Tuhan itu bagi kita tempat
perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat
terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah,
sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan
berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. (Mazmur 46:2-4)
Pada
abad ke-17 ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Oliver Cromwel. Waktu
itu Oliver Cromwel menugaskan sekretarisnya untuk menunaikan tugas
pekerjaan yang sangat penting di luar negeri. Dalam perjalanan tugasnya
itu, sang sekretaris hampir setiap malam tidak bisa tidur, sementara
asisten yang mendampinginya bisa tidur nyenyak tanpa suara.
Suatu
malam sekretaris itu membangunkan asistennya lalu berkata, “Aku tidak
bisa tidur, aku kuatir aku tidak bisa mengerjakan dengan baik tugas yang
diberikan oleh bos.”
Lalu asistennya berkata, “Bolehkah aku mengajukan dua pertanyaan kepadamu?”
Sang sekretaris menjawab, “Ya tentu saja.”
“Sebelum kita lahir, apakah Tuhan mengatur dunia ini?”
Sang sekretaris menjawab, “Ya, tentu saja.”
Pertanyaan kedua, “Setelah kita meninggal, apakah Tuhan masih mengatur dunia ini?”
“Ya, tentu saja.” Jawab sang sekretaris.
Asisten
berkata, “Kalau begitu, mengapa engkau tidak membiarkan saja Tuhan
mengatur semuanya di saat sekarang ini? Mengapa engkau begitu kuatir
memikirkan sendiri pekerjaanmu?”
Mendengar jawaban sang asisten,
sekretaris itu tersenyum dan mengangguk. Malam itu, ia menyerahkan semua
pekerjaan dan usaha yang sudah dilakukannya di tangan Tuhan untuk
diatur oleh Tuhan dan setelah itu ia bisa tidur dengan nyenyak.
Tanda
dari iman yang besar adalah ketenangan. Namun, berapa banyak orang
membiarkan hatinya gelisah sebelum mendapatkan mujizat yang
diinginkannya? Banyak orang berkata ia percaya dan beriman, tetapi
sebenarnya dalam hatinya masih banyak kebimbangan. Berdoa bukan dengan
iman yang damai, tapi dengan iman yang gelisah. Jangan-jangan Tuhan
tidak mau mendengar doaku? Bagaimana kalau sampai mukjizat tidak
terjadi? Bagaimana kalau ini, bagaimana kalau itu. Berapa banyak orang
tidak bisa tidur setiap malam karena hatinya dicekam dengan ketakutan,
kebingungan, dan kegelisahan? Inilah yang disebut iman yang gelisah. Dan
iman seperti ini tidak pernah bisa menyentuh hati Tuhan. Justru
sebaliknya, iman seperti ini membuat Tuhan merasa tidak dipercayai. Itu
sebabnya mukjizat tidak kunjung terjadi.
Sebaliknya, iman yang
tenang membuat Tuhan Yesus yang berkuasa itu merasa sangat dipercayai.
Ketika Yesus dipercayai dengan cara yang seperti ini, hati-Nya
tersentuh. Dan kalau hati-Nya tersentuh, tangan-Nya pasti bergerak, dan
mukjizat besar pasti terjadi.
Baca juga:
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?
Iman yang Menggoncang Dunia
Doa Radikal
Iman yang Berani
Meminta Percaya Menerima
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar