan menyembunyikannya. Kita takut kalau orang lain mengetahui talenta kita maka kita akan menjadi "bulan-bulanan" orang lain dan diminta melakukan ini itu yang menurut anggapan kita hanya untuk mengeksplotasi kita demi keuntungan mereka.

Kalau kita melakukan hal itu, artinya kita sama seperti penerima 1 talenta: menyembunyikan talenta dan tidak mengembangkannya. Dan kita tahu apa konsekuensi dari pilihan kita. Kia dihukum dan talenta kita diambil untuk diberikan kepada orang lain.

Tetapi mari kita lihat beberapa contoh dari kisah hidup orang-orang berikut ini. Mereka ini bisa dibilang menerima tidak sampai satu talenta karena mereka memiliki keterbatasan.

Lizzie buruk rupa motivator hebat
Lizzie Velasquez terlahir dalam kondisi tidak bisa menimbun lemak dan membentuk massa otot sehingga seberapa pun ia makan, berat badannya tidak akan bisa bertambah. Hal itu membuat penampilannya seperti kerangka dibalut kulit. Saat ia SMA video mengenai dirinya beredar di Youtube dan diberi judul:
"World's Ugliest Woman". Namun ia bisa bangkit dan menjadi seorang motivator dan penulis buku. Profil selengkapnya bisa dilihat di http://www.aboutlizzie.com.

Liu Wei pianis tanpa tangan
Liu Wei di usianya yang ke-10 harus kehilangan kedua lengan tangannya karena kecelakaan terkena kabel listrik bertegangan tinggi. Namun ia tidak menyerah dan dengan susah payah berusaha melakukan segala sesuatu dengan kedua kakinya. Di usia ke-19 ia mulai berlatih piano. Guru piano pertamana menyerah dan merasa ia tidak akan mungkin bermain piano. Namun di usianya yang ke-23 ia memenangkan China's Got Talent. Video perfomanya bisa dilihat di: http://www.youtube.com/watch?v=B1Qut0Nrsiw.

Itu hanya 2 dari banyak sekali contoh bagaimana orang yang memiliki satu talenta atau bahkan kurang bisa berhasil dan mengembangkan talentanya menjadi orang hebat. Bagaimana hal itu bisa dilakukan? Ada 3 hal yang bisa kita lakukan untuk menjadi Si 1 Talenta yang hebat:

Pertama: Mengucap syukur dengan 1 talenta yang TUHAN percayakan. Dalam 1 Tesalonika 5:18 dikatakan, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Elohim di dalam Kristus Yesus bagi kamu." Kita harus bisa melihat bahwa 1 talenta yang YAHWE berikan memiliki potensi yang hebat untuk mengantarkan kita mengalami kemenangan yang besar.

Kedua: Jangan bertanding di pertandingan orang lain. Dalam 1 Korintus 12:10-11 dikatakan, "Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya." YAHWE telah memberikan talenta yang khusus kepada kita untuk dikembangkan. Kia tidak perlu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain dan tergoda untuk mengikuti jejak orang lain. Fokus pada apa yang diberikan YAHWE kepada kita dan mengembangkan potensi tersebut secara maksimal.

Ketiga: Jadilah sangat hebat dengan 1 talenta itu. Jauh lebih baik menguasai satu bidang namun dengan tingkat penguasaan yang ahli daripada tahu banyak bidang namun hanya sedikit-sedikit. Dengan menjadi hebat dalam suatu bidang maka kita akan menonjol dan diakui orang. Namun kalau kita bisa banyak hal namun levelnya biasa-biasa saja orang tidak akan mengakui kemampuan kita.


Baca juga:
Harapan Adalah Bahan Bakar Iman yang Membawa kepada Kemenangan
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Jumat, 25 April 2014

Harapan Adalah Bahan Bakar Iman yang Membawa kepada Kemenangan

Diterjemahkan dari posting Victoria Osteen di halaman Facebooknya

Dalam Alkitab, ada cerita yang sudah sering kita dengar. Ada seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun. Alkitab menceritakan bahwa dia pergi ke mana-mana mencari dokter yang bisa membantunya. Dia berjalan bermil-mil untuk mencari pertolongan. Dapatkah Anda bayangkan perjalanan itu? Dia menghabiskan hidupnya mencari jawaban. Tidak hanya itu, ia tidak hanya mencari bantuan, tapi ia menghabiskan setiap sedikit uang yang dimilikinya untuk menemukan pertolongan. Dengan kondisinya, ia dianggap sebagai orang buangan. Dia adalah orang najis. Dia tidak seharusnya berada di sekitar orang. Saya tidak tahu dengan saudara, tapi ketika saya sedang dalam masalah, saya tidak ingin dibiarkan sendiri. Saya ingin seseorang ada untuk memperhatikan saya dan peduli pada saya. (Dan bahkan mungkin membawakan saya sup ayam.)


