Manakala kamu berdoa, katakanlah:
Bapa kami yang di surga
dikuduskanlah Nama-Mu
datanglah kerajaan-Mu
jadilah kehendak-Mu
seperti di dalam surga
juga di atas bumi.
Berikanlah kepada kami hari ini,
roti kami sehari-hari
dan amnpunkanlah kepada kami
dosa-dosa kami
karena kami pun mengampunkan
kepada setiap orang
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami
ke dalam pencobaan
tetapi luputkanlah kami
dari yang jahat.
Ketika kita berdoa, Tuhan Yeshua mengajarkan, agar pertama-tama kita menyatakan, mengakui akan adanya Bapa yang ada di surga. Ini sebuah pernyataan, pengakuan, klaim bahwa kita ini anak-Nya, bahwa Tuhan yang ada di surga itu adalah Bapa kita. Kita adalah anak-Nya, anak dari Tuhan pencipta kita dan seluruh dunia. Pernyataan ini, pengakuan ini menegaskan bahwa ada hubungan yang intim antara kita dengan Tuhan kita. Kita sudah diangkat dan diberi hak untuk menjadi anak-Nya, untuk menyebut Pencipta kita itu adalah Bapa kita. Inilah identitas kita: anak Tuhan Pencipta langit dan bumi serta segala semesta.
Yang kedua kita diminta memproklamirkan kekudusan Nama-Nya. Menyerukan kekudusan Tuhan tampaknya menjadi cara yang berkenan kepada Tuhan di dalam menyembah-Nya. Bandingkan dengan Wahyu 4:8:
Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan
di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak
berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus,
kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan
yang akan datang."
atau Yesaya 6:3:
Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus,
kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
Yang ketiga, kita diminta untuk memohon agar kerajaan-Nya datang. Yesus sendiri selalu mengatakan bahwa kerajaan sorga sudah dekat. Dan kita diminta bertobat oleh karenanya. Kerajaan sorga itu seperti apa? Yesus memberikan banyak sekali gambaran mengenai apa itu kerajaan sorga melalui perumpamaan-perumpamaan. Misalnya, kerajaan sorga diumpamakan seperti "seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah" (Matius 13:45) atau "seumpama harta yang terpendam di ladang" (Matius 13:44) yang menunjukkan sesuatu yang sangat berharga sehingga orang rela menjual segala miliknya untuk memiliki mutiara itu;
atau "seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya" (Matius 18:23) yang memperlihatkan tentang kemurahan pengampunan yang harus menjadi pedoman hidup;
atau "seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya" (Matius 22:2) yang memperlihatkan pentingnya untuk datang ke pesta dengan pakaian yang layak, dan lain sebagainya. Kerajaan sorga juga "seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan" (Matius 13:47) yang memperlihatkan bahwa ada pemisahan antara orang jahat dan orang benar; atau "seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki" (Matius 25:1) yang memperlihatkan pentingnya untuk bersiap-siap dan berjaga-jaga (membawa cadangan minyak);
atau "seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya" (Matius 13:24) yang memperlihatkan bahwa orang-orang jahat itu hidup di tengah-tengah orang jahat;
atau "seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya" (Matius 20:1) yang memperlihatkan kewenangan Tuhan untuk memberikan upah yang sama kepada semua pekerjanya;
atau "seumpama biji sesawi" (Matius 13:31) atau "seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya" (Matius 13:33) yang memperlihatkan bahwa orang benar atau orang beriman harus bermanfaat bagi orang lain; atau "seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka" (Matius 25:14) yang memperlihatkan pentingnya untuk mengembangkan talenta yang kita miliki.
Kita juga diminta untuk memohon agar kehendak-Nya jadi, yakni keadaan di atas bumi seperti di dalam sorga.
Kita juga diminta untuk meminta roti kebutuhan hidup kita sehari-hari. Ini berarti seharusnya kita berdoa meminta roti ini setiap hari.
Kita diminta untuk memohon ampun atas dosa kita tetapi sekaligus kita juga diminta untuk mengampuni orag lain, sebagai syarat pengampunan itu: "seperti kami juga mengampuni".
Terakhir, kita diminta untuk meminta Tuhan menjauhkan kita dari pencobaan dan melupuskan kita dari "yang jahat". Pencobaan itu ada dan "yang jahat" itu ada, tetapi kita bisa memohon kepada Tuhan agar kita tidak dibawa ke dalam pencobaan dan diluputkan dari yang jahat. Dan karena kita diminta untuk meminta roti setiap hari, itu berarti kita juga diminta untuk memohon dijauhkan dari pencobaan dan diluputkan dari yang jahat ini juga setiap hari.
Saatnya kudatang kepada-MU ya YAHWE, Tuhan Penyelamatku, Pelindung dan Penebusku. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain.
Tampilkan postingan dengan label doa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label doa. Tampilkan semua postingan
Minggu, 28 Januari 2018
Jika kamu berdoa
Label:
berdoa,
bertekun dalam doa,
cobaan,
doa,
harta sorga,
kasih Bapa,
kejahatan,
Kerajaan Elohim,
kudus
Minggu, 22 Juni 2014
Berdoa dengan Segenap Kekuatan
Diterjemahkan dari Fan Page FB Pastor ChrisOyakhilome
Terlepas dari kenyataan bahwa mungkin ada jutaan orang berdoa kepada Tuhan setiap hari, YAHWE senang mendengar suara saudara, karena DIA tidak memiliki duplikat dari diri saudara. Ini adalah alasan saudara harus selalu mengambil waktu untuk berdoa. Berhubunganlah secara pribadi dengan Tuhan, karena tahu bahwa saudara berbicara dengan Pribadi yang benar-benar mendengarkan saudara; DIA Pribadi yang rasional dan yang memiliki perasaan. Jangan berdoa seolah-olah Tuhan adalah komputer.
Beberapa orang terlalu kaku dan religius dalam doa mereka! "Ya Tuhan," demikian mereka mulai, "Engkau begitu besar dan saya sangat kecil dan tidak berarti di mata-Mu." Seolah-olah Tuhan hanya berbicara seperti di Alkitab Terjemahan Baru. Kemudian ketika mereka mengangkat tangan mereka untuk menyanyikan sebuah lagu pujian, hampir tidak ada ekspresi emosi. Jangan seperti itu! Jadilah bergairah dengan Tuhan.
Tuhan memanggil Daud "seorang yang berkenan di hati-Ku" (Kisah Para Rasul 13:22), karena antara lain, Daud begitu bergairah dengan Tuhan. Ketika dia berdoa, ia menuangkan jiwanya ke dalam doa-doanya dan ini tercermin dalam beberapa Mazmur yang dia tulis bagi kita dalam Kitab Suci. Daud adalah orang yang tahu bagaimana berdoa dengan emosi, itulah mengapa ia menikmati persekutuan dengan TUHAN.
Saudara harus belajar bagaimana untuk bersantai diri di hadapan Tuhan. Jika saudara belum mengalami jenis berdoa di mana, karena cinta, takut dan gentar, saudara tertumpah air matanya di hadapan Tuhan, maka saudara kehilangan kesempatan terlalu banyak. Jika saudara belum berdoa sampai saudara penuh semangat, tertawa, menari, dan bernyanyi, bernubuat dalam roh, saudara harus mengambil keputusan untuk mengalami hal itu.
Berdoalah dengan hati dan emosi saudara dan melibatkan totalitas dari keberadaan saudara. Ada berkah luar biasa yang berasal karena memiliki keintiman dengan Tuhan yang seperti itu.
Bacaan Kitab Suci: Mazmur 42:1, Yakobus 5:16 dan Mazmur 63:1-4. Kemuliaan bagi YAHWE!
Baca juga:
Mengikuti Gembala
Pria Bertanggung Jawab Membawa Keluarganya pada Tuhan
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Doa Pujian
Doa Radikal
Terlepas dari kenyataan bahwa mungkin ada jutaan orang berdoa kepada Tuhan setiap hari, YAHWE senang mendengar suara saudara, karena DIA tidak memiliki duplikat dari diri saudara. Ini adalah alasan saudara harus selalu mengambil waktu untuk berdoa. Berhubunganlah secara pribadi dengan Tuhan, karena tahu bahwa saudara berbicara dengan Pribadi yang benar-benar mendengarkan saudara; DIA Pribadi yang rasional dan yang memiliki perasaan. Jangan berdoa seolah-olah Tuhan adalah komputer.
Beberapa orang terlalu kaku dan religius dalam doa mereka! "Ya Tuhan," demikian mereka mulai, "Engkau begitu besar dan saya sangat kecil dan tidak berarti di mata-Mu." Seolah-olah Tuhan hanya berbicara seperti di Alkitab Terjemahan Baru. Kemudian ketika mereka mengangkat tangan mereka untuk menyanyikan sebuah lagu pujian, hampir tidak ada ekspresi emosi. Jangan seperti itu! Jadilah bergairah dengan Tuhan.
Tuhan memanggil Daud "seorang yang berkenan di hati-Ku" (Kisah Para Rasul 13:22), karena antara lain, Daud begitu bergairah dengan Tuhan. Ketika dia berdoa, ia menuangkan jiwanya ke dalam doa-doanya dan ini tercermin dalam beberapa Mazmur yang dia tulis bagi kita dalam Kitab Suci. Daud adalah orang yang tahu bagaimana berdoa dengan emosi, itulah mengapa ia menikmati persekutuan dengan TUHAN.
Saudara harus belajar bagaimana untuk bersantai diri di hadapan Tuhan. Jika saudara belum mengalami jenis berdoa di mana, karena cinta, takut dan gentar, saudara tertumpah air matanya di hadapan Tuhan, maka saudara kehilangan kesempatan terlalu banyak. Jika saudara belum berdoa sampai saudara penuh semangat, tertawa, menari, dan bernyanyi, bernubuat dalam roh, saudara harus mengambil keputusan untuk mengalami hal itu.
Berdoalah dengan hati dan emosi saudara dan melibatkan totalitas dari keberadaan saudara. Ada berkah luar biasa yang berasal karena memiliki keintiman dengan Tuhan yang seperti itu.
Bacaan Kitab Suci: Mazmur 42:1, Yakobus 5:16 dan Mazmur 63:1-4. Kemuliaan bagi YAHWE!
Baca juga:
Mengikuti Gembala
Pria Bertanggung Jawab Membawa Keluarganya pada Tuhan
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Doa Pujian
Doa Radikal
Label:
berkat,
berkat YAHWE,
bertekun dalam doa,
doa,
doa pujian,
doa radikal,
hidup berkemenangan,
hidup berkenan di hadapan Tuhan,
intim dengan Tuhan,
perkenanan Tuhan
Rabu, 30 Januari 2013
Mengikuti Gembala
Disuruh-Nya umat-Nya berangkat seperti domba-domba, dipimpin-Nya mereka seperti kawanan hewan di padang gurun; dituntun-Nya mereka dengan tenteram, sehingga tidak gemetar, sedang musuh mereka dilingkupi laut (Mazmur 78:52-53)
Seekor domba memiliki sifat yang berbeda dengan bebek. Domba akan selalu berjalan di belakang Gembalanya, sedangkan bebek akan berjalan di depan Gembalanya. Artinya, domba suka mengikuti Gembalanya, sedangkan bebek suka mendahului Gembalanya.
Apakah selama ini kita seperti domba yang suka mengikuti Gembala Agung kita? atau kita seperti bebek yang berjalan mendahului Gembala Agung kita? Kita lebih suka mendapatkan petunjuk Tuhan terlebih dahulu, baru kemudian melangkah? atau kita lebih suka melangkah dulu, baru minta Tuhan untuk menyertai dan memberkati langkah yang kita ambil itu? Ingat, domba yang baik adalah mengikuti Gembalanya, dan bukan mendahului Gembalanya.
Seorang murid yang pandai namun berasal dari keluarga yang tidak mampu mendapat beasiswa untuk melanjutkan SMP ke Singapore. Mendengar kabar ini, tentu saja ia maupun keluarganya sangat senang sekali. Mereka tidak pernah menyangka bahwa anaknya bisa sekolah sampai ke luar negeri.
Namun setelah itu orang tua dari anak ini ingat bahwa mereka harus menghadapkan perkara ini kepada Tuhan terlebih dahulu, apakah Tuhan memang menghendaki anaknya berangkat ke Singapore atau tidak. Mereka tidak ingin mendahului Tuhan Sang Gembala Agung di dalam mengambil keputusan. Lalu mereka sekeluarga sepakat untuk berdoa puasa. Dalam doa puasa itu, setiap malam mereka membangun mezbah keluarga. Di akhir doa puasa itu, mereka mendapatkan peneguhan bahwa Tuhan tidak menghendaki sang anak untuk berangkat ke Singapore, karena usianya yang masih terlalu belia dan masih rentan untuk dibiarkan hidup sendiri tanpa bimbingan orang tua, dan karena tidak ada satu pun orang yang mereka kenal di Singapore yang bisa bertanggung jawab atas kerohanian anaknya ini.
Meskipun harus melepas berkat ini.namun semuanya merasa damai sejahtera. Dan ternyata Tuhan memang menyatakan rencana-Nya yang indah pada waktunya. Anaknya meskipun tidak jadi menerima beasiswa ke Singapore, tetapi ternyata juga bisa menerima beasiswa untuk bersekolah di salah satu SMP elite yang ada di kota tersebut. Bahkan di tahun-tahun itu, anak ini menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi dan dibaptis. Bukan hanya itu saja, anak ini mulai terlibat aktif di dalam pelayanan dan hidupnya dipakai Tuhan secara luar biasa untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Orang tuanya sangat bersyukur, sekalipun dulu mereka harus melepaskan kesempatan anaknya mendapat beasiswa di Singapore, tetapi pengenalan pribadi anaknya akan Tuhan Yesus adalah jauh lebih penting, sebab itulah yang akan menentukan dasar di mana kehidupan anaknya akan dibangun.Mereka bersyukur, Sang Gembala Agung telah menuntun mereka mengambil keputusan yang terbaik.
Baca juga:
Yeshua Gembala yang Baik
Menjadi Domba yang Baik
YAHWE Adalah Gembalaku
Berkat bagi Orang yang Bergaul Akrab dengan YAHWE
YAHWE Sumber Berkat
Label:
berdoa,
berdoa bersama-sama,
bertekun dalam doa,
doa,
domba,
Gembala,
kehendak Tuhan,
ketaatan,
Puasa,
Rancangan Tuhan,
taat
Kamis, 24 Januari 2013
Pria Bertanggung Jawab Membawa Keluarganya pada Tuhan
Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbariing dan apabila engkau bangun. (Ulangan 6:6-7)
Tanggung jawab yang terpenting bagi seorang pria: membawa keluarganya kepada Tuhan. Lebih dari apa pun dan diapa pun, Tuhan harus menjadi nomor satu bagi keluarga kita. Kalau keluarga kita ada di tangan Tuhan, maka Tuhan sendiri akan menjadi pelindung, penolong, dan penuntun bagi keluarga kita. Keluarga kita akan aman di dalam tangan Tuhan. Yosua menjadi imam yang berhasil atas bangsa Israel karena sebelumnya berhasil menjadi imam atas keluarganya.
Ada sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak yang masih berusia 5 tahun. Setiap malam sebelum tidur, keluarga kecil ini akan berkumpul di lantai di sebelah tempat tidur untuk berdoa. Masing-masing anggota keluarga secara bergantian mendapat giliran untuk berdoa.
Namun sesudah tidur sang ayah sering memergoki anaknya diam-diam turun dari tempat tidur, duduk di lantai dan berdoa. Meski doanya pelan, namun suaranya masih terdengar jelas. Ayahnya yang tahu hal itu membiarkan anaknya itu berdoa singkat, hanya satu dua menit lalu tidur kembali.
Bagaimana bisa anak 5 tahun berinisiatif untuk berdoa sendiri? Ternyata anak ini sering melihat sang ayah terkadang turun dari ranjang dan berdoa di lantai malam-malam ketika semua sudah tidur. Sepertinya si anak memperhatikan kebiasaan ayahnya dan menirunya. "Like father like son" demikian bunyi pepatah lama.
Tentu saja kita sebagai orang tua harus memberikan teladan hidup yang baik bagi anak-anak kita, seperti yang dilakukan oleh ayah ini. Jika kita benar-benar menghidupi apa yang kita katakan dan yakini maka anak kita akan dengan sendiriya meniru teladan kita. Kita tak bisa mengharapkan keluarga kita datang pada Tuhan jika kita sendiri tidak datang kepada Tuhan. Sebagai imam dalam keluarga, jadilah teladan untuk membawa keluarga anda datang kepada Tuhan.
Baca juga:
Dipanggil untuk Melayani
Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin
Melayani Karena Kasih
Tanggung jawab yang terpenting bagi seorang pria: membawa keluarganya kepada Tuhan. Lebih dari apa pun dan diapa pun, Tuhan harus menjadi nomor satu bagi keluarga kita. Kalau keluarga kita ada di tangan Tuhan, maka Tuhan sendiri akan menjadi pelindung, penolong, dan penuntun bagi keluarga kita. Keluarga kita akan aman di dalam tangan Tuhan. Yosua menjadi imam yang berhasil atas bangsa Israel karena sebelumnya berhasil menjadi imam atas keluarganya.
Ada sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak yang masih berusia 5 tahun. Setiap malam sebelum tidur, keluarga kecil ini akan berkumpul di lantai di sebelah tempat tidur untuk berdoa. Masing-masing anggota keluarga secara bergantian mendapat giliran untuk berdoa.
Namun sesudah tidur sang ayah sering memergoki anaknya diam-diam turun dari tempat tidur, duduk di lantai dan berdoa. Meski doanya pelan, namun suaranya masih terdengar jelas. Ayahnya yang tahu hal itu membiarkan anaknya itu berdoa singkat, hanya satu dua menit lalu tidur kembali.
Bagaimana bisa anak 5 tahun berinisiatif untuk berdoa sendiri? Ternyata anak ini sering melihat sang ayah terkadang turun dari ranjang dan berdoa di lantai malam-malam ketika semua sudah tidur. Sepertinya si anak memperhatikan kebiasaan ayahnya dan menirunya. "Like father like son" demikian bunyi pepatah lama.
Tentu saja kita sebagai orang tua harus memberikan teladan hidup yang baik bagi anak-anak kita, seperti yang dilakukan oleh ayah ini. Jika kita benar-benar menghidupi apa yang kita katakan dan yakini maka anak kita akan dengan sendiriya meniru teladan kita. Kita tak bisa mengharapkan keluarga kita datang pada Tuhan jika kita sendiri tidak datang kepada Tuhan. Sebagai imam dalam keluarga, jadilah teladan untuk membawa keluarga anda datang kepada Tuhan.
Baca juga:
Dipanggil untuk Melayani
Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin
Melayani Karena Kasih
Label:
berdoa,
berdoa bersama-sama,
bertekun dalam doa,
doa,
imam dalam keluarga,
mendengarkan Firman,
mengajar anak,
merenungkan Firman siang dan malam,
mezbah doa,
perintah Yahwe,
pria sejati,
teladan orangtua
Rabu, 17 Oktober 2012
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Kisah Para Rasul 6:1-7
Baca bagian sebelumnya!
Pada bagian sebelumnya kita belajar mengenai penginjilan dan risiko yang harus dihadapi orang percaya berhadaan dengan penolakan dunia. Pada bagian ini Kisah Para Rasul menampilkan sisi lain dari gaya hidup jemaat mula-mula, di mana mulai timbul masalah, yakni pelayanan terhadap para janda, dan bagaimana masalah tersebut diselesaikan.
6:1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.6:2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Elohim untuk melayani meja. 6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, 6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." 6:5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. 6:6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. 6:7 Firman Elohim makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Bertambahnya jemaat, bertambah pula tanggung jawab karena jumlah yang harus dilayani juga bertambah. Nah, terkait dengan bagian sebelumnya berkenaan dengan pembagian hasil penjualan kekayaan dari anggota jemaat kepada semua orang sesuai kebutuhannya, janda-janda orang Yahudi yang berbahasa Yunani merasa terabaikan. Dalam hal ini "pelayanan meja", yakni pembagian kebutuhan jasmani kepada jemaat yang membutuhkan, menjadi kurang beres sehingga para rasul harus ikut terlibat dalam pelayanan tersebut. Sebagai akibatnya, pelayanan Firman (pembagian berkat rohani) menjadi terabaikan.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari.
1. Jemaat mula-mula disamping berdoa dan menginjil, mewartakan Firman dan kabar gembira keselamatan rohani, juga melayani meja, artinya membagi-bagikan berkat kepada orang yang membutuhkan. Salah satu contoh riil yang diungkap di sini adalah pelayanan kepada janda-janda. Baik sekiranya pelayanan yang demikian ini juga diterapkan di gereja-gereja sekarang.
2. Pelayanan meja ini oleh par rasul dianggap penting, sehingga ketika pelayanan ini terabaikan, mereka ikut terjun langsung di dalam pelayanan tersebut. Hal ini menyiratkan bahwa pelayanan meja ini harus diutamakan, mengingat bahwa para rasul ikut terlibat dan untuk sementara bahkan melalaikan doa dan pelayanan Firman. Dengan kata lain, pelayanan Firman hanya akan efektif jika pelayanan meja juga beres. Kalau pelayanan meja beres, kemungkinan pelayanan doa dan Firman tidak akan efektif.
3. Pelajaran selanjutnya adalah: agar semua pelayanan bisa dilakukan dengan baik, perlu ada pembagian tugas. Perlu ditunjuk orang-orang yang melakukan pelayanan meja secara khusus agar para rasul bisa fokus kepada pelayanan Firman.
4. Fokus. Fokus penting untuk keberhasilan pelayanan. Ada orang yang fokus kepada pelayanan meja, sementara para rasul fokus kepada pelayanan Firman.
5. Untuk ditunjuk menjalankan fungsi pelayanan meja orang tersebut haruslah dipilih oleh jemaat. Tentu ada kriteria dan bukan sembarangan orang yang dipilih. Bahkan dikatakan bahwa salah satu dikenal penuh dengan Roh Kudus.
6. Dan orang-orang yang dipilih itu harus didoakan terlebih dahulu sebelum memulai pelayanan.
Hal-hal tersebut di atas merupakan poin-poin yang bisa dipelajari dari pelayanan jemaat mula-mula. Sebuah pola pengelolaan jemaat yang perlu kita teladani, karena pada ayat terakhir (ayat 7) ada laporan bahwa Firman YAHWE semakin tersebar dan jumlah murid semakin bertambah. Bahkan, yang luar biasa, para imam, yang sebelumnya dilaporkan menentang mereka, ikut menjadi percaya kepada YAHSHUA.
Baca bagian selanjutnya!
Baca juga:
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin
Ketaatan Para Rasul Berhadapan dangan Otoritas Agama dan Dunia
Mukjizat Menjadi Unsur Utama dalam Pelayanan dan Penginjilan
Motivasi Pelayanan: Belajar dari Ananis dan Safira
Cara Hidup Jemaat Pertama: Semua Milik Semua
Baca bagian sebelumnya!
Pada bagian sebelumnya kita belajar mengenai penginjilan dan risiko yang harus dihadapi orang percaya berhadaan dengan penolakan dunia. Pada bagian ini Kisah Para Rasul menampilkan sisi lain dari gaya hidup jemaat mula-mula, di mana mulai timbul masalah, yakni pelayanan terhadap para janda, dan bagaimana masalah tersebut diselesaikan.
6:1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.6:2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Elohim untuk melayani meja. 6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, 6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." 6:5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. 6:6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. 6:7 Firman Elohim makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Bertambahnya jemaat, bertambah pula tanggung jawab karena jumlah yang harus dilayani juga bertambah. Nah, terkait dengan bagian sebelumnya berkenaan dengan pembagian hasil penjualan kekayaan dari anggota jemaat kepada semua orang sesuai kebutuhannya, janda-janda orang Yahudi yang berbahasa Yunani merasa terabaikan. Dalam hal ini "pelayanan meja", yakni pembagian kebutuhan jasmani kepada jemaat yang membutuhkan, menjadi kurang beres sehingga para rasul harus ikut terlibat dalam pelayanan tersebut. Sebagai akibatnya, pelayanan Firman (pembagian berkat rohani) menjadi terabaikan.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari.
1. Jemaat mula-mula disamping berdoa dan menginjil, mewartakan Firman dan kabar gembira keselamatan rohani, juga melayani meja, artinya membagi-bagikan berkat kepada orang yang membutuhkan. Salah satu contoh riil yang diungkap di sini adalah pelayanan kepada janda-janda. Baik sekiranya pelayanan yang demikian ini juga diterapkan di gereja-gereja sekarang.
2. Pelayanan meja ini oleh par rasul dianggap penting, sehingga ketika pelayanan ini terabaikan, mereka ikut terjun langsung di dalam pelayanan tersebut. Hal ini menyiratkan bahwa pelayanan meja ini harus diutamakan, mengingat bahwa para rasul ikut terlibat dan untuk sementara bahkan melalaikan doa dan pelayanan Firman. Dengan kata lain, pelayanan Firman hanya akan efektif jika pelayanan meja juga beres. Kalau pelayanan meja beres, kemungkinan pelayanan doa dan Firman tidak akan efektif.
