Selasa, 27 November 2012

Risiko Menjadi Saksi Yahshua

Kisah Para Rasul 9:19b-31

Baca bagian sebelumnya!

Setelah bertobat dan dibabtis, Saulus langsung mengabil langkah untuk dengan terus terang dan berani (ayat 27b dan 28) memberitakan Yahshua di tempat umum (rumah-rumah ibadat) dan memberikan kesaksian bahwa Yahshua adalah anak Elohim. Hanya dalam beberapa hari (ayat 19b) Saulus sudah memiliki murid-murid di Damsyik (ayat 25).

Terjadi sebuah pembalikan yang dahsyat. Sebelumnya ia menganiaya jemaat Yahshua; kini ia menjadi saksi-Nya, dan bahkan menjadi sasaran aniaya (ayat 23, 24, 29). Ia meninggalkan kelompoknya sebelumnya, sekarang ia dikejar-kejar oleh kelompok yang sama dan mau dibunuh. Hal ini memperlihatkan betapa besar risiko yang harus dihadapi Saulus sebagai konsekuensi dari pertobatannya. Ia dibenci oleh kelompoknya, bahkan mau dibunuh. Sebuah risiko yang cukup berat. Bayangkan, ketika semua teman Anda tiba-tiba membenci dan menyudutkan Anda ... karena Anda memutuskan untuk mengikuti Yahshua. Pasti sebuah beban yang tidak ringan. Dibenci oleh satu teman saja itu sudah merupakan beban yang tidak ringan. Apalagi dibenci oleh banyak teman, atau bahkan semua teman.

Bukan hanya itu saja, nyawa Saulus beberapa kali terancam karena akan dibunuh oleh orang Yahudi. Sementara itu, kelompok yang baru saja dianutnya (para murid Yahshua) juga menolaknya. Mereka takut dan tidak percaya kepadanya (ayat 26). Hal ini memperlihatkan bahwa pertobatan besar kecil mengandung risiko: risiko ditolak, risiko dikucilkan dan dibenci, bahkan risiko terancam nyawanya.

Tetapi pertobatan yang sungguh-sungguh bukannya tanpa hasil. Saulus berhasil menyelamatkan beberapa orang Yahudi yang kemudian menjadi muridnya (ayat 25). Saulus semakin berani mewartakan berita keselamatan dalam nama Yahshua. Saulus akhirnya dibantu oleh anggota jemaat untuk melarikan diri dari aniaya. Jemaat semakin  dibangun dan hidup dalam takut akan YAHWE (ayat 31). Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Baca bagian selanjutnya!

Baca juga:
Pertobatan Saulus: Yahshua yang Memanggil, Murid yang Menginjil
Keterlibatan YAHWE dalam Penginjilan Jemaat Mula-Mula
Pemberitaan Injil dalam Masa Penganiayaan
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama


Minggu, 18 November 2012

Pertobatan Saulus: Yahshua yang Memanggil, Murid yang Menginjil

Kisah Para Rasul 9:1-19a

Baca bagian sebelumnya!

Kita belajar bagaimana proses pertobatan Saulus terjadi. Catatan yang ditemukan sebelumnya mengenai Salusus adalah saat ia menjadi saksi mata kematian Stefanus (Kis 8:1a). Dikatakan bahwa ia setuju bahwa Stefanus mati dibunuh. Kematian Stefanus menjadi awal penganiayaan jemaat mula-mula dan Saulus merasa terpanggil untuk terlibat penuh dalam usaha untuk menghentikan sekte yang baru tersebut. Ia meminta surat kuasa dari Imam Besar untuk menangkap laki-laki dan perempuan yang mengikut jalan Tuhan.

Dalam perjalanannya ke Damsyik Tuhan Yahshua memanggilnya:

Kis 9:3-6 ...tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"    Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yahshua yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."

Dalam hal ini Tuhan sendiri yang memanggil Saulus. Ia memperkenalkan diriNya kepada Saulus, sebagai Yahshua, yang sedang dianiaya oleh Saulus. Tuhan juga secara jelas berbicara kepada Saulus apa yang harus diperbuatnya.

Di bagian lain (ayat 10-16) Tuhan memanggil seorang murid yang bernama Ananias untuk menginjili Saulus:

Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."

Tuhan secara spesifik memanggil dan memberitahu Ananias mengenai apa yang harus dikerjakannya dan mengenai siapa dan sedang apa orang yang harus diinjilinya. Dikatakan bahwa setelah panggilan Tuhan di jalan, saat ini juga Tuhan juga sedang memberikan penglihatan kepada Saulus mengenai apa yang akan dialaminya kemudian: bahwa seorang yang bernama Ananias akan menumpangkan tangan atasnya agar ia melihat.

Ketika tahu siapa yang harus ditemuinya Ananias menjadi ragu karena ia tahu bahwa orang itu adalah orang yang sedang berupaya menangkap orang-orang percaya. Namun sekali lagi Tuhan menegaskan bahwa ialah orang yang Tuhan pilih untuk menjadi alat pilihanNya.

Dan Ananias melakukan apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Ia datang menemui Saulus, menumpangkan tangannya ke atas Saulus, memberitahukan apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya untuk menyembuhkannya dan berdoa untuknya agar Roh Kudus memenuhi dirinya, serta membaptisnya.

Kita diberitahu bahwa YAHWE secara intensif menyatakan kehendakNya dan tuntunanNya kepada jemaat mula-mula. Kemungkinan hal ini terkait dengan gaya hidup jemaat mula-mula yang  sangat kuat kehidupan doa sepakatnya.

Baca bagian selanjutnya!

Baca juga:
Keterlibatan YAHWE dalam Penginjilan Jemaat Mula-Mula
Pemberitaan Injil dalam Masa Penganiayaan
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama
Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan

Minggu, 11 November 2012

Keterlibatan YAHWE dalam Penginjilan Jemaat Mula-Mula

Kisah Para Rasul 8:26-40

Baca bagian sebelumnya

Pada bagian sebelumnya kita belajar beberapa aspek kehidupan jemaat mula-mula berkaitan dengan mujizat, penginjilan, pembaptisan air dan pembaptisan Roh Kudus, dan pertobatan. Pada bagian ini kita akan melihat bahwa YAHWE turut campur tangan secara ilahi dalam karya penginjilan.

Bagian ini mengisahkan bagaimana YAHWE menuntun Filipus untuk menginjili seorang sida-sida Etiopia yang akhirnya menyerahkan dri untuk dibaptis. Campur tangan ilagi itu dalam hal berikut ini:

1. A: yat 26Kemudian berkatalah seorang malaikat YAHWE kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Dikatakan di sini "seorang malaikat" yang "berkata-kata" kepada Filipus. Malaikat itu menyuruh Filipus untuk berjalan ke selatan ke Gaza. Mengapa? Tidak dikatakan. Dalam ayat selanjutnya kita mengerti bahwa ternyata di jalan tersebut seorang sida-sida sedang pulang dari ibadahnya di Yerusalem dan sedang membaca kitab nabi Yesaya.Setelah menuruti perintah YAHWE melalui malaikat-Nya Filipus akhirnya menemukan sida-sida tersebut. Selanjutnya YAHWE memberi perintah kepada Filipus:

2. Ayat 29: Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" Perintah YAHWE selanjutnya amat sangat jelas: Filipus diperintahkan untuk mendekati kereta di mana sida-sida itu berada. Dan filipus menemukan bahwa sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya.Selanjutnya, tanpa petunjuk langsung dari YAHWE, Filipus sudah mengerti apa yang dikehendaki YAHWE karena kebetulan apa yang dibaca sida-sida itu persis mengenai YAHSHUA, inti dari karya penginjilan yang sedang diembannya. Filipus tahu bahwa YAHWE menghendaki agar ia menginjili sida-sida tersebut dan Filipus tahu bahwa YAHWE menghendaki agar sida-sida itu menerima keselamatan.

Nah, menarik untuk memperhatikan bagaimana Filipus bisa masuk ke dalam penginjilan terhadap sida-sida tersebut. Filipus memulai dengan sebuah pertanyaan: Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" (ayat 30). Dari sini kita belajar bagaimana menjalankan tugas penginjilan. Pertama, kita harus peka dan taat kepada tuntunan YAHWE. Kedua, kita harus peka terhadap keadaan orang yang akan kita injili, sehingga kita bisa menentukan jalan masuk yang paling tepat. Kita bisa memulai dengan pertanyaan yang mengena dengan situasi yang dihadapi oleh orang yang bersangkutan. Kita juga bisa membangkitkan rasa ingin tahu orang tersebut. Dalam kisah ini sida-sida itu akhirnya ganti bertanya: Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?" (ayat 34). Nah ketika orang mulai terbuka dan ingin tahu, maka jalan penginjilan sudah terbuka dengan lebar. Dan sebagai hasil dari pekerjaan penginjilan ini, sida-sida itu akhirnya minta untuk dibaptis (ayat 36-38).

3. Ayat 39: Dan setelah mereka keluar dari air, Roh YAHWE tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Pada ayat ini kita tahu bahwa keterlibatan YAHWE tidak hanya melalui tuntutan dengan perantaraan malaikat, Roh-Nya, atau suara-Nya, namun keterlibatan YAHWE dalam ayat ini sudah sangat "fisik": YAHWE melarikan Filipus, YAHWE membuat Filipus tiba-tiba menghilang dari hadapan sida-sida. Pada ayat 40 kita diberitahu bahwa YAHWE membawa Filipus ke Asdod untuk tugas yang sama: penginjilan.

Dari bagian kisah para rasul ini kita belajar bahwa kita perlu membangun hubungan yang intim dengan YAHWE agar semakin peka dengan tuntutan YAHWE. Kita perlu membuka diri kepada-Nya dan membiarkan Dia melakukan apa pun yang Dia mau atas hidup kita.

Baca bagian selanjutnya.

Baca juga:
Pemberitaan Injil dalam Masa Penganiayaan
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama
Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula