2 Korintus 7:1
Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan TUHAN.
Selebritis, identik dengan kehidupan yang glamour, penuh dengan kemewahan dan bahkan kehidupan yang cenderung dikategorikan bebas. Apalagi selebritis pria. Dengan banyaknya fans dari kalangan kaum wanita, membuat banyak selebrits pria yang memanfaatkan kesempatan ini sebagai ajang tebar pesona sehingga membuat semakin banyak wanita tergila-gila kepadanya. Bahkan, banyak juga selebritis pria yang akhirmra hidup dalam dosa seks bebas. Memang tidak semuanya, tetapi bukan suatu hal yang baru lagi kalau banyak selebritis pria menyimpan rahasia umum yang demikian.
Tetapi tidak demikian dengan seorang selebritis pria yang banyak digandrung wanita, seorang pemain sepak bola vang cukup terkenal, Ricardo Izecson dos Santos Leite, atau lebih dikenal dengan nama Kaka. Karena prestasi yang luar biasa dalam dunia persepakbolaan, nama Kaka melejit dan ia menjadi bintang lapangan yang dipuja oleh banyak penggemarnya khususnya para wanita. Kegantengannya yang seperti seorang bintang fim membuat ia selalu dikejar-kejar fans wanita. Di manapun ia berada, akan selalu ada jeritan gadis-gadis muda yang mengaguminya. Namun cinta dan kesetiannya hanya pada Caroline Celico, kekasihnya yang jauh di Brazil. Walaupun kehidupan pemain sepakbola selalu dikelilingi wanita-wanita cantik super model, atau pesta-pesta kemenangan, Kaka selalu menghindari semuanya itu. Ia bahkan tidak mau membawa Caroline tinggal dengannya di Italia sebelum pernikahan, seperti yang diakukan para pemain bola di liga-liga besar.
Tahun 2005, Kaka meminang Caroline, dalam sebuah upacara perkawinan yang sangat sederhana, sangat berbeda dengan pernikahan selebritis lain yang super mewah. Dalam jumpa pers ia menyatakan bahwa ia masih perjaka dan caroine masih perawan. "Itu adalah periode yang pentang, sebuah ujian untuk cinta kami berdua. Saya seorang pria normal dan pasti tergoda untuk melakukan hubungan sebelum pernikahan, tapi saya bisa melewatinya." Pemain sepakbola muda yang terkenal dengan kaosnya yang bertuliskan, "I love Jesus" dan "I belong to Jesus" ini sungguh-sungguh membuktikan bahwa hidupnya didedikasikannya untuk Yesus yang menjadi TUHAN dan juruselamatnya.
Dalam wahyu yang diterima oleh Rasul Yohanes untuk Jemaat di Sardis, dikatakan bahwa "di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak itu" (Wahyu 3:4). Ternyata di tengah-tengah jemaat di Sardis yang lebih mengutamakan hal-hal jasmani daripada hal-hal rohani, masih ada orang-orang yang tetap memegang teguh imannya kepada Tuhan. Inilah gambaran anak-anak Tuhan yang meskipun hidup di dalam lingkungan dunia yang tercemar, bahkan dalam lingkungan yang sudah rusak, namun mereka tidak ikut mencemarkan dirinya dan tetap mempertahankan kemurnian iman mereka.
Ini pelajaran yang penting sekali bagi kita: Sekalipun yang lain lebih mengutamakan hal-hal lahirah, tetapi kita haruss tetap lebih mementingkan hal-hal yang rohani. Sekalipun sekeliling kita penuh dengan dosa, kita bisa tetap hidup dalam kebenaran. Bahkan sekalipun orang-orang Kristen lain, pelayan Tuhan dan hamba-hamba Tuhan yang lain kompromi terhadap dosa, tapi kita tetap harus bisa menjaga kemurnian hati kita, memastikan iman kita hanya tertuju kepada Tuhan, dan mengutamakan perkara-perkara di atas lebih dari pada perkara-perkara di bawah.
Baca juga:
Jemaat Sardis: Tidak Terbawa Arus Dunia yang Rusak...
Jemaat Smirna: Miskin Namun Dipuji TUHAN
Jemaat Sardis: Kehebatan Manusia vs Kehebatan Tuha...
Jemaat Smirna: Miskin Tapi Kaya
Saatnya kudatang kepada-MU ya YAHWE, Tuhan Penyelamatku, Pelindung dan Penebusku. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain.
Tampilkan postingan dengan label godaan dosa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label godaan dosa. Tampilkan semua postingan
Rabu, 19 Maret 2014
Minggu, 14 Agustus 2011
Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati
Bagaimana kita bisa hidup berkemenangan?
Roma 8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Kita menang karena Dia yang mengasihi kita. Dalam ayat 33 dikatakan bahwa tidak ada yang menggugat orang-orang pilihan Yahwe, yang telah membenarkan mereka. Dan dalam ayat selanjut 38-39 dikatakan bahwa tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus.
Roma 8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Kemenangan juga ditentukan oleh penguasaan diri dan kemampuan menjaga hati.
Amsal 16:32. orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.
Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Agar kita tetap menang, kita harus menjaga hati kita dari 3 musuh:
1. Kekecewaan
Dalam Bilangan 20 dikisahkan bahwa Musa kecewa atas bangsa Israel. Ketika itu bangsa bersungut-sungut karena tidak ada air untuk diminum. Musa datang menghadap Yahwe dan memohon petunjuk-Nya. Yahwe memerintahkan agar Musa mengumpulkan bangsa itu dan mengatakan kepada batu agar mengeluarkan air untuk bangsa itu. Tetapi Musa, karena kejengkelannya kepada bangsa itu, ia melampiaskan kemarahannya dengan memukul bukit batu itu dua kali dengan tongkatnya. Dan keluarlah air untuk bangsa itu.
Yahwe marah kepada Musa dan menegurnya: Bilangan 20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."
Memang ada alasan yang kuat bagi Musa untuk kecewa, jengkel, dan marah. Bagaimana tidak, bangsa itu telah melihat pekerjaan Yahwe yang dahsyat selalu menyertai mereka, tetapi bangsa itu pula selalu bersungut-sungut dan menyalahkan Musa karena telah membawa keluar mereka dari tanah Mesir. Namun kita belajar dari peristiwa ini, bahwa sekalipun ada alasan untuk kecewa dan marah, untuk jengkel, kita tetap harus menjaga hati kita agar tidak dikendalikan oleh kejengkelan dan amarah kita.
2. Godaan dosa
Musuh kedua dari hati kita adalah godaan dosa.
Yakobus 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Kita harus menjaga hati kita dari pencobaan oleh keinginan kita sendiri. Jangan biarkan diri kita diseret dan dipikat olehnya. Dari Yakobus ini kita belajar bagaimana proses manusia jatuh ke dalam dosa. Pertama adalah adanya keinginan hati. Kedua keinginan itu memikat dan menyeret kita. Ketika keinginan itu dibuahi sehingga melahirkan dosa. Keempat dosa itu sudah matang dan melahirkan maut. Jadi kita harus waspada terhadap keinginan hati kita, jangan sampai kita diseret dan dipikat oleh keinginan kita.
3. Iri hati
Yakobus 3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Iri hati bisa menjadi sumber kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Jadi waspadalah terhadap kecenderungan hati kita untuk iri hati dan mementingkan diri sendiri.
Baca juga:
Nikmatilah Hidup Anda (1): Bersyukur atas apa yang sudah kita capai
Merebut Kembali Apa yang Dicuri Musuh
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
Label:
godaan dosa,
hidup berkemenangan,
iri hati,
keinginan,
keinginan daging,
kekecewaan,
kemenangan,
menjaga hati,
Musa
Langganan:
Postingan (Atom)