Minggu, 10 Februari 2013

Kuasa Memberi: Tuhan yang Pertama dalam Keuangan

Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu. (Yesaya 60:5)

kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu
kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu

itu janji YAHWE bagi Anda, bagi saya, bagi kita, anak-Nya.

Tapi bagaimana hal ini bisa terjadi? Kita akan belajar dari kisah janda di Sarfat (1 Raja-Raja 17:8-16).


8  Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
9  "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."
10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."

13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.
16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.


Seorang janda, yang miskin, hampir mati karena sebentar lagi akan kehabisan makanan, namun diubah menjadi berkelimpahan. Yang tadinya terbatas menjadi tidak terbatas. Janda yang tinggal memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak itu, satu-satunya kekayaannya yang terakhir sebelum ia mati kelaparan, pikirnya, diubah menjadi berkelimpahan. Tepungnya tidak habis-habis, demikian pula minyaknya.

Apa kunci dari pembalikan nasib ini? Perubahan yang luar biasa ini? Mujizat ajaib ini? Bagaimana mungkin hal ini terjadi?


Kuncinya ada di ayat 13. Ada 2 pesan penting dalam ayat ini. Pertama, "jangan takut" dan "buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu". Kunci pertama adalah "jangan takut". Mengapa? Karena demikianlah perintah YAHWE. Karena YAHWE adalah YAHWE yang memelihara hidup kita, sekalipun secara kasat mata mungkin kita sering dibuat merasa takut dan kawatir oleh kekurangan dan tuntutan kebutuhan kita. Tidak takut karena YAHWE pasti menolong. YAHWE berjanji akan memelihara kita.

Kunci yang kedua adalah: kita mengutamakan YAHWE terlebih dahulu. Coba kita lihat situasinya. Saat itu janda itu sedang mencari kayu bakar untuk membuat roti terakhir yang akan bisa ia nikmati bersama anaknya. Setelah itu ... tidak ada yang tersisa ... tinggal menunggu waktu untuk mati. Namun, sekalipun demikian, Elia meminta supaya janda itu membuatkan sebundar roti kecil terlebih dahulu baginya, baru setelah itu untuk dirinya sendiri dan anaknya. Janda ini taat, dan sebagai balasannya, ia diberkati YAHWE dengan tepung dan minyak yang tidak pernah habis. Suatu berkat keuangan yang tiada habisnya.

Pesannya jelas di sini bahwa, apa pun kondisi kita, YAHWE menghendaki agar kita mengutamakan YAHWE di atas kebutuhan kita sendiri. YAHWE meminta kita untuk membuat roti bundar kecil terlebih dahulu untuk-Nya dan baru kemudian kita membuat untuk bagian kita sendiri. YAHWE minta dinomor satukan, diutamakan, sebelum yang lain-lainnya. Dan ketika kita menaati perintah YAHWE dan mengutamakan DIA di atas semua kebutuhan kita, YAHWE akan menepati janji-Nya dengan melimpahi kita dengan berkat keuangan.

Pertanyaannya, sudahkah kita menomor satukan YAHWE di dalam keuangan atau harta kita? Mengapa harus menomor satukan YAHWE? Karena "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). YAHWE meminta kita untuk mengutamakan DIA dengan harta kita, karena di mana posisi harta kita, di situ pula hati kita berada. Jika kita mengutamakan YAHWE dengan harta kita, maka otomatis hati kita juga pertama-tama tertuju kepada YAHWE.

Bagaimana cara kita mengutamakan YAHWE dengan harta kita? Imamat 27:30 memberi kita petunjuk: "Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik YAHWE; itulah persembahan kudus bagi YAHWE."

Dengan persepuluhan. Dalam ayat ini dengan jelas dikatakan bahwa sepersepuluh dari hasil kita adalah milik YAHWE. Sebab itu harus dikembalikan. Setiap hasil yang kita terima, terlebih dahulu kita harus menyisihkan seper sepuluh untuk YAHWE. Terlebih dahulu, sebelum kita mempergunakannya untuk keperluan lain. Sama seperti Elia meminta kepada janda itu, terlebih dahulu buatlah sebunar kecil roti untukku, baru kemudian kau buat untuk dirimu dan anakmu. Mengapa YAHWE memerintahkan hal ini kepada janda itu melalui Elia? Mengapa YAHWE meminta kita mengembalikan persepuluhan? Jawabannya ada dalam Amsal 9:3-10:

Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.

Janda Sarfat itu melakukan, maka, dua bagian kecil roti bundar itu, yang seharusnya langsung habis setelah dimakan, ternyata dibuat YAHWE tidak pernah habis. Tepung dan minyak itu tidak pernah habis. Demikian pula, jika kita terlebih dahulu menyisihkan sebagian penghasilan kita untuk YAHWE, sebelum kita membelanjakannya untuk keperluan lain-lain, 90% bagian yang YAHWE percayakan kepada kita, yang seharusnya habis untuk memenuhi kebutuhan kita, YAHWE sanggup membuatnya tidak pernah habis.

Di sini YAHWE ingin kita belajar sebuah kebenaran yang amat penting. Secara manusiawi, apa yang dilakukan YAHWE melalui Elia kepada janda itu, benar-benar kejam dan tidak tahu diri. Elia datang kepada janda itu. Ia langsung meminta air. Sesudah janda itu memberinya air dalam kendi, Elia langsung meminta roti. Dan ketika diberitahukan bahwa janda itu tidak punya roti, satu-satunya yang dimilikinya adalah segenggam tepung dan sedikit minyak, yang adalah makanan terakhirnya sebelum ia dan anaknya akan mati karena sudah tidak memiliki persediaan makanan lagi di tengah-tengah musim kelaparan tersebut, Elia tetap meminta supaya janda tersebut membuatkannya sepotong kecil roti bundar. Bukan sesudah janda dan anaknya itu makan terlebih dahulu, baru kemudian sisanya untuk Elia. Tidak. Sebaliknya, Elia meminta supaya janda itu membuatkannya terlebih dahulu sebundar roti baru kemudian janda dan anaknya itu.

Kenapa YAHWE meminta Elia melakukan hal itu? Dalam ayat 9 dikatakan bahwa YAHWE memerintahkan Elia untuk ke Sarfat karena dengan cara demikianlah YAHWE akan memberi makan kepada Elia, melalui seorang janda. Memang benar Elia akhirnya mendapatkan makanan dari janda itu, tetapi apakah memang itu tujuan YAHWE mempertemukan Elia dengan janda itu? Kalau  kita membaca bagian sebelum dan sesudah kisah ini, kita tahu bahwa bukan itu tujuan YAHWE mempertemukan Elia dengan janda itu. YAHWE bisa memberi makan Elia dengan banyak sekali cara: lewat burung gagak yang membawakan roti dan daging kepadanya (1 Raja-Raja 17:6), lewat malaikat yang membawakan roti bakar dan air dalam kendi (1 Raja-Raja 19:6).

Jadi bukan pertama-tama agar Elia mendapat makanan dari janda itu YAHWE mengutus Elia kepadanya. Pertemuan itu, bukan terutama untuk menguntungkan Elia, melainkan janda itu sendiri. Janda itulah yang diuntungkan. Tepung dan minyaknya tidak habis. Pertemuan itu membawa pemulihan ekonomi bagi keluarga janda itu. Dan tidak hanya pemulihan ekonomi, tetapi juga pemulihan keluarga dan kesehatan. Ketika anak janda itu sakit dan akhirnya mati, YAHWE memakai Elia untuk membangkitkan anak itu untuk hidup kembali dan sehat kembali. Pertemuan Elia dan janda itu membawa pemulihan ekonomi, keluarga, dan kesehatan bagi janda itu.

Kenapa pertemuan itu dikehendaki YAHWE, karena YAHWE ingin memberikan kesempatan kepada janda itu untuk mempelajari sebuah kebenaran akan Firman YAHWE. Bahwa untuk diberkati, maka terlebih dahulu janda itu harus mengutamakan YAHWE, melebihi kepentingan dirinya dan anaknya. Dan janda itu pun berhasil menggunakan kesempatan yang diberikan YAHWE itu dengan baik: ia belajar sebuah kebenaran yang amat penting:

Kemudian kata perempuan itu kepada Elia: "Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar." (1 Raja-Raja 17:24)

Demikian pula, YAHWE menghendaki agar kita mengembalikan perpuluhan, bukan karena YAHWE membutuhkannya, tetapi DIA ingin kita belajar akan kebenaran Firman tersebut: Bahwa Firman YAHWE adalah benar. Kita hanya harus taat. Bahwa untuk diberkati, kita terlebih dahulu harus menomor satukan YAHWE dengan harta kita. Perpuluhan adalah sebuah cara bagi kita untuk belajar taat dan mengutamakan YAHWE di atas semua kebutuhan kita.

Perpuluhan perlu kita lakukan, bukan demi Tuhan, melainkan demi kita sendiri. Dalam Maleakhi 3:7-12 kita belajar bahwa perpuluhan adalah cara yang diberikan YAHWE kepada manusia agar YAHWE bisa memberkati manusia setelah manusia menyimpang dari ketetapan-Nya. Manusia telah terkena kutuk oleh karena dosa dan pelanggarannya. Persepuluhan menjadi sebuah sarana dan tanda, bahwa manusia di dalam hatinya masih menempatkan YAHWE sebagai yang utama. Persepuluhan adalah sebuah jalan bagi manusia agar manusia masih bisa menikmati berkat-berkat YAHWE setelah terkutuk akibat dosa-dosanya.

7. Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"
8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
11 Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
12 Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.


Prinsip ini demikian penting bagi kita sehingga YAHWE bahkan memberi kita kesempatan untuk menguji kebenaran ini. YAHWE sendiri menantang kita: UJILAH AKU. Persepuluhan, sebagian dari penghasilan kita, roti bundar kecil, yang disisihkan pada saat kita diberkati YAHWE dengan berkat keuangan, adalah sebuah bukti ketaatan dan hormat kita kepada YAHWE, bahwa hati kita pertama-tama tertuju kepada YAHWE; persepuluhan adalah sebuah cara agar YAHWE bisa menghardik belalang pelahap yang bisa melenyapkan berkat Tuhan yang sudah kita terima. Persepuluhan adalah sarana agar YAHWE bisa membukakan tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat yang berkelimpahan kepada kita.



Baca juga:
Pemberi yang Hebat
Memberi maka Akan Diberi
Yesus Memperhatikan Persembahan
Memasuki Tahun Baru: Belajar dari Ishak
Mengubah Kutuk Menjadi Berkat: Belajar dari Yakub

Tidak ada komentar:

Posting Komentar