Tampilkan postingan dengan label hikmat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hikmat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Januari 2015

Kisah Berkat Global 1: Toru Kumon

Amsal 19:21 
"Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah  yang terlaksana."

Toru Kumon adalah seorang guru matematika SMA di Jepang. Ia memiliki anak yang sulit belajar matematika. Ia berpikir keras untuk mengatasi masalah tersebut dan pada tahun 1954 terciptalah metode KUMON, sebuah metodoe hitung yang memudahkan seorang naak untuk belajar matematika, termasuk anaknya.

Dimulai dari para tetangga yang tertarik untuk mencoba metode kumon untuk anak-anak mereka, Kumon Center pun berdiri dan berkembang. Saai ini ada sekitar 26.000 Kumon Center yang berdiri dai 44 negara, termasuk salahs atunya di Indonesia.

Kumon berhasil memanfaatkan kesempatan yang datang (dalam bentuk kesulitan, yang ia pandang sebagai tantangan atau kesempatan) sehingga ia berhasil menciptakan sebuah metode orisinil di balik kesulitan yang ia alami.

Kita perlu belajar peka untuk melihat sistuasi yang kita hadapi. Bisa jadi setiap kesulitan yang kita hadapi dalam keluarga, pekerjaan, keuangan, studi, dan pelayanan adalah kesempatan yang Bapa YAHWEH sediakan untuk memberkati kita, agar kita menemukan ide atau cara baru untuk mengalami terobosan.

Apabila Saudara saat ini menghadapi kesulitan, mintalah hikmat TUHAN agar kesulitan itu diubah menjadi kesempatan global. Temukan setiap kesempatan global yang sedang datang. Kemudian bangunlah sukses di atasnya.

Dituliskan kembali dari Renungan Harian GKA edisi 18 Januari 2015


Baca juga:
Berdoa dengan Segenap Kekuatan
Mengawali dengan Satu Talenta
20 Kebiasaan Sukses Paling TOP
Apakah Kita Sudah Mengikhlaskan Tuhan untuk Memberkati Kita?

 

 

 




Kamis, 18 Oktober 2012

Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan

Kisah Para Rasul 6:8-15

Baca bagian sebelumnya!

Pada bagian sebelumnya kita belajar bagaimana jemaat mula-mula amat memperhatikan pelayanan meja di samping pelayanan Firman. Bahwa pembagian kepada orang-orang yang membutuhkan, para janda, merupakan bagian penting di dalam efektivitas penginjilan. Kini kita akan melihat bagaimana salah satu pelayan meja tersebut ditampilkan di dalam Kitab Suci, yakni Stefanus:

Hikmat Stefanus di hadapan mahkamah agama
Stefanus di Hadapan Tua-Tua
6:8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. 6:9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini--anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria--bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, 6:10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. 6:11 Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Elohim." 6:12 Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. 6:13 Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, 6:14 sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa YAHSHUA, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita." 6:15 Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.

Stefanus, salah satu pelayan meja yang terpilih dalam kisah ini digambarkan sebagai penuh karunia dan kuasa, mengadakan mujizat dan tanda di antara orang banyak. Berarti, selain membagi-bagikan berkat jasmani kepada para janda, Stefanus juga melayani jemaat dengan mendatangkan mujizat. Mungkin itu menyembuhkan sakit-penyakit, mengusir setan, dsb. Tidak tertutup kemungkinan juga bahwa Stefanus juga mewartakan Injil saat ia menjalankan tugasnya sebagai pelayan meja.

Apa yang dikerjakan Stefanus ini tampaknya mengundang tanda tanya dan kecemburuan di pihak beberapa jemaat Yahudi. Mereka mencoba mempertanyakan tindakan Stefanus dan bersoal jawab dengannya. Namun mereka dikatakan tidak sanggup melawan hikmat dan Roh yang mendorongnya berbicara. Dari sini kita tahu bahwa seorang pelayan yang baik bahkan dalam bidang yang tidak rohani sekali pun perlu diperlengkapi dengan perlengkapan rohani yang memadai. Ia harus memiliki hubungan yang intim dengan YAHWE yang mencurahkan Roh Kudus-Nya kepadanya. Ia juga harus siap melayani orang yang sakit, mengusir setan, dan memberikan kesaksian di depan orang banyak.

Demikian pula, kita perlu diperlengkapi dengan hubungan yang intim dengan YAHWE di dalam setiap bentuk pelayanan kita. Kita perlu peka terhadap gerakan Roh dan membiarkan hati dan hidup kita dituntun oleh Roh. Hubungan yang intim dengan Roh Kudus menjadikan diri kira penuh karunia dan kuasa, dan diberikan kemampuan untuk melakukan mujizat dan tanda-tanda di depan orang banyak. Dan ketika kita harus mempertanggungjawabkan apa yang kita perbuat, Roh Kudus akan memampukan kita untuk menyampaikan hikmat dan kehendak Bapa. Perkataan kita akan penuh hikmat dan kuasa.

Baca bagian selanjutnya!

Baca juga:

Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin
Ketaatan Para Rasul Berhadapan dangan Otoritas Agama dan Dunia
Mukjizat Menjadi Unsur Utama dalam Pelayanan dan Penginjilan
Motivasi Pelayanan: Belajar dari Ananis dan Safira

Jumat, 14 Januari 2011

Pengenalan akan Yahwe dan kemuliaan yang dijanjikan-Nya

pengenalan akan Tuhan/YahweEfesus 1:17 dan meminta kepada Tuhan Yahwe kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. 18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, 19 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, 

Nas ini mengingatkan saya akan pentingnya mengenal Yahwe, mengenal Yesus Kristus, dengan benar. Pengenalan akan Tuhan ini ternyata harus diminta kepada Yahwe. Dan buah dari pengenalan ini adalah hati kita akan menjadi terang, kita menjadi mengerti pengharapan apa yang terkandung di dalam panggilan-Nya.

pengenalan akan Tuhan/YahweJadi kalau kita tidak mengerti pengharapan yang terkandung di dalam hidup kita, maka itu pertanda bahwa kita tidak memiliki pengenalan yang benar akan Yahwe. Padahal Yahwe akan memberikan kemuliaan yang begitu besar, kuasa yang hebat bagi orang-orang kudus-Nya, bagi kita yang percaya.

pengenalan akan Tuhan/Yahwe
Kalau demikian upah yang menanti mereka yang percaya, mereka yang mengenal Yahwe dengan benar, maka sudah selayaknyalah bagi kita untuk berupaya sekuat tenaga dan memohon kepada-Nya agar memberikan Roh hikmat agar kita mengenal Yahwe dengan benar.


Lihat juga Syukur atas kanuria keselamatan di sini!

Jumat, 31 Desember 2010

Kepastian Keselamatan dan Keberanian Bersaksi

Kisah 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." 
13 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. 
14 Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. 

Ada 3 hal yang kupelajari dari Kisah di atas.

1. Bahwa di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya manusia dapat diselamatkan. Dari sini jelas, bahwa manusia bisa selamat hanya dengan satu cara: percaya dan menerima Yesus. Sekalipun dunia memberikan berbagai-bagai tawaran yang kelihatannya meyakinkan, yang kadang membuat iman kita goyah, dengan tanda-tanda yang kelihatannya mengagumkan, kebenaran ini tetap sama dan tidak tergoyahkan: hanya ada satu jalan keselamatan. Ya, hanya ada satu jalan pasti menuju keselamatan. Sekalipun di sana sini ada tawaran pandangan dunia dan cara hidup yang juga kelihatan baik dan mulia, memberikan kedamaian, membawa kepada kesejahteraan, meningkatkan taraf kesehatan dan lain-lain, namun hanya dalam Yesus atau Yahshua-lah keselamatan diberikan.

2. Sidang saat itu heran akan keberanian Petrus dan Yohanes, yang meskipun mereka itu orang biasa, tetapi berani mengajar dan bersaksi. Dan dicatat bahwa keberanian mereka itu dikaitkan dengan status mereka sebagai murid Yesus.
Dari sini, saya belajar bahwa, sebagai murid Yesus, adalah dampak yang normal dan wajar kalau kita pun harus sampai dikenal status kita sebagai murid Yesus melalui keberanian kita untuk bersaksi, melalui perubahan yang kita tunjukkan sebagai manusia biasa, bahkan mungkin tidak terpelajar, tetapi berani mengajar dan bersaksi. Perkenalan akan Yesus, keintiman hubungan dengan Yesus, membuat kita berubah, menjadi berhikmat, menjadi cakap berkata-kata, menjadi berani, menjadi saksi.

3. Keberanian dan kepandaian berkat hubungan intim dengan Yesus dikuatkan lagi oleh bukti mukjizat sehingga lengkaplah "senjata" Petrus dan Yohanes dalam mewartakan satu-satunya jalan keselamatan. Mereka tidak berani mengatakan apa-apa karena orang yang disembuhkan itu berdiri di sana.

Jadi, dapat disimpulkan, bahwa pengenalan akan Yesus membuat kita berani untuk bersaksi, membuat kita berhikmat untuk menyampaikan kata-kata yang tepat dan meyakinkan, dan membuat kita bisa dipakai Tuhan untuk mengerjakan mukjizat yang membuat pewartaan kita tak terbantahkan.