Minggu, 16 Oktober 2011

Janji YAHWE kepada Umat Pilihan-Nya (Yesaya 60)

YAHWE memberikan janji yang benar-benar dahsyat dalam Yesaya 60, seperti berikut ini:

Bangkitlah, menjadi teranglah, karena terangmu telah datang, dan kemuliaan YAHWE telah bangkit atasmu!
Sebab lihatlah, kegelapan akan menutupi bumi, dan awan gelap menutupi bangsa-bangsa. Namun YAHWE akan bangkit atasmu, dan kemuliaan-Nya akan terlihat di atasmu.
Dan bangsa-bangsa akan datang kepada terangmu, dan raja-raja ke arah cahaya fajarmu.
Angkatlah matamu dan lihatlah ke sekelilingmu, mereka semua telah dikumpulkan, mereka datang kepadamu. Anak-anak lelakimu akan datang dari jauh, dan anak-anak perempuanmu akan didukung di gendongan.
Pada waktu itu kami akan melihat dan berseri-seri, dan hatimu akan menjadi kagum dan lega, karena kelimpahan lautan akan dikembalikan kepadamu, kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu.
Sejumlah besar unta akan menutupimu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Semuanya itu akan datang dari Sheba, mereka akan membawa emas dan kemenyan, dan mereka akan memberitakan kemasyhuran YAHWE.
Semua kambing domba Kedar akan dikumpulkan bagimu, domba-domba jantan Nebayot akan melayanimu, mereka akan mempersembahkan yang berkenan di mezbah-Ku, dan Aku akan memuliakan bait kemuliaan-Ku.
Siapakah mereka ini yang melayang seperti awan, dan seperti burung merpati pada jendela-jendela mereka?
Sesungguhnya pulau-pulau akan menanti-nantikan Aku, dan kapal-kapal Tarsis yang pertama, untuk membawa anak-anak lelakimu dari jauh, perak dan emas mereka ada bersama mereka," bagi Nama YAHWE, Elohimmu, dan bagi Yang Mahakudus Israel karena Dia telah memuliakanmu.
Dan bani lain akan membangun tembok-tembok bagimu, dan raja-raja mereka akan melayanimu.
Sebab, Aku telah menghajarmu dalam amarah-Ku tetapi Aku telah berbelaskasihan kepadamu di dalam kemurahan-Ku.
Maka pintu-pintu gerbangmu akan selalu terbuka, tidak akan tertutup baik siang maupun malam, sehingga dapat membawa kekayaan bangsa-bangsa kepadamu, dan sambil menggiring raja-raja mereka.
Sebab bangsa-bangsa dan kerajaan yang tidak melayanimu akan binasa, ya, bangsa-bangsa akan menjadi runtuh.
Kemuliaan Libanon akan datang kepadamu, pohon sanobar, pohon pinus dan pohon cemara, bersama-sama untuk memperindah tempat ruang kudus-Ku, dan tempat tumpuan kaki-Ku akan Kumuliakan.
Dan anak-anak dari yang memperhamba engkau akan datang kepadamu untuk bersujud, dan mereka akan sujud di telapak kakimu, yaitu semua orang yang menghina engkau, dan mereka akan memanggilmu: Kota YAHWE, Sion, Yang Mahakudus Israel.
Sebagai ganti keadaanmu, yang ditinggalkan dan dibenci sehingga tidak ada seorang pun yang lewat melaluimu, Aku akan meletakkan atasmu kemegahan yang abadi, sebuah sukacita turun-temurun.
Engkau juga akan menghisap susu bangsa-bangsa, dan engkau akan menyusu di dada-dada raja. Dan engkau akan tahu, Akulah YAHWE, Juruselamatmu dan Penebusmu, Yang Mahakudus Yakub.
Sebagai ganti tembaga, Aku akan membawa emas, dan sebagai ganti besi Aku akan membawakan perak. Dan sebagai ganti kayu -tembaga, sebagai ganti kayu -besi. Dan Aku akan menempatkan damai sejahtera sebagai penilikmu, dan kebenaran sebagai mandormu.
Kekerasan tidak akan terdengar lagi di negerimu, keruntuhan dan kebinasaan di wilayahmu; tetapi engkau akan menyebut tembok-tembokmu: Keselamatan, dan pintu-pintu gerbangmu: Pujian.
Bagimu matahari tidak akan lagi menjadi terang pada siang hari, atau bulan akan memberimu terang sebagai sinar, tetapi YAHWE akan ada sebagai terang abadi bagimu, dan Elohimmu adalah keindahanmu.
Matahari tidak lagi akan menjadi terang bagimu, dan bulanmu tidak akan memudar, karena YAHWE akan menjadi terang abadimu, dan hari-hari perkabunganmu akan berakhir.
Dan bangsamu, mereka semua adalah orang-orang yang benar, mereka akan memiliki bumi selamanya, ranting dari tangan-Ku, karya dari tangan-Ku, untuk membuat-Ku dipermuliakan.
Yang kecil akan menjadi seribu, dan yang lemah menjadi bangsa yang kuat, Aku YAHWE, akan melaksanakannya segera pada waktunya.


Itulah janji YAHWE yang sungguh luar biasa. Semua itu diberikan YAHWE kepada umat-Nya yang dikasihi-Nya yang meskipun pernah terkena amarah-Nya, namun hidup benar di hadapan-Nya. Dan semua itu diberikan demi kemuliaan YAHWE semata-mata.








Kamis, 13 Oktober 2011

Misi Mereka yang Dipanggil Yesus



Dalam Matius 10:1-15 kita belajar mengenai tugas atau misi yang diemban oleh mereka yang dipanggil oleh Yesus untuk menjadi murid-Nya.

Tugas dan Wewenang Murid Yesus
Dalam ayat 1 dikatakan bahwa
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.
Dari sini kita belajar:
1. Yesus memanggil 12 murid
2. Yesus memberi mereka kuasa
3. Untuk mengusir roh-roh jahat
4. Untuk melenyapkan segala penyakit.
5. Untuk melenyapkan segala kelemahan


Dalam ayat 5-9 dikatakan bahwa kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dengan pesan:
1. Jangan menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke kota lain (Samaria) (ayat 5)
2. Agar para murid pergi kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel (ayat 6)
3. Agar mereka memberitakan bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat (ayat 7)
4. Agar mereka menyembuhkan orang sakit (ayat 8)
5. Membangkitkan orang mati (ayat 8)
6. Mentahirkan orang kusta (ayat 8)
7. Mengusir setan-setan (ayat 8)
8. Melakukan semuanya itu dengan cuma-cuma karena hal itu diberikan kepada mereka dengan cuma-cuma  (ayat 8).

Ternyata kita, murid Yesus, mengemban tugas-tugas di atas, sebagaimana termuat dalam Matius 10:1-15. Tugas kita tidaklah hanya setiap minggu ke gereja, atau menjalani fungsi-fungsi organisatoris di gereja. Tugas kita bukan hanya menjadi aktivis di gereja, tetapi tugas kita dengan jelas diulang-ulang oleh Injil, dan dalam Matius pasal 10 ini diulang sampai dua kali, yakni:

mengusir roh-roh jahat atau setan-setan
melenyapkan segala penyakit atau menyembuhkan orang sakit 
melenyapkan segala kelemahan
mentahirkan orang kusta, bahkan
membangkitkan orang mati


Sudahkah kita melakukan misi tersebut? Ataukah kita terlalu diasyikkan oleh kesibukan kehidupan harian kegerejaan kita? Atau barangkali kita tidak sadar bahwa itu menjadi misi kita? Atau kita merasa tidak mampu melaksanakan misi tersebut?

Nah, belajar dari Matius 10, ternyata misi itu, mengusir setan dan melenyapkan sakit penyakit dan kelemahan tidak ada kaitannya dengan kemampuan. Bukan karena kita mampu, melainkan karena semua itu diberikan kepada kita secara cuma-cuma. Jadi bukan kemampuan, melainkan pemberian kuasa secara cuma-cuma dari Yesus kepada murid-murid yang dipilih-Nya.

Bukan karena usaha kita, bukan karena kemampuan kita, melainkan semuanya karena kuasa anugerah Yahwe melalui Yesus, dan diberikan kepada siapapun yang dipilih Yesus untuk menjadi murid-Nya.

Pertanyaannya: siapakah murid Yesus itu? Apakah kita termasuk murid Yesus? Apakah yang dimaksud hanya kedua belas murid Yesus saat Yesus masih hidup dalam bentuk tubuh manusia 2000 tahun yang lalu?

Kita semua, yang telah menerima anugerah keselamatan lewat pembaptisan, kita semua orang-orang Kristiani, pengikut Kristus adalah murid-murid Yesus. Bukan karena pilihan kita, melainkan Yesuslah yang memilih kita untuk menjadi murid-Nya (bdk Markus 16: 15-18). Semua orang beriman, semua murid Yesus, diberi kuasa untuk mengusir setan, untuk menyembuhkan orang sakit, untuk mengalahkan kedahsyatan racun, dan untuk berbahasa baru.

Marilah kita imani tugas dan kuasa yang diberikan oleh Yesus kepada kita. Usirlah setan, sembuhkanlah orang sakit, lenyapkanlah kelemahan. Yesus yang menyuruh Anda. Dia yang berkuasa atas hidup dan mati. Dia yang berkuasa atas seluruh alam semesta. Dialah yang memberikan kuasa itu kepada Anda.

Baca juga:
Pengalaman Pertama Mengusir Setan
Pelajaran Pertama dari Kisah Para Rasul
Kepastian Keselamatan dan Keberanian Bersaksi

Sabtu, 10 September 2011

The Story of Love: Mengasihi Tuhan

Manusia punya kelemahan terbesar, yakni mengedepankan egonya sendiri. Bahkan dalam niat yang terbaik pun yang dimiliki manusia, selalu di dalamnya terkandung maksud-maksud tersembunyi, yakni kepentingan egonya sendiri. Dan ... baik seandainya manusia sadar akan kelemahannya ini sehingga ia tidak pernah akan bisa menyombongkan diri. Sebagaimana Paulus yang meskipun sangat hebat dalam pelayanan, ia tetap mengakui adanya duri di dalam dagingnya sehingga ia tidak sempat meninggikan dirinya (2 Kor 12:7-10).
Kita akan belajar bagaimana Yahwe memahami kelemahan manusia ini dan bagaimana Yahwe ingin kita sadar akan kelehaman ini, melalui kisah Petrus.

Dalam Yohanes 21:15-19, Yesus bertanya kepada Petrus sampai 3 kali: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Tiga kali. 3x. Bayangkan! Kalau Anda ditanyai oleh istri atau suami Anda pertanyaan yang sama, sampai tiga kali!

Pertama kali kalau kita ditanya demikian, bisa pasti kita akan menjawab, tanpa berpikir, " Ya, sayang, aku mengasihi kamu." Tapi kemudian kalau orang yang sama menanyakan hal yang sama kepada kita, mungkin kita juga masih menjawab dengan pasti dan dalam hati kita paling berpikir, ia butuh semacam konfirmasi atau peneguhan, sehingga kita akan menegaskan dan mengatakan, "Iya, sayang, aku mengasihi kamu." Tetapi kalau pertanyaan yang sama ditanyakan untuk ketiga kalinya, "Apakah engkau mengasihi aku?" Kemungkinan kita akan mulai sungguh-sungguh bertanya dalam hati, melihat ke dalam diri, bukan hanya melihat ke dalam diri orang yang bertanya, tetapi ke dalam diri sendiri dan mulai mengoreksi diri, 'Benar ndak ya kalau aku mengasihi dia?'

Demikian pun yang Yesus lakukan terhadap Petrus. Yesus bertanya sampai tiga kali, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Seperti Petrus, kita pasti bertanya dalam hati, 'Kenapa sampai tiga kali?'

Kita akan lebih memahami maksud Yesus kalau kita kembali ke teks aslinya. Sebenarnya Yesus menggunakan 2 kata yang berbeda. Untuk kedua pertanyaan yang pertama, Yesus menggunakan kata AGAPE,ἀγαπᾷς με. Simon, anak Yohanes, apakah engkau ἀγαπᾷς με? Sedangkan untuk pertanyaan ketiga, Yesus menggunakan kata FILIA, φιλεῖς με. Simon, anak Yohanes, apakah engkau φιλεῖς με.

Agape adalah jenis kasih atau cinta yang mengorbankan diri. Sedangkan filia adalah cinta persauadaraan atau persahabatan. Bahkan sebenarnya 3 kali pertanyaan yang diajukan Yesus kepada Petrus adalah 3 pertanyaan yang berbeda. Coba perhatikan:

Ayat 15: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau ἀγαπᾷς με  lebih dari pada mereka ini?"
Ayat 17: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau ἀγαπᾷς με?"
Ayat 17: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau 
φιλεῖς  με 
Dan untuk ketiga pertanyaan itu Petrus menjawab dengan menggunakan kata filia,  φιλῶ σε.

Tiga pertanyaan Yesus untuk Petrus sebenarnya bergradasi menurun. Pertama menggunakan kata agape ditambah dengan "lebih dari mereka ini". Yesus memberikan tambahan ini bukannya tanpa alasan. Alasannya bisa dilihat dalam Matius 26:31-35. Hal ini mengingatkan betapa pentingnya kita untuk membaca seluruh Kitab Suci agar bisa memahaminya dengan lebih baik. Dalam Matius 26:33 Petrus mengatakan bahwa meskipun mereka semua tergoncang imannya karena Yesus akan ditangkap, ia sekali-kali tidak. Di sini Petrus tampil sebagai orang yang merasa paling baik, sebagai murid Yesus yang paling hebat. Petrus merasa yakin bahwa ia sanggup berkorban untuk Yesus, bahwa ia sanggup untuk AGAPE kepada Yesus. Dan para murid yang lain pun ikut-ikutan mengatakan hal yang sama (ayat 35). 

Hal ini menunjukkan suatu ego yang berlebihan. Bahkan ketika kita merasa sanggup berkorban pun, kita harus hati-hati, jangan-jangan itu didorong oleh ego kita sendiri. Kita tahu bagaimana ego ini menguasai para murid Yesus. Dalam beberapa perikop lain kita tahu bahwa beberapa kali para murid Yesus memperdebatkan siapa yang paling besar di antara mereka.

Tetapi ternyata Petrus gagal total. Bukannya membela Yesus ia malahan menyangkal Yesus.

Yohanes 21:15-19 merupakan perikop setelah kebangkitan. Yesus tahu apa yang sudah dilakukan Petrus. Yesus tahu kesombongan Petrus. Yesus juga tahu penyangkalan Petrus. Yesus sangat tahu level Petrus. Sehingga, pertanyaan pertama dengan kata "agape" ditambah "lebih dari mereka ini" digunakan Yesus untuk mengingatkan niat Petrus yang ternyata gagal dibuktikannya. Dan kali ini Petrus tidak berani menggunakan kata "agape", namun "filia", untuk menjawab tantangan Yesus. Ia sadar akan kegagalannya; ia sadar akan kesombongannya terdahulu. Pertanyan kedua Yesus masih menggunakan kata "agape" namun tanpa tambahan "lebih dari mereka ini". Petrus tetap menjawab dengan kata "filia". Pertanyaan ketiga Yesus menurunkan levelnya, Dia menggunakan "filia", menyamakan level-Nya dengan level Petrus. Dan Petrus menegaskan bahwa di hadapan Tuhan, manusia tidak bisa menipu diri. Tuhan tahu isi hati dan level manusia, sehingga Petrus mengatakan, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku [hanya] φιλῶ  σε [philo se, I love thee]. 

Petrus tidak tergoda lagi untuk meningginya diri lagi. Terhadap ketiga pertanyaan Yesus, Petrus tetap menjawabnya dengan kata filia. Dia tahu dia pernah gagal total. Namun dia juga tahu bahwa Yesus tetap mengasihi dia. Sesudah bangkit dan bertemu Petrus, Yesus tidak menagih janji, "Mana buktinya, katanya mau berkorban untuk-Ku?" Yesus tidak mempermalukan Petrus, karena Yesus tahu persis isi hati dan level kasih Petrus terhadap-Nya. 

Namun Petrus, dalam kesadaran diri penuh akan kelemahannya, ia menjadi lebih bisa belajar setia sampai mati. Ia melengkapi kasih filianya kepada Yesus dengan kasih agape di akhir hidupnya. Ia rela mati disalib untuk Yesus dengan posisi terbalik.

Hari ini kita belajar bahwa kita tidak bisa menyembunyikan diri di hadapan Yahwe. Yahwe tahu diri kita lebih dari kita mengenal diri kita. Hari ini juga pertanyaan ini diajukan kepada kita, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Hendaklah kita dengan rendah hati, sadar akan kelemahan kita, belajar untuk mengasihi Yahwe, seperti Petrus dan Paulus yang mengasihi-Nya dan setia sampai mati.

Baca juga:
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh
Bagaimanakah Yeremia Dipanggil Menjadi Nabi?

Rabu, 17 Agustus 2011

Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh

Baca Hidup Berkemenangan (1): Menguasai Hati

Pada bagian 1 kita belajar bahwa untuk bisa mengalami hidup yang berkemenangan, kita harus bisa menguasai hati kita. Sekarang kita masuk ke bagian kedua, yakni membangun manusia roh kita. Kalau roh kita kuat, kita punya kekuatan untuk menguasai hati kita.


Daniel 6:2 Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; 3 membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan. 4 Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya. 

Daniel terpilih dari seluruh rakyat negeri Babel ke dalam kelompok 120 wakil-wakil raja. Dan dari 120 wakil itu, Daniel adalah salah satu dari tiga orang yang dipilih untuk menduduki jabatan tinggi dan membawahi ke-120 wakil raja itu. Dan akhirnya Daniel dipilih oleh raja untuk membawahi atas seluruh kerajaan Babel. Itu semua terjadi karena Daniel memiliki roh yang luar biasa (ayat 4).

Tidak hanya itu, Daniel tetap menjabat kedudukan penting dalam 4 masa pemerintahan, mulai dari Nebukadnezar, Belsyazar, Darius, dan Koresh. Bahkan dalam ayat 28 raja memerintahkan agar seluruh rakyat di bawah wilayah kekuasaan raja Darius diwajibkan untuk takut dan gentar kepada Tuhannya Daniel. Ini berarti bahwa Daniel sukses dalam pekerjaan dan pelayanannya. Dalam pekerjaan, ia cakap dan dipromosikan sampai kepada kedudukan tertinggi di bawah raja. Dalam bidang pelayanannya, kesaksian hidupnya membuat seluruh bangsa menyembah Yahwe.

Apa sebabnya Daniel begitu sukses dan memiliki roh yang luar biasa? 

1. Berlutut, Berdoa, dan Memuji Yahwe secara konsisten dan terus-menerus

Daniel 6:11 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. 

2. Bergaul intim dengan Yahwe

Kejadian 6:9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. 

3. Memberi makanan yang berkualitas kepada manusia roh kita

Yosua 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. 

4. Selalu berjalan di dalam roh

Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.

Baca juga:
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Nikmatilah Hidup Anda (1): Bersyukur atas apa yang sudah kita capai
Merebut Kembali Apa yang Dicuri Musuh

camp=217145&creative=399369" height="1" style="border: none !important; margin: 0px !important;" width="1" />

Minggu, 14 Agustus 2011

Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati


Bagaimana kita bisa hidup berkemenangan?
Roma 8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 
Kita menang karena Dia yang mengasihi kita. Dalam ayat 33 dikatakan bahwa tidak ada yang menggugat orang-orang pilihan Yahwe, yang telah membenarkan mereka.  Dan dalam ayat selanjut 38-39 dikatakan bahwa tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus.
Roma 8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Kemenangan juga ditentukan oleh penguasaan diri dan kemampuan menjaga hati.
Amsal 16:32. orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. 
Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Agar kita tetap menang, kita harus menjaga hati kita dari 3 musuh:
1. Kekecewaan
Dalam Bilangan 20 dikisahkan bahwa Musa kecewa atas bangsa Israel. Ketika itu bangsa bersungut-sungut karena tidak ada air untuk diminum. Musa datang menghadap Yahwe dan memohon petunjuk-Nya. Yahwe memerintahkan agar Musa mengumpulkan bangsa itu dan mengatakan kepada batu agar mengeluarkan air untuk bangsa itu. Tetapi Musa, karena kejengkelannya kepada bangsa itu, ia melampiaskan kemarahannya dengan memukul bukit batu itu dua kali dengan tongkatnya. Dan keluarlah air untuk bangsa itu.
Yahwe marah kepada Musa dan menegurnya: Bilangan 20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka." 
Memang ada alasan yang kuat bagi Musa untuk kecewa, jengkel, dan marah. Bagaimana tidak, bangsa itu telah melihat pekerjaan Yahwe yang dahsyat selalu menyertai mereka, tetapi bangsa itu pula selalu bersungut-sungut dan menyalahkan Musa karena telah membawa keluar mereka dari tanah Mesir. Namun kita belajar dari peristiwa ini, bahwa sekalipun ada alasan untuk kecewa dan marah, untuk jengkel, kita tetap harus menjaga hati kita agar tidak dikendalikan oleh kejengkelan dan amarah kita.

2. Godaan dosa
Musuh kedua dari hati kita adalah godaan dosa.
Yakobus 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Kita harus menjaga hati kita dari pencobaan oleh keinginan kita sendiri. Jangan biarkan diri kita diseret dan dipikat olehnya. Dari Yakobus ini kita belajar bagaimana proses manusia jatuh ke dalam dosa. Pertama adalah adanya keinginan hati. Kedua keinginan itu memikat dan menyeret kita. Ketika keinginan itu dibuahi sehingga melahirkan dosa. Keempat dosa itu sudah matang dan melahirkan maut. Jadi kita harus waspada terhadap keinginan hati kita, jangan sampai kita diseret dan dipikat oleh keinginan kita.

3. Iri hati
Yakobus 3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. 
Iri hati bisa menjadi sumber kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Jadi waspadalah terhadap kecenderungan hati kita untuk iri hati dan mementingkan diri sendiri.

Baca juga:
Nikmatilah Hidup Anda (1): Bersyukur atas apa yang sudah kita capai
Merebut Kembali Apa yang Dicuri Musuh
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe

Senin, 08 Agustus 2011

Bagaimanakah Yeremia Dipanggil Menjadi Nabi?


Firman Yahwe datang kepada Yeremia:
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yeremia 1:5). 

Namun Yeremia merasa tidak pandai bicara sebab ia masih muda. Dan terhadap keraguan Yeremia ini Yahwe berkata:
"Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau." (ayat 7-8).

Yahwe tidak hanya berkata, tetapi juga langsung bertindak:
Lalu Yahwe mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku: Yahwe berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu." (ayat 9)

Yahwe sudan mengenal kita sebelum kita lahir. Yahwelah yang membentuk kita dalam rahim ibu kita. Dan Yahwe menguduskan kita sebelum kita lahir. Yahwe juga sudah menetapkan tujuan hidup kita sebelum kita dilahirkan.

Kadang kita merasa ragu atas panggilan hidup kita. Kita mungkin merasa tidak mampu, tidak pandai bicara, merasa masih terlalu muda untuk diutus. Tetapi firman Yahwe hari ini menyatakan bahwa apa pun kondisi kita, keadaan kita, perasaan kita Yahwe telah menetapkan suatu tujuan mulia di dalam hidup kita masing-masing. Yahwe telah membentuk kita untuk tujuan atau tugas hidup kita. Yahwe telah mengenal kita. Dia tahu persis kemampuan yang telah diberikan-Nya kepada kita. Dan Yahwe telah menguduskan kita untuk tujuan hidup tersebut.

Kita mungkin ragu dengan kemampuan kita sendiri. Tetapi hari ini ditegaskan oleh Firman Yahwe bahwa yang perlu kita lakukan hanyalah taat kepada-Nya. Ketika kita diutus, kita harus pergi. Ketika kita diperintah, kita harus melakukannya. Yahwe akan menaruh perkataan-perkataan-Nya di dalam mulut kita. Yahwe akan memampukan kita untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas kita.

Meskipun kita merasa tidak mampu, namun dalam Firman hari ini jelas bahwa yang dibutuhkan hanyalah ketaatan untuk melaksanakan perintah-Nya. Pada saatnya, Yahwe sendirilah yang akan memampukan kita.

Dari sini kita juga belajar, bahwa kadang kita dibiarkan merasa tidak mampu untuk melaksanakan tugas-tugas kita dan kemampuan itu baru diberikan Yahwe saat kita taat melaksanakan kehendak-Nya. Dari sini ada pelajaran penting: perasaan tidak mampu akan menjauhkan kita dari rasa sombong. Seandainya kemampuan itu diberikan melekat pada diri kita, besar kemugkinan kita akan menjadi sombong. Jika kita karena kemampuan kita sudah merasa siap untuk melaksanakan tugas-tugas kita, maka kita akan jatuh ke dalam dosa kesombongan. Barangkali Yahwe memang sengaja tidak memberikan kemampuan itu melekat dalam diri kita, agar kita tidak sombong dan hanya taat dan percaya kepada-Nya saja.

Baca juga:
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
Kita Kuat Karena Yahwe Menopang: Belajar dari Yesaya 40 
Yesus Segera Memberikan Pertolongan  

Minggu, 24 Juli 2011

Yesus Segera Memberikan Pertolongan



Belajar dari Lukas 14


Pada suatu ketika Yesus diundang ke perjamuan di rumah seorang pemimpin orang Farisi. Tiba-tiba datanglah orang yang sakit busung air. Orang-orang mengamat-amati apakah Yesus akan menyembuhkan orang itu. Dan Yesus menyembuhkannya.

Dari sini saya belajar, bahwa ketika kita datang kepada Yesus, Dia akan segera menolong kita. Dia tidak akan menunda-nunda. Bahkan meskipun tampaknya ada hambatan bagi Dia untuk menolong kita, Dia tidak mau dihambat dan bersegera menolong kita.

Ketika kita datang kepadaNya, Dia menyamakan kita dengan anak atau ternak kita yang segera membutuhkan pertolongan. SEGERA. Dia menggambarkan kedatangan kita kepada-Nya seperti anak atau ternak yang terperosok ke dalam sumur. Tentu saja kita akan segera menolong anak kita atau lembu kita jika ia terperosok ke dalam sumur. Kita tidak akan menunggu lebih lama untuk menolongnya, meskipun ada orang atau aturan yang melarang kita melakukannya.

Sebab itu, mari kita datang kepada-Nya. Membawa seluruh pergumulan kita. Dia akan bersegera menolong kita. Tetapi syaratnya: kita harus datang kepada-Nya. Dan, mungkin, sebagaimana orang yang sakit busung air itu datang kepada Yesus ketika Yesus berada di rumah seorang pemimpin Farisi dan bertepatan dengan hari sabat, hari di mana orang tidak diperbolehkan untuk bekerja, kita pun perlu tanpa malu datang kepada Yesus. Tanpa mempedulikan aturan-aturan. Tanpa mempedulikan apa kata orang. Datanglah hanya sebagai diri kita sendiri, secara pribadi, ke hadapan-Nya.

Jangan hiraukan segala rintangan dan ketidakmungkinan. Tetapi datang saja. Ya! Datang saja. Dia akan mengulurkan tangan dan menolong kita.

Lukas 14:1. Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. 2 Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya. 3 Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" 4 Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi. 5 Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?" 

Baca juga:
Syukur kepadamu Tuhan
Tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih Bapa
Jangan Melewatkan Pesta perjamuan Tuhan

Kamis, 21 Juli 2011

Memulai Hari Baru Bersama Tuhan



Kadang kita merasa bahwa Tuhan hanya memperhatikan hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang besar di dalam kehidupan kita. Sikap seperti ini juga kadang membuat kita merasa tidak layak untuk melibatkan Tuhan dalam hal-hal kecil yang kita lakukan. "Toh cuma hal kecil!" Atau bahkan barangkali kita mengurangi standar jika sedang berurusan atau melakukan hal-hal yang kecil. Bahkan juga kita sering berkompromi dalam hal-hal kecil yang tidak berkenan kepada Tuhan. "Ah, nyuri sedikit ah! Kan cuma beberapa lembar kertas? Kan cuma nyuri waktu beberapa menit." dsb. Tetapi firman Yahwe hari ini mengingatkan kita bahwa Yahwe memperhatikan setiap detil kehidupan kita.

Lukas 12:5 Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! 6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Yahwe, 7 bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. 8 Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. 


Terimakasih Tuhan. Hari ini Engkau mengingatkan dan menegaskan akan betapa besar kasih dan karunia-Mu bagi hamba-Mu. Engkau sangat peduli dan memperhatikan hamba-Mu. Bahkan sampai-sampai Engkaupun tidak melewatkan setiap helai rambut di kepalaku.

Kalau Engkau mau dan peduli serta sempat menhitung rambut di kepala, betapa Engkau pasti peduli terhadap setiap detik kehidupanku. Setiap langkah kecilku. Setiap gerak pikiranku. Perasaanku.

Engkau yang Maha Besar, Pencipta langit dan bumi serta segala isinya, tetapi Engkau, ya Yahwe dan Bapaku, Engkaupun begitu peduli kepada aku. O Bapa Yahwe, aku jadi tahu dan sadar ... betapa aku bagiMu sangat berarti. Engkau memeliharaku seperti biji mata-Mu.

Ulangan 32:10 Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya. 


Kini aku sadar. Tak semestinya aku berpikir bahwa Engkau jauh dan tidak peduli dengan detil-detil kehidupanku. Jelas, dalam firman-Mu hari ini, Engkau amat sangat terlalu peduli dengan setiap detil kehidupanku. Bahkan apa yang terlewat dari perhatianku, Engkau tidak pernah melewatkannya.

O terima kasih Tuhan. Kau anggap aku berharga. Terimakasih Bapa. Engkau sungguh mengasihiku. Menerimaku apa adanya. Engkau selalu menyertaiku, setiap langkahku, setiap pikiranku, setiap perasaanku.

Aku tahu, untuk selalu melibatkan-Mu di dalam kehidupanku, di dalam langkah-langkahku, di dalam pikiranku, di dalam perasaanku.

Aku tidak perlu takut kepada siapapun, kepada apapun. Aku tidak perlu khawatir terhadap apapun. Karena Engkau selalu menyertaiku. Engkau begitu mempedulikan aku.

Hanya kepadaMulah aku harus bersandar. Hanya Engkaulah yang harus aku takuti dan setiai. Karena Engkau begitu besar, kudus, namun mengasihiku dan menentukan segala jalan-jalanku.

Yahwe memperhatikan segala seluk beluk kehidupan kita. Yang kecil, yang sedang, dan tentu saja yang besar. Kita tidak semestinya meremehkan yang kecil di dalam kehidupan kita. Kita tidak semestinya mengkompromikan dosa-dosa kecil. Yahwe mengingatkan juga agar kita hanya takut kepada-Nya, termasuk untuk tidak membiarkan dosa-dosa kecil. Namun yang lebih penting lagi, adalah selayaknya kita melibatkan Yahwe dalam semua hal di dalam kehidupan kita. Yang besar dan yang kecil. Karena Dia peduli, amat sangat peduli dengan semua yang kita lakukan, yang kita pikirkan, yang kita rasakan. Bahkan bertambah atau berkurangnya jumlah rambut di kepala kitapun Dia peduli. Dan karena begitu besar kepedulian Yahwe kepada kita, sangatlah tidak semestinya bagi kita untuk mengkhawatirkan kehidupan kita. Kenapa? Karena Dia yang menciptakan kita sudah memperhatikan semuanya di dalam kehidupan kita.

Terimakasih Bapa.

Baca juga:
Nikmatilah kehidupan Anda
Kasih Bapa dalam kehidupan kita
Ketenangan hati

Selasa, 12 Juli 2011

Nyanyian Syukur Atas Keselamatan

Yesaya 12



Aku mau bersyukur kepada-Mu, ya Yahwe, karena sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: tetapi murka-Mu telah surut dan Engkau menghibur aku.
Sungguh, Tuhan itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab Yahwe Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku."
Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.


Bersyukurlah kepada Yahwe, panggillah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur!

Bermazmurlah bagi Yahwe, sebab perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi!
Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Tuhan Israel, agung di tengah-tengahmu!"



Baca juga:
Janji Keselamatan Tuhan
Yahwe Belajar dari Yesaya 40



Minggu, 03 Juli 2011

Kita Kuat Karena Yahwe Menopang: Belajar dari Yesaya 40


Yesaya 40:31 tetapi orang yang menanti-nantikan YAHWE akan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Firman-Mu hari ini meneguhkan akan kuasa, kekuatan, dan kebesaran-Mu Yahwe, dibandingkan dengan kelemahan kami umat-Mu dan "kebesaran" dunia yang tiada artinya di hadapan-Mu. Namun Engkau juga memperlihatkan dan meneguhkan kesanggupan-Mu untuk menolong umat-Mu yang menanti-nantikan Engkau.

Terimakasih Yahwe atas kasih karunia-Mu. Engkau telah mengampuni kesalahan umat-Mu dan menginginkan supaya umat-Mu terhibur dan tenang hatinya (Yesaya 40:1-2) dan supaya umat-Mu bertobat  (Yesaya 40:3-4) agar kemuliaan-Mu dinyatakan kepada seluruh umat manusia (Yesaya 40:5).

Kami menjadi tahu Yahwe bahwa kami ini hanyalah seperti rumput kering dan kesemarakan kami hanyalah seperti bunga di padang yang hanya sebentar saja. Namun kami juga menjadi tahu bahwa kami harus berpegang kepada firman-Mu karena betapa penting dan dahsyatnya firman-Mu yang kekal dan tetap untuk selamanya (Yesaya 40:6-8).

Engkau ingin agar umat-Mu mewartakan agar dunia mengetahui bahwa Engkau adalah Yahwe yang datang dengan kekuatan dan bahwa tangan-Mu berkuasa (Yesaya 40:9-10), bahwa Engkau sanggup melindungi dan mengasihi umat-Mu seperti seorang Gembala yang memangku anak domba dan menuntun induknya (Yesaya 40:11).

Engkau ingin dunia mengetahui bahwa tiada Tuhan selain Engkau, bahwa Engkau tidak tertandingi (Yesaya 40:12-30), bahwa Engkau adalah Yahwe yang besar, bangsa-bangsa hanyalah seperti setitik air dan pulau-pulau seperti abu halus di hadapan-Mu (Yesaya 40:15). Engkaulah yang menciptakan bumi (ayat 28) dan bertahta di atas bulatan bumi (22). Tidak seperti manusia, yang paling perkasa sekalipun (30), Engkau tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu (28), memberi kekuatan kepada yang lemah dan semangat kepada yang tiada berdaya (29).

Yesaya 40:31 tetapi orang yang menanti-nantikan YAHWE akan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.


Baca juga:
Yahwe kekuatanku
Tuhanlah perisaiku
Pengenalan akan Yahwe

Minggu, 26 Juni 2011

Merebut Kembali Apa yang Dicuri Musuh





Salomo mewarisi berkat dan kasih karunia Yahwe karena ayahnya, Daud, hidup berkenan kepada Yahwe. Salah satu bukti keberhasilan tersebut adalah sebagaimana tercantum dalam kutipan berikut:


2 Tawarikh 1:15; 9:15-16 Raja membuat banyaknya emas dan perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit. 9:15 Raja Salomomembuat dua ratus perisai besar dari emas tempaan,enam ratus syikal emas tempaan dipakainya untuk setiap perisai besar; 16 ia membuat juga tiga ratus perisai kecil dari emas tempaan, tiga ratus syikal emas dipakainya untuk setiap perisai kecil; lalu raja menaruh semuanya itu di dalam gedung "Hutan Libanon".


Namun sepeninggalnya Salomo, kerajaan terpecah menjadi 2. Dan karena ketidaktaatan raja, maka Yahwe membiarkan bangsa itu diserang dan barang-barang emas peninggalan Salomo dirampas:

2 Tawarikh 12:9 Maka majulah Sisak, raja Mesir itu, menyerang Yerusalem. Ia merampas barang-barang perbendaharaan rumah TUHAN dan barang-barang perbendaharaan rumah raja; semuanya dirampasnya. Ia merampas juga perisai-perisai emas yang dibuat Salomo. 

Rahabeam, bukannya datang kepada Tuhan dan meminta petunjuk-Nya, dia malah menggantinya dengan bahan tembaga: 2 Tawarikh 12:10 Sebagai gantinya raja Rehabeam membuat perisai-perisai tembaga, yang dipercayakannya kepada pemimpin-pemimpin bentara yang menjaga pintu istana raja. 11 Setiap kali raja masuk ke rumah TUHAN, bentara-bentara datang membawa masuk perisai-perisai itu, dan mereka pula yang mengembalikannya ke kamar jaga para bentara.

Sebagai ganti yang asli, yang dari Tuhan, Rehabeam memilih dan membuat sendiri tiruan perisai-perisai itu. Dalam Perjanjian Baru, Paulus juga membuat pembedaan kualitas, seperti berikut ini: 1 Korintus 3:12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, 13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. 14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. 15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Emas, perak dan batu permata melambangkan kekekalan, sesuatu yang tahan terhadap api. Kayu, rumput kering atau jerami melambangkan kedagingan, yang sifatnya sementara, yang tidak tahan terhadap api.

Bagian kita sebagai orang percaya, sebagai anak Yahwe, adalah emas, kekekalan, yang asli. Bukan hanya tiruan, tembaga, yang palsu. Sebab itu kita harus membangun kehidupan kita bukan dari kayu, rumput kering atau jerami, yang akan habis termakan api; bukan berdasarkan kedagingan kita, tetapi harus berdasarkan Roh.

Rahabeam memilih membangun berdasarkan kedagingan, ia mengikuti hikmatnya sendiri. Ia berusaha memperkuat pemerintahannya, memperkuat dirinya. Sementara seharusnya ia menjadikan Yerusalem sebagai kota Yahwe untuk membuat nama Yahwe tinggal di sana: 2 Tawarikh 12:13 Raja Rehabeam menunjukkan dirinya kuat dalam pemerintahannya di Yerusalem. Rehabeam berumur empat puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja, dan tujuh belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem, kota yang dipilih TUHAN dari antara segala suku Israel untuk membuat nama-Nya tinggal di sana. Nama ibunya ialah Naama, seorang perempuan Amon. 14 Ia berbuat yang jahat, karena ia tidak tekun mencari TUHAN.

Berbeda dengan Daud dan Salomo. Salomo sadar bahwa usaha manusia tanpa penyertaan Yahwe adalah sia-sia: Mazmur 127:1 Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.

Sebab itu Daud dan Salomo sangat memperhatikan apa yang menyukakan apa yang berkenan kepada Yahwe. Mereka menyemarakkan mezbah Tuhan dengan kurban puji-pujian. Dan Yahwe berkenan hadir di sana: 2 Tawarikh 5:11. Lalu para imam keluar dari tempat kudus. Para imam yang ada pada waktu itu semuanya telah menguduskan diri, lepas dari giliran rombongan masing-masing. 12 Demikian pula para penyanyi orang Lewi semuanya hadir, yakni Asaf, Heman, Yedutun, beserta anak-anak dan saudara-saudaranya. Mereka berdiri di sebelah timur mezbah, berpakaian lenan halus dan dengan ceracap, gambus dan kecapinya, bersama-sama seratus dua puluh imam peniup nafiri. 13 Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada TUHAN. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji TUHAN dengan ucapan: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah TUHAN, dipenuhi awan14 sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah.


Baca juga:
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
Mengobarkan Api Penyembahan kepada Yahwe
Hidup dalam Tuhan

Minggu, 05 Juni 2011

Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe

Kedekatan hubungan dengan Yahwe, kesetiaan untuk menaati  perintah-perintah-Nya, membuat Yahwe mecurahkan berkat-berkat kepada kita. Hal inilah yang dialami oleh Salomo. Oleh karena kedekatan Daud, ayahnya, dengan Yahwe, Salomo diberkati Tuhan secara luar biasa.

Pentingnya menaati perintah Yahwe ini disampaikan sendiri oleh Yesus dalam Yohanes seperti berikut ini:


Yohanes 14:21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." 23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Yesus mengatakan bahwa mengasihi Bapa ditandai dengan memegang, melakukan, menuruti perintah Bapa. Memegang artinya perintah atau Firman Bapa itu siap sedia di tangan kita, kita memilikinya, kita mengenalnya, berarti kita tahu, mungkin hal ini ditandai dengan hafal, mengerti. Hal ini menyatakan betapa pentingnya bagi kita untuk selalu membaca dan memperdengarkan Firman itu. Kemudian melakukan dan menuruti, artinya ya mempraktikkan perintah tersebut dalam kehidupan nyata.

Jika kita memegang, melakukan dan menuruti perintah Bapa, Yesus mengatakan bahwa apa saja yang kita kehendaki akan diberikan kepada kita, bahwa Bapa dan Yesus akan mengasihi kita, bahwa Yesus akan menyatakan diri-Nya kepada kita, Bapa dan Yesus akan datang dan diam bersama-sama dengan kita.

Inilah yang dilakukan Daud, sebagaimana nyata dalam Mazmur 1:2-3:

Mazmur 1:2-2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil


Daud mengerti rahasia atau isi hati Yahwe. Ia merenungkan Firman siang dan malam dan tekun melakukannya. Sebagai imbalannya, Yahwe juga mengasihi Daud dan melimpahkan berkat kepadanya dan ketrunannya Salomo. Bagaimana Yahwe memberkati dan membuat berhasil Daud dan anaknya Salomo, salah satunya bisa dilihat dalam 2 Tawarikh berikut ini:

2 Tawarikh 1:15; 9:15-16 Raja membuat banyaknya emas dan perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit. 9:15 Raja Salomo membuat dua ratus perisai besar dari emas tempaan, enam ratus syikal emas tempaan dipakainya untuk setiap perisai besar; 16 ia membuat juga tiga ratus perisai kecil dari emas tempaan, tiga ratus syikal emas dipakainya untuk setiap perisai kecil; lalu raja menaruh semuanya itu di dalam gedung "Hutan Libanon".

Di sini kita melihat bagaimana Salomo dibuat berhasil dan menjadi raja yang kaya raya. Dan tampaknya situasi kehidupan seperti inilah yang memang dikehendaki oleh Bapa, sebagaimana dinyatakan dalam akhir dari perikop Pokok Anggur dalam Yohanes 15,

Yohanes 15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.

Jadi kita belajar bahwa kalau kita mengasihi Yahwe, dengan jalan memegang perintah-Nya, melakukan dan menuruti perintah-Nya, maka Bapa Yahwe akan mengasihi kita, akan tinggal bersama-sama dengan kita, dan akan membuat segala yang kita kehendaki dan kita minta diberikannya kepada kita, termasuk di dalamnya adalah kekayaan duniawi, sebagaimana yang dialami oleh Daud dan Salomo, dan dengan cara demikianlah Bapa dipernuliakan.

Baca juga:
Masuk Ke Ruang Maha Kudus
Mengobarkan Api Penyembahan kepada Yahwe
Muliakanlah Tuhan dengan hartamu

Minggu, 22 Mei 2011

Masuk ke Ruang Maha Kudus

Ini adalah seri kedua dari posting: Mengobarkan Api Penyembahan kepada Yahwe. Dalam posting sebelumnya kita sudah membahas pentingnya mengobarkan api penyembahan kepada Yahwe. Dalam posting kali ini kita akan belajar bagaimana kita bisa masuk ke Ruang Maha Kudus di dalam penyembahan kita.

Bait Suci Salomo

Ruang Maha Kudus adalah bagian paling dalam dari 3 bagian Bait Suci: pelataran, ruang kudus, dan Ruang Maha Kudus. Dan di dalam tempat Yang Maha Kudus itu ada sebuah tabut, yaitu kotak emas yang di dalamnya terdapat dua loh batu yang tertulis sepuluh perintah Yahwe (Keluaran 20, Ulangan 5). Hanya imam besar keturunan Harunah yang boleh memasuki Ruang Maha Kudus itu. Itupun hanya setahun sekali. Imam besar harus menyucikan dirinya dan kemudian mengenakan pakaian yang sangat khusus untuk masuk ke dalam tempat itu dan memercikan darah ke atas tutup tabut yang disebut "tutup pendamaian".

Bait Suci merepresentasikan kehadiran Yahwe di tengah-tengah Bangsa Israel. Dengan demikian, tiga bagian dari Bait Suci mewakili 3 tingkat penyembahan. Pelataran melambangkan penyembahan atau ibadah tanpa hadirat Tuhan. Ruang Kudus melambangkan tahap penyembahan di mana kita mulai merasakan hadirat Tuhan. Sedangkan Ruang Maha Kudus melambangkan hubungan yang sedemikian dekat dan intim dengan Yahwe.

Bagaimana caranya kita memasuki setiap tahap penyembahan dan beralih dari pelataran, ke ruang kudus dan akhirnya ke Ruang Maha Kudus?


1. Masuk ke Pelataran Tuhan

Mazmur 100:4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya

Pelataran Bait Suci
Mazmur 100:4 memberitahu kita cara untuk masuk ke pelataran Bait Suci: yakni dengan
(1) masuk melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur.
Dalam hal ini kita harus waspada setiap kali kita akan datang beribadah kepada Tuhan. Iblis pasti tidak senang kalau kita mendekat kepada Tuhan, ia akan mencari celah untuk menghambat kita datang kepada-Nya dengan memprovokasi lingkungan agar kita gagal masuk melalui pintu gerbang-Nya. Bisa jadi iblis akan menimbulkan sungut-sungut (lawan memuji) entah karena perilaku anggota keluarga kita (anak, suami, istri) atau situasi yang lain. WASPADALAH! Sungut-sungut itu akan menutup pintu gerbang Yahwe! Jadi bukalah pintu gerbang Yahwe dengan ucapan syukur.
(2) dengan puji-pujian, dengan bersyukur, dan memuji nama-Nya.
Seandainya iblis berhasil menimbulkan situasi yang memancing kita untuk bersungut-sungut atau kecewa, PILIHLAH untuk tidak kecewa dan untuk tidak bersungut-sungut! Kenapa? Karena kita tahu bahwa kita akan bertemu dengan Raja di atas segala raja! Karena Dialah pemilik hidup kita! Dialah pencipta kita dan seluruh alam semesta! Jadi tidak ada alasan untuk memperhatikan "gangguan kecil" karena sesuatu yang Maha Besar sedang menunggu kita! Datanglah ke ibadah dengan sudah menyanyikan puji-pujian dari rumah, selama perjalanan, dan ...
(3) Datang tepat waktu ke ibadah
Nah karena kita hanya bisa datang ke pelataran-Nya dengan memasuki melalui pintu gerbang-Nya dengan puji-pujian, sebab itu jangan sampai kita melewatkan puji-pujian dalam persekutuan dengan datang tepat waktu dalam ibadah. Ikut pujian penyembahan dari awal di gereja akan memastikan kita untuk masuk ke pelataran Yahwe!

2. Masuk Ruang Kudus
(1) Fokus kepada satu Penonton
Ketika kita datang ke ibadah, kita bukanlah penonton, melainkan "pemain." Hanya ada satu Penonton, yakni Tuhan. Tuhanlah yang menonton kita. Jadi  bukan hanya para pelayan ibadah melainkan semua yang hadir dalam ibadah sedang bertugas untuk menjadikan ibadah menjadi ibadah yang benar-benar hidup. Menyanyilah dengan sepenuh hati. Berdoalah dengan sepenuh hati. Fokuslah pada satu-satunya Penonton, yakni Tuhan. Senangkan hati Penonton tunggal kita, dengan terlibat dalam ibadah dengan sepenuh hari dan segenap jiwa.
(2) Sikap menghormati Tuhan selama menyembah
Dalam Perjanjian Lama, kata menyembah berasal dari kata Ibrani "shachah," artinya menyembah, membungkukkan badan, melaksanakan penyembahan dengan membungkukkan badan, memberi hormat atau merebahkan diri di lantai.Dalam Perjanjian Baru kata menyembah berasal dari kata "proskuneo" yang artinya mencium tangan atau berlutut dan tersungkur sampai dahi menyentuh lantai dan dengan penuh penghormatan yang sungguh-sungguh. Jadi menyembahlah kepada Yahwe dengan sikap hormat yang sungguh-sungguh. Sadarlah bahwa kita sedang menghadap Raja di atas segala raja. Dengan sikap penuh hormat, kita menyadari bahwa segala puji, hormat, dan kemuliaan hanyalah milik Yahwe.


3. Masuk Ruang Maha Kudus
Tabut Perjanjian
(1) Mengenakan kekudusan dan dengan Darah Anak Domba
Kalau dalam Perjanjian Lama, ada tabir yang memisahkan ruang kudus dengan Ruang Maha Kudus, dan hanya imam yang kudus yang berhak masuk ke dalamnya, dalam Perjanjian Baru, tabir itu sudah dikoyakkan saat Yashua atau Yesus menyerahkan nyawa-Nya dan menumpahkan darah-Nya di kayu salib (Matius 27:51). Terkoyaknya tabir itu telah membuka sekat yang memisahkan kita dari Ruang Maha Kudus. Darah Anak Domba telah melayakkan kita untuk masuk ke Ruang Maha Kudus. Jadi untuk masuk ke Ruang Maha Kudus, kita harus menjaga kekudusan kita: perkataan, pikiran dan perbuatan; dan kita berani memasuki hadirat-Nya yang kudus hanya dengan Darah Anak Domba. 
(2) Menyembah Yahwe dalam Roh dan Kebenaran
Untuk masuk ke Ruang Maha Kudus, kita juga harus menyembah Yahwe dalam Roh dan Kebenaran.  



Yohanes 4:23-24 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Yahwe itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." 


Baca juga: