Tampilkan postingan dengan label meminta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label meminta. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 Juni 2014

Kualifikasi untuk Menerima Hikmat Tuhan

Diterjemahkan dari Qualifications to Receive God’s Wisdom

Meminta Mencari Mengetuk
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Matius 7:7-8)

Janji-janji dalam ayat ini terbatas hanya untuk orang-orang percaya yang memenuhi kualifikasi tertentu. Pertama, "setiap orang" adalah mereka yang berasal dari Bapa. Mereka yang bukan anak-anak Tuhan  tidak bisa datang kepada-Nya sebagai Bapa mereka.


Kedua, orang yang mengklaim janji ini harus hidup dalam ketaatan kepada Bapa-Nya. "Dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." (1 Yohanes 3:22).

Ketiga, motivasi kita dalam meminta pasti benar. "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa," kata Yakobus, "karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." (Yakobus 4:3). Tuhan tidak mewajibkan diri-Nya untuk menjawab  permintaan daging yang egois dari anak-anak-Nya.

Akhirnya, kita harus tunduk pada kehendak-Nya. Jika kita berusaha untuk melayani Tuhan dan mamon (Matius 6:24), kita tidak bisa mengklaim janji ini. "Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya." (Yakobus 1:7-8).

Kualifikasi lain yang mungkin adalah ketekunan, seperti yang ditunjukkan oleh perintah  untuk meminta, mencari, dan mengetuk. Maksudnya adalah ketekunan dan keteguhan: "Terus meminta; teruslah mencari; dan terus mengetuk."

Jika Saudara memenuhi kualifikasi-kualifikasi tersebut, pastikan Saudara mengambil keuntungan dari akses Saudara kepada Tuhan.


Tanyakan pada Diri Saudara Sendiri 

Tak satu pun dari kita bisa memenuhi seluruh kualifikasi luhur itu, tapi Tuhan tahu jika hati kita lembut dan tulus di hadapan-Nya, benar-benar mencari kemuliaan-Nya di atas keuntungan pribadi kita. Dalam situasi apa pun di mana saudara paling membutuhkan bimbingan dan penyediaan-Nya hari ini, mintalah dalam iman sambil berserah diri.


Baca juga:
Bapa YAHWE Berkenan kepada Orang yang Tidak Tahu Malu
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Meminta Percaya Menerima


Selasa, 23 Juli 2013

Bapa YAHWE Berkenan kepada Orang yang Tidak Tahu Malu

Lukas 11:1-13

(1) Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." (2) Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. (3) Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya (4) dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." 

(5) Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, (6) sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; (7) masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. (8) Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. 

(9) Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (10) Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. (11) Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? (12) Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? (13) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." 

Perikopa ini mengajarkan sebuah prinsip berdoa. Pada bagian yang pertama (ayat 1-4), Tuhan Yeshua mengajarkan pokok-pokok doa apa saja yang semestinya kita sampaikan kepada Bapa, yaitu: (1) pujian: "dikuduskanlah nama-Mu", (2) tujuan hidup dalam kerangka kehendak Bapa: "datanglah kerajaan-Mu", (3) berkat rezeki: "berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya", (4) pengampunan dosa, dengan tetap menekankan mengampuni terlebih dahulu (5) perlindungan dari godaan dan cobaan.

Pada bagian yang kedua (5-13) Tuhan Yeshua mengajarkan sikap hati yang semestinya dimiliki pendoa dan sikap hati Bapa yang mendengarkan doa. Ayat 5-8 Yeshua menegaskan bahwa kita perlu bersikap tidak tahu malu di dalam berdoa. Hal ini mengingatkan kita akan sifat dasar manusia yang cenderung akan dosa dan sekaligus kesombongan manusia. Kita sering merasa tidak layak karena dosa-dosa kita dan hal itu sering membuat kita memutuskan diri sebagai tidak layak di hadapan Bapa YAHWE. Tidak jarang kita merasa tidak pantas untuk meminta sesuatu kepada Bapa karena kita ingat dan sadar betul akan dosa-dosa kita. Lalu kita menunggu saat baik: ketika saya sudah menjadi lebih baik maka saya akan berdoa dan memberanikan diri untuk meminta kepada Bapa. Kalau sekarang: tidak dulu ah. Aku sedang kotor.

Kita juga bisa belajar dari perikopa ini bahwa Bapa YAHWE itu Maha Pengampun, Maha Memaklumi, Maha Mengerti, Maha Memahami situasi kita. Jadi kalau kita sedang di dalam kebutuhan, dan sedang merasa tidak layak untuk datang kepada Bapa dan meminta, datanglah dan mintalah. Dia mengerti kita. Dia memahami. Yang penting: kita harus bersikap tidak tahu malu.

Ayat 9-13 menegaskan kembali bahwa Bapa itu Maha Baik dan kita diajarkan oleh Yeshua untuk memberanikan diri meminta, mencari, dan mengetok pintu. Yeshua meminta kita, memerintahkan kita untuk meminta, mencari dan mengetok. Yeshua mengajarkan kita bahwa Bapa itu amat baik. Dia akan memberikan yang baik kepada yang meminta. Dia akan memberikan Roh Kudus kepada yang meminta.

Tampaknya Paulus amat mengerti akan betapa besar kasih Bapa ini, sehingga ia mengajarkan kepada jemaat di Ibrani: ”Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibrani 4:16).

Kamis, 27 Juni 2013

Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan

Mazmur 3

3:1 Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya.
Ya YAHWE, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku;
3:2 banyak orang yang berkata tentang aku: "Baginya tidak ada pertolongan dari pada Elohim." Sela
3:3 Tetapi Engkau, YAHWE, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.
3:4 Dengan nyaring aku berseru kepada YAHWE, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Sela
3:5 Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab YAHWE menopang aku!
3:6 Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.
3:7 Bangkitlah, YAHWE, tolonglah aku, ya Elohimku! Ya, Engkau telah memukul rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik.
3:8 Dari YAHWE datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! Sela


Situasi yang dihadapi pemazmur:
1. tekanan musuh: menghadapi banyak lawan, banyak orang yang bangkit menyerang
2. intimidasi: banyak orang yang mengatakan bahwa pemazmur tidak memiliki sumber pertolongan, bahwa YAHWE tidak akan menolongnya
3. anaknya memberontak dan hendak membunuhnya

Kalau kita menghadapi situasi yang sama, apa yang akan kita lakukan? Situasi yang amat sulit, nyawa terancam, dan tragisnya, oleh anak sendiri. Nyawa terancam adalah sebuah situasi yang tak terbayangkan, sebuah tekanan yang luar biasa. Ditambah lagi, anak yang memberontak pasti merupakan beban batin yang lebih hebat lagi, apalagi sampai pada taraf ingin membunuh kita, orang tuanya.

Ketika kita menghadapi kesulitan dan tekanan yang berat, kita mungkin menjadi gampang terintimidasi. Pemazmur pun mengalami hal ini. Orang mau meyakinkan bahwa tidak ada pertolongan dari YAHWE. Ketika keluarga broken, anak memberontak, ditambah dengan adanya ancaman, bisa jadi ancaman dalam hal bisnis (persaingan, tuntutan dan kewajiban yang harus dipenuhi), pekerjaan (akan kena PHK), dll, orang beriman gampang terintimidasi: "Kau memang layak menerima semua ini! Itu semua karena dosa-dosamu! YAHWE sedang menghukummu! YAHWE tidak akan menolongmu."

YAHWE menolong Daud, Absalom Tersangkut di dahanTetapi pemazmur tetap percaya kepada kebaikan YAHWE. Ia meyakini bahwa YAHWE adalah perisai dan pelindungnya. YAHWE adalah kemuliaannya dan mengangkat kepalanya. Sebab itu Daud berseru kepada YAHWE, dengan nyaring, berarti Daud benar-benar berseru memohon pertolongan. Dan YAHWE menjawabnya dari gunung-Nya yang kudus. Ia meminta kepada YAHWE agar bangkit menolongnya. Ia sangat yakin bahwa dari YAHWE-lah pertolongan datang.

Luar biasanya, di tengah-tengah tekanan dan ancaman yang amat sangat serius ini, pemazmur amat sangat percaya bahwa YAHWE menolongnya. Iapun bisa berbaring dan tidur. Dengan damai dan tenang ia bisa tidur, karena percaya bahwa YAHWE melindungi dan menolongnya dan akan menalahkan musuh-musuhnya.

Sikap iman Daud dalam menghadapi kesulian hidup yang dinyatakan dalam Mazmur 3 ini sungguh luar biasa. Meskipun ia pernah berdoa besar di masa lalu, sekali pun YAHWE sedang menghukumnya dengan membiarkan anaknya Absalom memberontak dan ingin membunuhnya, dan sekalipun orang-orang berusaha meyakinkan bahwa ia tidak akan ditolong YAHWE, namun Daud tetap percaya dan memegang imannya bahwa YAHWE akan selalu menolongnya.

Baca juga:
Iman yang Berani
Meminta Percaya Menerima
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Janji Keselamatan Tuhan
YAHWE yang Dapat Diandalkan


Sabtu, 12 Februari 2011

Meminta Percaya Menerima

Meminta Percaya Menerima
Percaya Segalanya Mungkin
Markus 11:24 Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
Matius 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”
Yohanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Meminta dan Percaya
Kita telah diangkat menjadi anak-anak Yahwe oleh karena iman kita. Dengan demikian, kita adalah anak Raja di atas segala raja, Raja yang memiliki segalanya. Raja yang sangat kaya raya. Sebagai anak Raja, kita juga memiliki hak anak Raja. Semua yang menjadi milik Raja, juga menjadi milik kita. Dan oleh karena Raja, yang adalah Bapa kita, sangat mengasihi kita, maka apapun yang kita minta, kita percaya bahwa Raja akan mengabulkannya.

Jadi, ketika kita memiliki permohonan kepada Bapa, percayalah, bahwa di saat kita sedang berdoa, Bapa telah menyediakan apa yang kita doakan bagi kita. Percayalah dan bersikaplah bahwa kita telah mendapatkannya. Meskipun secara fisik kita belum menerimanya, namun percayalah bahwa kita sebenarnya sudah menerimanya. Maka kita akan benar-benar menerimanya.

Meminta Percaya Menerima
Percayalah Kita Sudah Menerimanya!

Bapaku yang di surga, Engkau Yahwe yang sangat baik dan selalu memberikan yang terbaik bagiku. Engkau mengetahui setiap kebutuhanku.
Oleh sebab itu, oleh karena kemurahan dan kasih-Mu, aku mohon ... (sebutkan permohonanmu). Dan aku percaya, saat ini juga Engkau telah menyediakannya bagiku.
Terima kasih Bapa, atas kemurahan-Mu.

Dalam nama Yesus saya berdoa dan mengucap syukur. Amin.


Baca juga: Kepastian Keselamatan dan Keberanian Bersaksi, klik di sini.