Rabu, 04 Mei 2016

Bapa Berlari Menyambut Anak Bungsu yang Hilang


Lukas 15:11-32 berkisah tentang anak bungsu yang durhaka dan akhirnya bertobat dan kembali kepada orang tuanya. Berikut ini kita amati bagaimana anak bungsu itu kembali ke rumah bapanya dan bagaimana bapanya menyambutnya:

Lukas 15:20
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

Ketika anak itu dari jauh kelihatan oleh bapanya, bapanya tergerak hatinya dan lari untuk mendapatkan dia. Menarik untuk mengetahui bahwa bapa itu lari mendapatkan anaknya. Mengapa? Mengapa ia yang sudah tua itu mau berlari mendapatkan anaknya? Secara fisik dan pada umumnya, orang tua enggan berlari, tetapi dalam perikop ini diceritakan bahwa bapa yang sudah tua itu berlari mendapatkan anak bungsunya yang kembali. Sang bapa berlari mendapatkan anaknya yang kembali.

Bisa jadi bahwa bapa itu melihat anaknya melangkah maju, namun kemudian berhenti, melangkah lagi, lalu berhenti. Dosanya membuatnya ragu untuk kembali. Ia merasa tidak layak, tetapi hatinya rindu kembali. Ia merasa berdosa, namun ia rindu kembali kepada kehidupan normalnya. Ia tidak layak namun berharap mengalami pemulihan. Ia melangkah maju, namun kadang keraguannya, perasaan tidak layaknya membuatnya menghentikan langkah.

Keadaan yang demikian umum dialami oleh kita yang sedang berusaha meninggalkan dosa-dosa kita. Ada kerinduan untuk kembali kepada Bapa, untuk bertobat dan menanggalkan dosa-dosa kita, namun sering kita merasa tidak layak untuk datang kepada Bapa, untuk kembali ke rumah Bapa. Kadang kita memberanikan diri untuk datang kepada-Nya, namun tidak jarang usaha kita urung karena kita merasa tidak layak, tidak mampu. Kita kadang mudah menyerah dan ingin kembali ke dosa lama kita.

Tapi dari nas ini kita belajar, bahwa ketika Bapa melihat anak-Nya yang berdosa mau kembali kepada-Nya, ketika anak-Nya membuat satu langkah mendekat kepada-Nya, Bapa segera tergerak hatinya dan berlari mendapatkan kita. Satu langkah kita mendekat kepada Bapa akan menggerakkan Bapa untuk mengambil seratus langkah menyambut kita. Mengapa? Mengapa Bapa mau berlari menyambut kita? Karena Dia tahu bahwa kapan saja kita bisa menghentikan langkah dan berbalik kembali menuju kepada dosa-dosa kita dan mati karena kelaparan. Satu langkah niat pertobatan kita akan disambut seratus langkah Bapa mendekati kita.

Nas ini menyatakan betapa besar kasih Bapa kepada kita anak-anak-Nya. Dia tidak pernah akan tega melihat anaknya menderita. Dia tidak pernah melihat ketidaklayakan kita. Dia tidak pernah mempertimbangkan dosa-dosa kita. Kita harus tahu, sadar, dan yakin bahwa Bapa sangat merindukan kita datang kepada-Nya. Ketika kita jatuh di dalam dosa, atau jatuh bangun di dalam dosa, dibelenggu oleh dosa-dosa kita, jangan pernah ragu dan takut untuk kembali kepada Bapa. Segera ambil langkah, mulailah dengan satu langkah, maka Bapa akan segera tergerak untuk berlari menyambut dan menyelamatkan kita. Dia tidak ingin anak-Nya binasa di dalam dosa. Dia akan segera berlari menyambut kita. Dia akan bahagia melihat langkah mendekat kita kepada-Nya. Dia benar-benar akan bahagia dan kemudian memberikan sambutan terbaik bagi kita. Bapa akan mengadakan pesta untuk menyambut kita, memberikan pakaian dan perhiasan terbaik. Bapa akan memulihkan keadaan kita, memberi kita kemuliaan dan keagungan.

Segeralah kembali kepada Bapa. Tinggalkan dosa. Ambil langkah kepada-Nya, mendekat pada-Nya.

Tuhan Yeshua
aku datang, aku kembali pulang kepada-Mu
aku menyesal atas dosa-dosaku
aku berbalik meninggalkan kejahatan
datanglah ke dalam hatiku
basuh aku dengan darah-Mu
patahkan semua belengguku
aku menaruh kepercayaanku hanya kepada-Mu
aku percaya dengan segenap hatiku
aku mengaku dengan mulutku
Engkau, Yeshua, juru selamatku
Amin


Baca juga:
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Janji Keselamatan Tuhan
Mendengar Tuntunan Gembala
Nyanyian Syukur Atas Keselamatan

 



Selasa, 03 Mei 2016

Gambar Siapakah Ini? Berikan Kepasa Kaisar Apa yang Menjadi Hak Kaisar!

gambar dan citra Elohim
Matius 22:15-22 memperlihatkan sebuah adegan beberapa orang Farisi datang kepada Yeshua untuk menjeratnya dengan sebuah pertanyaan: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" (ayat 16-17) Saat itu Yeshua sedang mengajar orang banyak. Kalau Dia menjawab "Boleh" maka kerumunan orang banyak akan membenci-Nya karena mereka tidak menyukai Kaisar dan penjajahan Romawi. Kalau Dia menjawab "Tidak boleh!" maka para tentara Romawi akan siap menangkapnya.

Yeshua meminta supaya orang-orang Parisi itu menunjukkan uang kepada-Nya. Mereka menyerahkan sebuah koin dinar. Kemudian Dia balik bertanya, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" (ayat20). Mereka menjawab, "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yeshua kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Elohim apa yang wajib kamu berikan kepada Elohim." (ayat 21).

Ada pelajaran menarik dari apa yang dikatakan Yeshua ini. Uang dinar itu memuat gambar atau citra kaisar sehingga hal itu menjadi milik dan hak kaisar. Namun sebaliknya, Yeshua juga mengingatkan bahwa ada pula yang menjadi hak Elohim. Apa itu yang menjadi hak Elohim? Yang menjadi hak-Nya adalah apa yang memuat gambar atau citra Elohim, yakni manusia.

Jawaban Yeshua terhadap pencobaan kaum Parisi menegaskan bahwa manusia adalah citra Elohim dan menjadi milik Elohim. Kita menjadi milik Elohim. Kita ini milik Elohim, kita ini menjadi hak Elohim karena kita diciptakan oleh-Nya menurut gambar dan rupa-Nya. Jadi nas ini mengingatkan kita bahwa kita ini milih Elohim. Kita bukan milik dunia. Kita ini "wajib" diberikan kepada Elohim. Hidup kita ini bukan milik kita sendiri melainkan milik Elohim. Hidup kita harus dipersembahkan kepada Elohim.

Kita wajib membayar pajak kepada pemerintah, namun yang lebih penting kita harus memberikan hati kita kepada Elohim.

Karena kita membawa citra Elohim di dalam diri kita, Setan membenci kita dan berusaha untuk mengganti citra Elohim itu dengan citranya. Setan menggunakan segala tipu daya untuk menjauhkan kita dari Elohim dan menguasai kita. Menipu dan menuduh kita bahwa kita tidak layak menjadi anak-Nya, tidak layak untuk membawa gambar-Nya. Tetapi Tuhan Yeshua selalu berada di tengah-tengah antara kita dan Setan untuk melindungi kita.

Tuhan kami bersyukur, karena Engkau selalu ada bagi kami, untuk melepaskan kami dari setiap belenggu. Engkau selalu ada untuk memulihkan keadaanku, sebagaimana Engkau telah merancangkannya bagiku. Dalam nama Yeshua. Amin.



Baca juga:
YAHWE Menciptakan Manusia Seturut Gambar dan Rupa Elohim
Yahwe Cemburuan

Kamis, 07 April 2016

Apakah Orang Kaya Masuk Neraka Karena Ia Kaya?

Lukas 16:19-31

19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. 27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, 28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. 29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. 30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

Sebenarnya apa yang membuat orang kaya dalam kisah ini "langsung" masuk neraka? Apakah karena kekayaannya? Dan apakah Lazarus masuk surga karena kemiskinannya?
Apakah karena orang kaya itu selama hidupnya selalu menerima yang baik maka saat ia mati layak menerima sebaliknya? Demikian pula apakah karena Lazarus selama hidupnya menderita maka ketika mati ia layak menerima penghiburan?

Sebelum menjawab pertanyaan ini ada suatu fakta yang jelas bahwa di sini Tuhan YESHUA menggambarkan adanya neraka dan surga sebagai suatu hal yang nyata. Surga itu ada. Demikian pula neraka. Neraka adalah tempat api kekal yang orang yang ada di dalamnya akan merasakan kesakitan. Neraka adalah juga tempat penyesalan.

Nah kembali lagi, sebenarnya apa yang disesalkan oleh orang kaya itu? Apakah karena ia kaya? Mestinya bukan? Apakah karena ia tidak berbelas kasih kepada Lazarus yang ketika masih hidup berbaring di dekat pintu rumahnya dan mengharapkan bisa mengisi perutnya dengan remah-remah roti yang jatuh dari mejanya? Bisa jadi karena itu.

Tetapi tampaknya bukan karena itu ia menyesal dan masuk ke dalam neraka. Jawabannya ada di ayat 29 dan 30. Orang kaya itu selama hidupnya telah mengatakan TIDAK kepada kesaksian Musa dan para nabi. Orang kaya itu telah menolak kesaksian. Ia menolah keselamatan. Ia menolak YESHUA yang menawarkan keselamatan.

Jadi bukan karena ia kaya ia masuk neraka, namun karena ia mengatakan TIDAK terhadap kesaksian yang sudah diterimanya.

Jadi penting sekali agar kita tidak menolak terhadap kesaksian akan keselamatan di dalam YESHUA Tuhan dan Raja kita.


Baca juga:
Kekuatan Salib
Pandanglah Ke Sekelilingmu
Kuasa untuk Memperoleh Kekayaan
Tuhan Menghendaki Kita Memberi di dalam Kekurangan Kita

Minggu, 27 Maret 2016

Kekuatan Salib

Yeshua disalib untuk menebus kita dari dosa, kesalahan kita, dan kemalangan yang menimpa kita.

Dosa

Rm. 3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Elohim.
Rm. 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Elohim ialah hidup yang kekal dalam Yeshua Hamashiah Tuhan kita.
Yoh. 3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Setiap orang sudah jatuh ke dalam dosa. Entah dosa besar entah dosa kecil, upah dosa adalah maut. Karena setiap orang sudah berdosa, maka setiap orang akan mati dan masuk ke dalam alam maut. Dosa itu tidak harus dosa besar. Bahkan "hanya" membenci sesama itu sudah sama dengan dosa membunuh. (1Yoh. 3:15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.). Dan mengingini perempuan dalam hati sudah sama dengan berzinah (Mat. 5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.) Artinya, setiap dosa akan membawa manusia kepada maut.

Jadi bagaimana orang bisa naik surga? Ternyata bukan karena amal perbuatan baiknya yang kalau ditimbang lebih berat daripada dosanya. Karena setiap dosa, entah besar, entah kecil, akan mendatangkan maut. Manusia hanya bisa masuk surga atau menerima hidup kekal jika percaya kepada-Nya, kepada Dia yang telah mati di kayu salib. Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Elohim akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Kita semua telah jatuh ke dalam dosa, dan upah dosa adalah maut. Artinya kita layak untuk binasa, masuk ke dalam api kekal. Tetapi Dia, Yeshua, telah menggantikan kita.Yes. 53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya. Dengan percaya kepada-Nya, kita ikut disalibkan, dosa kita telah disalibkan. Rm. 6:6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Jadi kita bukan diselamatkan, kita masuk surga dan terbebas dari hukuman maut, bukan karena perbuatan baik kita, bukan karena amal kita lebih besar daripada dosa dan kesalahan kita, melainkan karena iman kita kepada Dia yang telah disalibkan dan mati bagi kita. Kita diselamatkan karena sudah ada yang menggantikan kita.

Kita diselamatkan bukan karena kita layak untuk diselamatkan, tetapi karena begitu besar anugerah dan kasih Elohim kepada kita, karena Bapa tidak menghendaki kita binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Keselamatan adalah anugerah, kita tinggal menerima dan mengimaninya di dalam Dia yang telah diserahkan bagi kita. Ef. 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Elohim. Keselamatan itu bukan usaha kita, melainkan pemberian, karunia dari Elohim kepada kita yang mau menerimanya dalam iman. Dia mau datang agar kita tidak binasa, melainkan beroleh hidup dalam segala kelimpahan. Yohanes 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. 

Kesalahan 

Yeshua tidak hanya menebus kita dari dosa, melainkan dari kesalahan kita juga.

Jumat, 12 Februari 2016

Saudara Adalah Orang yang Berpengaruh

Diterjemahkan dari posting VIctoria Osteen, You Are a Person of Influence

Saudara adalah orang yang memiliki pengaruh! Setiap orang memiliki pengaruh apakah ia menyadarinya atau tidak. Pengaruh bukanlah soal memiliki posisi sosial atau status finansial. Lihatlah Ester dalam Kitab Suci. Ia adalah anak yatim yang tinggal di tanah asing, dan kemudian suatu hari, ia menjadi ratu di negeri itu. Pengaruhnya menyelamatkan seluruh bangsanya. Ya, ia dikenal oleh semua orang, tetapi ia dipengaruhi oleh pamannya Mordekai yang ada di belakang layar. Mungkin saudara tidak terkenal hari ini, tetapi mungkin saudara adalah orang yang memengaruhi orang yang berpengaruh!

Pikirkan pengaruh yang saudara miliki di lingkungan saudara, anak-anak saudara, pasangan saudara, rekan kerja saudara, atasan dan teman-teman saudara. Pengaruh saudara mungkin sangat tidak kentara. Saudara mungkin tidak menerima penghargaan atau pengakuan dalam hidup ini, dan Saudara mungkin tidak menyadari bagaimana Saudara memengaruhi orang-orang di sekitar Saudara. Pengaruh bukan tentang posisi sosial; ini tentang posisi hati. Ketika Saudara muncul dengan hati yang unggul, Saudara sedang menjalankan pengaruh. Ketika Saudara mengerjakan jauh melampaui apa yang harus dilakukan dan apa yang benar, orang-orang memerhatikan Saudara. Amsal 27:17, "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." Saudara mempertajam orang di sekitar Saudara dengan hanya melakukan apa yang benar.

Hari ini, saya percaya bahwa berkat Tuhan akan memosisikan Saudara di tempat-tempat yang tidak pernah Saudara anggap mungkin. Saya percaya bahwa ketika Saudara menjalankan pengaruh Anda, ketika Saudara menjaga hati yang unggul, Tuhan akan melipatgandakan Saudara. Dia akan membawa Saudara ke tempat yang Saudara belum pernah memimpikannya, dan Dia akan menggunakan Saudara dengan cara-cara yang tidak pernah Saudara membayangkannya. Percayalah bahwa Saudara diciptakan dengan suatu tujuan dan jalan-jalan sedang terbuka bagi Saudara untuk dunia menerima pengaruh Saudara!

"Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja." (Amsal 22:11)


Baca juga:
Pandanglah Ke Sekelilingmu
Kuasa untuk Memperoleh Kekayaan
Tuhan Menghendaki Kita Memberi di dalam Kekurangan Kita
Mazmur 23: YAHWE Adalah Gembalaku
Kisah Berkat Global 1: Toru Kumon
Berdoa dengan Segenap Kekuatan

Selasa, 09 Februari 2016

Pandanglah Ke Sekelilingmu

Pandanglah Ke Sekelilingmu
Diterjemahkan dari blog Victoria Osteen Lift Up Your Eyes

Abraham memulai perjalanan bersama YAHWEH. Ia dan keponakannya, Lot, dan keduamya bersama keluarga mereka. Mereka tiba di suatu tempat ketika mereka harus berpisah. Abraham berkata kepada Lot untuk memilih tanah sebelah mana yang ia ingini. Maka Lot melihat dan memilih bagian terbaik dari negeri itu.

Saya yakin Abraham kecewa. Saya yakin ia bertanya-tanya apa yang masih tersisa baginya.

Sesudah Lot pergi, YAHWEH berbicara kepada Abraham, kata-Nya, "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu."

Saat itu Abraham memiliki pilihan. Ia bisa melihat ke bawah, kepada debu yang tersisa di kakinya, kepada kekecewaannya sebelumnya, atau ia bisa memandang ke sekeliling untuk melihat apa yang disediakan YAHWEH bagi masa depannya.

Beberapa kali dalam Kitab Suci Abraham harus memandang ke sekeliling. Itu semacam tema dan warna dari hidupnya. Ia memilih untuk memandang ke sekeliling dan melihat janji YAHWEH; dan ketika ia mengubah apa yang dilihatnya, ia mengubah keadaan hidupnya.

Setiap hari kita juga memiliki pilihan yang sama. Kita bisa melihat keadaan kita, kita bisa fokus pada kekecewaan dan debu di kaki kita, atau kita bisa memandang ke sekeliling dan melihat jauh ke depan kepada kebesaran yang disediakan YAHWEH bagi kita.

Mudah untuk merasa nyaman berada di tempat kita sekarang berada, namun YAHWEH ingin kita merentangkan hidup, bertumbuh berkembang dan mengalami hal-hal baru. Jika saudara tidak menyukai keadaan saudara saat ini, ambillah langkah iman! Pandanglah ke sekeliling, lihatlah, dan pegang janji YAHWEH bagi masa depan saudara!

"Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu…" (Kejadian13:14)

Baca juga:
Kuasa untuk Memperoleh Kekayaan
Tuhan Menghendaki Kita Memberi di dalam Kekurangan Kita
Mazmur 23: YAHWE Adalah Gembalaku
Kisah Berkat Global 1: Toru Kumon
Berdoa dengan Segenap Kekuatan
Mengawali dengan Satu Talenta

Minggu, 07 Februari 2016

Kuasa untuk Memperoleh Kekayaan

Ulangan 8:18 berbunyi demikian:
Tetapi haruslah engkau ingat kepada YAHWEH, Elohimmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Ayat ini menegaskan bahwa YAHWEH mau dan bisa memberikan kita kekuatan atau kuasa untuk memperoleh kekayaan. Jadi kita sebagai anak-Nya dapat menerima kuasa itu, kuasa untuk memperoleh kekayaan. Sehingga kekayaan yang benar adalah kekayaan yang diperoleh karena YAHWEH memberikan kita kuasa atas itu.

Ayat ini juga menegaskan bahwa kuasa itu diberikan dengan sebuah tujuan, yaitu: meneguhkan perjanjian. Perjanjian adalah berasal dari dua belah pihak, berbeda dengan janji yang hanya berasal dari satu pihak. Perjanjian yang dimaksudkan adalah antara YAHWEH dan kita umat-Nya atau anak-Nya. Ada bagian yang akan dilakukan YAHWEH namun ada bagian yang harus kita lakukan.

Agar kita menerima kuasa untuk memperoleh kekayaan itu, kita harus masuk di dalam perjanjian itu dan tahu bagian yang harus kita lakukan. Perjanjian dan bagian-bagian yang menjadi kewajiban maupun hak dari masing-masing bisa dilihat di Ulangan 28:1-14,

(1) "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara YAHWEH, Elohimmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka YAHWEH, Elohimmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.

(2) Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara YAHWEH, Elohimmu:

(3) Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang.
(4) Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. (5) Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. (6) Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar. (7) YAHWEH akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu. (8) YAHWEH akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh YAHWEH, Elohimmu. (9) YAHWEH akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah YAHWEH, Elohimmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. (10) Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama YAHWEH telah disebut atasmu, dan mereka akan takut kepadamu. (11) Juga YAHWEH akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu--di tanah yang dijanjikan YAHWEH dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu. (12) YAHWEH akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman. (13) YAHWEH akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah YAHWEH, Elohimmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, (14) dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti ilah lain dan beribadah kepadanya."


Bagian Firman YAHWEH ini menyebutkan banyak sekali berkat yang akan dilakukan YAHWEH kepada kita: YAHWEH akan memberkati kita, mengangkat kita, menjanjikan kemenangan kepada kita, memberkati kandungan kita, ternak kita, hasil bumi kita, pekerjaan kita, mengangkat kita menjadi kepala dan bukan ekor, melimpahkan kebaikan-Nya, dsb. 

Namun yang sering kita lakukan adalah kita terlalu fokus kepada apa yang bukan menjadi bagian kita. Kita terlalu fokus kepada berkat-berkat yang akan kita terima, sementara kita kurang memerhatikan bagian yang seharusnya kita lakukan. Padahal yang perlu kita lakukan adalah memastikan bahwa kita melakukan bagian kita. Yang lain bukan urusan kita, itu urusan YAHWEH. Bagian kita adalah: mendengarkan suara YAHWEH, Elohim, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya, berpegang pada perintah YAHWEH, Elohim, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang diberikan-NYA, dan tidak mengikuti ilah Elohim lain dan beribadah kepadanya. Inilah yang menjadi bagian kita, yang harus menjadi fokus kita.

Bagaimana caranya kita hidup di dalam perjanjian dengan YAHWEH?  
Kita bisa belajar dari Abraham dalam Kejadian 12:1-3:
(1) Berfirmanlah YAHWEH kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; (2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. (3) Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Ada 3 hal yang bisa kita pelajari dari Firman YAHWEH ini: Pertama, Pergilah dari negerinya. Ini berbicara mengenai meninggalkan cara berpikir lama, kebiasaan lama. Kedua, Pergi dari sanak saudara dan rumah bapanya. Ini berbicara tentang meninggalkan sumber berkat lama dan menjadikan YAHWEH sebagai satu-satunya sumber berkat. Ketiga, Pergi ke negeri yang akan ditunjukkan YAHWEH kepadanya. Ini berbicara mengenai hidup berjalan bersama YAHWEH sepenuhnya, percaya dan taat kepada-Nya.


Baca juga:
Tuhan Menghendaki Kita Memberi di dalam Kekurangan Kita
Mazmur 23: YAHWE Adalah Gembalaku
Kisah Berkat Global 1: Toru Kumon
Berdoa dengan Segenap Kekuatan
Mengawali dengan Satu Talenta

Rabu, 03 Februari 2016

Tuhan Menghendaki Kita Memberi di dalam Kekurangan Kita

Lukas 5:1-8
(1) Pada suatu kali Yeshua berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Elohim. (2) Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. (3) Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. (4) Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." (5) Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (6) Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. (7) Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. (8) Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yeshua dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." (9) Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; (10) demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yeshua kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."

Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan
Petrus sudah semalam-malaman bekerja menjala ikan, namun tidak mendapatkan apa-apa. Namun keesokan paginya Yeshua datang kepadanya dan meminjam perahunya untuk dijadikannya tempat Ia akan berkhotbah kepada orang banyak.

Kejadian ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah meminta kita melayanai dalam kelebihan kita. Tetapi di dalam kekurangan kita. Ketika Petrus sudah bekerja keras semalam-malaman dan tidak mendapatkan apa-apa, Yeshua malah kemudian meminjam perahunya. Ketika Petrus dalam keadaan kekurangan, Yeshua memintanya untuk melayani-Nya.

Tetapi Petrus taat dan mau melayani Yeshua di dalam kekurangannya. Ia membiarkan perahunya dipakai Yeshua untuk tempat ia berkhotbah. Kemudian setelah Yeshua selesai berkhotbah, Ia meminta Petrus untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam. Yeshua meminta Petrus untuk melakukan sesuatu yang menurutnya tidak masuk akal, melakukan sesuatu yang bertentangan dengan pemikiran sehat manusia. Karena sudah semalam-malaman ia menebar jala dan tidak mendapatkan apa-apa. Sekarang malah Yeshua memintanya untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam. Sekali lagi Petrus taat dalam kekurangannya, dalam ketidakpahamannya.

Ketaatan Petrus ternyata tidak sia-sia. Ia mendapatkan ikan yang amat melimpah karena tidak saja perahunya ia yang penuh namun perahu temannya pun ikut penuh dengan ikan hasil tangkapannya.

Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan menghendaki kita taat dan rela melayani bahkan di dalam kekurangan kita. Tuhan juga menginginkan kita taat di saat Tuhan menghendaki kita melakukan sesuatu yang menurut pengalaman dan akal sehat manusia sesuatu yang tidak masuk akal atau bahkan sia-sia.

Tuhan menghendaki pelayanan kita dan pengorbanan kita. Ketika kita dalam keadaan mampu dan berlebih dan kita melayani, sebenarnya kita tidak melakukan apa-apa. Namun Tuhan menuntut lebih dari itu, Tuhan menuntut kita memberi dalam kekurangan kita, melayani-Nya di dalam kekurangan kita, berkorban demi pelayanan kepada-Nya di dalam kekurangan kita.

Tuhan melihat ketaatan Petrus dalam kekurangan dan ketidaktahuan dan akhirnya memberikan berkat yang melimpah. Demikian pula, Tuhan menghendaki kita berkorban dalam kekurangan kita untuk melayani Dia dan melakukan kehendak-Nya meskipun hal itu bertentangan dengan akal sehat manusia. Tuhan menginkan kita taat kepada-Nya dan percaya kepada kuasa dan penyelenggaraan-Nya.

Pengorbanan dan ketaatan Petrus tidak hanya mendatangkan berkat bagi dirinya namun juga pengampunan atas dosanya. Berkat yang diterimanya membuat Petrus merasa tidak layak di hadapan Tuhan karena ia adalah seorang yang berdosa. Namun Yeshua mengampuni dosanya dan malah memberikan pelayanan yang lebih besar kepada Petrus dari penjala ikan menjadi penjala manusia.

Ketaatan kita dalam memberi di dalam kekurangan dan keikhlasan kita dalam berkorban di dalam melayani Tuhan serta melakukan kehendak Tuhan dengan penuh ketulusan dan kepercayaan akan dicatat dan dilihat Tuhan. Sebagai balasannya, Tuhan akan melayakkan kita untuk melakukan pelayanan yang lebih besar.


Baca juga:
Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Mendengar Tuntunan Gembala