3. Pelajaran selanjutnya adalah: agar semua pelayanan bisa dilakukan dengan baik, perlu ada pembagian tugas. Perlu ditunjuk orang-orang yang melakukan pelayanan meja secara khusus agar para rasul bisa fokus kepada pelayanan Firman.
4. Fokus. Fokus penting untuk keberhasilan pelayanan. Ada orang yang fokus kepada pelayanan meja, sementara para rasul fokus kepada pelayanan Firman.
5. Untuk ditunjuk menjalankan fungsi pelayanan meja orang tersebut haruslah dipilih oleh jemaat. Tentu ada kriteria dan bukan sembarangan orang yang dipilih. Bahkan dikatakan bahwa salah satu dikenal penuh dengan Roh Kudus.
6. Dan orang-orang yang dipilih itu harus didoakan terlebih dahulu sebelum memulai pelayanan.
Hal-hal tersebut di atas merupakan poin-poin yang bisa dipelajari dari pelayanan jemaat mula-mula. Sebuah pola pengelolaan jemaat yang perlu kita teladani, karena pada ayat terakhir (ayat 7) ada laporan bahwa Firman YAHWE semakin tersebar dan jumlah murid semakin bertambah. Bahkan, yang luar biasa, para imam, yang sebelumnya dilaporkan menentang mereka, ikut menjadi percaya kepada YAHSHUA.
Baca bagian selanjutnya!
Baca juga:
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin
Ketaatan Para Rasul Berhadapan dangan Otoritas Agama dan Dunia
Mukjizat Menjadi Unsur Utama dalam Pelayanan dan Penginjilan
Motivasi Pelayanan: Belajar dari Ananis dan Safira
Cara Hidup Jemaat Pertama: Semua Milik Semua
Label:
doa,
gereja perdana,
janda,
jemaat mula-mula,
jemaat pertama,
pelayanan doa,
pelayanan Firman,
pelayanan meja,
penginjilan,
Stefanus
Jumat, 13 Juli 2012
Doa Pujian
![]() |
Memuji Yahwe |
Kisah Para Rasul 16:25-26 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada
Yahwe dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi
terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu
goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah
belenggu mereka semua.
Wahyu 4:11 Ya Tuhan dan Yahwe kami, Engkau layak menerima puji-pujian
dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu;
dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.
Kadang
kita bingung untuk berdoa. Kita tidak tahu apa yang harus didoakan.
Nah, ketika kita mengalami hal tersebut, saatnya untuk menaikkan doa pujian.
Naikkanlah Puji-Pujian bagi Yahwe
Sebenarnya, kita diciptakan untuk menjadi puji-pujian bagi Yahwe, untuk memuliakan Yahwe. Wahyu 4:9, “Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya.”
Doa pujian, adalah doa yang paling dahsyat. Dengan hanya menaikkan puji-pujian, Paulus dan Silas terbebaskan dari penjara.
Ketika kita memuji Yahwe, Yahwe hadir dan bertakhta di atas puji-pujian kita. Mazmur 22:3 Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. Tanpa harus diminta, Yahwe akan mengabulkan doa kita.
Kita
bisa berdoa pujian dengan mendoakan Mazmur pujian. Diulang-ulang
terus-menerus, semakin lama semakin membawa kita masuk ke hadirat Yahwe.
Atau kita juga bisa menyanyikan lagu-lagu pujian. Kita nyanyikan
dengan segenap hati, kita ulangi terus-menerus dan diresapi maknanya.
Kita imani setiap isi kata dan makna dari pujian kita. Dengan
melakukannya secara terus-menerus, kita akan dibawa masuk ke hadirat
Yahwe. Semakin lama semakin dalam masuk ke hadirat Yahwe.
Baca juga:
Doa Sebelum Melakukan Perjalanan
Doa Sepakat
Mengandung dalam Roh
Senin, 02 Juli 2012
Doa Radikal
Dalam Yosua 10 kita membaca, sesudah mengalahkan Yerikho dan Ai, dan mengadakan kesepakatan dengan penduduk Gibeon, Yosua harus menghadapi semua raja orang Amori yang menyerangnya, yakni raja Yerusalem, raja Hebron, raja Lakhis, dan raja Eglon. Pada kesempatan inilah kita membaca bagaimana Yosua berdoa untuk menghentikan matahari dan bulan. Karena permohonan seorang manusia, Tuhan berkenan menghentikan jalannya tata surya. Galaksi berhenti berkat doa seorang manusia.
Dalam kisa ini kita mengerti akan kekuatan doa. Kita sering mengecilkan arti doa. Padahal, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16). Dari kisah Yosua kita belajar, bahwa tidak ada yang tidak bisa terjadi dalam hidup kita, kalau kita mau berdoa.
Banyak orang yang tidak mengalami mukjizat karena mereka merasa tidak layak dan berdoa dengan takut-takut. Mereka merasa bahwa doa mereka baru akan dijawab kalau mereka sudah layak. Padahal sebenarnya tidak ada seorang pun di dunia ini yang layak di hadapan YAHWE. Yang sebenarnya diperlukan adalah keberanian untuk menghampiri TAHTA KARUNIA (Ibrani 4:16: Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.) Kalau urusan keselamatan saja YAHWE memberikannya kepada kia sebagai karunia, mengapa yang lain tidak? YAHWE mengabulkan doa kita, bukan karena kita layak, bukan karena doa kita lama, tetapi karena kerendahhatian kita untuk berani menghampiri TAHTA KARUNIA.
Yesus sudah mati buat kita, untuk menghapuskan semua dosa manusia, termasuk dosa-dosa yang belum dilakukan juga. Belajarlah dari kisah anak bungsu yang hilang. Ia benar-benar tidak layak, ia menghukum diri karenanya. Ia bisa terus memilih untuk menghukum diri, tetapi ia mau dan berani merendahkan diri utuk datang menghampiri tahta karunia Bapanya. Bapa tidak mempedulikan masa lalunya, tidak mengingat pengkhianatannya, tetapi Dia memberikan jubah terbaik, cincin terbaik, dan pesta terbaik untuk seorang anak yang tidak layak menerimanya. Demikian pula, Bapa YAHWE akan memberikan kepada kita jubah kebenaran ketika kita berani merendahkan diri dan mengakui kasih karunia-Nya dengan mau datang kepada-Nya.
Dalam kisa ini kita mengerti akan kekuatan doa. Kita sering mengecilkan arti doa. Padahal, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16). Dari kisah Yosua kita belajar, bahwa tidak ada yang tidak bisa terjadi dalam hidup kita, kalau kita mau berdoa.
Banyak orang yang tidak mengalami mukjizat karena mereka merasa tidak layak dan berdoa dengan takut-takut. Mereka merasa bahwa doa mereka baru akan dijawab kalau mereka sudah layak. Padahal sebenarnya tidak ada seorang pun di dunia ini yang layak di hadapan YAHWE. Yang sebenarnya diperlukan adalah keberanian untuk menghampiri TAHTA KARUNIA (Ibrani 4:16: Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.) Kalau urusan keselamatan saja YAHWE memberikannya kepada kia sebagai karunia, mengapa yang lain tidak? YAHWE mengabulkan doa kita, bukan karena kita layak, bukan karena doa kita lama, tetapi karena kerendahhatian kita untuk berani menghampiri TAHTA KARUNIA.
Yesus sudah mati buat kita, untuk menghapuskan semua dosa manusia, termasuk dosa-dosa yang belum dilakukan juga. Belajarlah dari kisah anak bungsu yang hilang. Ia benar-benar tidak layak, ia menghukum diri karenanya. Ia bisa terus memilih untuk menghukum diri, tetapi ia mau dan berani merendahkan diri utuk datang menghampiri tahta karunia Bapanya. Bapa tidak mempedulikan masa lalunya, tidak mengingat pengkhianatannya, tetapi Dia memberikan jubah terbaik, cincin terbaik, dan pesta terbaik untuk seorang anak yang tidak layak menerimanya. Demikian pula, Bapa YAHWE akan memberikan kepada kita jubah kebenaran ketika kita berani merendahkan diri dan mengakui kasih karunia-Nya dengan mau datang kepada-Nya.
Label:
berdoa,
doa,
doa radikal,
Tahta kasih karunia
Langganan:
Postingan (Atom)