Tampilkan postingan dengan label pertolongan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pertolongan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 02 Desember 2014

Bapa YAHWEH Sanggup Mengubah Setiap Mara Menjadi Elim dalam Hidupmu

Keluaran 15: 22-27
22    Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air.
23    Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.
24    Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?"
25    Musa berseru-seru kepada YAHWEH, dan YAHWEH menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan
YAHWEH ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah YAHWEH mencoba mereka,
26    firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara
YAHWEH, Elohimmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau."
27    Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.


Setelah tiga hari tidak menemukan air, akhirnya bangsa Israel menemukan air, tetapi air itu pahit dan tidak bisa diminum. Terhadap kenyataan itu ada 2 (dua) macam reaksi yang tercatat di sini. Pertama, bangsa Israel bersungut-sungut. Kedua, reaksi Musa yang berseru kepada Bapa YAHWEH.

Dalam kehidupan ini, kita juga sering menemukan air pahit. Reaksi kita terhadap air pahit ternyata sangat menentukan kelanjutan kisahnya. Seruan Musa kepada Bapak YAHWEH akhirnya mengantar bangsa itu ke Elim, di mana terdapat dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma.

Dari sini kita belajar bahwa ketika berhadapan dengan air yang pahit, hendaknya kita melihat hal itu sebagai peluang bagi Bapa YAHWEH untuk mengubah kepahitan itu menjadi manis. Ketika bertemu dengan air pahit, atau Mara, sebenarnya YAHWEH sudah menyediakan air manis, atau Elim untuk kita.

Ketika menemukan air pahit, jangan sampai hati kita juga ikut menjadi pahit, seperti yang dilakukan bangsa Israel dengan bersungut-sungut. Sebagaimana ditegaskan dalam Amsal 4:23: Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Sekalipun menghadapi kepahitan, hendaknya kita tetap menjaga hati. Seperti juga ditegaskan dalam Habakuk 3:17-18:
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Elohimku yang menyelamatkan aku.

Bapa YAHWEH tidak menghendaki anak-anak-Nya bersungut-sungut. Efesus 4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. 

Ketika menemukan sebuah situasi hidup yang pahit, seperti Musa, hendaknya kita berseru kepada Bapa. Tetap percaya bahwa Bapa selalu memberi yang terbaik. Lihat situasi itu sebagai kesempatan di mana Bapa akan mengubah kepahitan itu menjadi sesuatu yang manis. 

Jangan biarkan kepahitan itu juga memahitkan hati, dan tetap bersyukur kepada Bapa, sebagaimana diserukan dalam Habakuk 3:17-18. Tetap pegang teguh janji Bapa karena Dia akan mengirimkan "sepotong kayu" untuk mengubah yang pahit menjadi manis. 

Ketika menghadapi yang pahit, kita hanya perlu berseru kepada Bapa dan meminta Dia untuk mengirimkan "sepotong kayu" yang akan mengubah segalanya menjadi baik. Bahkan tidak hanya itu, Bapa sanggup tidak hanya mengubah yang pahit menjadi manis namun juga membawa kita dari Mara menuju Elim, dari kepahitan hidup kepada kelimpahan berkah 12 mata air yang melimpah.

Baca juga:
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Yeshua Gembala yang Baik
Menjadi Domba yang Baik

 

 

 

Kamis, 27 Juni 2013

Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan

Mazmur 3

3:1 Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya.
Ya YAHWE, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku;
3:2 banyak orang yang berkata tentang aku: "Baginya tidak ada pertolongan dari pada Elohim." Sela
3:3 Tetapi Engkau, YAHWE, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.
3:4 Dengan nyaring aku berseru kepada YAHWE, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Sela
3:5 Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab YAHWE menopang aku!
3:6 Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.
3:7 Bangkitlah, YAHWE, tolonglah aku, ya Elohimku! Ya, Engkau telah memukul rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik.
3:8 Dari YAHWE datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! Sela


Situasi yang dihadapi pemazmur:
1. tekanan musuh: menghadapi banyak lawan, banyak orang yang bangkit menyerang
2. intimidasi: banyak orang yang mengatakan bahwa pemazmur tidak memiliki sumber pertolongan, bahwa YAHWE tidak akan menolongnya
3. anaknya memberontak dan hendak membunuhnya

Kalau kita menghadapi situasi yang sama, apa yang akan kita lakukan? Situasi yang amat sulit, nyawa terancam, dan tragisnya, oleh anak sendiri. Nyawa terancam adalah sebuah situasi yang tak terbayangkan, sebuah tekanan yang luar biasa. Ditambah lagi, anak yang memberontak pasti merupakan beban batin yang lebih hebat lagi, apalagi sampai pada taraf ingin membunuh kita, orang tuanya.

Ketika kita menghadapi kesulitan dan tekanan yang berat, kita mungkin menjadi gampang terintimidasi. Pemazmur pun mengalami hal ini. Orang mau meyakinkan bahwa tidak ada pertolongan dari YAHWE. Ketika keluarga broken, anak memberontak, ditambah dengan adanya ancaman, bisa jadi ancaman dalam hal bisnis (persaingan, tuntutan dan kewajiban yang harus dipenuhi), pekerjaan (akan kena PHK), dll, orang beriman gampang terintimidasi: "Kau memang layak menerima semua ini! Itu semua karena dosa-dosamu! YAHWE sedang menghukummu! YAHWE tidak akan menolongmu."

YAHWE menolong Daud, Absalom Tersangkut di dahanTetapi pemazmur tetap percaya kepada kebaikan YAHWE. Ia meyakini bahwa YAHWE adalah perisai dan pelindungnya. YAHWE adalah kemuliaannya dan mengangkat kepalanya. Sebab itu Daud berseru kepada YAHWE, dengan nyaring, berarti Daud benar-benar berseru memohon pertolongan. Dan YAHWE menjawabnya dari gunung-Nya yang kudus. Ia meminta kepada YAHWE agar bangkit menolongnya. Ia sangat yakin bahwa dari YAHWE-lah pertolongan datang.

Luar biasanya, di tengah-tengah tekanan dan ancaman yang amat sangat serius ini, pemazmur amat sangat percaya bahwa YAHWE menolongnya. Iapun bisa berbaring dan tidur. Dengan damai dan tenang ia bisa tidur, karena percaya bahwa YAHWE melindungi dan menolongnya dan akan menalahkan musuh-musuhnya.

Sikap iman Daud dalam menghadapi kesulian hidup yang dinyatakan dalam Mazmur 3 ini sungguh luar biasa. Meskipun ia pernah berdoa besar di masa lalu, sekali pun YAHWE sedang menghukumnya dengan membiarkan anaknya Absalom memberontak dan ingin membunuhnya, dan sekalipun orang-orang berusaha meyakinkan bahwa ia tidak akan ditolong YAHWE, namun Daud tetap percaya dan memegang imannya bahwa YAHWE akan selalu menolongnya.

Baca juga:
Iman yang Berani
Meminta Percaya Menerima
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Janji Keselamatan Tuhan
YAHWE yang Dapat Diandalkan


Jumat, 05 April 2013

Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya

Ia membawa ku keluar ke tempat lapang, Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku. (2 Samuel 22:20)

Ayat di atas adalah perkataan Daud ketika ia telah dilepaskan dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul. Apa alasan Tuhan menyelamatkan Daud dan memberikan kelegaan di dalam hidupnya? Dalam ayat di atas dikatakan bahwa alasannya adalah karena Tuhan berkenan kepada Daud. Daud adalah orang yang bisa menyentuh hati Tuhan, sehingga Tuhan berkenan memberikan pertolongan, keselamatan dan anugerah yang luar biasa baginya. Demikian juga dengan hidup kita. Kalau kita berjuang untuk menjadi orang yang bisa menyentuh hatinya Tuhan, maka tangan Tuhan juga akan berkarya secara ajaib dalam hidup kita.

Pada tahun 1852 sampai 1870 Perancis diperintah oleh Napoleon III. Pada tahun-tahun terakhir pemerintahannya, berkecamuklah perang dahsyat antara Perancis dan Jerman. Banyak daerah milik Perancis yang direbut dan diduduki oleh pasukan Jerman. Adalah seorang tentara muda Perancis bernama Pierre, ia sangat pandai dalam menembakkan meriam. Tiap kali menembak, sasaran yang dituju pasti hancur berantakan. Suatu hari komandannya yang bernama MacMahon memerintahkan Pierre untuk mengintai dengan teropong. “Apa yang kamu lihat?” tanya MacMahon.
“Saya melihat sebuah rumah, komandan!” Jawab Pierre.
MacMahon melanjutkan, “Menurut keterngan yang kuperoleh rumah itu dahulu milik orang Perancis, tetapi sekarang dijadikan markas tentara Jerman. Jadi, siapkan meriammu dan tembaklah rumah itu sampai hancur!”

Biasanya, begitu mendengar perintah dari atasan, Pierre segera melaksanakannya dengan baik. Tapi kali ini ia tertegun agak lama, bibirnya terkatup, seolah tak mampu mengeluarkan kata-kata. Untunglah segera ia dapat menguasai dirinya, lalu menyiapkan meriamnya dan menembakkannya berkali-kali sehingga rumah itu hancur berkeping-keping. Komandan MacMahon memuji tembakan Pierre itu. Melalui teropongnya ia mlihat tidak ada satu tembakanpun yang meleset. Semua mengenai sasaran dengan baik, rumah itu sekarang sudah rata dengan tanah. Maka munculklah kata-kata pujian dari MacMahon, “Pierre, engkau sungguh hebat. Engkau adalah prajuritku yang paling cakap!”

Tetapi sang komandan terkejut, karena ia melihat Pierre tertunduk di tanah sambil menangis tersedu-sedu. “Hai mengapa engkau menangis? Bukankah seharusnya engkau gembira sebab markas musuh telah dapat kita hancurkan?” demikian tanya MacMahon dengan heran.
Masih dengan tersedu-sedu Pierre menjawab, “Komandan, tahukah engkau bahwa rumah yang saya tembah tadi adalah rumahku sendiri? Dengan susah payah saya menyisihkan gaji saya sebagai prajurit untuk membangun rumah itu, tetapi sekarang rumah itu telah; rata dengan tanah karena tembakanku sendiri.”
MacMahon sangat terkejut mendengar penjelasan itu, tetapi sekaligus membuat Pierre prajurit menjadi sangat istimewa di hatinya. Sebagai prajurit, ia tahu tugas utamanya adalah menaati perintah komandan, maka walaupun sangat berat karena ia harus menghancurkan rumahnya sendiri, perintah itu dilaksanakannya dengan baik. Sebagai penghargaan kepada Pierre, kedudukannya diangkat dan ia menerima hadiah penghargaan yang luar biasa dari komandannya.

Ketika kita bisa menyentuh hati Tuhan, maka hati Tuhan itu akan menggerakkan tangan Tuhan untuk memberkati hidup kita.


Baca juga:
Melakukan Perkara Besar
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Selasa, 29 Januari 2013

Yeshua Gembala yang Baik

Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; ... Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku
sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.
(Yohanes 10:11, 14-17)

Daud gembala domba yang baik
Yeshua adalah gembala yang baik. Dia mengenal doma-doma-Nya, mengenal kita, mengenal saya. Dia memberikan nyawa-Nya untuk domba-domba-Nya, untuk kita, untuk saya. Ya, Yeshua adalah gembala yang baik.

Lalu kita sebagai domba, apa yang harus kita lakukan:
1. mendengarkan suara-Nya dan panggilan-Nya: Yohanes 10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Yohanes 10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
2. mengikuti di belakang Gembala: Yohanes 10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Yohanes 10:27  Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
3. tidak mengikuti orang asing: Yohanes 10:5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.
4. masuk melalui Pintu dan tidak mengikuti pencuri: Yohanes 10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 
5. tidak mengikuti pencuri: Yohanes 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Dan sebagai hadiahnya, YAHWE memberikan janji-janji berikut ini kepada domba yang setia dan mengikuti Gembalanya:
1. hidup yang kekal: Yohanes 10:28 Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
2. menjadi satu kawanan dengan Gembala dan tak seorang pun bisa merebut kita dari-Nya: Yohanes 10:29   Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
3. memiliki hidup dalam segala kelimpahan: Yohanes 10:10 Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.


Peran Yeshua sebagai Gembala sebelumnya telah diwahyukan kepada Daud ketika Daud menggambarkan YAHWE sebagai Gembala sebagaimana tertulis dalam Mazmur 23

TUHAN adalah gembalaku, seru Daud,
dan ia yakin: takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, 
Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku. 

Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; 

gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; 

Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; 

dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. 

Daud dengan sangat indah menggambarkan hubungannya dengan YAHWE seperti seorang doma dan Gembala. Sekali lagi kita baca Mazmur 23 ini, amat sangat indah dan mengagumkan:

YAHWE-lah Gembalaku
aku takkan kekurangan 
YAHWE membaringkan aku di padang rumput yang hijau

Seorang domba di padang rumput yang hijau ... betapa senangnya. Makanan tersedia baginya, melimpah. Itulah bagiamana Daud menggambarkan berkat YAHWE bagi hidupnya. Ia yakin hidupnya takkan berkekurangan namun penuh dengan berkat YAHWE yang melimpah, seperti seekor domba yang dibawa gembala ke padang yang berumput hijau ... ia akan bisa makan sepuas-puasnya.

YAHWE membawaku ke air yang tenang
YAHWE menyegarkan jiwaku


YAHWE selalu memberikan kekuatan baru. Jiwa kita selalu segar, semangat hidup kita selalu menyala. YAHWE selalu memberikan kedamaian dan sukacita di dalam hati kita.

Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. 
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;
gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
 

YAHWE menuntun dan membimbing kita agar selalu ada di jalan yang benar. Dia takkan pernah membiarkan kita tergelincir atau tersesat di dalam hidup kita. Bahkan saat hidup kita berada dalam tantangan besar atau bahkan bahaya, Dia selalu berada di samping kita, selalu melindungi kita. Kita selalu bisa mendapatkan penghiburan dan kekuatan dari-Nya.

Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; 
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; 


Sebuah gambaran penyelenggaraan ilahi yang mengagumkan. Sebuah berkat yang terus mengalir dan memenuhi hidup kita. Itulah yang dirasakan Daud ketika ia membiarkan YAHWE menjadi gembalanya. Ia sendiri seorang gembala dan tahu bagaimana menjadi gembala yang baik bagi doma-dombanya. Ia berusaha melindungi dombanya dari serigala dan singa. Ia selalu mengusahakan agar dombanya mendapatkan makanan yang terbaik. Demikian pula, Daud merasakan YAHWE sebagai Gembalanya yang amat baik. YAHWEW selalu menyediakan berkat yang melimpah baginya, dan bagi kita yang menjadikan-Nya sebagai Gembala kita.

Sebab itu Daud membuat sebuah kesimpulan yang amat tepat:

Aku akan diam dalam rumah YAHWE seumur hidupku.



Baca juga:
Menjadi Domba yang Baik
YAHWE Adalah Gembalaku
Berkat bagi Orang yang Bergaul Akrab dengan YAHWE
YAHWE Sumber Berkat
4 Cara Lulus Ujian versi Hizkia

Menjadi Domba yang Baik

And the Lamb Wins: Why the End of the World Is Really Good News A Shepherd Looks at Psalm 23


Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. (Mazmur 23:3)

domba yang baik
Dalam ayat di atas, 'Ia menuntun aku di jalan yang benar...' Artinya, Tuhan sebagai gembala yang baik selalu berusaha menuntun kita ke jalan yang benar. Namun semuanya kembali tergantung kepada kita, apakah kita bersedia mengikuti tuntunan-Nya atau tidak. Selama kita mau menjadi domba yang baik yang mau dituntun oleh Tuhan, maka kita akan mengalami semua janji-janji yang Tuhan sudah berikan.

Apa artinya menjadi domba yang baik yang mau mengikuti tuntunan Sang Gembala? Artinya, kalau Gembalanya ke utara, maka domba yang baik itu ikut ke utara; kalau Gembalanya melangkahkan kakinya ke barat, maka domba yang baik juga akan menikuti Gembalanya melangkah ke barat; bahkan kalau Gembalanya berhenti, maka domba yang baik akan ikut berhenti. Jadi ke mana pun dan kapan pun Gembalanya melangkah, ke sanalah dombanya akan mengikuti.

Pada suatu malam yang gelap, seorang perwira memimpin pasukannya mengejar tentara Jerman. Mereka terus mengejar tentara itu sampai tiba di tempat terbuka di tepi hutan. Karena hari makin larut, mereka memutuskan untuk beristirahat di tepi hutan menunggu keesokan harinya. Toh tentara Jerman itu juga butuh istirahat. Namun, malam itu salju turun dengan lebatnya. Ketika mereka akan melakukan pengejaran, sang perwira yang berpengalamann ini menyuruh anak buahnya berhati-hati. Biasanya, tempat terbuka semacam itu merupakan tempat yang baik untuk memasang ranjau darat. Siapa tahu, tentara Jerman itu sengaja membawa mereka ke sana untuk dijebak. Mereka sulit mengenali mana yang ada ranjaunya dan mana yang tidak. "Lapangan di depan kita, kemungkinan besar penuh dengan ranjau darat," ujar perwira itu. "Jadi salah satu di antara ita harus menjadi pelopor untuk maju ke depan sejauh mungkin. Jika dia terkena ranjau, maka orang berikutnya harus berjalan mengikuti jejaknya dan mencari jalan lain yang aman. Begitu seterusnya."

Ketika anak buahnya masih bungung dan bertanya-tanya siapa yang akan disuruh menjadi orang pertama, tiba-tiba perwira itu melompat maju dengan langkah pasti. Perwira itu memerintahkan anak buahnya untuk mengikuti jejaknya. Kalau periwra itu ke kiri maka semua anak buahnya ikut ke kiri; kalau perwira itu ke kanan maka semua anak buahnya ikut ke kanan dan seterusnya. Akhirnya mereka berhasil menyeberangi lautan ranjau itu dengan selamat.

Demikianlah Tuhan Sang Gembala Agung menuntun hidup kita sebagai domba-domba-Nya. Ia rela menanggung resikonya untuk membukakan jalan bagi kita, tetapi sekali lagi tergantung kita, aakah kita mau melangkah sesuai jejak-Nya, apakah kita mau mengikuti tuntunan-Nya. Percayalah bahwa tuntunan-Nya akan membawa kita selamat sampai seberang.

Baca juga:
YAHWE Adalah Gembalaku
YAHWE yang Dapat Diandalkan
YAHWE Sumber Berkat


The Shepherd Trilogy: A Shepherd Looks at the 23rd Psalm / A Shepherd Looks at the Good Shepherd / A Shepherd Looks at the Lamb of God The Way of the Shepherd: 7 Ancient Secrets to Managing Productive People


Senin, 28 Januari 2013

YAHWE Adalah Gembalaku

Footprints: Scripture with Reflections Inspired by the Best-Loved Poem Footprints Poster in the Sand Motivational Art Print (16x20)


YAHWE adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (Mazmur 23:1)

Isadore Sofer adalah seorang putra Kristen Ibrani. Dalam suatu program anak-anak, Isadora kecil diberi kesempatan untuk mengucapkan di luar kepala Mazmur 23. Dia sudah hafal di luar kepala isi Mazmur 23 itu, tetapi begitu menghadapi hadirin yang banyak jumlahnya, dia grogi. Meskipun demikian, karena dia adalah seorang anak yang berani, dia mulai berkata: "YAHWE adalah gembalaku, takkan kekurangan aku."Sampai di sini ia berhenti. Dia mencoba mengingat ayat berikutnya, tetapi gagal. Akhirnya, setelah saat-saat yang memalukan, dia berkata, "Saya kira ini sudah cukup!"

Pelajaran rohani yang luar biasa! Jika YAHWE adalah gembala kita, maka apa lagi yang masih kita butuhkan? Mengapa? Karena anugerah-Nya akan Dia curahkan melmpah dalam hidup kita sehingga kita tidak akan pernah kekurangan sesuatu yang baik. Masalah boleh tetap ada, tantangan boleh tetap menghadang, pergumulan boleh tetap mengiringi, tetapi penyertaan dan pemeliharaan YAHWE Sang Gembala Agung jauh lebih besar dan berkuasa dari semuanya itu. Sehingga kita dibawa dari kemenangan kepada kemenangan, dari kemuliaan kepada kemuliaan.

Margaret Fishback - penulis The Footprints
Margaret Fishback, penulis sajak "Footprints" sungguh-sungguh memiliki pengalaman nyata bagaimana YAHWE menjadi Gembala yang baik dalam hidupnya. Margaret sangat pendek dan kecil untuk ukuran orang Kanada. Tinggibadannya hanya 147 cm. Tubuhnya ramping dan wajahnya halus seperti anak kecil. Itulah sebabnya ia menjadi bulan-bulanan di dalam kelasnya, terutama oleh dua orang teman perempuannya yang berbadan besar. Margaret pernah dijatuhkan, lalu perutnya diduduki dan digelitiki sampai hampir kehabisan nafas. Belum lagi gurunya yang sering memukulnya dengan tongkat kayu gara-gara ia sering salah melafalkan bahasa Inggris dengan logat Jerman, karena ayah Margaret adalah orang Jerman. Dalam ketakutan-ketakutannya itulah Margaret datang pada YAHWE dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan Sang Gembala Agung sampai ia akhirnya menulis sebuah sajak yang sangat terkenal berjudul "Footprints":

Melintasi langit yang gelap tergambarlah adegan kehidupanku.
Di setiap adegan, aku melihat dua pasang jejak kaki di atas pasir, satu milikku satu milik Tuhan.
Ketika sampai di adegan terakhir kehidupanku, kembali aku melihat ke belakang kepada jejak-jejak kaki yang ada di atas pasir.
Ternyata aku melihat hanya ada sepasang jejak kaki, dan itu adalah saat-saat di mana aku mengalami hal-hal yang paling menyedihkan dna paling buruk dalam hidupku.
Ini sangat menggelisahkan aku, dan aku bertanya kepada Tuhan.
"Tuhan, Engkau berkata bahwa ketika aku mengikuti Engkau, Engkau berjanji akan berjalan bersamaku senantiasa. Tetapi ternyata di saat yang paling buruk dalam hidupku, aku melihat hanya ada sepasang jejak kaki. Aku tidak mengerti, mengapa di saat justru aku paling membutuhkan-Mu, Engkau malah meninggalkan aku."
Lalu Tuhan berbisik, "Anak-Ku terkasih, Aku mengasihi-Mu dan tidak pernah sekalipun meninggalkanmu, bahkan ketika engkau harus menghadapi pergumulan dan tantangan dan engkau hanya melihat sepasang jejak kaki, itu adalah jejak kaki-Ku yang sedang menggendong engkau."

Baca juga:
Yeshua Gembala yang Baik
Menjadi Domba yang Baik
YAHWE Adalah Gembalaku
Berkat bagi Orang yang Bergaul Akrab dengan YAHWE
YAHWE Sumber Berkat

Footprints for Women Footprints Scripture with Reflections for Women

Senin, 21 Januari 2013

YAHWE yang Dapat Diandalkan

Trusting God: Even When Life Hurts Beautiful Things Happen When a Woman Trusts God Becoming Fearless: My Ongoing Journey of Learning to Trust God

Sekarang aku tahu, bahwa YAHWE memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya. Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama YAHWE, Elohim kita. Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun berdiri dan tetap tegak (Mazmur 20:7-9)

Dalam ayat di atas dikatakan bahwa orang yang mengandalkan kuda dan kereta akan rebah dan jatuh, tetapi orang yang mengandalkan YAHWE akan berdiri dan tetap tegak. Pada jaman saat Mazmur ditulis, kuda dan kereta adalah senjata yang sangat ampuh dan sangat berpengaruh untuk menentukan menang atau kalah dalam peperangan. Di jaman sekarang ini, kuda dan kereta berbicara tentang uang, jabatan, koneksi, kepandaian, dll. Namun, sehebat-hebatnya uang, jabatan, koneksi, kepandaian, tetap masih lebih hebat penyertaan YAHWE. Tanpa penyertaan YAHWE, kita akan rebah dan jatuh. Semuanya itu memang bisa menolong kita, tapi terbatas, sedangkan hanya YAHWE saja yang tidak terbatas dan dapat diandalkan sepenuhnya.

Sehebat-hebatnya apa pun selain YAHWE, memang bisa menolong tapi terbatas. Hanya YAHWE saja yang tidak terbatas dan selalu dapat diandalkan.


Baca juga:
YAHWE Sumber Berkat
In God We Trust: All Others Pay Cash Trusting God Day by Day: 365 Daily Devotions Trusting God: A Girlfriends in God Faith Adventure