Jumat, 29 April 2011

Janji Keselamatan Tuhan


 Janji Tuhan: Janji Keselamatan


KESELAMATAN

Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Yahwe akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Yoh 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Yahwe, yaitu mere-ka yang percaya dalam nama-Nya”

Markus 16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.

Rom 10:9-11 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Yahwe telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

Yoh 6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”

Yoh 14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.

Baca juga:
Landasan Kesaksian: Kepastian Keselamatan 

Jumat, 22 April 2011

7 Tugas Penting Orang yang Diurapi

Catatan khotbah Pdt. Gilber Lumoindong

Membaca 1 Yohanes 18-27, ada 7 tugas penting bagi orang yang diurapi.

Tanda-Tanda Zaman
1. Tahu membaca tanda-tanda zaman 

1 Yohanes 2:18. Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. 
2:20. Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. 

Tanda-Tanda Zaman
Orang yang diurapi tahu membaca tanda-tanda zaman (Lukas 21:25-33) mengenai kedatangan Anak Manusia. Karena tahu membaca tanda-tanda zaman, orang yang diurapi juga waspada terhadap si jahat (Yohanes 10:10) yang berusaha mencuri damai sejahtera dan membunuh dan membinasakan.

2. Mempunyai komitmen

2:19 Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita. 

Komitmen
Orang yang diurapi adalah orang yang bersungguh-sungguh dan berkomitmen untuk tetap setia sampai akhir. Dalam hal ini orang harus waspada karena kalau tidak bersungguh-sungguh bisa jadi malah berbalik menjadi antikristus (ingat ayat 18). Antikristus adalah orang yang sebelumnya "berasal dari antara kita" (artinya juga pengikut Kristus) namun mereka tidak bersungguh-sungguh. Jadi penting untuk dicatat bahwa ada bahaya jika kita tidak sungguh-sungguh dalam menjalani hidup kekristenan kita: bisa jadi kita akan menjadi antikristus.

3. Selalu berjalan dalam kebenaran

2:21 Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. 
Kebenaran Firman


Orang yang diurapi harus selalu berjalan dalam kebenaran. Ia adalah orang yang mengetahui kebenaran itu dan hidup seturut kebenaran tersebut. Ia hendaklah berkata ya jika memang ya, dan tidak jika memang tidak. (Matius 5:37). Sangat penting untuk tidak ada dusta di bibir orang yang sudah mengetahui kebenaran.

4. Memiliki pengetahuan yang makin dalam akan Bapa dan Anak

2:22 Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. 
2:23 Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.

5. Makin akrab dan sering berinteraksi, bercakap-cakap dengan Bapa

2:24 Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa.

Orang yang diurapi adalah orang yang setia dengan mezbah doanya. Ia mengutamakan tuntunan Bapa, mendengarkan Bapa, berjalan seturut kehendak Bapa, dan hanya melangkah setelah menerima petunjuk dari Bapa. Maka mustahil hal itu dilakukan jika ia tidak memiliki waktu yang cukup untuk berinteraksi dengan Bapa dalam doa.

6. Makin semangat dalam memegang janji-janji Bapa

2:25 Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal.
2:26 Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.

Dalam keadaan apapun, meskipun dunia bergoncang, orang yang diurapi tetap berpegang teguh pada janji-janji Bapa. Ia tidak digoncangkan oleh situasi nyata dunia, tetapi percaya penuh bahwa janji Bapa akan tergenapi dalam hidupnya dan untuk dunia.

7. Makin mau belajar, diajar dan ditegur Yahwe

2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

Minggu, 17 April 2011

Membangun Mezbah bagi Tuhan


Tabut Tuhan
2 Samuel 6:11 Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan YAHWE memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.

1 Tawarikh  13:14 Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal pada keluarga Obed-Edom di rumahnya dan YAHWE memberkati keluarga Obed-Edom dan segala yang dipunyainya.

2 Samuel 6:12. Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: "YAHWE memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Tuhan itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut Tuhan itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.

1 Tawarikh  13:3 Dan baiklah kita memindahkan tabut Tuhan kita ke tempat kita, sebab pada zaman Saul kita tidak mengindahkannya." 

Tabut Tuhan melambangkan kehadiran Tuhan sendiri. Dalam beberapa kutipan di atas kita belajar apa yang akan terjadi seandainya Tabut Tuhan ada pada kita. Tabut Tuhan telah memberkati keluarga Obed-Edom dan segala yang dipunyainya.

Peperangan di bukit Gilboa
Daud belajar dari apa yang dikerjakan Tuhan kepada keluarga Obed-Edom oleh karena Tabut Tuhan ada di rumah keluarga itu. Sebab itu ia memerintahkan agar memindahkan Tabut itu ke tempatnya. Daud juga belajar atas apa yang terjadi pada pemerintahan Saul pendahulunya karena apa yang telah dilakukan Saul terhadap Tabut Tuhan.

Saul tidak mengindahkan Tabut Tuhan. Memang hal ini tidak secara eksplisit dikatakan menyebabkan keruntuhannya tetapi kita bisa belajar apa yang terjadi pada Saul dan Daud karena perbedaan sikap mereka terhadap Tabut Tuhan

Kita tahu bahwa Saul kehilangan segala-galanya. Meskipun ia adalah raja yang diurapi tetapi di akhir masa pemerintahannya ia ditolak oleh Yahwe. Ia kalah perang melawan bangsa Filistin dan mati bunuh diri (1 Samuel 31:4). Tidak hanya itu, garis keturunannya terputus dan tidak pernah terdengar lagi di Kitab Suci. Dengan strinya, Ahinoam, Saul memiliki 4 anak laki-laki: Yonatan, Abinadab, Malkisua dan Isyboset, serta 2 anak perempuan: Merab dan Mikhal. Yonatan, Abinadab dan Malkisua mati dibunuh oleh tentara Filistin di pegunungan Gilboa (1 Samuel 31:2, 1 Tawarikh 10:2). Isyboset, yang menggantikannya menjadi raja, dibunuh oleh 2 panglimanya sendiri, Baana dan Rekhab (2 Samuel 4:7). Armoni dan Mefiboset, anak dari selirnya, Rizpa, diserahkan Daud bersama kelima anak laki-laki Merab, kepada bangsa Gibeon, yang membunuh mereka di bukit (2 Samuel 21:8-9). Dari keturunan Saul yang selamat adalah Mefiboset, anak Yonatan. Ia memiliki anak bernama Mikha, namun sesudah itu tidak pernah terdengar lagi kisah keturunan dari garis Saul ini. Sedang Mikhal, yang menjadi istri Daud, tidak memiliki keturunan (2 Samuel 6:23).

Kematian Saul
Berbeda dengan Saul, Daud memulai pemerintahannya dengan mengusung Tabut Tuhan dan membuatkan rumah untuk Tabut tersebut (1 Tawarikh 15). Daud tidak hanya membawa Tabut itu ke tempatnya tetapi juga membuat mezbah pujian setiap hari dengan menempatkan orang-orang yang melayani di hadapan Tabut itu (1 Tawarikh 16:37).

Sebagai upahnya, Daud diberi berkat kemenangan demi kemenangan dan anak-anaknya tetap diberkati Tuhan dan bahkan dibawa kepada masa kejayaan pada zaman Salomo.

Kita belajar bahwa Saul, yang mengutamakan kejayaan dan kemenangan, tapi melupakan Tuhan dan menjadi tidak taat kepada-Nya, dan berusaha mencari jalan keluar sendiri akhirnya berakhir dalam kebinasaan. Sedangkan Daud, ia pertama-tama mengutamakan Tuhan dan mencari petunjuk-Nya dan mencari hadirat-Nya dengan menghadirkan Tabut Tuhan, dan ia menikmati berkat kemenangan demi kemenangan.

Daud Menari bagi Tuhan
Di sini kita belajar untuk selalu menghadirkan Tabut Tuhan dengan membangun mezbah doa dalam kehidupan kita. Belajar dari Daud, adalah jauh lebih baik untuk mencari 1 petunjuk Tuhan daripada mengandalkan beribu-ribu ide temuan kita sendiri. Adalah jauh lebih baik jika Tuhan membukakan 1 pintu bagi kita daripada kita berusaha sendiri mencari pintu-pintu solusi bagi permasalahan hidup kita.




Baca juga:

Senin, 11 April 2011

Nikmatilah Hidup Anda (3): Nikmatilah Keadaan Hidup Kita Sekarang

Nikmatilah Keadaan Hidup Kita Sekarang
Baca postingan sebelumnya:
Nikmatilah Hidup Anda (1): Bersyukur atas apa yang sudah kita capai
Nikmatilah Hidup Anda (2): Hargai momen berkualias dalam hidup Anda 

Bersukacita karena Tuhan
Daud menari bersukacita
Mazmur 37:1. Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; 2 sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. 3 Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, 4 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. 5 Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; 6 Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. 


Banyak orang terlalu fokus pada nanti, bukan pada apa yang ada sekarang. Banyak orang berpikir bahwa ia baru bisa bahagia kalau sudah kaya; hubungan suami istri bisa pulih kalau sudah bulan madu ke luar negeri; orang tua bisa tenang kalau anak-anak sudah dewasa; bisa melayani kalau sudah sehat, dsb. Ini adalah pola pikir yang salah.


Kita tidak perlu menunggu nanti untuk bisa bahagia, tapi sekarang ini kita bisa bahagia. Tidak memerlukan banyak uang untuk kita bisa menikmati kebahagiaan kita sekarang. Kita harus mulai belajar menghargai hal-hal sederhana dalam hidup kita. Kita tidak perlu menunggu kaya untuk bisa bahagia. Kita hanya perlu belajar menikmatinya sekarang dengan apa yang ada dalam hidup  kita. Hidup kita terlalu singkat untuk menunggu terlalu lama untuk memulai sesuatu. Mulailah menikmati hidup kita hari ini, detik ini, SEKARANG!



Baca postingan sebelumnya:



Minggu, 10 April 2011

Nikmatilah Hidup Anda (2): Hargai momen berkualias dalam hidup Anda

Hargai momen berkualias dalam hidup Anda


Pada bagian sebelumnya kita telah belajar bersyukur atas apa yang sudah kita capai agar kita bisa menikmati hidup kita. Setelah kita bisa bersyukur atas apa yang sudah kita capai, kita akan lebih bisa  menghargai momen berkualitas, sebagai bagian kedua agar kita bisa menikmati hidup kita yang sementara ini. 


Untuk bisa menghargai momen berkualitas ini, ada tiga hal yang patut kita ingat:


Hidup itu sementara
a. Hidup manusia itu sementara, seperti uap yang sebentar ada, tapi begitu cepat lenyap tidak berbekas. 
Yakobus 4:13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", 4 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. 15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." 
Kutipan dari Yakobus ini berbicara tentang waktu. Agar kita bisa menikmati perjalanan hidup kita, kita perlu menghargai waktu yang berkualitas bersama dengan Tuhan dan orang-orang yang kita kasihi. Hal ini penting karena kesempatan itu tidak selalu ada selamanya. Masa kanak-kanak hanya berlangsung sekali dalam hidup. Masa remaja juga hanya sekali. Hargai setiap momen hidup Anda: masa muda, masa awal pernikahan, masa merawat bayi, masa anak-anak kita membutuhkan pendampingan belajar.


Waktu Berkualitas
b. Prioritaskan waktu bagi keluarga dan orang-orang yang Anda kasihi.
Sadarilah bahwa ada hal-hal tertentu dalam hidup ini yang tidak dapat kita ulang lagi. Anak-anak kita hanya akan ada di usia mereka sekarang ini sekali saja seumur hidup Anda. Mungkin sekarang kita sangat direpotkan oleh anak-anak kita, namun ingatlah bahwa sebentar lagi mereka sudah tidak akan mau merepotkan Anda. Jadi nikmatilah momen penting dalam hidup Anda. Jangan sia-siakan waktu berharga bersama dengan orang-orang yang kita kasihi. 


c. Kita harus menghargai momen berkualitas kita bersama dengan Tuhan.
Ingat bahwa hidup kita tidak hanya di dunia ini saja, namun juga di dunia yang akan datang. Oleh sebab itu kita perlu menginvestasikan waktu, tenaga, pikiran, keuangan kita bukan hanya di dunia ini saja, tapi juga kumpulkanlah harta kita yang di surga. 
Waktu berkualitas bersama Tuhan
Matius 6:19. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. 21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. 24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Yahwe dan kepada Mamon." 


Kalau kita hanya mengumpulkan harta di dunia ini saja, suatu saat kita akan kehilangan semuanya. Tapi kalau kita mengumpulkan harta kita di sorga, maka apa yang kita kumpulkan di sorga bersifat kekal dan tidak akan hilang. Mari kita berinvestasi untuk harta di sorga. Bagaimana kita menginvestasikan harta surgawi? Dengan menginvestasikan waktu, tenaga, hati, pikiran, keuangan kita pada hal-hal yang bersifat kekal. Doakan orang-orang yang Anda kasihi yang belum mengenal kebenaran dan ajak mereka mengenal Tuhan.


Kita bisa menikmati perjalanan hidup kita ketika kita memastikan bahwa hidup kita berguna bagi orang-orang yang kita kasihi maupun bagi Tuhan.  


Bersukacita karena Tuhan


Daud menari bersukacita
Mazmur 37:1. Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; 2 sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. 3 Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, 4 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. 5 Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; 6 Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. 

Baca juga: 

Nikmatilah Hidup Anda (1): Bersyukur atas apa yang sudah kita capai

Bersyukur atas apa yang sudah kita capai


Yesus mengucap syukur atas makanan yang ada
Yesus mengucap syukur
Markus 8:5 Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh." 6 Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak. 7 Mereka juga mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. 8 Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul. 


Waktu hidup manusia sangat singkat
Hidup itu sementara
Yakobus 4:13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", 4 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. 15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." 

Di mana hartamu berada di situ hatimu berada
Matius 6:19. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. 21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. 24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Yahwe dan kepada Mamon." 

Lakukan segala sesuatu dengan bersyukur
Bersyukur
Kolose 3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. 16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Yahwe di dalam hatimu. 17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Yahwe, Bapa kita. 

Mengucap syukur senantiasa
1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Yahwe di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Bersukacita karena Tuhan

Daud menari bersukacita

Mazmur 37:1. Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; 2 sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. 3 Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, 4 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. 5 Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; 6 Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. 

Dari semua kutipan Kitab Suci di atas kita belajar bahwa kita harus menikmati hidup ini. Hidup kita itu singkat dan kita harus menikmati hidup yang telah dikaruniakan Tuhan bagi kita. Dan dari semua kutipan tersebut, ada 2 kata kunci: syukur dan sukacita atau bergembira.

Dari semua kutipan di atas, kita belajar 3 hal agar bisa menikmati hidup kita. Untuk postingan kali ini, kita akan belajar poin pertama: Bersyukur atas apa yang sudah kita capai.


a. Dalam mencapai visi hidup kita, kita harus bersyukur atas apa yang sudah kita capai. 
Kita seringkali terlalu fokus mengejar visi dan impian dalam hidup kita, sehingga kita lupa bersyukur kepada Tuhan atas apa yang sudah kita capai. Akibatnya, mungkin kita bisa mencapai visi dan impian kita, tetapi kita tidak bisa menikmati kehidupan yang bahagia (Pengkhotbah 6:2 orang yang dikaruniai Yahwe kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Yahwe untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.)

b. Oleh karena itu, kita perlu belajar bersyukur atas apa yang sudah kita capai/dapatkan
Dalam Perjanjian Lama, setiap kali panen, umat Yahwe harus merayakan di hadapan Tuhan dengan sukacita sebagai tanda ucapan syukur. Tuhan Yesus juga bersyukur atas roti yang Ia dapatkan (Markus 8:6)

c. Bersyukur atas apa yang sudah kita capai adalah kunci kebahagiaan
Terima kasih Tuhan
Kunci kebahagiaan dalam hidup ini sebenarnya sederhana saja: yaitu: bisa bersyukur atas apa yang sudah kita capai. Kalau kita bisa bersyukur, maka kita bisa menikmati apa yang sudah Tuhan berikan. Jangan terlalu fokus mengejar apa yang belum ada tetapi belajarlah mensyukuri apa yang sudah kita capai. Betul, kita harus berjuang keras untuk mencapai impian kita, namun kemudian kita harus mulai belajar untuk menikmati perjalanan hidup yang sudah kita lalui, kemenangan-kemenangan yang sudah Tuhan berikan, berkat-berkat yang sudah kita terima. Ketika kita bisa mengucap syukur atas apa yang sudah kita capai, kita akan menemukan bahwa hidup kita indah dan menyenangkan.



Baca juga:
Syukur kepada-Mu Tuhan
Muliakanlah Tuhan dengan hartamu

Senin, 04 April 2011

Istirahat

dibahasakan kembali dari Rest posted by marvin williams 

Istirahat
Kejadian 2:1. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

Matius 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Ibrani 4:3 Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. 11. Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.

Kita hidup di dunia yang berorientasi pada aksi, dan tampaknya amatlah sulit untuk menyederhanakan hidup kita. Jawablah pertanyaan berikut dengan jujur untuk mengetahui apakah Anda perlu istirahat: Apakah saya merasa stres ketika menjalankan kegiatan normal saya sehari-hari? Apakah sulit untuk menemukan sukacita dalam kehidupan yang telah diberikan Yahwe kepada saya? Apakah saya sudah beristirahat sesuai kebutuhan tubuh saya? Dapatkah saya mendengar Tuhan?

Mungkin tampaknya seolah-olah selalu ada pekerjaan yang harus dilakukan dan tidak ada waktu untuk istirahat, tetapi Tuhan tidak pernah memaksudkan hal yang demikian itu menjadi cara hidup umat-Nya. Tuhan ingin umat-Nya untuk mengikuti-Nya dengan hidup sesuai dengan irama kehidupan yang telah ditetapkan-Nya. Dia memberikan model irama hidup ini ketika Dia bekerja selama 6 hari, menciptakan langit dan bumi (Kejadian 2:1), dan kemudian beristirahat pada hari ketujuh (v.2). Tuhan beristirahat, bukan karena Dia lelah, tetapi karena Dia ingin membentuk pola suci bagi ciptaan-Nya (v.3), suatu ritme kerja-dan-beristirahat.

Setelah itu, hari istirahat mingguan itu akan disebut hari Sabat (Keluaran 16:23, 20:8-11). Hal ini dirancang untuk membantu orang menemukan kembali Yahwe sebagai Pencipta, Penebus, dan Penyelenggara (Ulangan 5:12-15). Juga, itu adalah hari yang khusus bagi masyarakat untuk memulihkan tubuh secara fisik dan emosional dari irama kehidupan dalam seminggu.

Sabat
Meskipun kita percaya setiap hari milik Tuhan, adalah baik bagi kita untuk menyisihkan satu hari setiap minggu untuk beristirahat. Hari istirahat ini bisa diisi secara berbeda untuk setiap kita. Kita bisa beribadah secara pribadi atau bersama-sama, berdoa, dan membaca serta merenungkan Firman Tuhan. Kami juga dapat merayakan hari ini dengan mengistirahatkan tubuh kita, menghabiskan waktu dengan keluarga, dan menjauhkan beban kerja mengganggu.

Waktu Sabat kita menyegarkan kita sehingga kita dapat melayani Yahwe dan orang lain secara efektif.