Lukas 16:19-31
19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. 27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, 28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. 29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. 30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
Sebenarnya apa yang membuat orang kaya dalam kisah ini "langsung" masuk neraka? Apakah karena kekayaannya? Dan apakah Lazarus masuk surga karena kemiskinannya?
Apakah karena orang kaya itu selama hidupnya selalu menerima yang baik maka saat ia mati layak menerima sebaliknya? Demikian pula apakah karena Lazarus selama hidupnya menderita maka ketika mati ia layak menerima penghiburan?
Sebelum menjawab pertanyaan ini ada suatu fakta yang jelas bahwa di sini Tuhan YESHUA menggambarkan adanya neraka dan surga sebagai suatu hal yang nyata. Surga itu ada. Demikian pula neraka. Neraka adalah tempat api kekal yang orang yang ada di dalamnya akan merasakan kesakitan. Neraka adalah juga tempat penyesalan.
Nah kembali lagi, sebenarnya apa yang disesalkan oleh orang kaya itu? Apakah karena ia kaya? Mestinya bukan? Apakah karena ia tidak berbelas kasih kepada Lazarus yang ketika masih hidup berbaring di dekat pintu rumahnya dan mengharapkan bisa mengisi perutnya dengan remah-remah roti yang jatuh dari mejanya? Bisa jadi karena itu.
Tetapi tampaknya bukan karena itu ia menyesal dan masuk ke dalam neraka. Jawabannya ada di ayat 29 dan 30. Orang kaya itu selama hidupnya telah mengatakan TIDAK kepada kesaksian Musa dan para nabi. Orang kaya itu telah menolak kesaksian. Ia menolah keselamatan. Ia menolak YESHUA yang menawarkan keselamatan.
Jadi bukan karena ia kaya ia masuk neraka, namun karena ia mengatakan TIDAK terhadap kesaksian yang sudah diterimanya.
Jadi penting sekali agar kita tidak menolak terhadap kesaksian akan keselamatan di dalam YESHUA Tuhan dan Raja kita.
Baca juga:
Kekuatan Salib
Pandanglah Ke Sekelilingmu
Kuasa untuk Memperoleh Kekayaan
Tuhan Menghendaki Kita Memberi di dalam Kekurangan Kita
Saatnya kudatang kepada-MU ya YAHWE, Tuhan Penyelamatku, Pelindung dan Penebusku. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain.
Tampilkan postingan dengan label miskin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label miskin. Tampilkan semua postingan
Kamis, 07 April 2016
Apakah Orang Kaya Masuk Neraka Karena Ia Kaya?
Rabu, 03 Februari 2016
Tuhan Menghendaki Kita Memberi di dalam Kekurangan Kita
Lukas 5:1-8
(1) Pada suatu kali Yeshua berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Elohim. (2) Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. (3) Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. (4) Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." (5) Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (6) Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. (7) Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. (8) Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yeshua dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." (9) Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; (10) demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yeshua kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
Petrus sudah semalam-malaman bekerja menjala ikan, namun tidak mendapatkan apa-apa. Namun keesokan paginya Yeshua datang kepadanya dan meminjam perahunya untuk dijadikannya tempat Ia akan berkhotbah kepada orang banyak.
Kejadian ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah meminta kita melayanai dalam kelebihan kita. Tetapi di dalam kekurangan kita. Ketika Petrus sudah bekerja keras semalam-malaman dan tidak mendapatkan apa-apa, Yeshua malah kemudian meminjam perahunya. Ketika Petrus dalam keadaan kekurangan, Yeshua memintanya untuk melayani-Nya.
Tetapi Petrus taat dan mau melayani Yeshua di dalam kekurangannya. Ia membiarkan perahunya dipakai Yeshua untuk tempat ia berkhotbah. Kemudian setelah Yeshua selesai berkhotbah, Ia meminta Petrus untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam. Yeshua meminta Petrus untuk melakukan sesuatu yang menurutnya tidak masuk akal, melakukan sesuatu yang bertentangan dengan pemikiran sehat manusia. Karena sudah semalam-malaman ia menebar jala dan tidak mendapatkan apa-apa. Sekarang malah Yeshua memintanya untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam. Sekali lagi Petrus taat dalam kekurangannya, dalam ketidakpahamannya.
Ketaatan Petrus ternyata tidak sia-sia. Ia mendapatkan ikan yang amat melimpah karena tidak saja perahunya ia yang penuh namun perahu temannya pun ikut penuh dengan ikan hasil tangkapannya.
Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan menghendaki kita taat dan rela melayani bahkan di dalam kekurangan kita. Tuhan juga menginginkan kita taat di saat Tuhan menghendaki kita melakukan sesuatu yang menurut pengalaman dan akal sehat manusia sesuatu yang tidak masuk akal atau bahkan sia-sia.
Tuhan menghendaki pelayanan kita dan pengorbanan kita. Ketika kita dalam keadaan mampu dan berlebih dan kita melayani, sebenarnya kita tidak melakukan apa-apa. Namun Tuhan menuntut lebih dari itu, Tuhan menuntut kita memberi dalam kekurangan kita, melayani-Nya di dalam kekurangan kita, berkorban demi pelayanan kepada-Nya di dalam kekurangan kita.
Tuhan melihat ketaatan Petrus dalam kekurangan dan ketidaktahuan dan akhirnya memberikan berkat yang melimpah. Demikian pula, Tuhan menghendaki kita berkorban dalam kekurangan kita untuk melayani Dia dan melakukan kehendak-Nya meskipun hal itu bertentangan dengan akal sehat manusia. Tuhan menginkan kita taat kepada-Nya dan percaya kepada kuasa dan penyelenggaraan-Nya.
Pengorbanan dan ketaatan Petrus tidak hanya mendatangkan berkat bagi dirinya namun juga pengampunan atas dosanya. Berkat yang diterimanya membuat Petrus merasa tidak layak di hadapan Tuhan karena ia adalah seorang yang berdosa. Namun Yeshua mengampuni dosanya dan malah memberikan pelayanan yang lebih besar kepada Petrus dari penjala ikan menjadi penjala manusia.
Ketaatan kita dalam memberi di dalam kekurangan dan keikhlasan kita dalam berkorban di dalam melayani Tuhan serta melakukan kehendak Tuhan dengan penuh ketulusan dan kepercayaan akan dicatat dan dilihat Tuhan. Sebagai balasannya, Tuhan akan melayakkan kita untuk melakukan pelayanan yang lebih besar.
Baca juga:
Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Mendengar Tuntunan Gembala
(1) Pada suatu kali Yeshua berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Elohim. (2) Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. (3) Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. (4) Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." (5) Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (6) Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. (7) Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. (8) Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yeshua dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." (9) Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; (10) demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yeshua kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
Petrus sudah semalam-malaman bekerja menjala ikan, namun tidak mendapatkan apa-apa. Namun keesokan paginya Yeshua datang kepadanya dan meminjam perahunya untuk dijadikannya tempat Ia akan berkhotbah kepada orang banyak.
Kejadian ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah meminta kita melayanai dalam kelebihan kita. Tetapi di dalam kekurangan kita. Ketika Petrus sudah bekerja keras semalam-malaman dan tidak mendapatkan apa-apa, Yeshua malah kemudian meminjam perahunya. Ketika Petrus dalam keadaan kekurangan, Yeshua memintanya untuk melayani-Nya.
Tetapi Petrus taat dan mau melayani Yeshua di dalam kekurangannya. Ia membiarkan perahunya dipakai Yeshua untuk tempat ia berkhotbah. Kemudian setelah Yeshua selesai berkhotbah, Ia meminta Petrus untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam. Yeshua meminta Petrus untuk melakukan sesuatu yang menurutnya tidak masuk akal, melakukan sesuatu yang bertentangan dengan pemikiran sehat manusia. Karena sudah semalam-malaman ia menebar jala dan tidak mendapatkan apa-apa. Sekarang malah Yeshua memintanya untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam. Sekali lagi Petrus taat dalam kekurangannya, dalam ketidakpahamannya.
Ketaatan Petrus ternyata tidak sia-sia. Ia mendapatkan ikan yang amat melimpah karena tidak saja perahunya ia yang penuh namun perahu temannya pun ikut penuh dengan ikan hasil tangkapannya.
Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan menghendaki kita taat dan rela melayani bahkan di dalam kekurangan kita. Tuhan juga menginginkan kita taat di saat Tuhan menghendaki kita melakukan sesuatu yang menurut pengalaman dan akal sehat manusia sesuatu yang tidak masuk akal atau bahkan sia-sia.
Tuhan menghendaki pelayanan kita dan pengorbanan kita. Ketika kita dalam keadaan mampu dan berlebih dan kita melayani, sebenarnya kita tidak melakukan apa-apa. Namun Tuhan menuntut lebih dari itu, Tuhan menuntut kita memberi dalam kekurangan kita, melayani-Nya di dalam kekurangan kita, berkorban demi pelayanan kepada-Nya di dalam kekurangan kita.
Tuhan melihat ketaatan Petrus dalam kekurangan dan ketidaktahuan dan akhirnya memberikan berkat yang melimpah. Demikian pula, Tuhan menghendaki kita berkorban dalam kekurangan kita untuk melayani Dia dan melakukan kehendak-Nya meskipun hal itu bertentangan dengan akal sehat manusia. Tuhan menginkan kita taat kepada-Nya dan percaya kepada kuasa dan penyelenggaraan-Nya.
Pengorbanan dan ketaatan Petrus tidak hanya mendatangkan berkat bagi dirinya namun juga pengampunan atas dosanya. Berkat yang diterimanya membuat Petrus merasa tidak layak di hadapan Tuhan karena ia adalah seorang yang berdosa. Namun Yeshua mengampuni dosanya dan malah memberikan pelayanan yang lebih besar kepada Petrus dari penjala ikan menjadi penjala manusia.
Ketaatan kita dalam memberi di dalam kekurangan dan keikhlasan kita dalam berkorban di dalam melayani Tuhan serta melakukan kehendak Tuhan dengan penuh ketulusan dan kepercayaan akan dicatat dan dilihat Tuhan. Sebagai balasannya, Tuhan akan melayakkan kita untuk melakukan pelayanan yang lebih besar.
Baca juga:
Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Mendengar Tuntunan Gembala
Label:
berkat YAHWE,
berkorban,
kekurangan,
melayani,
miskin,
pelayanan,
taat
Rabu, 19 Maret 2014
Jemaat Smirna: Miskin Namun Dipuji TUHAN
1 Petrus 1:7
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu, yang jauh lebh tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api hingga kamu memperoleh pui-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Bagi orang-orang Kristen di Nepal (negara kecil di sebelah utara India), arti kesetiaan sudah tidak asing lagi. Hal ini disebabkan ada peraturan bahwa barangsiapa mau menjadi Kristen, ia harus masuk penjara selama satu tahun. Pada suatu ketika ada 6 orang Nepal yang menyedakan diri untuk ikut upacara baptisan air di tepi sebuah sungai pada hari Minggu. Hari Sabtu menjelang baptisan itu, rumah keenam orang tersebut didatangi polisi yang memberikan peringatan kepada mereka akan resiko yang mereka terima. Kalau mereka mau tetap dibaptis, maka sekeluarnya mereka dari air sungai, mereka tidak diperbolehkan pulang ke rumah, tetapi langsung di bawa ke sel penjara. Keenam orang itu diberi kesempatan untuk berfikir selama satu malam. Namun iman mereka sudah demikian teguh, sehingga tidak ada satu hal pun yang dapat menggoyahkannya.
Pada hari Minggu pagi, keenam orang tersebut sudah hadir di tepi sungai bersama dengan sidang jemaat yang lain. Di sana hadir juga beberapa orang polisi yang kemarin memperingatkan mereka. Sekali lagi polisi-polisi itu memberi peringatan terakhir, namun keenam orang itu tetap pada imannya. Demikianlah baptisan berlangsung dengan khidmat dan indah, dan keenam orang Nepal itu mengakui iman mereka kepada Kristus. Seusai acara baptsan itu mereka langsung di bawa ke penjara untuk menjalani hukumannya selama satu tahun. Ketika ada seorang pendeta Australia berkunjung ke penjara itu, mereka berkata "Pak, jikalau bapak mau berdoa untuk kami, janganlah doakan supaya kami cepat-cepat dilepaskan dari penjara. Melainkan, berdoalah agar kami tetap tekun dan setia dalam penderitaan ini sampai kepada akhir." Sungguh suatu kesetiaan yang luar biasa, yang patut kita teladani.
Seperti itulah juga yang terjadi dengan jemaat di Smirna yang tertuls dalam Kitab Wahyu. Karena jemaat Smirna ini menolak menyembah Kaisar, maka mereka dikucilkan dari kehidupan masyarakat, tidak bisa bekerja, tidak bisa berdagang, dan berbisnis, tidak heran mereka menjadi sangat makin. Bukan hanya itu saja mereka juga difitnah dan dipojokkan oleh orang-orang Yahudi sebagai kelompok yang mau memberontak kepada kanar, karena itu, mereka ditangkap, dipenjara, disiksa, bahkan dibunuh. Kepada mereka ini Tuhan berkata, "Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu, namun engkau kaya" (Wahyu 2:9a).
Tuhan punya cara pandang yang luar biasa: ketika Tuhan melihat seseorang, penilaian Tuhan tidak terbatas pada penampilan luar kita sekarang ini. Jauh melampaui apa yang bisa dilihat oleh mata jasmani sekarang ini, Tuhan melihat hati kita. Tuhan melihat roh dan jiwa kita. Dan yang istimewa, ketika Tuhan melihat jemaat Smirna ini, Tuhan berkata secara jasmani sekarang kamu susah dan miskin, tapi jiwamu kaya. Orang yang kaya dalam roh seperti inilah yang dipuji oleh Tuhan!
Baca juga:
Jemaat Sardis: Kehebatan Manusia vs Kehebatan Tuha...
Cuff yang Terus Berdoa
Jemaat Smirna: Miskin Tapi Kaya
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu, yang jauh lebh tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api hingga kamu memperoleh pui-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Bagi orang-orang Kristen di Nepal (negara kecil di sebelah utara India), arti kesetiaan sudah tidak asing lagi. Hal ini disebabkan ada peraturan bahwa barangsiapa mau menjadi Kristen, ia harus masuk penjara selama satu tahun. Pada suatu ketika ada 6 orang Nepal yang menyedakan diri untuk ikut upacara baptisan air di tepi sebuah sungai pada hari Minggu. Hari Sabtu menjelang baptisan itu, rumah keenam orang tersebut didatangi polisi yang memberikan peringatan kepada mereka akan resiko yang mereka terima. Kalau mereka mau tetap dibaptis, maka sekeluarnya mereka dari air sungai, mereka tidak diperbolehkan pulang ke rumah, tetapi langsung di bawa ke sel penjara. Keenam orang itu diberi kesempatan untuk berfikir selama satu malam. Namun iman mereka sudah demikian teguh, sehingga tidak ada satu hal pun yang dapat menggoyahkannya.
Pada hari Minggu pagi, keenam orang tersebut sudah hadir di tepi sungai bersama dengan sidang jemaat yang lain. Di sana hadir juga beberapa orang polisi yang kemarin memperingatkan mereka. Sekali lagi polisi-polisi itu memberi peringatan terakhir, namun keenam orang itu tetap pada imannya. Demikianlah baptisan berlangsung dengan khidmat dan indah, dan keenam orang Nepal itu mengakui iman mereka kepada Kristus. Seusai acara baptsan itu mereka langsung di bawa ke penjara untuk menjalani hukumannya selama satu tahun. Ketika ada seorang pendeta Australia berkunjung ke penjara itu, mereka berkata "Pak, jikalau bapak mau berdoa untuk kami, janganlah doakan supaya kami cepat-cepat dilepaskan dari penjara. Melainkan, berdoalah agar kami tetap tekun dan setia dalam penderitaan ini sampai kepada akhir." Sungguh suatu kesetiaan yang luar biasa, yang patut kita teladani.
Seperti itulah juga yang terjadi dengan jemaat di Smirna yang tertuls dalam Kitab Wahyu. Karena jemaat Smirna ini menolak menyembah Kaisar, maka mereka dikucilkan dari kehidupan masyarakat, tidak bisa bekerja, tidak bisa berdagang, dan berbisnis, tidak heran mereka menjadi sangat makin. Bukan hanya itu saja mereka juga difitnah dan dipojokkan oleh orang-orang Yahudi sebagai kelompok yang mau memberontak kepada kanar, karena itu, mereka ditangkap, dipenjara, disiksa, bahkan dibunuh. Kepada mereka ini Tuhan berkata, "Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu, namun engkau kaya" (Wahyu 2:9a).
Tuhan punya cara pandang yang luar biasa: ketika Tuhan melihat seseorang, penilaian Tuhan tidak terbatas pada penampilan luar kita sekarang ini. Jauh melampaui apa yang bisa dilihat oleh mata jasmani sekarang ini, Tuhan melihat hati kita. Tuhan melihat roh dan jiwa kita. Dan yang istimewa, ketika Tuhan melihat jemaat Smirna ini, Tuhan berkata secara jasmani sekarang kamu susah dan miskin, tapi jiwamu kaya. Orang yang kaya dalam roh seperti inilah yang dipuji oleh Tuhan!
Baca juga:
Jemaat Sardis: Kehebatan Manusia vs Kehebatan Tuha...
Cuff yang Terus Berdoa
Jemaat Smirna: Miskin Tapi Kaya
Label:
7 gereja Asia,
jemaat Smirna,
kaya,
miskin,
perkenanan Tuhan,
pujian,
Smirna
Senin, 17 Maret 2014
Jemaat Smirna: Miskin Tapi Kaya
2 Kor 6:10: "sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu."
Ada cerita bagus tentang seorang gadis lajang yang pindah rumah, dia menemukan penghuni tetangganya adalah keluarga yang miskin, seorangjanda dengan 2 anak. Suatu malam di daerah itu tiba-tiba mati lampu, lalu gadis lajang itu dengan bantuan cahaya dari HP nya mau mengambil lilin didapur untuk dinyalakan. Tidak lama kemudian terdengar ada yang mengetukpintu rumahnya, ternyata yang mengetuk pintu adalah anak dari sebelah rumah yang miskin. Anak itu dengan panik bertanya pada si gadis, "Kakak, apakah kakak punya lilin?" Gadis itu berpikir ternyata mereka sangat miskin sampai lilin saja mereka tak punya?" Dan saat itu si gadis punya pemikiran lain lagi yaitu jangan pinjamkan apapun pada mereka daripada nanti jadi satu kebiasaan. Maka si gadis menjawab dengan setengah berteriak. Tidak adal" lalu ia bergegas hendak menutup pintu. Namun tiba-tiba anak yang miskin itu berkata suara yang riang, "Saya sudah menduga kakak
pasti tidak punya lilin." Selesai berbicara, anak itu mengeluarkan 2 buah lilin dari dalam sakunya dan berkata, "Mama dan saya khawatir pada kakak, karena kakak tinggal sendirian, apalagi sampai tidak mempunyai lilin, maka saya membawakan 2 batang lilin untuk kakak." Saat itu juga, gadis itu merasa bersalah, dengan hati yang tergugah dan linangan airmata, dia memeluk anak kecil itu erat-erat.
Anak kecil yang membawakan itu, meskipun ia miskn tetapi memiiki hati yang kaya ia kaya dalam memberi, ia kaya dalam berbuat kebajikan, ia kaya dalam menunjukkan perhatian kepada orang lain, bahkan ia juga kaya dengan sukacita dan semangat. Di sisi sebaliknya, gadis penghuni rumah baru itu, meskipun ia serba berkecukupan tetapi sesungguhnya hatinya miskin, terbukti dengan ia mengalami kesulitan untuk memberi kepada ia orang lain, ia miskin dalam kebajikan, ia miskin dalam berpikir positif.
Dalam Wahyu 2:8-9 Tuhan memuji jemaat di Smirna bahwa sekalipun mereka miskin karena harus mengalami banyak kesusahan secara jasmani oleh sebab aniaya (dikucilkan, difitnah, dipenjara, bahkan dibunuh), namun demikian di hadapan Tuhan, mereka kaya secara rohani, sebab mereka tetap bertahan dalam penderitaan, mereka bahkan mereka tetap setia dan tidak menyangkali imannya kepada Tuhan.
Hari ini, kalau saudara harus mengalami penderitaan karena Kristus atau saudara sedang di dalam proses yang menyebabkan saudara secara mata manusia dalam posisi miskin, tetaplah kaya di dalam iman,kaya dalam kasih, kaya dalam menjadi berkat, kaya dalam ketekunan dan kegigihan kaya dalam pengharapan, dan kaya dalam segala hal.
Orang yang kaya dalam roh seperti inilah akan dipuji olehTuhan. Orang yang kaya dalam roh seperti inilah yang bisa diberkati dan dipakai Tuhan untuk melakukan perkara-perkara besar! Orang yang kaya dalam roh seperti inilah yang bisa mengubah kemiskinan menjadi kekayaan.
Baca juga:
2 Gaya Hidup, 2 Cara Pandang, Jemaat Smirna, Jemaat Sardis, Jemaat Laodikia
YAHWE Sumber Berkat
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
Mencapai Kebebasan Finansia
Ada cerita bagus tentang seorang gadis lajang yang pindah rumah, dia menemukan penghuni tetangganya adalah keluarga yang miskin, seorangjanda dengan 2 anak. Suatu malam di daerah itu tiba-tiba mati lampu, lalu gadis lajang itu dengan bantuan cahaya dari HP nya mau mengambil lilin didapur untuk dinyalakan. Tidak lama kemudian terdengar ada yang mengetukpintu rumahnya, ternyata yang mengetuk pintu adalah anak dari sebelah rumah yang miskin. Anak itu dengan panik bertanya pada si gadis, "Kakak, apakah kakak punya lilin?" Gadis itu berpikir ternyata mereka sangat miskin sampai lilin saja mereka tak punya?" Dan saat itu si gadis punya pemikiran lain lagi yaitu jangan pinjamkan apapun pada mereka daripada nanti jadi satu kebiasaan. Maka si gadis menjawab dengan setengah berteriak. Tidak adal" lalu ia bergegas hendak menutup pintu. Namun tiba-tiba anak yang miskin itu berkata suara yang riang, "Saya sudah menduga kakak
pasti tidak punya lilin." Selesai berbicara, anak itu mengeluarkan 2 buah lilin dari dalam sakunya dan berkata, "Mama dan saya khawatir pada kakak, karena kakak tinggal sendirian, apalagi sampai tidak mempunyai lilin, maka saya membawakan 2 batang lilin untuk kakak." Saat itu juga, gadis itu merasa bersalah, dengan hati yang tergugah dan linangan airmata, dia memeluk anak kecil itu erat-erat.
Anak kecil yang membawakan itu, meskipun ia miskn tetapi memiiki hati yang kaya ia kaya dalam memberi, ia kaya dalam berbuat kebajikan, ia kaya dalam menunjukkan perhatian kepada orang lain, bahkan ia juga kaya dengan sukacita dan semangat. Di sisi sebaliknya, gadis penghuni rumah baru itu, meskipun ia serba berkecukupan tetapi sesungguhnya hatinya miskin, terbukti dengan ia mengalami kesulitan untuk memberi kepada ia orang lain, ia miskin dalam kebajikan, ia miskin dalam berpikir positif.
Dalam Wahyu 2:8-9 Tuhan memuji jemaat di Smirna bahwa sekalipun mereka miskin karena harus mengalami banyak kesusahan secara jasmani oleh sebab aniaya (dikucilkan, difitnah, dipenjara, bahkan dibunuh), namun demikian di hadapan Tuhan, mereka kaya secara rohani, sebab mereka tetap bertahan dalam penderitaan, mereka bahkan mereka tetap setia dan tidak menyangkali imannya kepada Tuhan.
Hari ini, kalau saudara harus mengalami penderitaan karena Kristus atau saudara sedang di dalam proses yang menyebabkan saudara secara mata manusia dalam posisi miskin, tetaplah kaya di dalam iman,kaya dalam kasih, kaya dalam menjadi berkat, kaya dalam ketekunan dan kegigihan kaya dalam pengharapan, dan kaya dalam segala hal.
Orang yang kaya dalam roh seperti inilah akan dipuji olehTuhan. Orang yang kaya dalam roh seperti inilah yang bisa diberkati dan dipakai Tuhan untuk melakukan perkara-perkara besar! Orang yang kaya dalam roh seperti inilah yang bisa mengubah kemiskinan menjadi kekayaan.
Baca juga:
2 Gaya Hidup, 2 Cara Pandang, Jemaat Smirna, Jemaat Sardis, Jemaat Laodikia
YAHWE Sumber Berkat
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
Mencapai Kebebasan Finansia
Label:
7 gereja Asia,
harta,
harta sorga,
jemaat Smirna,
kaya,
miskin,
Smirna
Selasa, 18 Juni 2013
2 Gaya Hidup, 2 Cara Pandang, Jemaat Smirna, Jemaat Sardis, Jemaat Laodikia
Wahyu 2: 9a Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya
Wahyu 3:1b Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
Wahyu 3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang
Wahyu 2:9a dikatakan oleh Bapa YAHWE kepada jemaat di Smirna dan Wahyu 3:1b dikatakan oleh Bapa YAHWE kepada jemaat di Sardis dan Wahyu 3:17 adalah untuk jemaat Laodikia. Ketiganya mengandung kontras: susah, miskin, namun kaya; hidup namun mati.
Manusia boleh memilih cara hidup. Dan kedua keadaan dari kedua jemaat ini menunjukkan kepada kita akan hal itu. Jemaat Sardis memilih mengutamakan kesetiaan kepada Bapa YAHWE daripada "keselamatan di dunia", daripada penerimaan oleh dunia, daripada kemegahan dunia. Namun sebagai "akibatnya," mereka harus mengalami kesusahan, kemiskinan -- di tengah-tengah kota pelabuhan yang kaya, fitnah (ayat 9), pederitaan (ayat 10), mereka harus mengalami penjara (ayat 10). Mereka bisa saja memilih untuk ikut arus, ikut tradisi dan praktik penyembahan terhadap kaisar karena kota Smirna merupakan pusat penyembahan kepada kaisar. Mereka bisa saja memilih hidup seperti orang-orang di sekitarnya, dan ikut menikmati kekayaan kota. Namun mereka memilih setia kepada Bapa YAHWE. Mereka memilih jalan yang sempit dan menghindari jalan yang lebar (Matius 7:13-14).
Sebaliknya jemaat Sardis dan Laodikia memilih hidup menurut dunia. Mereka menikmati kekayaan dan kenikmatan hidup sebagaimana orang-orang di sekitarnya. Namun mereka dikatakan mati dan miskin, melarat, buta, malang, telanjang oleh Bapa YAHWE (3:1,17).
Manusia sering memiliki cara pandang yang keliru terhadap hidup. Mereka cenderung memilih apa yang menyenangkan sekarang. Mereka berorientasi pada waktu sekarang. Kurang memperhatikan kehidupan yang akan datang. Namun Bapa YAHWE tahu yang sebenar-benarnya dari diri kita. Tiada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Kita boleh kaya di dunia, terkenal, berkuasa. Namun belum tentu bagi YAHWE. Sebaliknya, mungkin kita harus menghadapi penderitaan, kemiskinan, kesusahan, namun bagi YAHWE kita mungkin dianggap kaya. Dan lewat Firman YAHWE kepada ketiga jemaat ini kita diingatkan untuk memilih hidup yang sejati, bukan hidup yang artisial, yang sementara. Untuk mengumpulkan harta di sorga, dan tidak hanya mengejar harta di dunia.
Terhadap jemaat Smirna yang memilih setia namun menderita, Bapa YAHWE memperkenalkan Diri sebagai
Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali (Wahyu 2:8). Hal ini menegaskan bahwa Bapa YAHWE sanggup menghidupkan mereka yang telah mati karena kesetiaannya, bahwa penderitaan di dunia ini hanyalah sementara karena Bapa YAHWE akan memberikan kepada mereka yang setia mahkota kehidupan.
Dan kepada jemaat di Sardis Bapa YAHWE memerkenalkan Diri sebagai Dia yang memiliki ketujuh Roh Elohim dan ketujuh bintang. Hal ini menyatakan bahwa meskipun manusia silau terhadap kekuasaan dan kemuliaan dunia, namun sebenarnya tidak ada yang mampu menandingi kuasa YAHWE yang memiliki ketujuh Roh Elohim dan ketujuh bintang.
Kepada jemaat di Laodikia Bapa YAHWE memperkenalkan Diri sebagai Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Elohim. Hal ini mau menegaskan bahwa Bapa YAHWE tahu siapa diri kita. Kita boleh bersembunyi di balik penampilan fisik kita, perbuatan-perbuatan baik semu kita, namun Bapa YAHWE tahu isi hati kita.
Bapa YAHWE tahu siapa diri kita, Dia tahu kesusahan kita, Dia tahu penderitaan kita. Dia tahu dan peduli. Dan Dia setia. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Dia tidak akan pernah ingkar janji. Dia adalah Amin. Dia adalah benar. Dia akan memberikan ganjaran atas kesetiaan kita.
Namun Dia juga tahu isi hati kita. Dia tahu apakah kita hidup di dalam kepura-puraan atau keaslian. Apakah kita sedang memoles hidup kita? Apakah kita sedang mencari pengakuan dunia dan penerimaan dari dunia sehingga harus mengabaikan apa yang asli dan utama dalam hidup kita. Dia tahu apakah kita sedang mengkompromikan iman kita dengan tuntutan dunia.
Dan karena kasih-Nya, Dia masih mau menegur kita (Wahyu 3:19), agar kita bertobat (3:3, 17, 19). Pilihlah kehidupan, dan bukan kematian. Setialah, maka kita tidak akan menderita apa-apa dalam kematian yang kedua (2:11).
Baca juga:
Beribadah kepada YAHWE: Pilihan yang Terbaik
Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Wahyu 3:1b Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
Wahyu 3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang
Wahyu 2:9a dikatakan oleh Bapa YAHWE kepada jemaat di Smirna dan Wahyu 3:1b dikatakan oleh Bapa YAHWE kepada jemaat di Sardis dan Wahyu 3:17 adalah untuk jemaat Laodikia. Ketiganya mengandung kontras: susah, miskin, namun kaya; hidup namun mati.
Manusia boleh memilih cara hidup. Dan kedua keadaan dari kedua jemaat ini menunjukkan kepada kita akan hal itu. Jemaat Sardis memilih mengutamakan kesetiaan kepada Bapa YAHWE daripada "keselamatan di dunia", daripada penerimaan oleh dunia, daripada kemegahan dunia. Namun sebagai "akibatnya," mereka harus mengalami kesusahan, kemiskinan -- di tengah-tengah kota pelabuhan yang kaya, fitnah (ayat 9), pederitaan (ayat 10), mereka harus mengalami penjara (ayat 10). Mereka bisa saja memilih untuk ikut arus, ikut tradisi dan praktik penyembahan terhadap kaisar karena kota Smirna merupakan pusat penyembahan kepada kaisar. Mereka bisa saja memilih hidup seperti orang-orang di sekitarnya, dan ikut menikmati kekayaan kota. Namun mereka memilih setia kepada Bapa YAHWE. Mereka memilih jalan yang sempit dan menghindari jalan yang lebar (Matius 7:13-14).
Sebaliknya jemaat Sardis dan Laodikia memilih hidup menurut dunia. Mereka menikmati kekayaan dan kenikmatan hidup sebagaimana orang-orang di sekitarnya. Namun mereka dikatakan mati dan miskin, melarat, buta, malang, telanjang oleh Bapa YAHWE (3:1,17).
Manusia sering memiliki cara pandang yang keliru terhadap hidup. Mereka cenderung memilih apa yang menyenangkan sekarang. Mereka berorientasi pada waktu sekarang. Kurang memperhatikan kehidupan yang akan datang. Namun Bapa YAHWE tahu yang sebenar-benarnya dari diri kita. Tiada yang tersembunyi di hadapan-Nya. Kita boleh kaya di dunia, terkenal, berkuasa. Namun belum tentu bagi YAHWE. Sebaliknya, mungkin kita harus menghadapi penderitaan, kemiskinan, kesusahan, namun bagi YAHWE kita mungkin dianggap kaya. Dan lewat Firman YAHWE kepada ketiga jemaat ini kita diingatkan untuk memilih hidup yang sejati, bukan hidup yang artisial, yang sementara. Untuk mengumpulkan harta di sorga, dan tidak hanya mengejar harta di dunia.
Terhadap jemaat Smirna yang memilih setia namun menderita, Bapa YAHWE memperkenalkan Diri sebagai
Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali (Wahyu 2:8). Hal ini menegaskan bahwa Bapa YAHWE sanggup menghidupkan mereka yang telah mati karena kesetiaannya, bahwa penderitaan di dunia ini hanyalah sementara karena Bapa YAHWE akan memberikan kepada mereka yang setia mahkota kehidupan.
Dan kepada jemaat di Sardis Bapa YAHWE memerkenalkan Diri sebagai Dia yang memiliki ketujuh Roh Elohim dan ketujuh bintang. Hal ini menyatakan bahwa meskipun manusia silau terhadap kekuasaan dan kemuliaan dunia, namun sebenarnya tidak ada yang mampu menandingi kuasa YAHWE yang memiliki ketujuh Roh Elohim dan ketujuh bintang.
Kepada jemaat di Laodikia Bapa YAHWE memperkenalkan Diri sebagai Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Elohim. Hal ini mau menegaskan bahwa Bapa YAHWE tahu siapa diri kita. Kita boleh bersembunyi di balik penampilan fisik kita, perbuatan-perbuatan baik semu kita, namun Bapa YAHWE tahu isi hati kita.
Bapa YAHWE tahu siapa diri kita, Dia tahu kesusahan kita, Dia tahu penderitaan kita. Dia tahu dan peduli. Dan Dia setia. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Dia tidak akan pernah ingkar janji. Dia adalah Amin. Dia adalah benar. Dia akan memberikan ganjaran atas kesetiaan kita.
Namun Dia juga tahu isi hati kita. Dia tahu apakah kita hidup di dalam kepura-puraan atau keaslian. Apakah kita sedang memoles hidup kita? Apakah kita sedang mencari pengakuan dunia dan penerimaan dari dunia sehingga harus mengabaikan apa yang asli dan utama dalam hidup kita. Dia tahu apakah kita sedang mengkompromikan iman kita dengan tuntutan dunia.
Dan karena kasih-Nya, Dia masih mau menegur kita (Wahyu 3:19), agar kita bertobat (3:3, 17, 19). Pilihlah kehidupan, dan bukan kematian. Setialah, maka kita tidak akan menderita apa-apa dalam kematian yang kedua (2:11).
Baca juga:
Beribadah kepada YAHWE: Pilihan yang Terbaik
Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Label:
7 gereja Asia,
aniaya,
harta,
harta sorga,
iman yang berani,
jemaat Laodikia,
jemaat Sardis,
jemaat Smirna,
kaya,
Laodikia,
miskin,
perburuan harta,
Sardis,
setia,
Smirna
Langganan:
Postingan (Atom)