Matius 25: 14-15:
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau
bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan
mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima
talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu,
masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat."
Saat Louis Braille sedang bermain dengan benda tajam yang biasanya digunakan ayahnya untuk melubangi bahan dari kulit. Benda yang tajam itu tidak sengaja mengenai salah satu matanya. Luka tersebut kemudian menjadi infeksi dan menyebar ke mata yang lain, sehingga dalam waktu satu tahun Louis pun menjadi seorang tuna netra.
Di usia 10 tahun Louis berhasil meraih beasiswa dari Royal Institution For Blind Youth di Paris yang merupakan satu-satunya sekolah tuna netra yang ada saat itu di dunia. Buku-buku di sekolah tersebut dicetak dengan menggunakan sistem emboss, yaitu cetak menonjol sehingga bisa diraba oleh tangan.
Suatu hari Louis datang ke sebuah ceramah dari seorang yang bekerja di kemeliteran yang bernama Charles Barber. Louis kemudian mengembangkan talentanya dalam penagunaan alat bantu untuk orang tuna netra dan mengembangkan sistem Charles Barbier ini menjadi sistem yang dapat berguna dan lebih bemanfaat untuk kaum tuna netra. Setelah melalui serangkaan ujicoba akhirnya Louis Braille yang saat itu masih berumur 15 tahun berhasi membuat sebuah sistem yang memakai enam titik dan disesuaikan untuk ke dua puluh enam afabet. Bahkan ia merancang kode untuk not musik dan matematika. Sistem rancangan Lous Braille ini juga memungkinkan teman-teman tuna netranya untuk menulis dengan membuat lubang-lubang di kertas.
Pada tahun 1829 Louis menerbitkan buku untuk memperkenalkan alfabet ciptaannya yang berjudul Method of Wring Words, Music and Plain song by Means of Dots for Use by the Blind and Arranged by Them. Popularitas huruf Braille terlalu besar untuk bisa dibendung. Apalagi Louis Braille terus memperbaiki dan menyempurnakan sistem kodenya agar semakin praktis untuk digunakan oleh kaum tuna netra. Berpuluh tahun setelah kematiannya, barulah huruf Braille diresmikan penggunaannya untuk kaum tuna netra di seluruh dunia.
Dalam kisah datas Tuhan memberikan talenta dalam hal alat bantu tuna netra kepada Louis Braille sehingga bisa berhasl meskipun dia tuna netra. Demikianlah TUHAN memberikan kepada kita semua talenta masing-masing. Tidak ada orang bodoh yang ada hanya orang yang tidak sadar akan bakat yang diberikan TUHAN kepada kita. Janganlah mengejek dan saling merendahkan tetapi hendaklah saling melengkapi untuk hidup
yang lebih baik. Tuhan membagikan talenta-NYA kepada para hamba-Nya tidak didasari oleh kemampuan jasmani dan duniawi dari orang tersebut. Setiap orang mendapat talentanya berdasarkan kuasa dan kemampuan rohaninya. Kita harus mengerti bahwa pada kenyataannya orang yang memilki 2 talenta itu tidak banyak, apalagi orang yang memiliki 5 talenta, jumahnya sangat sedikit. Kita bisa memliki sikap yang benar dan mengambil langkah-langkah yang tepat, sehingga 1 talenta yang dipercayakan kepada kita bisa bertumbuh menjadi 2 talenta, 5 talenta bahkan 10 talenta. Kebanyakan dari kita mengawali dengan 1 talenta. Perbedaannya adalah bagaimana kita meresponnya sehingga kita bisa memiliki talenta yang berlipat ganda.
Baca juga:
Menjadi Si Satu Talenta yang Berhasil
Harapan Adalah Bahan Bakar Iman yang Membawa kepada Kemenangan
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita
Saatnya kudatang kepada-MU ya YAHWE, Tuhan Penyelamatku, Pelindung dan Penebusku. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain.
Tampilkan postingan dengan label berhasil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berhasil. Tampilkan semua postingan
Minggu, 04 Mei 2014
Mengawali dengan Satu Talenta
Label:
berhasil,
berkat,
berkat YAHWE,
hidup berkemenangan,
kemenangan,
talenta
Minggu, 02 Juni 2013
Belajar Prinsip Kesuksesan dari Para Pendiri Menara Babel
Kalau mendengar kisah menara Babel, orang biasanya teringat akan tindakan YAHWE dalam mengacau balaukan bahasa manusia dan menggagalkan rencana manusia untuk membangun sebuah kota dan mendirikan menara yang mencapai langit tersebut. Tetapi di balik tindakan YAHWE yang menggagalkan rencana manusia tersebut, tersimpan sebuah rahasia sukses yang diakui oleh YAHWE sendiri. Coba kita perhatikan apa yang dikatakan YAHWE mengenai usaha manusia tersebut, dalam Kejadian 11: 5:
“… mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.”
Itulah pengakuan YAHWE mengenai kehendak dan usaha manusia. Saat itu manusia sudah mencapai taraf di mana tidak ada yang tidak dapat dilaksanakan oleh usaha manusia. Dan hal itu diakui oleh YAHWE sendiri.
Mari kita mencoba mengungkap rahasia pencapaian manusia para pendiri menara Babel tersebut. Ada 5 hal yang bisa diungkap.
Pertama: semangat kesatuan
Ayat 1 dari Pasal 11 kitab Kejadian menyatakan: “Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.”
Ayat ini menyatakan adanya semangat kesatuan. Satu hati. Satu kata. Satu bahasa.
Kedua: manajemen
Ayat 3: Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.” Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
Ayat ini menyatakan adanya pengelolaan atau manajemen atas pekerjaan manusia pada saat itu. Mereka tidak bekerja sendiri-sendiri dan semau gue, tetapi ada rencana dan penataan terhadap pekerjaan mereka bersama.
Ketiga: visi yang kuatKeempat: determinasi atau tekat bulat, strong desire, passion.
Ayat 4: Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi!” Mereka memiliki satu bahasa, satu hati, satu semangat kebersamaan, dan mereka bekerja dalam satu pengelolaan untuk mencapai sebuah tujuan, sebuah visi yang amat kuat: yakni mendirikan sebuah kota dengan sebuah menara yang mencapai langit.
Untuk mengikat dan memperkuat visi tersebut, mereka sadar bahwa perlu ada sebuah nama bagi mereka. Nama ini melambangkan identitas yang dimiliki bersama-sama, yang menyatukan mereka. Nama itu juga menyatakan akan sebuah makna. Visi juga merupakan sebuah rumusan akan makna hidup, tujuan hidup. Nama ini akan menyatakan sebuah makna hidup, sebuah kebulatan tekad yang dimiliki bersama-sama, suatu pengkristalan akan hasrat , suatu keinginan yang amat kuat.
Kelima: perkenanan YAHWE
Bangsa manusia sudah memiliki 4 kunci untuk meraih setiap keberhasilan. Namun dalam kisah menara Babel ini YAHWE menyatakan kepada kita bahwa ada 1 hal yang amat penting untuk setiap keberhasilan manusia, yakni perkenanan YAHWE. Manusia pada saat itu melupakan satu kunci penting dari keberhasilan ini: dukungan YAHWE atau perkenanan YAHWE. Mereka digerakkan oleh suatu kesombongan sehingga usaha mereka digagalkan sendiri oleh YAHWE.
Baca juga:
Dituntun Menuju Kemenangan
Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
YAHWE Sumber Berkat
Kornelius, Berkat bagi Orang yang Mencari YAHWE dengan Tulus
“… mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.”
Itulah pengakuan YAHWE mengenai kehendak dan usaha manusia. Saat itu manusia sudah mencapai taraf di mana tidak ada yang tidak dapat dilaksanakan oleh usaha manusia. Dan hal itu diakui oleh YAHWE sendiri.
Mari kita mencoba mengungkap rahasia pencapaian manusia para pendiri menara Babel tersebut. Ada 5 hal yang bisa diungkap.
Pertama: semangat kesatuan
Ayat 1 dari Pasal 11 kitab Kejadian menyatakan: “Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.”
Ayat ini menyatakan adanya semangat kesatuan. Satu hati. Satu kata. Satu bahasa.
Kedua: manajemen
Ayat 3: Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.” Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
Ayat ini menyatakan adanya pengelolaan atau manajemen atas pekerjaan manusia pada saat itu. Mereka tidak bekerja sendiri-sendiri dan semau gue, tetapi ada rencana dan penataan terhadap pekerjaan mereka bersama.
Ketiga: visi yang kuatKeempat: determinasi atau tekat bulat, strong desire, passion.
Ayat 4: Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi!” Mereka memiliki satu bahasa, satu hati, satu semangat kebersamaan, dan mereka bekerja dalam satu pengelolaan untuk mencapai sebuah tujuan, sebuah visi yang amat kuat: yakni mendirikan sebuah kota dengan sebuah menara yang mencapai langit.
Untuk mengikat dan memperkuat visi tersebut, mereka sadar bahwa perlu ada sebuah nama bagi mereka. Nama ini melambangkan identitas yang dimiliki bersama-sama, yang menyatukan mereka. Nama itu juga menyatakan akan sebuah makna. Visi juga merupakan sebuah rumusan akan makna hidup, tujuan hidup. Nama ini akan menyatakan sebuah makna hidup, sebuah kebulatan tekad yang dimiliki bersama-sama, suatu pengkristalan akan hasrat , suatu keinginan yang amat kuat.
Kelima: perkenanan YAHWE
Bangsa manusia sudah memiliki 4 kunci untuk meraih setiap keberhasilan. Namun dalam kisah menara Babel ini YAHWE menyatakan kepada kita bahwa ada 1 hal yang amat penting untuk setiap keberhasilan manusia, yakni perkenanan YAHWE. Manusia pada saat itu melupakan satu kunci penting dari keberhasilan ini: dukungan YAHWE atau perkenanan YAHWE. Mereka digerakkan oleh suatu kesombongan sehingga usaha mereka digagalkan sendiri oleh YAHWE.
Baca juga:
Dituntun Menuju Kemenangan
Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
YAHWE Sumber Berkat
Kornelius, Berkat bagi Orang yang Mencari YAHWE dengan Tulus
Label:
berhasil,
berkat,
berkat YAHWE,
hidup berkelimpahan,
hidup berkemenangan,
hidup berkenan di hadapan Tuhan,
keberhasilan,
kemenangan,
sukses,
Sumber Berkat
Minggu, 26 Agustus 2012
4 Cara Lulus Ujian versi Hizkia
Dalam perjalanan hidup orang beriman, kadang YAHWE membiarkan datangnya ujian untuk menaikkan level orang beriman. Ujian itu bisa berupa ujian finansial, ujian hubungan perkawinan, ujian kesehatan, ujian karir dan lain sebagainya. Kita akan belajar bagaimana Hizkia lulus di dalam ujian hidupnya.
Kisah Hizkia bisa dibaca di 2 Raja-Raja 18-20, 2 Tawarikh 29-32, dan Yesaya 36-39. Hizkia berumur 25 tahun ketika menjadi raja dan memerintah selama 29 tahun. Ia anak Ahas dan ibunya adalah Abia anak Zakharia. Ia melakukan apa yang benar di mata YAHWE dan mengenai hal ini Kitab Suci mencatat: "di antara raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia" (2 Raj 18:5).
Langkah tahun pertama bulan pertama: membuka pintu-pintu rumah YAHWE dan memperbaikinya (2 Tawarikh 29:3), mendatangkan para imam dan orang-orang Lewi (ayat 3) untuk menguduskan diri dan rumah YAHWE (ayat 5) supaya jangan lengah berdiri di hadapan-Nya untuk melayani Dia, untuk menyelenggarakan kebaktian dan membakar korban bagi YAHWE (ayat 11). Hizkia mengikat perjanian dengan YAHWE (ayat 10). Setelah pengudusan rumah YAHWE selesai, Hizkia segera mengadakan korban penghapus dosa untuk keluarga raja, untuk tempat kudus, dan untuk Yehuda (ayat 20-24), mempersembahkan korban bakaran (ayat 27,29), menghidupkan pujian dan penyembahan kepada YAHWE (ayat 25-30), mengadakan korban sembelihan dan korban syukur (ayat 31), merayakan Paskah (2 Tawarikh 30), meremukkan tugu berhala (2 Tawarikh 31:1). Agar para imam dan orang Lewi bisa mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan Taurat YAHWE, Hizkia mengatur sumbangan untuk mereka dan menghidupkan kembali persepuluhan sampai sisanya bertimbun-timbun (2 Tawarikh 31:2-19).
Hizkia melakukan apa yang baik, yang jujur, dan yang benar di hadapan YAHWE (2 Taw 31:20). Ia mencari YAHWE, melayani YAHWE dan melaksanakan Taurat dan semuanya dilakukannya dengan segenap hati sehingga segala usahanya berhasil (ayat 21).
Namun, setelah kesetiaannya kepada YAHWE itu, ujian datang kepada raja Hizkia: Sanherib, raja Asyur datang menyerbut Yehuda (2 Tawarikh 32:1). Kadang, setelah usaha kita, kesetiaan kita kepada Tuhan, setelah daya upaya kita untuk hidup berkenan di hadapan-Nya, ujian datang menimpa kita, entah itu ujian keuangan, kesehatan, hubungan perkawinan, dan yang lainnya. Namun, dari Hizkia kita akan belajar, bahwa ujian yang diijinkan menimpa kita merupakan sarana yang digunakan YAHWE untuk membantu kita naik ke level selanjutnya, untuk menikmati berkat yang lebih luar biasa. Nah, bagaimana cara Hizkia bisa lulus di dalam ujiannya? Dari 2 Tawarikh 32 kita bisa belajar bagaimana Hizkia bisa lulus ujian.
Pertama, menutup semua celah yang akan memperkuat musuh (ayat 3-4)
Setelah mengetahui datangnya ujian atau kesulitan, yang dilakukan Hizkia adalah menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah negeri itu (ayat 3-4). Ini dilakukannya untuk memperlemah musuh. Hal ini mengisyaratkan agar kita juga menutup semua celah yang akan memperkuat musuh atau iblis. Kita harus menutup semua kemungkinan kita jatuh ke dalam dosa. Entah itu godaan pornografi, godaan hidup konsumtif, godaan terhadap makanan yang mengancam kesehatan.
Kedua, membangun tembok-tembok dan menara kekuatan (ayat 5)
Sesudah menutup celah, Hiskia memperkuat tembok-tembok yang terbongkar dan mendirikan menara-menara serta membuat perisai dan lembing dalam jumlah yang besar. Setelah menutup celah, kita hendaknya juga memperkuat diri dan mempersiapkan senjata rohani untuk melawan musuh. Jadi, ujian yang datang kepada kita, hendaklah semakin memperkuat diri kita, bukan malah memperlemah kita. Ujian mengisyaratkan agar kita semakin hidup kudus dan berkenan di hadapan YAHWE.
Ketiga, memperkatakan perkataan iman (ayat 6)
Hizkia mengangkat panglima-panglima perang dan menyuruh mereka untuk menenangkan hati rakyat dengan mengatakan: "Kuakanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak daripada yang menyertai dia. Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah YAHWE, Elohim kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita." (ayat 7-8). Meskipun secara manusia posisi Hizkia jelas lebih lemah dibandingkan Sanherib, namun ia percaya dengan penuh iman akan kekuatan dan kesanggupan YAHWE di dalam membantu umat-Nya yang setia.
Nah pada bagian selanjutnya kita tahu bahwa musuh tidak akan tinggal diam dan berusaha memperlemah iman dengan mendaftar banyak bukti akan kekuatannya dan mengintimidasi umat YAHWE bahwa mereka tidak berdaya untuk melawannya. Musuh menyebutkan berbagai negara atau bangsa atau kerajan yang sudah tunduk kepada Asyur: Hamad, Arpad, Sefarwaim, Hena, Iwa, Samaria, Gozan, Haran, Rezef, bani Eden. Musuh juga memerlihatkan bahwa allah-allah bangsa-bangsa itu tidak berdaya menghadapi Asyur.
Nah di sini kita harus amat sangat waspada dan jangan sampai terpedaya oleh musuh. Intimidasi iblis kadang "benar-benar berdasar" dan didukung oleh fakta-fakta, yang menyudutkan kita, yang mengklaim bahwa ia jauh lebih kuat daripada kita, bahwa kita tidak berdaya dan tidak ada gunanya untuk melawannya. Namun kita belajar dari Hizkia bahwa, sekalipun fakta, kondisi, keadaan nyata yang ada, semuanya negatif, dan buktinya nyata ada, kita harus tetap positif, harus tetap memiliki harapan dan keyakinan akan kesanggupan YAHWE untuk memberikan pertolongan. Kita harus tetap memperkatakan kata-kata yang positif, perkataan iman, dan yakin bahwa YAHWE sanggup dan akan menolong tepat pada waktunya. Meskipun iblis selalu berusaha mengintimidasi diri kita, selalu menunjuk-nunjuk kesalahan dan kelemahan kita, kita harus tetap yakin dan percaya akan pertolongan-Nya.
Terhadap semua intimidasi ini Hizkia memerintahkan kepada rakyatnya untuk tidak untuk tidak mempedulikannya: Jangan kamu menjawab dia! (2 Raj 18:36). Meskipun juru minum agung berusaha memperjelas intimidasinya dengan menggunakan bahasa Yehuda yang dipahami oleh semua rakyat, bukannya bahasa Aram yang hanya dipahami oleh beberaa orang penting Yehuda, namun Hizkia memerintahkan agar intimidasi itu tidak usah didengarkan, tidak usah
Keempat, berseru dan berdoa kepada YAHWE (ayat 20).
Disamping semua usaha manusia yang sudah dilakukan, Hizkia berdoa dan berseru kepada YAHWE (ayat 20). Jadi, disamping usaha nyata yang sudah dan sedang kita lakukan, kita harus tetap berdoa dan berserah kepada YAHWE.
Dengan 4 langkah ini Hizkia bisa lulus ujian. Dan sebagai imbalannya, YAHWE sendiri yang berperang melawan bangsa Asyur, sehingga bangsa Asyur dikalahkan oleh YAHWE sendiri.
Yang dilakukan Hizkia ketika menghadapi intimidasi musuh:
meminta Yesaya untuk berdoa (2 Raj 19:4
membentangkan surat hujatan dihadapan YAHWE (2 Raj 19:14, Yesaya 37:14)
berdoa (2 Raj 19:15, Yesaya 37:15): mengakui kedaulatan YAHWE, satu-satunya Elohim (Yesaya 37:16)
doanya didengarkan YAHWE (2 Raj 19:20).
YAHWE memagari kota (2 Raj 19:34, Yesaya 37:34)
sakit hampir mati (2 Raj 20:1, Yesaya 38:1) YAHWE memperpanjang umur 15 tahun (2 Raj 20:5-6, Yesaya 38:5)
Kesalahan hizkia:
memperlihatkan segenap harta bendanya kepada raja Babel yang datangmenjenguknya karena berita sakit (2 Raj 20:13
Baca juga:
Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Kisah Hizkia bisa dibaca di 2 Raja-Raja 18-20, 2 Tawarikh 29-32, dan Yesaya 36-39. Hizkia berumur 25 tahun ketika menjadi raja dan memerintah selama 29 tahun. Ia anak Ahas dan ibunya adalah Abia anak Zakharia. Ia melakukan apa yang benar di mata YAHWE dan mengenai hal ini Kitab Suci mencatat: "di antara raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia" (2 Raj 18:5).
Langkah tahun pertama bulan pertama: membuka pintu-pintu rumah YAHWE dan memperbaikinya (2 Tawarikh 29:3), mendatangkan para imam dan orang-orang Lewi (ayat 3) untuk menguduskan diri dan rumah YAHWE (ayat 5) supaya jangan lengah berdiri di hadapan-Nya untuk melayani Dia, untuk menyelenggarakan kebaktian dan membakar korban bagi YAHWE (ayat 11). Hizkia mengikat perjanian dengan YAHWE (ayat 10). Setelah pengudusan rumah YAHWE selesai, Hizkia segera mengadakan korban penghapus dosa untuk keluarga raja, untuk tempat kudus, dan untuk Yehuda (ayat 20-24), mempersembahkan korban bakaran (ayat 27,29), menghidupkan pujian dan penyembahan kepada YAHWE (ayat 25-30), mengadakan korban sembelihan dan korban syukur (ayat 31), merayakan Paskah (2 Tawarikh 30), meremukkan tugu berhala (2 Tawarikh 31:1). Agar para imam dan orang Lewi bisa mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan Taurat YAHWE, Hizkia mengatur sumbangan untuk mereka dan menghidupkan kembali persepuluhan sampai sisanya bertimbun-timbun (2 Tawarikh 31:2-19).
Hizkia melakukan apa yang baik, yang jujur, dan yang benar di hadapan YAHWE (2 Taw 31:20). Ia mencari YAHWE, melayani YAHWE dan melaksanakan Taurat dan semuanya dilakukannya dengan segenap hati sehingga segala usahanya berhasil (ayat 21).
Namun, setelah kesetiaannya kepada YAHWE itu, ujian datang kepada raja Hizkia: Sanherib, raja Asyur datang menyerbut Yehuda (2 Tawarikh 32:1). Kadang, setelah usaha kita, kesetiaan kita kepada Tuhan, setelah daya upaya kita untuk hidup berkenan di hadapan-Nya, ujian datang menimpa kita, entah itu ujian keuangan, kesehatan, hubungan perkawinan, dan yang lainnya. Namun, dari Hizkia kita akan belajar, bahwa ujian yang diijinkan menimpa kita merupakan sarana yang digunakan YAHWE untuk membantu kita naik ke level selanjutnya, untuk menikmati berkat yang lebih luar biasa. Nah, bagaimana cara Hizkia bisa lulus di dalam ujiannya? Dari 2 Tawarikh 32 kita bisa belajar bagaimana Hizkia bisa lulus ujian.
Pertama, menutup semua celah yang akan memperkuat musuh (ayat 3-4)
Setelah mengetahui datangnya ujian atau kesulitan, yang dilakukan Hizkia adalah menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah negeri itu (ayat 3-4). Ini dilakukannya untuk memperlemah musuh. Hal ini mengisyaratkan agar kita juga menutup semua celah yang akan memperkuat musuh atau iblis. Kita harus menutup semua kemungkinan kita jatuh ke dalam dosa. Entah itu godaan pornografi, godaan hidup konsumtif, godaan terhadap makanan yang mengancam kesehatan.
Kedua, membangun tembok-tembok dan menara kekuatan (ayat 5)
Sesudah menutup celah, Hiskia memperkuat tembok-tembok yang terbongkar dan mendirikan menara-menara serta membuat perisai dan lembing dalam jumlah yang besar. Setelah menutup celah, kita hendaknya juga memperkuat diri dan mempersiapkan senjata rohani untuk melawan musuh. Jadi, ujian yang datang kepada kita, hendaklah semakin memperkuat diri kita, bukan malah memperlemah kita. Ujian mengisyaratkan agar kita semakin hidup kudus dan berkenan di hadapan YAHWE.
Ketiga, memperkatakan perkataan iman (ayat 6)
Hizkia mengangkat panglima-panglima perang dan menyuruh mereka untuk menenangkan hati rakyat dengan mengatakan: "Kuakanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak daripada yang menyertai dia. Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah YAHWE, Elohim kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita." (ayat 7-8). Meskipun secara manusia posisi Hizkia jelas lebih lemah dibandingkan Sanherib, namun ia percaya dengan penuh iman akan kekuatan dan kesanggupan YAHWE di dalam membantu umat-Nya yang setia.
Nah pada bagian selanjutnya kita tahu bahwa musuh tidak akan tinggal diam dan berusaha memperlemah iman dengan mendaftar banyak bukti akan kekuatannya dan mengintimidasi umat YAHWE bahwa mereka tidak berdaya untuk melawannya. Musuh menyebutkan berbagai negara atau bangsa atau kerajan yang sudah tunduk kepada Asyur: Hamad, Arpad, Sefarwaim, Hena, Iwa, Samaria, Gozan, Haran, Rezef, bani Eden. Musuh juga memerlihatkan bahwa allah-allah bangsa-bangsa itu tidak berdaya menghadapi Asyur.
Nah di sini kita harus amat sangat waspada dan jangan sampai terpedaya oleh musuh. Intimidasi iblis kadang "benar-benar berdasar" dan didukung oleh fakta-fakta, yang menyudutkan kita, yang mengklaim bahwa ia jauh lebih kuat daripada kita, bahwa kita tidak berdaya dan tidak ada gunanya untuk melawannya. Namun kita belajar dari Hizkia bahwa, sekalipun fakta, kondisi, keadaan nyata yang ada, semuanya negatif, dan buktinya nyata ada, kita harus tetap positif, harus tetap memiliki harapan dan keyakinan akan kesanggupan YAHWE untuk memberikan pertolongan. Kita harus tetap memperkatakan kata-kata yang positif, perkataan iman, dan yakin bahwa YAHWE sanggup dan akan menolong tepat pada waktunya. Meskipun iblis selalu berusaha mengintimidasi diri kita, selalu menunjuk-nunjuk kesalahan dan kelemahan kita, kita harus tetap yakin dan percaya akan pertolongan-Nya.
Terhadap semua intimidasi ini Hizkia memerintahkan kepada rakyatnya untuk tidak untuk tidak mempedulikannya: Jangan kamu menjawab dia! (2 Raj 18:36). Meskipun juru minum agung berusaha memperjelas intimidasinya dengan menggunakan bahasa Yehuda yang dipahami oleh semua rakyat, bukannya bahasa Aram yang hanya dipahami oleh beberaa orang penting Yehuda, namun Hizkia memerintahkan agar intimidasi itu tidak usah didengarkan, tidak usah
Keempat, berseru dan berdoa kepada YAHWE (ayat 20).
Disamping semua usaha manusia yang sudah dilakukan, Hizkia berdoa dan berseru kepada YAHWE (ayat 20). Jadi, disamping usaha nyata yang sudah dan sedang kita lakukan, kita harus tetap berdoa dan berserah kepada YAHWE.
Dengan 4 langkah ini Hizkia bisa lulus ujian. Dan sebagai imbalannya, YAHWE sendiri yang berperang melawan bangsa Asyur, sehingga bangsa Asyur dikalahkan oleh YAHWE sendiri.
Yang dilakukan Hizkia ketika menghadapi intimidasi musuh:
meminta Yesaya untuk berdoa (2 Raj 19:4
membentangkan surat hujatan dihadapan YAHWE (2 Raj 19:14, Yesaya 37:14)
berdoa (2 Raj 19:15, Yesaya 37:15): mengakui kedaulatan YAHWE, satu-satunya Elohim (Yesaya 37:16)
doanya didengarkan YAHWE (2 Raj 19:20).
YAHWE memagari kota (2 Raj 19:34, Yesaya 37:34)
sakit hampir mati (2 Raj 20:1, Yesaya 38:1) YAHWE memperpanjang umur 15 tahun (2 Raj 20:5-6, Yesaya 38:5)
Kesalahan hizkia:
memperlihatkan segenap harta bendanya kepada raja Babel yang datangmenjenguknya karena berita sakit (2 Raj 20:13
Baca juga:
Hidup Berkemenangan (2): Membangun Manusia Roh
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Label:
berhasil,
berkat YAHWE,
hidup berkemenangan,
kemenangan,
perang,
sukses,
ujian
Langganan:
Postingan (Atom)