Pikirkan tentang wanita ini. Dia kesepian, putus asa dan sangat sakit. Lalu ia mendengar bahwa YESHUA berada di kotanya. Dia tahu dia bukan dokter, tapi ia akan keluar untuk melihat-Nya. Dia pernah mendengar bahwa Ia menyembuhkan orang lain dan sepenuhnya percaya bahwa jika dia bisa bertemu atau menyentuh-Nya, maka ia akan sembuh. Alkitab mengatakan bahwa dalam keadaan lemah, dia bangun, terhimpit dalam kerumunan dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan ia segera sembuh.

Saudara tahu apa yang saya pikirkan tentang kisah ini ketika saya membacanya baru-baru ini? Aku mulai bertanya-tanya bagaimana dia berhasil melewati masa 12 tahun itu. Aku bertanya-tanya berapa banyak orang di hari itu yang berada dalam keadaan yang sama: putus asa, sakit, lelah, hancur, tapi mereka menyerah. Mereka mendengar Yesus datang dan berkata, "Aku sudah mencoba segalanya. Saya mungkin tidak akan mampu bertemu dengan-Nya." Dan mereka tidak mendapatkan mujizat mereka. Saya ingin tahu tentang kegigihan wanita ini!

Dalam Markus 5:28, diceritakan bahwa wanita itu bangkit, berjalan melalui kerumunan, dan pikirnya, "Jika saja aku bisa menyentuh jumbai jubah-Nya, aku tahu bahwa aku akan sembuh." Dia tidak hanya bangun hari itu dengan penuh harapan. Saya yakin dia berbicara pada dirinya sendiri harapan bagi seluruh penderitaannya selama 12 tahun itu. Saya yakin itu tidak selalu mudah, tapi saya yakin dia terus berbicara kepada dirinya sendiri untuk terus maju.

Harapan itu sangat kuat. Harapan adalah bahan bakar iman. Apa yang saudara katakan kepada diri sendiri selama masa-masa sulit? Sangat mudah untuk berharap pada saat-saat yang baik, tetapi apa yang terjadi ketika saudara dalam keadaan sulit? Selalu ingat, ketekunan adalah apa yang akan mengantarkan saudara kepada pemenuhan janji. Jangan hanya berdiam dan membiarkan hidup berjalan mengalir. Seperti wanita ini, ia memutuskan untuk mengendalikan hidup! Biarkan harapan menjadi bahan bakar iman dan terus maju menuju kemenangan dan berkat yang telah Dia siapkan untuk saudara!



Baca juga:
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita


Senin, 17 Maret 2014

Cuff yang Terus Berdoa

Mrk 13:13 "Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat"

Seorang berkulit hitam bernama Cuff hidup sebagai budak belian pada jaman perbudakan sebelum perang dunia. Ia seorang Kristen yang sangat cinta Tuhan. Pada suatu waktu majikannya ada dalam kesukaran keuangan, maka Cuff dijual pada seorang pemilik perkebunan yang masih muda. Waktu Cuff hendak dibawa pergi, majikan yang lama berkata kepada majikan yang baru, "Anda akan menyaksian bahwa Cuff adalah seorang pekerja baik suka bekerja keras. Anda dapat mempercayakan segala hal kepadanya. Ia akan menyenangkan anda dalam segala hal, kecuali satu." "Dan apakah yang satu itu?" tanya majikan Cuff yang baru. "Ia akan berdoa dan anda tidak dapat menghentikannya." Saya akan menghapus kebiasaan itu dari dirinya dengan segera," kata majikan baru itu dengan penuh percaya diri.

Di tempat baru, Cuff menunjukkan kesetiaannya kepada majikannya, namun ia tidak menghilangkan kebiasaannya berdoa kepada Tuhan. Lalu Cuff dipanggil dan majikannya berkata, "Cuff, kamu dilarang untuk berdoa lagi, kami tidak suka melihat ada orang yang berdoa di tempat kami. Jangan sekali-kali saya dengar lagi perbuatanmu yang sia-sia itu." Cuff menjawab, "Tuan, saya suka berdoa pada Tuhan Yesus dan kalau saya berdoa, saya akan lebih banyak mengasihi tuan dan nyonya dan saya dapat bekerja lebih keras. Tuan, saya harus berdoa, saya tidak dapat hidup tanpa doa." Pada waktu tuannya mendengar pengakuan itu, ia sangat marah. Ia menyuruh orang untuk mengikat Cuff tanpa memakai baju, lalu ia mulai mencambuk Cuff hingga tubuhnya robek dan berdarah. Ia mencambuk Cuff hingga ia merasa lelah. Lalu a menyuruh orang mencuci punggung Cuff dengan air garam, dan menyuruh Cuff kembali pergi bekerja. Cuff pergi dengan menyanyi: "Penderitaan ku akan segera lalu dan aku tidak akan menangis lagi." Ia bekerja dengan setia sepanjang hari itu, meskipun ia merasakan sakit yang hebat pada seluruh tubuhnya.

Sementara itu Tuhan mulai bekerja dalam diri majikannya. Pada malam hari itu majikannya ada dalam kegelisahan yang begitu hebat, sehingga istrinya bertanya apakah ia boleh memanggil dokter untuk datang memeriksanya. "Tidak, saya tidak memerlukan seorang dokter. Apakah ada seorang di perkebunan kita ini yang dapat berdoa untuk saya." Singkat cerita, Cuff dipanggil untuk mendoakan majikannya yang sedang dalam kegelisahan yang hebat itu. "Cuff, apakah engkau dapat berdoa untuk saya?" ia bertanya pada budak belian itu. "Tentu sekali tuan, sebab memang sepanjang malam ini saya terus berdoa untuk tuan." Lalu Cuff berdoa untuk majikannya, memohon Tuhan memimpinnya kepada Anak Domba yang sudah menanggung dan melenyapkan segala isi dosa dunia ini. Akhirnya, malam itu majikannya dan istrinya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidup mereka. Dan tak lama kemudian seluruh perkebunan itu mendengar kabar Injil dan banyak jiwa diselamatkan. Cuff dimerdekakan, dan bersama-sama majikannya mereka berdua berjalan kemana-mana untuk menyaksikan cinta kasih Tuhan dalam Yesus Kristus.

Tuhan berjanji bagi kita semua yang sedang ada dalam pergumulan dan penderitaan yang sangat menyesakkan, bahwa Dia Yang Awal dan Yang Akhir yang telah mati dan hidup kembali, tidak akan pernah meninggalkan kita. Dia akan terus menyertai kita sehingga pada akhirnya, justru bukan hanya kita yang dibangkitkan, tapi orang-orang di sekeliling kita akan dijamah melihat pertolongan Tuhan yang luar biasa itu, dan mereka diselamatkan.




Baca juga:
Mengikuti Gembala
Pria Bertanggung Jawab Membawa Keluarganya pada Tuhan
Kuasa Doa Mengatasi Ruang dan Waktu
Gereja Perdana Adalah Sekumpulan Orang Yang Bertekun Sehati Berdoa Bersama

Jumat, 21 Juni 2013

Mazmur 2: Bapa YAHWE Sanggup Mengubah Musuh Menjadi Berkat

Mazmur 2:7-8
Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Enagkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu."

Pemazmur hidup dalam situasi dunia yang rusuh, di mana para pembesarnya tidak mempedulikan YAHWE dan bahkan bermufakat untuk melawan-Nya (ayat 1-2). Mereka melakukan perkara yang sia-sia (ayat 1). Mereka berusaha memperbesar kerajaannya, mengejar perkara-perkara dunia. Sebab itu dikatakan mereka mengejar sesuatu yang sia-sia. Sebab itu dalam ambisi kekuasaan mereka yang sia-sia itu, mereka pun melawan YAHWE. Mereka tidak peduli bangsa seperti apa yang sedang mereka lawan. Ambisi kekuasaan mereka tidak lagi menjadikan mereka bisa memilah: semua mau direbut, semua mau dikalahkan, termasuk bangsa Israel, bangsa pilihan YAHWE.

Situasi seperti ini pun sedang terjadi. Banyak kelompok yang sekarang ini sedang membesarkan dirinya dan dalam upaya itu mereka pun sering berhadapan dan melawan anak-anak YAHWE, orang yang percaya kepada Anak-Nya, Yeshua. Mereka tidak tahu dan tidak akan pernah tahu bahwa mereka sedang melawan ia yang diurapi.

Dari Mazmur 2 ini kita belajar. Pertama, kita harus mengutamakan YAHWE di atas semuanya. Jangan kita seperti bangsa-bangsa yang tidak mengenal YAHWE, yang mengejar perkara-perkara dunia. Kalau itu yang kita lakukan, Mazmur 2 mengingatkan kepada kita akan risiko yang mungkin kita hadapi: bahkan kita pun melawan YAHWE. Ketika prioritas hidup dan pilihan hati kita tidak pada YAHWE, ada bahaya bahwa kita tidak akan mampu lagi untuk memilah dan memilih. Kita membabi buta, dan bahkan kita pun bisa jadi menjadi musuh YAHWE.

Kedua, ketika berhadapan dengan situasi dunia yang seperti ini, situasi di mana orang-orang atau kelompok-kelompok berusaha untuk hidup sendiri, untuk memperbesar diri sendiri, dan mengabaikan kelompok atau orang lain, atau bahkan ingin membinasakan kelompok lain, pemazmur mengajari kita satu hal: bahwa kita ini adalah anak-anak YAHWE, bangsa pilihan YAHWE oleh karena iman yang kita terima, yang kita warisi, yang dianugerahkan kepada kita oleh karena kemurahan-Nya.

Kita dikuatkan, dalam situasi di mana kita sedang dilawan, dipojokkan, dihimpit, bahkan mau dibinasakan, ternyata kita diingatkan akan hubungan istimewa yang dianugerahkan kepada kita, yakni hubungan kita dengan Bapa YAHWE, bahwa kita ini adalah anak-Nya.

Bapa YAHWE berkata kepada pemazmur: "Anak-Ku engkau!" Bapa YAHWE menegaskan bahwa kita ini adalah Anak-Nya. Jadi, ndak perlu kawatir, ndak perlu takut, karena "Engkau adalah Anak-Ku," demikian YAHWE menegaskan. Bahkan kita diingatkan untuk meminta. "Mintalah kepada-Ku." Bahkan jenis permintaannya pun sangat luar biasa, "maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu."

Mazmur 2 mengingatkan kita akan kebesaran kuasa YAHWE. Ketika kita menghadapi kesulitan, menghadapi tekanan kelompok lain, menghadapi tekanan hidup, menghadapi kesulitan hidup, atau bahkan dianiaya atau malahan ingin dibinasakan, kita diingatkan bahwa kita ini adalah anak-anak YAHWE, yang berkuasa. Dia bahkan sanggup untuk membalikkan situasi, jika kita memintanya. Bangsa yang mengejar-ngejar umat Israel itu mau diberikan kepada Israel jika mereka memintanya. YAHWE pun sanggup untuk mengubah setiap kesulitan hidup, setiap tekanan hidup, menjadi berkat dalam hidup kita.

Namun kita belajar bahwa hal ini mungkin karena pemazmur memiliki hubungan yang intim luar biasa dengan Bapa YAHWE. Kita pun hendaknya mengutamakan YAHWE, dan berusaha untuk selalu melekat pada-Nya. Maka, niscaya, segala kesulitan, tantangan, tekanan, aniaya, akan diubah YAHWE untuk menjadi berkat dalam hidup kita.



Baca juga:
Belajar Prinsip Kesuksesan dari Para Pendiri Menara Babel
Dituntun Menuju Kemenangan
Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
YAHWE Sumber Berkat
Kornelius, Berkat bagi Orang yang Mencari YAHWE dengan Tulus

Minggu, 02 Juni 2013

Belajar Prinsip Kesuksesan dari Para Pendiri Menara Babel

rahasia sukses menara babel
Kalau mendengar kisah menara Babel, orang biasanya teringat akan tindakan YAHWE dalam mengacau balaukan bahasa manusia dan menggagalkan rencana manusia untuk membangun sebuah kota dan mendirikan menara yang mencapai langit tersebut. Tetapi di balik tindakan YAHWE yang menggagalkan rencana manusia tersebut, tersimpan sebuah rahasia sukses yang diakui oleh YAHWE sendiri. Coba kita perhatikan apa yang dikatakan YAHWE mengenai usaha manusia tersebut, dalam Kejadian 11: 5:

“… mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.”

Itulah pengakuan YAHWE mengenai kehendak dan usaha manusia. Saat itu manusia sudah mencapai taraf di mana tidak ada yang tidak dapat dilaksanakan oleh usaha manusia. Dan hal itu diakui oleh YAHWE sendiri.

Mari kita mencoba mengungkap rahasia pencapaian manusia para pendiri menara Babel tersebut. Ada 5 hal yang bisa diungkap.

Pertama: semangat kesatuan
Ayat 1 dari Pasal 11 kitab Kejadian menyatakan: “Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
Ayat ini menyatakan adanya semangat kesatuan. Satu hati. Satu kata. Satu bahasa.

Kedua: manajemen
Ayat 3: Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.” Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
Ayat ini menyatakan adanya pengelolaan atau manajemen atas pekerjaan manusia pada saat itu. Mereka tidak bekerja sendiri-sendiri dan semau gue, tetapi ada rencana dan penataan terhadap pekerjaan mereka bersama.

Ketiga: visi yang kuatKeempat: determinasi atau tekat bulat, strong desire, passion.

Ayat 4: Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi!” Mereka memiliki satu bahasa, satu hati, satu semangat kebersamaan, dan mereka bekerja dalam satu pengelolaan untuk mencapai sebuah tujuan, sebuah visi yang amat kuat: yakni mendirikan sebuah kota dengan sebuah menara yang mencapai langit.
Untuk mengikat dan memperkuat visi tersebut, mereka sadar bahwa perlu ada sebuah nama bagi mereka. Nama ini melambangkan identitas yang dimiliki bersama-sama, yang menyatukan mereka. Nama itu juga menyatakan akan sebuah makna. Visi juga merupakan sebuah rumusan akan makna hidup, tujuan hidup. Nama ini akan menyatakan sebuah makna hidup, sebuah kebulatan tekad yang dimiliki bersama-sama, suatu pengkristalan akan hasrat , suatu keinginan yang amat kuat.

Kelima: perkenanan YAHWE
Bangsa manusia sudah memiliki 4 kunci untuk meraih setiap keberhasilan. Namun dalam kisah menara Babel ini YAHWE menyatakan kepada kita bahwa ada 1 hal yang amat penting untuk setiap keberhasilan manusia, yakni perkenanan YAHWE. Manusia pada saat itu melupakan satu kunci penting dari keberhasilan ini: dukungan YAHWE atau perkenanan YAHWE. Mereka digerakkan oleh suatu kesombongan sehingga usaha mereka digagalkan sendiri oleh YAHWE.






Baca juga:
Dituntun Menuju Kemenangan
Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
YAHWE Sumber Berkat
Kornelius, Berkat bagi Orang yang Mencari YAHWE dengan Tulus

 



Selasa, 05 Februari 2013

Tuntunan Melewati Lembah Kelam

Reimagining Democracy: On the Political Project of Adriano Olivetti (The European Heritage in Economics and the Social Sciences) In God We Trust: All Others Pay Cash

Sekalipunn aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebaikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah YAHWE sepanjang masa (Mazmur 23:4-6)

Satu hal yang harus kita mengerti sejak awal adalah bahwa sekalipun kita berjalan bersama dengan YAHWE Raah, Sang Gembala Agung kita, ada saatnya kita tetap harus melewati lembah kekelaman. Namun di dalam semuanya itu, kita tidak perlu takut, karena YAHWE Raah pasti akan menolong kita dan memberikan kemenangan kepada kita. Janji-Nya bahwa IA tidak pernah anak meninggalkan kita akan menjadi jaminan yang bisa kita pegang dan percayai selama melewati lembah kekelaman dalam hidup kita.

Pada suatu hari di musim dingin yang kelam, datanglah seorang pemuda berkebangsaan Italia di pabrik mesin ketik Underwood yang terletak di Harford Connecticut, Amerika Serikat. Ia seorang pemuda yang mempunyai minat sangat besar terhada segala sesuatu yang bersangkutan dengan mesin ketik. Pemuda itu bernama Adriano Olivetti, datang untuk mencari pekerjaan di situ. Tetapi alangkah malangnya dia, sebab pemimin pabrik Underwood itu mengatakan, bahwa tidak ada lowongan pekerjaan bagi Adriano Olivetti.

Adriano Olivetti
Dengan hati yang kecewa pemuda itu melangkah keluar dari kantor yang besar itu. Pulanglah pemda ini ke kampung halamannya di Italia dan ia mulai berusaha untuk mewujudkan cita-citanya ini. Banyak sekali rintangan dan masalah yang harus dihadapinya, namun semuanya ditekuninya dengan penuh keuletan dan keberanian hati. Semua pengalaman yang sulit itu tidaklah meruntuhkan semangat Olivetti, tetapi malah seolah-olah suatu puuk yang menyuburkan dan mengembangkan semangat kerjanya.

Mulailah ia berhasil mendirikan sebuah pabrik mesin ketik kecil-kecilan yang berhasil dengan gilang-gemilang. Pabriknya menjadi semakin luas dan semakin terkenal. Nama Olivetti sebagai pembuat mesin ketik yang baik mulai dikenal di dunia.

Apakah sudah cukup sampai di situ? Belum! Telah lewat 32 tahun dari waktu Olivetti berdiri termenung di depan pabrik mesin ketik Underwood sambil menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Kini Olivetti kembali ke Amerika Serikat dan kembali ia menjejakkan kakiinya di atas tanah kompleks pabrik Underwood itu. Apakah yang akan dilakukan oleh jutawan Olivetti ini? Tindakan Olivetti ialah membeli abrik mesin ketik Underwood yang luas dan besar itu, sehingga pabrik itu kini menjadi miliknya. Papan nama Underwood diturunkan diganti dengan papan nama Olivetti. Lengkaplah sudah cita-cita yang ada di benak Olivetti. Ia kini menguasai pabrik mesin ketik yang paliing terkenal di dunia.

Sekalipun harus melewati lembah kekelaman, namun selama penyertaan Tuhan Sang YAHWE Raah itu bersama kita, maka kemenangan akan menjadi milik kita!

Baca juga:
Dituntun Menuju Kemenangan
Mengikuti Gembala
Yeshua Gembala yang Baik
Menjadi Domba yang Baik

His Princess Girl Talk with God: Love Letters and Devotions for Young Women When You Can't Find God: How to Ignite the Power of His Presence

Senin, 04 Februari 2013

Dituntun Menuju Kemenangan

How to Win Friends and Influence People in the Digital Age

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang, sebab Aku ini Elohimmu; Aku akan meneguhkan, bahkan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yesaya 41:10)

Kata 'kemenangan' tidak bisa berdiri sendiri. Kemenangan selalu didahului dengan peperangan, pergumulan, atau bahaya. Saat hidup kita dituntun oleh YAHWE Raah, Gembala Agung kita, kita tidak terluput dari adanya peperangan, pergumulan dan bahaya. Tetapi Firman Tuhan di atas menjamin kita bahwa IA akan memegang tangan kita dengan tangan kanan-Nya yang membawa kita kepada kemenangan. Jadi, kalau saat kita sedang berada di dalam peperangan, pergumulan atau bahaya, asal kita terus mengikuti Gembala Agung kita, maka satu hal yang bisa kita pegang teguh bahwa langkah-langkah kita akan dituntun-Nya menuju kemenangan.

Dale Carnegie
Sekitar awal abad 20-an, jauh di tengah-tengah Missouri, seorang muda mendaftarkan diri pada perguruan Tinggi Ilmu Pendidikan di Kota Warrensburg untuk melanjutkan studinya. Ia seorang anak yang miskin yang tidak mampu tinggal di kota, maka untuk dapat mengikuti kuliah-kuliahnya setiap harinya ia harus melakukan perjalanan dengan menunggang kuda kira-kira 5 kilometer. Ia hanya memiliki satu stel pakaian yang baik. Jasnya terlalu tipis. Ia mencoba ikut regu sepak bola, tetapi ditolak. Walaupun ia telah berusaha dengan tabah dan berani, di dalam diri mahasiswa muda ini telah terbentuk perasaan rendah diri. Ibunya mendesak dia untuk melakukan sesuatu yang dapat menunjukkan potensilnya yang sebenarnya, maka ia pun mencoba bidang ilmu pubic speaking. Sayangnya di sini pun ia gagal.

Pada tahap ini di dalam hidupnya segala sesuatu yang dilakukan oleh pemuda ini berakhir dengan kegagalan. Namun demikian, orang yang bernama Dale Carnegie ini tetap bertahan, bangun dari kegagalan dan akhirnya ia menjadi dosenn yang sepanang sejarah paling tersohor dalam ilmu public speaking. Anak yang pernah gagal dalam ilmu public speaking ini menjadi manajer personalia dalam perusahaan pemberitaan, dan telah menyusun buku petunjuk untuk semacam kursus dalam soal "Bagaimana Mencari Teman dan Mempengaruhi Orang." Buku ini telah menjadikannya seorang jutawan.

Kisah Dale Carnegie ini merupakan contoh tentang permulaan kegagalan yang memuncak menuju suatu akhir yang berhasil. Melalui kegagalan kita, kita harus belajar untuk mempercayakan diri kepada Elohim YAHWE Raah, Sang Gembala Agung kita, supaya kita dapat berhasil di dalam tuntunan-Nya. Dengan kata lain kita bisa mengatakan bahwa melalui kegagalan-kegagalan, kita belajar untuk lebih mengikuti rencana Elohim bagi kehidupan kita daripada mengikuti rencana kita sendiri.


Baca juga:
Mengikuti Gembala
Yeshua Gembala yang Baik
Menjadi Domba yang Baik
YAHWE Adalah Gembalaku



How to Stop Worrying and Start Living The Quick and Easy Way to Effective Speaking

Senin, 21 Januari 2013

YAHWE yang Dapat Diandalkan

Trusting God: Even When Life Hurts Beautiful Things Happen When a Woman Trusts God Becoming Fearless: My Ongoing Journey of Learning to Trust God

Sekarang aku tahu, bahwa YAHWE memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya. Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama YAHWE, Elohim kita. Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun berdiri dan tetap tegak (Mazmur 20:7-9)

Dalam ayat di atas dikatakan bahwa orang yang mengandalkan kuda dan kereta akan rebah dan jatuh, tetapi orang yang mengandalkan YAHWE akan berdiri dan tetap tegak. Pada jaman saat Mazmur ditulis, kuda dan kereta adalah senjata yang sangat ampuh dan sangat berpengaruh untuk menentukan menang atau kalah dalam peperangan. Di jaman sekarang ini, kuda dan kereta berbicara tentang uang, jabatan, koneksi, kepandaian, dll. Namun, sehebat-hebatnya uang, jabatan, koneksi, kepandaian, tetap masih lebih hebat penyertaan YAHWE. Tanpa penyertaan YAHWE, kita akan rebah dan jatuh. Semuanya itu memang bisa menolong kita, tapi terbatas, sedangkan hanya YAHWE saja yang tidak terbatas dan dapat diandalkan sepenuhnya.

Sehebat-hebatnya apa pun selain YAHWE, memang bisa menolong tapi terbatas. Hanya YAHWE saja yang tidak terbatas dan selalu dapat diandalkan.


Baca juga:
YAHWE Sumber Berkat
In God We Trust: All Others Pay Cash Trusting God Day by Day: 365 Daily Devotions Trusting God: A Girlfriends in God Faith Adventure

Minggu, 26 Agustus 2012

4 Cara Lulus Ujian versi Hizkia

Dalam perjalanan hidup orang beriman, kadang YAHWE membiarkan datangnya ujian untuk menaikkan level orang beriman. Ujian itu bisa berupa ujian finansial, ujian hubungan perkawinan, ujian kesehatan, ujian karir dan lain sebagainya. Kita akan belajar bagaimana Hizkia lulus di dalam ujian hidupnya.

Kisah Hizkia bisa dibaca di 2 Raja-Raja 18-20, 2 Tawarikh 29-32, dan Yesaya 36-39. Hizkia berumur 25 tahun ketika menjadi raja dan memerintah selama 29 tahun. Ia anak Ahas dan ibunya adalah Abia anak Zakharia. Ia melakukan apa yang benar di mata YAHWE dan mengenai hal ini Kitab Suci mencatat: "di antara raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia" (2 Raj 18:5).

Langkah tahun pertama bulan pertama: membuka pintu-pintu rumah YAHWE dan memperbaikinya (2 Tawarikh 29:3), mendatangkan para imam dan orang-orang Lewi (ayat 3) untuk menguduskan diri dan rumah YAHWE (ayat 5) supaya jangan lengah berdiri di hadapan-Nya untuk melayani Dia, untuk menyelenggarakan kebaktian dan membakar korban bagi YAHWE (ayat 11). Hizkia mengikat perjanian dengan YAHWE (ayat 10). Setelah pengudusan rumah YAHWE selesai, Hizkia segera mengadakan korban penghapus dosa untuk keluarga raja, untuk tempat kudus, dan untuk Yehuda (ayat 20-24), mempersembahkan korban bakaran (ayat 27,29), menghidupkan pujian dan penyembahan kepada YAHWE (ayat 25-30), mengadakan korban sembelihan dan korban syukur (ayat 31), merayakan Paskah (2 Tawarikh 30), meremukkan tugu berhala (2 Tawarikh 31:1). Agar para imam dan orang Lewi bisa mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan Taurat YAHWE, Hizkia mengatur sumbangan untuk mereka dan menghidupkan kembali persepuluhan sampai sisanya bertimbun-timbun (2 Tawarikh 31:2-19).

Hizkia melakukan apa yang baik, yang jujur, dan yang benar di hadapan YAHWE (2 Taw 31:20). Ia mencari YAHWE, melayani YAHWE dan melaksanakan Taurat dan semuanya dilakukannya dengan segenap hati sehingga segala usahanya berhasil (ayat 21).

Namun, setelah kesetiaannya kepada YAHWE itu, ujian datang kepada raja Hizkia: Sanherib, raja Asyur datang menyerbut Yehuda (2 Tawarikh 32:1). Kadang, setelah usaha kita, kesetiaan kita kepada Tuhan, setelah daya upaya kita untuk hidup berkenan di hadapan-Nya, ujian datang menimpa kita, entah itu ujian keuangan, kesehatan, hubungan perkawinan, dan yang lainnya. Namun, dari Hizkia kita akan belajar, bahwa ujian yang diijinkan menimpa kita merupakan sarana yang digunakan YAHWE untuk membantu kita naik ke level selanjutnya, untuk menikmati berkat yang lebih luar biasa. Nah, bagaimana cara Hizkia bisa lulus di dalam ujiannya? Dari 2 Tawarikh 32 kita bisa belajar bagaimana Hizkia bisa lulus ujian.

Pertama, menutup semua celah yang akan memperkuat musuh (ayat 3-4)
Setelah mengetahui datangnya ujian atau kesulitan, yang dilakukan Hizkia adalah menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah negeri itu (ayat 3-4). Ini dilakukannya untuk memperlemah musuh. Hal ini mengisyaratkan agar kita juga menutup semua celah yang akan memperkuat musuh atau iblis. Kita harus menutup semua kemungkinan kita jatuh ke dalam dosa. Entah itu godaan pornografi, godaan hidup konsumtif, godaan terhadap makanan yang mengancam kesehatan.

Kedua, membangun tembok-tembok dan menara kekuatan (ayat 5)
Sesudah menutup celah, Hiskia memperkuat tembok-tembok yang terbongkar dan mendirikan menara-menara serta membuat perisai dan lembing dalam jumlah yang besar. Setelah menutup celah, kita hendaknya juga memperkuat diri dan mempersiapkan senjata rohani untuk melawan musuh. Jadi, ujian yang datang kepada kita, hendaklah semakin memperkuat diri kita, bukan malah memperlemah kita. Ujian mengisyaratkan agar kita semakin hidup kudus dan berkenan di hadapan YAHWE.

Ketiga, memperkatakan perkataan iman (ayat 6)
Hizkia mengangkat panglima-panglima perang dan menyuruh mereka untuk menenangkan hati rakyat dengan mengatakan: "Kuakanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan  terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak daripada yang menyertai dia. Yang  menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah YAHWE, Elohim kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita." (ayat 7-8). Meskipun secara manusia posisi Hizkia jelas lebih lemah dibandingkan Sanherib, namun ia percaya dengan penuh iman akan kekuatan dan kesanggupan YAHWE di dalam membantu umat-Nya yang setia.

Nah pada bagian selanjutnya kita tahu bahwa musuh tidak akan tinggal diam dan berusaha memperlemah iman dengan mendaftar banyak bukti akan kekuatannya dan mengintimidasi umat YAHWE bahwa mereka tidak berdaya untuk melawannya. Musuh menyebutkan berbagai negara atau bangsa atau kerajan yang sudah tunduk kepada Asyur: Hamad, Arpad, Sefarwaim, Hena, Iwa, Samaria, Gozan, Haran, Rezef, bani Eden. Musuh juga memerlihatkan bahwa allah-allah bangsa-bangsa itu tidak berdaya menghadapi Asyur.

Nah di sini kita harus amat sangat waspada dan jangan sampai terpedaya oleh musuh. Intimidasi iblis kadang "benar-benar berdasar" dan didukung oleh fakta-fakta, yang menyudutkan kita, yang mengklaim bahwa ia jauh lebih kuat daripada kita, bahwa kita tidak berdaya dan tidak ada gunanya untuk melawannya. Namun kita belajar dari Hizkia bahwa, sekalipun fakta, kondisi, keadaan nyata yang ada, semuanya negatif, dan buktinya nyata ada, kita harus tetap positif, harus tetap memiliki harapan dan keyakinan akan kesanggupan YAHWE untuk memberikan pertolongan. Kita harus tetap memperkatakan kata-kata yang positif, perkataan iman, dan yakin bahwa YAHWE sanggup dan akan menolong tepat pada waktunya. Meskipun iblis selalu berusaha mengintimidasi diri kita, selalu menunjuk-nunjuk kesalahan dan kelemahan kita, kita harus tetap yakin dan percaya akan pertolongan-Nya.

Terhadap semua intimidasi ini Hizkia memerintahkan kepada rakyatnya untuk tidak untuk tidak mempedulikannya: Jangan kamu menjawab dia! (2 Raj 18:36). Meskipun juru minum agung berusaha memperjelas intimidasinya dengan menggunakan bahasa Yehuda yang dipahami oleh semua rakyat, bukannya bahasa Aram yang hanya dipahami oleh beberaa orang penting Yehuda, namun Hizkia memerintahkan agar intimidasi itu tidak usah didengarkan, tidak usah

Keempat, berseru dan berdoa kepada YAHWE (ayat 20).
Disamping semua usaha manusia yang sudah dilakukan, Hizkia berdoa dan berseru kepada YAHWE (ayat 20). Jadi, disamping usaha nyata yang sudah dan sedang kita lakukan, kita harus tetap berdoa dan berserah kepada YAHWE.

Dengan 4 langkah ini Hizkia bisa lulus ujian. Dan sebagai imbalannya, YAHWE sendiri yang berperang melawan bangsa Asyur, sehingga bangsa Asyur dikalahkan oleh YAHWE sendiri.


Yang dilakukan Hizkia ketika menghadapi intimidasi musuh:
meminta Yesaya untuk berdoa (2 Raj 19:4
membentangkan surat hujatan dihadapan YAHWE (2 Raj 19:14, Yesaya 37:14)
berdoa  (2 Raj 19:15, Yesaya 37:15): mengakui kedaulatan YAHWE, satu-satunya Elohim (Yesaya 37:16)
doanya didengarkan YAHWE (2 Raj 19:20).
YAHWE memagari kota (2 Raj 19:34, Yesaya 37:34)
sakit hampir mati (2 Raj 20:1, Yesaya 38:1) YAHWE memperpanjang umur 15 tahun (2 Raj 20:5-6, Yesaya 38:5)

Kesalahan hizkia:
memperlihatkan segenap harta bendanya kepada raja Babel yang datangmenjenguknya karena berita sakit (2 Raj 20:13


Baca juga:
Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati


Minggu, 14 Agustus 2011

Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati


Bagaimana kita bisa hidup berkemenangan?
Roma 8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 
Kita menang karena Dia yang mengasihi kita. Dalam ayat 33 dikatakan bahwa tidak ada yang menggugat orang-orang pilihan Yahwe, yang telah membenarkan mereka.  Dan dalam ayat selanjut 38-39 dikatakan bahwa tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus.
Roma 8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Kemenangan juga ditentukan oleh penguasaan diri dan kemampuan menjaga hati.
Amsal 16:32. orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. 
Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Agar kita tetap menang, kita harus menjaga hati kita dari 3 musuh:
1. Kekecewaan
Dalam Bilangan 20 dikisahkan bahwa Musa kecewa atas bangsa Israel. Ketika itu bangsa bersungut-sungut karena tidak ada air untuk diminum. Musa datang menghadap Yahwe dan memohon petunjuk-Nya. Yahwe memerintahkan agar Musa mengumpulkan bangsa itu dan mengatakan kepada batu agar mengeluarkan air untuk bangsa itu. Tetapi Musa, karena kejengkelannya kepada bangsa itu, ia melampiaskan kemarahannya dengan memukul bukit batu itu dua kali dengan tongkatnya. Dan keluarlah air untuk bangsa itu.
Yahwe marah kepada Musa dan menegurnya: Bilangan 20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka." 
Memang ada alasan yang kuat bagi Musa untuk kecewa, jengkel, dan marah. Bagaimana tidak, bangsa itu telah melihat pekerjaan Yahwe yang dahsyat selalu menyertai mereka, tetapi bangsa itu pula selalu bersungut-sungut dan menyalahkan Musa karena telah membawa keluar mereka dari tanah Mesir. Namun kita belajar dari peristiwa ini, bahwa sekalipun ada alasan untuk kecewa dan marah, untuk jengkel, kita tetap harus menjaga hati kita agar tidak dikendalikan oleh kejengkelan dan amarah kita.

2. Godaan dosa
Musuh kedua dari hati kita adalah godaan dosa.
Yakobus 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Kita harus menjaga hati kita dari pencobaan oleh keinginan kita sendiri. Jangan biarkan diri kita diseret dan dipikat olehnya. Dari Yakobus ini kita belajar bagaimana proses manusia jatuh ke dalam dosa. Pertama adalah adanya keinginan hati. Kedua keinginan itu memikat dan menyeret kita. Ketika keinginan itu dibuahi sehingga melahirkan dosa. Keempat dosa itu sudah matang dan melahirkan maut. Jadi kita harus waspada terhadap keinginan hati kita, jangan sampai kita diseret dan dipikat oleh keinginan kita.

3. Iri hati
Yakobus 3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. 
Iri hati bisa menjadi sumber kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Jadi waspadalah terhadap kecenderungan hati kita untuk iri hati dan mementingkan diri sendiri.

Baca juga:
Nikmatilah Hidup Anda (1): Bersyukur atas apa yang sudah kita capai
Merebut Kembali Apa yang Dicuri Musuh
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe