Senin, 09 Juni 2014

Alasan untuk Puas

Diterjemahkan dari Reasons to Be Content

"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?  -Matius 6:25

Khawatir adalah kebalikan dari kepuasan, yang harus menjadi normal dan konsisten dalam hati dan pikiran orang percaya. Saudara harus mampu mengatakan seperti Paulus, "... sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan." (Fil. 4:11–12).

Kepuasan orang Kristen hanya ditemukan di dalam Tuhan--dalam kuasa, kendali dan penyediaan-Nya atas segala sesuatu yang kita miliki dan butuhkan. Karena Tuhan memiliki segalanya, apa yang sekarang kita miliki dan apa yang akan kita miliki adalah milik-Nya.

Daniel mengerti kendali Tuhan dalam segala sesuatu: "Terpujilah nama Tuhan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan! Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian."(Daniel 2:20-21).

Dialah yang mengubah waktu dan zaman; Dia menghilangkan raja dan menetapkan raja-raja; Dia memberikan kebijaksanaan untuk orang-orang bijaksana dan pengetahuan untuk orang yang berakal "(Daniel 2:20-21).



Dan jika kita tidak mendengarnya dari Daniel, kita harus tahu itu dari salah satu nama kuno dari Tuhan kita--YAHWE-Jireh, yang berarti, "Tuhan yang menyediakan."

Apapun yang Tuhan berikan kepada kita adalah milik-Nya. Oleh karena itu, tanggung jawab kita untuk berterima kasih untuk itu dan menggunakannya dengan bijak dan tidak egois selama Ia mempercayakan itu kepada kita.

Tanyakan pada Diri Sendiri:
Apa yang membuat kita tidak merasa puas? Bagaimana kita menentukan jumlah harta atau kekayaan yang kita butuhkan untuk merasa puas? Mengapa pengukuran ini begitu sering melenceng dan menjauh dari pemahaman alkitabiah yang sehat?

Baca juga:
Khawatir Adalah Dosa
Merasa Tidak Layak di Hadapan Tuhan?
8 Cara Untuk Berjalan Dengan Iman
Apakah Kita Sudah Mengikhlaskan Tuhan untuk Memberkati Kita?
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar