Kamis, 27 Juni 2013

Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan

Mazmur 3

3:1 Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya.
Ya YAHWE, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku;
3:2 banyak orang yang berkata tentang aku: "Baginya tidak ada pertolongan dari pada Elohim." Sela
3:3 Tetapi Engkau, YAHWE, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.
3:4 Dengan nyaring aku berseru kepada YAHWE, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Sela
3:5 Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab YAHWE menopang aku!
3:6 Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.
3:7 Bangkitlah, YAHWE, tolonglah aku, ya Elohimku! Ya, Engkau telah memukul rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik.
3:8 Dari YAHWE datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! Sela


Situasi yang dihadapi pemazmur:
1. tekanan musuh: menghadapi banyak lawan, banyak orang yang bangkit menyerang
2. intimidasi: banyak orang yang mengatakan bahwa pemazmur tidak memiliki sumber pertolongan, bahwa YAHWE tidak akan menolongnya
3. anaknya memberontak dan hendak membunuhnya

Kalau kita menghadapi situasi yang sama, apa yang akan kita lakukan? Situasi yang amat sulit, nyawa terancam, dan tragisnya, oleh anak sendiri. Nyawa terancam adalah sebuah situasi yang tak terbayangkan, sebuah tekanan yang luar biasa. Ditambah lagi, anak yang memberontak pasti merupakan beban batin yang lebih hebat lagi, apalagi sampai pada taraf ingin membunuh kita, orang tuanya.

Ketika kita menghadapi kesulitan dan tekanan yang berat, kita mungkin menjadi gampang terintimidasi. Pemazmur pun mengalami hal ini. Orang mau meyakinkan bahwa tidak ada pertolongan dari YAHWE. Ketika keluarga broken, anak memberontak, ditambah dengan adanya ancaman, bisa jadi ancaman dalam hal bisnis (persaingan, tuntutan dan kewajiban yang harus dipenuhi), pekerjaan (akan kena PHK), dll, orang beriman gampang terintimidasi: "Kau memang layak menerima semua ini! Itu semua karena dosa-dosamu! YAHWE sedang menghukummu! YAHWE tidak akan menolongmu."

YAHWE menolong Daud, Absalom Tersangkut di dahanTetapi pemazmur tetap percaya kepada kebaikan YAHWE. Ia meyakini bahwa YAHWE adalah perisai dan pelindungnya. YAHWE adalah kemuliaannya dan mengangkat kepalanya. Sebab itu Daud berseru kepada YAHWE, dengan nyaring, berarti Daud benar-benar berseru memohon pertolongan. Dan YAHWE menjawabnya dari gunung-Nya yang kudus. Ia meminta kepada YAHWE agar bangkit menolongnya. Ia sangat yakin bahwa dari YAHWE-lah pertolongan datang.

Luar biasanya, di tengah-tengah tekanan dan ancaman yang amat sangat serius ini, pemazmur amat sangat percaya bahwa YAHWE menolongnya. Iapun bisa berbaring dan tidur. Dengan damai dan tenang ia bisa tidur, karena percaya bahwa YAHWE melindungi dan menolongnya dan akan menalahkan musuh-musuhnya.

Sikap iman Daud dalam menghadapi kesulian hidup yang dinyatakan dalam Mazmur 3 ini sungguh luar biasa. Meskipun ia pernah berdoa besar di masa lalu, sekali pun YAHWE sedang menghukumnya dengan membiarkan anaknya Absalom memberontak dan ingin membunuhnya, dan sekalipun orang-orang berusaha meyakinkan bahwa ia tidak akan ditolong YAHWE, namun Daud tetap percaya dan memegang imannya bahwa YAHWE akan selalu menolongnya.

Baca juga:
Iman yang Berani
Meminta Percaya Menerima
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Janji Keselamatan Tuhan
YAHWE yang Dapat Diandalkan


Jumat, 21 Juni 2013

Mazmur 2: Bapa YAHWE Sanggup Mengubah Musuh Menjadi Berkat

Mazmur 2:7-8
Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Enagkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu."

Pemazmur hidup dalam situasi dunia yang rusuh, di mana para pembesarnya tidak mempedulikan YAHWE dan bahkan bermufakat untuk melawan-Nya (ayat 1-2). Mereka melakukan perkara yang sia-sia (ayat 1). Mereka berusaha memperbesar kerajaannya, mengejar perkara-perkara dunia. Sebab itu dikatakan mereka mengejar sesuatu yang sia-sia. Sebab itu dalam ambisi kekuasaan mereka yang sia-sia itu, mereka pun melawan YAHWE. Mereka tidak peduli bangsa seperti apa yang sedang mereka lawan. Ambisi kekuasaan mereka tidak lagi menjadikan mereka bisa memilah: semua mau direbut, semua mau dikalahkan, termasuk bangsa Israel, bangsa pilihan YAHWE.

Situasi seperti ini pun sedang terjadi. Banyak kelompok yang sekarang ini sedang membesarkan dirinya dan dalam upaya itu mereka pun sering berhadapan dan melawan anak-anak YAHWE, orang yang percaya kepada Anak-Nya, Yeshua. Mereka tidak tahu dan tidak akan pernah tahu bahwa mereka sedang melawan ia yang diurapi.

Dari Mazmur 2 ini kita belajar. Pertama, kita harus mengutamakan YAHWE di atas semuanya. Jangan kita seperti bangsa-bangsa yang tidak mengenal YAHWE, yang mengejar perkara-perkara dunia. Kalau itu yang kita lakukan, Mazmur 2 mengingatkan kepada kita akan risiko yang mungkin kita hadapi: bahkan kita pun melawan YAHWE. Ketika prioritas hidup dan pilihan hati kita tidak pada YAHWE, ada bahaya bahwa kita tidak akan mampu lagi untuk memilah dan memilih. Kita membabi buta, dan bahkan kita pun bisa jadi menjadi musuh YAHWE.

Kedua, ketika berhadapan dengan situasi dunia yang seperti ini, situasi di mana orang-orang atau kelompok-kelompok berusaha untuk hidup sendiri, untuk memperbesar diri sendiri, dan mengabaikan kelompok atau orang lain, atau bahkan ingin membinasakan kelompok lain, pemazmur mengajari kita satu hal: bahwa kita ini adalah anak-anak YAHWE, bangsa pilihan YAHWE oleh karena iman yang kita terima, yang kita warisi, yang dianugerahkan kepada kita oleh karena kemurahan-Nya.

Kita dikuatkan, dalam situasi di mana kita sedang dilawan, dipojokkan, dihimpit, bahkan mau dibinasakan, ternyata kita diingatkan akan hubungan istimewa yang dianugerahkan kepada kita, yakni hubungan kita dengan Bapa YAHWE, bahwa kita ini adalah anak-Nya.

Bapa YAHWE berkata kepada pemazmur: "Anak-Ku engkau!" Bapa YAHWE menegaskan bahwa kita ini adalah Anak-Nya. Jadi, ndak perlu kawatir, ndak perlu takut, karena "Engkau adalah Anak-Ku," demikian YAHWE menegaskan. Bahkan kita diingatkan untuk meminta. "Mintalah kepada-Ku." Bahkan jenis permintaannya pun sangat luar biasa, "maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu."

Mazmur 2 mengingatkan kita akan kebesaran kuasa YAHWE. Ketika kita menghadapi kesulitan, menghadapi tekanan kelompok lain, menghadapi tekanan hidup, menghadapi kesulitan hidup, atau bahkan dianiaya atau malahan ingin dibinasakan, kita diingatkan bahwa kita ini adalah anak-anak YAHWE, yang berkuasa. Dia bahkan sanggup untuk membalikkan situasi, jika kita memintanya. Bangsa yang mengejar-ngejar umat Israel itu mau diberikan kepada Israel jika mereka memintanya. YAHWE pun sanggup untuk mengubah setiap kesulitan hidup, setiap tekanan hidup, menjadi berkat dalam hidup kita.

Namun kita belajar bahwa hal ini mungkin karena pemazmur memiliki hubungan yang intim luar biasa dengan Bapa YAHWE. Kita pun hendaknya mengutamakan YAHWE, dan berusaha untuk selalu melekat pada-Nya. Maka, niscaya, segala kesulitan, tantangan, tekanan, aniaya, akan diubah YAHWE untuk menjadi berkat dalam hidup kita.



Baca juga:
Belajar Prinsip Kesuksesan dari Para Pendiri Menara Babel
Dituntun Menuju Kemenangan
Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
YAHWE Sumber Berkat
Kornelius, Berkat bagi Orang yang Mencari YAHWE dengan Tulus

Selasa, 18 Juni 2013

2 Gaya Hidup, 2 Cara Pandang, Jemaat Smirna, Jemaat Sardis, Jemaat Laodikia

Wahyu 2: 9a Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya
Wahyu 3:1b Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
Wahyu 3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang 

Wahyu 2:9a dikatakan oleh Bapa YAHWE kepada jemaat di Smirna dan Wahyu 3:1b dikatakan oleh Bapa YAHWE kepada jemaat di Sardis dan Wahyu 3:17 adalah untuk jemaat Laodikia. Ketiganya mengandung kontras: susah, miskin, namun kaya; hidup namun mati.

Manusia boleh memilih cara hidup. Dan kedua keadaan dari kedua jemaat ini menunjukkan kepada kita akan hal itu. Jemaat Sardis memilih mengutamakan kesetiaan kepada Bapa YAHWE daripada "keselamatan di dunia", daripada penerimaan oleh dunia, daripada kemegahan dunia. Namun sebagai "akibatnya," mereka harus mengalami kesusahan, kemiskinan -- di tengah-tengah kota pelabuhan yang kaya, fitnah (ayat 9), pederitaan (ayat 10), mereka harus mengalami penjara (ayat 10). Mereka bisa saja memilih untuk ikut arus, ikut tradisi dan praktik penyembahan terhadap kaisar karena kota Smirna merupakan pusat penyembahan kepada kaisar. Mereka bisa saja memilih hidup seperti orang-orang di sekitarnya, dan ikut menikmati kekayaan kota. Namun mereka memilih setia kepada Bapa YAHWE. Mereka memilih jalan yang sempit dan menghindari jalan yang lebar (Matius 7:13-14).

Sebaliknya jemaat Sardis dan Laodikia memilih hidup menurut dunia. Mereka menikmati kekayaan dan kenikmatan hidup sebagaimana orang-orang di sekitarnya. Namun mereka dikatakan mati dan miskin, melarat, buta, malang, telanjang oleh Bapa YAHWE (3:1,17).

kota Smirna - jemaat yang setia namun teraniaya
Manusia sering memiliki cara pandang yang keliru terhadap hidup. Mereka cenderung memilih apa yang menyenangkan sekarang. Mereka berorientasi pada waktu sekarang. Kurang memperhatikan kehidupan yang akan datang. Namun Bapa YAHWE tahu yang sebenar-benarnya dari diri kita. Tiada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Kita boleh kaya di dunia, terkenal, berkuasa. Namun belum tentu bagi YAHWE. Sebaliknya, mungkin kita harus menghadapi penderitaan, kemiskinan, kesusahan, namun bagi YAHWE kita mungkin dianggap kaya. Dan lewat Firman YAHWE kepada ketiga jemaat ini kita diingatkan untuk memilih hidup yang sejati, bukan hidup yang artisial, yang sementara. Untuk mengumpulkan harta di sorga, dan tidak hanya mengejar harta di dunia.

Terhadap jemaat Smirna yang memilih setia namun menderita, Bapa YAHWE memperkenalkan Diri sebagai
Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali (Wahyu 2:8). Hal ini menegaskan bahwa Bapa YAHWE sanggup menghidupkan mereka yang telah mati karena kesetiaannya, bahwa penderitaan di dunia ini hanyalah sementara karena Bapa YAHWE akan memberikan kepada mereka yang setia mahkota kehidupan.

Dan kepada jemaat di Sardis Bapa YAHWE memerkenalkan Diri sebagai Dia yang memiliki ketujuh Roh Elohim dan ketujuh bintang. Hal ini menyatakan bahwa meskipun manusia silau terhadap kekuasaan dan kemuliaan dunia, namun sebenarnya tidak ada yang mampu menandingi kuasa YAHWE yang memiliki ketujuh Roh Elohim dan ketujuh bintang.

Kepada jemaat di Laodikia Bapa YAHWE memperkenalkan Diri sebagai Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Elohim. Hal ini mau menegaskan bahwa Bapa YAHWE tahu siapa diri kita. Kita boleh bersembunyi di balik penampilan fisik kita, perbuatan-perbuatan baik semu kita, namun Bapa YAHWE tahu isi hati kita.

Bapa YAHWE tahu siapa diri kita, Dia tahu kesusahan kita, Dia tahu penderitaan kita. Dia tahu dan peduli. Dan Dia setia. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Dia tidak akan pernah ingkar janji. Dia adalah Amin. Dia adalah benar. Dia akan memberikan ganjaran atas kesetiaan kita.

Namun Dia juga tahu isi hati kita. Dia tahu apakah kita hidup di dalam kepura-puraan atau keaslian. Apakah kita sedang memoles hidup kita? Apakah kita sedang mencari pengakuan dunia dan penerimaan dari dunia sehingga harus mengabaikan apa yang asli dan utama dalam hidup kita. Dia tahu apakah kita sedang mengkompromikan iman kita dengan tuntutan dunia.

Dan karena kasih-Nya, Dia masih mau menegur kita (Wahyu 3:19), agar kita bertobat (3:3, 17, 19). Pilihlah kehidupan, dan bukan kematian. Setialah, maka kita tidak akan menderita apa-apa dalam kematian yang kedua (2:11).

Baca juga:
Beribadah kepada YAHWE: Pilihan yang Terbaik
Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya

Minggu, 09 Juni 2013

Beribadah kepada YAHWE: Pilihan yang Terbaik

Yosua 24:15
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada YAHWE, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; illah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau illah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami aka beribadah kepada YAHWE. 

William A. Galston
William A. Galston
Bill Galston sedang berada di puncak karirnya ketika ia mengundurkan diri sebagai penasihat kebijakan dalam negeri bagi presiden Bill Clinton, untuk kembali mengajar di University of Maryland. Alasannya adalah 'untuk mendapatkan keseimbangan baru' antara pekerjaan dan keluarga.

Galston telah lebih dari sepuluh tahun berupaya mewujudkan ide-idenya. di Gedung Putih, ia membantu membentuk National Campaign Against Teen Pregnancy (Kampanye Nasional Melawan Kehamilan Remaja), merencanakan National Service Program, dan mengupayakan reformasi pendidikan. Ia berkonsultasi dengan para pejabat pemerintah, memiliki reputasi sempurna dan mencintai pekerjaannya.

Ia berusaha memadukan waktunya dengan putranya, Ezra, ke dalam jadwalnya yang sangat padat dan seringkali tidak menentu, bahkan sesekali mengajak puteranya ke Gedung Putih pada malam hari. Tetapi Galston terus-menerus dihantui oleh fakta bahwa ia seringkali pulang dalam keadaan terlalu letih untuk melewatkan waktu berkualitas dengan puteranya. Ia sangat bergumul dengan kontradiksi antara program kesejahteraan hasil idenya yang bertemakan 'Mendahulukan Anak-anak' dengan rumah tangganya sendiri.

Apakah yang akhirnya memico keseriusan pengundurandirinya? Ezra, anaknya, suatu kali mengirimkan memo kepadanya, "Main baseball itu tidak menyenangkan kalau tidak ada orang yang memberikan semangat." Jadilah Galston mengundurkan diri, dan tahun-tahun berikutnya ia makin menyadari bahwa itulah pilihan terbaik bagi dirinya dan anaknya Ezra.

Pilihan-pilihan yang kita buat bukan saja berdampak terhadap masa depan kita melainkan juga masa depan orang-orang di sekeliling kita. Yosua menghadapkan pilihan kepada umat Israel tentang kepada siapa mereka akan beribadah. Yosua menetapkan pilihan bahwa ia dan keluarganya akan beribadah kepada YAHWE. Inilah pilihan terbaik Yosua bagi dirinya dan keluarganya. Itulah sebabnya Yosua dan keluarganya mengalami anugerah YAHWE yang melimpah di dalam hidupnya.

Pastikan pilihan-pilihan kita akan mendatangkan berkat YAHWE yang terbak bagi orang-orang di sekeliling kita.


Baca juga:
Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya

Kamis, 06 Juni 2013

Perwahyuan YAHWE bagi Jemaat di Efesus: Janganlah Idealisme Menghilangkan Kasih Mula-Mula

First Love: A HIstoric Gathering of Jesus Music Pioneers A New Kind of Love  1st Timothy - 'United in a Common Purpose' (First Love Discipleship Series)



Wahyu 2:2-3
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.

Jemaat Efesus adalah jemaat yang memiliki standar yang tinggi. Mereka mau bekerja keras, tekun. Oleh karena standarnya yang tinggi ini, mereka tidak mentolerir orang yang jahat maupun orang yang menafik. Mereka tidak bisa sabar terhadap orang jahat dan menguji orang "yang baik" untuk mengetahui kemurnian orang tersebut. Dan mereka menemukan bahwa banyak orang yang menyebut diri rasul ternyata adalah pendusta. Jemaat Efesus juga sabar dalam penderitaan karena Nama YAHWE. Mereka bekerja dan melayani tanpa mengenal lelah.

Gambaran ini merupakan sebuah gambaran yang sempurna dari suatu jemaat. Sabar melayani, tabah menderita, tidak kenal lelah, tidak mau kompromi, dan menginginkan suatu kelompok jemaat yang tanpa cacat. Mereka tidak membiarkan orang jahat berada di tengah-tengah mereka dan tidak bisa mentolerir (tidak sabar terhadap) orang-orang yang demikian. Mereka juga tidak menerima begitu saja orang yang memiliki maksud baik (mengaku diri sebagai rasul) sebelum menguji ketulusan dan kesungguhan mereka dan tidak pernah membiarkan adanya pendusta di tengah-tengah mereka. Mereka menjadi saksi YAHWE dan pelayan yang setia. Mereka juga membenci ajaran sesat (pengikut Nikolaus, ayat 6), yang juga dibenti oleh YAHWE.

Tetapi ternyata terhadap jemaat yang "sempurna" ini YAHWE memiliki catatan negatif:

Wahyu 2:4-5
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

YAHWE menunjukkan bahwa jemaat yang memiliki standar tinggi ini ternyata menghadapi sebuah risiko yang cukup serius: mereka bisa meninggalkan kasih yang mula-mula. Dan ... ternyata, YAHWE mengingatkan, jemaat yang memiliki standar yang sangat tinggi ini bisa jatuh ... dan tidak sekadar jatuh ... mereka bisa jatuh amat sangat dalam.

Kehilangan kasih mula-mula bagi YAHWE merupakan suatu dosa yang serius, suatu kejatuhan yang cukup dalam,  sehingga orang yang mengalaminya harus segera bertobat. Dan kehilangan kasih mula-mula itu gampang menghinggapi orang-orang atau jemaat yang memegang standar yang tinggi. Kenapa? Karena jemaat yang demikian memiliki harapan yang tinggi. Orang yang memiliki harapan yang tinggi di sisi lain akan sangat mudah dibuat kecewa oleh harapannya sendiri. Kekecewaan terhadap orang lain yang mereka anggap memiliki banyak kelemahan dan yang kurang sempurna. Mereka gampang terfokus kepada kekurangan dan kelemahan dan bukannya kepada sesuatu yang baik dan yang positif. Mereka bisa menjadi terlalu peka terhadap setiap kelemahan dan menjadi terlalu kritis .... dan akibatnya mereka menjadi gampang sekali untuk kecewa.

Akibat lebih jauh dari kekecewaan ini adalah hilangnya kasih mula-mula. ... dan YAHWE tidak berkenan kepada jemaat yang meninggalkan kasih yang mula-mula. YAHWE mengingatkan kepada jemaat Efesus untuk segera bertobat .. untuk segera memulihkan kasih mula-mula ... untuk melakukan kembali apa yang semula mereka lakukan (ayat 5). YAHWE mengingatkan bahwa kekecewaan yang dibiarkan terlalu lama menguasai akan membuat jemaat kehilangan "kaki dian". Kaki dian berbicara mengenai hidup yang menjadi terang, hidup yang menjadi berkat, hidup yang menjadi saksi YAHWE. Dengan kata lain, kekecewaan bisa merenggut semuanya yang masih ada: kesetiaan dalam bersaksi dan melayani.



The Pastor's First Love: And Other Essays on a High and Holy Calling First Love



Baca juga:
The Story of Love: Mengasihi Tuhan
Memberi Adalah Bukti Kasih
Melayani Karena Kasih
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe

 

 

 




Minggu, 02 Juni 2013

Belajar Prinsip Kesuksesan dari Para Pendiri Menara Babel

rahasia sukses menara babel
Kalau mendengar kisah menara Babel, orang biasanya teringat akan tindakan YAHWE dalam mengacau balaukan bahasa manusia dan menggagalkan rencana manusia untuk membangun sebuah kota dan mendirikan menara yang mencapai langit tersebut. Tetapi di balik tindakan YAHWE yang menggagalkan rencana manusia tersebut, tersimpan sebuah rahasia sukses yang diakui oleh YAHWE sendiri. Coba kita perhatikan apa yang dikatakan YAHWE mengenai usaha manusia tersebut, dalam Kejadian 11: 5:

“… mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.”

Itulah pengakuan YAHWE mengenai kehendak dan usaha manusia. Saat itu manusia sudah mencapai taraf di mana tidak ada yang tidak dapat dilaksanakan oleh usaha manusia. Dan hal itu diakui oleh YAHWE sendiri.

Mari kita mencoba mengungkap rahasia pencapaian manusia para pendiri menara Babel tersebut. Ada 5 hal yang bisa diungkap.

Pertama: semangat kesatuan
Ayat 1 dari Pasal 11 kitab Kejadian menyatakan: “Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
Ayat ini menyatakan adanya semangat kesatuan. Satu hati. Satu kata. Satu bahasa.

Kedua: manajemen
Ayat 3: Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.” Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
Ayat ini menyatakan adanya pengelolaan atau manajemen atas pekerjaan manusia pada saat itu. Mereka tidak bekerja sendiri-sendiri dan semau gue, tetapi ada rencana dan penataan terhadap pekerjaan mereka bersama.

Ketiga: visi yang kuatKeempat: determinasi atau tekat bulat, strong desire, passion.

Ayat 4: Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi!” Mereka memiliki satu bahasa, satu hati, satu semangat kebersamaan, dan mereka bekerja dalam satu pengelolaan untuk mencapai sebuah tujuan, sebuah visi yang amat kuat: yakni mendirikan sebuah kota dengan sebuah menara yang mencapai langit.
Untuk mengikat dan memperkuat visi tersebut, mereka sadar bahwa perlu ada sebuah nama bagi mereka. Nama ini melambangkan identitas yang dimiliki bersama-sama, yang menyatukan mereka. Nama itu juga menyatakan akan sebuah makna. Visi juga merupakan sebuah rumusan akan makna hidup, tujuan hidup. Nama ini akan menyatakan sebuah makna hidup, sebuah kebulatan tekad yang dimiliki bersama-sama, suatu pengkristalan akan hasrat , suatu keinginan yang amat kuat.

Kelima: perkenanan YAHWE
Bangsa manusia sudah memiliki 4 kunci untuk meraih setiap keberhasilan. Namun dalam kisah menara Babel ini YAHWE menyatakan kepada kita bahwa ada 1 hal yang amat penting untuk setiap keberhasilan manusia, yakni perkenanan YAHWE. Manusia pada saat itu melupakan satu kunci penting dari keberhasilan ini: dukungan YAHWE atau perkenanan YAHWE. Mereka digerakkan oleh suatu kesombongan sehingga usaha mereka digagalkan sendiri oleh YAHWE.






Baca juga:
Dituntun Menuju Kemenangan
Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
YAHWE Sumber Berkat
Kornelius, Berkat bagi Orang yang Mencari YAHWE dengan Tulus