Rabu, 03 April 2013

Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah

Tuhan itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. (Mazmur 46:2-4)

Aman dalam Tangan Tuhan
Pada abad ke-17 ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Oliver Cromwel. Waktu itu Oliver Cromwel menugaskan sekretarisnya untuk menunaikan tugas pekerjaan yang sangat penting di luar negeri. Dalam perjalanan tugasnya itu, sang sekretaris hampir setiap malam tidak bisa tidur, sementara asisten yang mendampinginya bisa tidur nyenyak tanpa suara.

Suatu malam sekretaris itu membangunkan asistennya lalu berkata, “Aku tidak bisa tidur, aku kuatir aku tidak bisa mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan oleh bos.”
Lalu asistennya berkata, “Bolehkah aku mengajukan dua pertanyaan kepadamu?”
Sang sekretaris menjawab, “Ya tentu saja.”
“Sebelum kita lahir, apakah Tuhan mengatur dunia ini?”
Sang sekretaris menjawab, “Ya, tentu saja.”
Pertanyaan kedua, “Setelah kita meninggal, apakah Tuhan masih mengatur dunia ini?”
“Ya, tentu saja.” Jawab sang sekretaris.
Asisten berkata, “Kalau begitu, mengapa engkau tidak membiarkan saja Tuhan mengatur semuanya di saat sekarang ini? Mengapa engkau begitu kuatir memikirkan sendiri pekerjaanmu?”
Mendengar jawaban sang asisten, sekretaris itu tersenyum dan mengangguk. Malam itu, ia menyerahkan semua pekerjaan dan usaha yang sudah dilakukannya di tangan Tuhan untuk diatur oleh Tuhan dan setelah itu ia bisa tidur dengan nyenyak.

Tanda dari iman yang besar adalah ketenangan. Namun, berapa banyak orang membiarkan hatinya gelisah sebelum mendapatkan mujizat yang diinginkannya? Banyak orang berkata ia percaya dan beriman, tetapi sebenarnya dalam hatinya masih banyak kebimbangan. Berdoa bukan dengan iman yang damai, tapi dengan iman yang gelisah. Jangan-jangan Tuhan tidak mau mendengar doaku? Bagaimana kalau sampai mukjizat tidak terjadi? Bagaimana kalau ini, bagaimana kalau itu. Berapa banyak orang tidak bisa tidur setiap malam karena hatinya dicekam dengan ketakutan, kebingungan, dan kegelisahan? Inilah yang disebut iman yang gelisah. Dan iman seperti ini tidak pernah bisa menyentuh hati Tuhan. Justru sebaliknya, iman seperti ini membuat Tuhan merasa tidak dipercayai. Itu sebabnya mukjizat tidak kunjung terjadi.

Sebaliknya, iman yang tenang membuat Tuhan Yesus yang berkuasa itu merasa sangat dipercayai. Ketika Yesus dipercayai dengan cara yang seperti ini, hati-Nya tersentuh. Dan kalau hati-Nya tersentuh, tangan-Nya pasti bergerak, dan mukjizat besar pasti terjadi.



Baca juga:
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?
Iman yang Menggoncang Dunia
Doa Radikal
Iman yang Berani
Meminta Percaya Menerima
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar