Tampilkan postingan dengan label Abraham. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Abraham. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 April 2013

Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan

Kata YAHWE, “Pergilah ke tanah Moria dengan Ishak, anakmu yang tunggal, yang sangat kaukasihi. Di situ, di sebuah gunung yang akan Kutunjukkan kepadamu, persembahkanlah anakmu sebagai kurban bakaran kepada-Ku.” Keesokan harinya pagi-pagi, Abraham membelah-belah kayu untuk kurban bakaran dan mengikat kayu itu di atas keledainya. Ia berangkat dengan Ishak dan dua orang hambanya ke tempat yang dikatakan Tuhan kepadanya. (Kejadian 22:2-3)

Ketaatan Abraham
Ketaatan Abraham
Sampai hari ini mungkin setiap kita masih geleng-geleng kepala karena kagum akan apa yang dilakukan oleh Abraham. Abraham memiliki ketaatan yang luar bisa, ketaatan yang tidak ditunda-tunda, ketaatan yang langsung. Mungkin sebagian di antara kita berpikir, apakah Abraham tidak punya perasaan? Pasti Abraham juga punya perasaan. Abraham juga manusia. Apalagi Ishak adalah anak yang lahir bagi dia di masa tuanya, anak satu-satunya yang ia punya, seorang anak perjanjian yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Dan ketika Tuhan memintanya untuk mempersembahkan Ishak sebagai kurban bakaran di hadapan TAHWE, Abraham bisa langsung taat. Luar biasa sekali. Inilah yang membuat Tuhan tersentuh hatinya. Inilah yang membuat Tuhan berjanji akan memberkati hidup Abraham dengan melimpah. Abraham berhasil mendapatkan hati Tuhan karena ketaatannya yang luar biasa.

Di seluruh dunia, kuda Arab sangat terkenal sebagai kuda kelas wahid. Oleh karena itu peternakan kuda Arab merupakan suatu usaha besar yang harus diusahakan dengan modal yang besar. Untuk mendapatkan bibit-bibit unggul dari kuda-kuda Arab ini diperlukan suatu cara penanganan yang lain daripada yang lain. Kuda-kuda itu dikumpulkan di dalam sebuah kandang khusus dan selama tiga hari tiga malam kuda-kuda itu sama sekali tidak diberi makan dan minum.  Di luar kandang, para gembala kuda sudah siap menanti. Mereka biasa memberikan aba-aba tertentu kepada kuda-kuda asuhannya dengan memakai semacam terompet tanduk. Misalnya bunyi tertentu merupakan kode untuk para kuda itu pulang kandang, dan bunyi melengking untuk para kuda itu keluar kandang.

Kuda Arab yang Unggul adalah Kuda yang Taat
Setelah tiga hari berlalu pintu kandang dibuka dan dalam jarak kurang lebih 500 meter disediakan rumput yang hijau dan air yang segar. Tentu saja kuda-kuda yang sudah demikian lapar dan haus itu segera berlari menuju makanan dan minuman yang tersedia. Tetapi ketika mereka sedang berlari terdengarlah suatu terompet gembala yang memberi aba-aba kembali ke kandang. Sebenarnya semua kuda sudah terbiasa mendengar suara terompet tanduk itu tiap-tiap hari  dan dalam keadaan yang wajar semua kuda taat terhadap gembalanya. Tetapi dalam keadaan sekarang ketika mereka lapar dan haus luar biasa ternyata mendengar aba-aba kembali ke kandang sebagian besar kuda tidak menaatinya. Mereka langsung saja berlari menuju rumput dan air yang tersedia. Tetapi ada sekelompok kecil kuda yang meskipun lapar dan haus, ketika mendengar aba-aba untuk kembali ke kandang, segera menghentikan larinya dan masuk ke kandang kembali. Melihat hal itu tahulah gembala bahwa kuda-kuda yang kembali masuk ke kandang dengan penuh ketaatan serta dapat menahan haus dan lapar itulah yang merupakan kuda-kuda bibit unggul yang sangat mahal  harganya.

Demikian juga kita yang mau taat sekalipun ada harga yang harus kita bayar. Di mata Tuhan, kita akan menjadi anak-anak-Nya yang sangat berharga.


Baca juga:
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Melakukan Perkara Besar
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?
Iman yang Menggoncang Dunia

Sabtu, 16 Maret 2013

Iman yang Berani

Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Ibrani 11:8


Iman Abraham
Iman Abraham
Dalam sebuah uji coba keberanian, dikumpulkan 12 orang dalam sebuah ruangan gelap dengan penerangan yang sangat minimal. Ketua tim uji coba menunjukkan kepada ke-12 orang ini bahwa di depan mereka, di seberang kolam, ada sebuah medali yang terbuat dari emas murni. Untuk mendapatkannya mereka harus melewati jembatan gantung. Jika gagal dan jatuh ke bawah, tim akan siap menolong mereka. Kemudian ia bertanya kepada mereka, “Siapa yang berani mencoba lebih dahulu?” Mereka saling berbisik dan berdiskusi, namun tidak ada yang berani mengajukan diri. Maka ketua tim bertanya kembali, “Ayo, siapa yang berani mencoba?” 

Tiba-tiba seorang dari mereka maju dan langsung mencoba. Dengan berani dan hati-hati ia meniti jembatan tersebut. Akhirnya ia berhasil mencapai ujung jembatan dan dengan bangga menunjukkan medali emas yang kini berhak dimilikinya.

Setelah itu ketua tim mencoba menghidupkan beberapa lampu. Ia membawa para peserta mendekat ke kolam tersebut. Ternyata di bawah jembatan itu tl digantung jaring transparan yang kuat menahan beban sampai 50 orang. Hanya yang memiliki iman yang berani yang akhirnya bisa mendapatkan medali emas.
Demikian juga  kalau kita memiliki iman yang berani di dalam Tuhan. Iman yang berani itu pasti akan menghasilkan perkara-perkara yang hebat. Mengapa? Sebab iman yang berani meliputi kepercayaan penuh untuk berani melangkah sesuai dengan petunjuk Tuhan, meskipun belum bisa melihat apa yang nantinya akan terjadi. Iman yang berani, berarti percaya dengan teguh bahwa Firman Tuhan itu “ya dan amin” dan pasti terjadi.

Iman yang berani adalah iman yang tidak melihat situasi, kondisi, atau bertanya permasalahan yang sedang dihadapi, tetapi sepenuhnya melihat kepada Pribadi yang sudah berjanji dan pasti akan menggenapinya. Lihatlah kisah Abraham dalam ayat kutipan di atas. Dikatakan bahwa Abraham berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tuju. Ini adalah sebuah tindakan iman yang berani. Abraham sendiri tidak tahu ke mana ia akan pergi. Yang ia tahu hanyalah bahwa Tuhan menyuruhnya untuk pergi, dan ia percaya kepada perintah Tuhan itu. Itulah iman yang berani. Itulah iman yang menyentuh hati Tuhan. Itulah sebabnya Abraham mengalami hidup yang sangat diberkati Tuhan melimpah-limpah sampai kepada keturunannya.


Baca juga:
Meminta Percaya Menerima
Jaminan bagi Yang Memberi
Kuasa Persembahan Persepuluhan
Janji Keselamatan Tuhan