Minggu, 28 Januari 2018

Jika kamu berdoa

Manakala kamu berdoa, katakanlah:

Bapa kami yang di surga
dikuduskanlah Nama-Mu
datanglah kerajaan-Mu
jadilah kehendak-Mu
seperti di dalam surga
juga di atas bumi.
Berikanlah kepada kami hari ini,
roti kami sehari-hari
dan amnpunkanlah kepada kami 
dosa-dosa kami
karena kami pun mengampunkan
kepada setiap orang
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami
ke dalam pencobaan
tetapi luputkanlah kami
dari yang jahat.

Ketika kita berdoa, Tuhan Yeshua mengajarkan, agar pertama-tama kita menyatakan, mengakui akan adanya Bapa yang ada di surga. Ini sebuah pernyataan, pengakuan, klaim bahwa kita ini anak-Nya, bahwa Tuhan yang ada di surga itu adalah Bapa kita. Kita adalah anak-Nya, anak dari Tuhan pencipta kita dan seluruh dunia. Pernyataan ini, pengakuan ini menegaskan bahwa ada hubungan yang intim antara kita dengan Tuhan kita. Kita sudah diangkat dan diberi hak untuk menjadi anak-Nya, untuk menyebut Pencipta kita itu adalah Bapa kita. Inilah identitas kita: anak Tuhan Pencipta langit dan bumi serta segala semesta.

Yang kedua kita diminta memproklamirkan kekudusan Nama-Nya. Menyerukan kekudusan Tuhan tampaknya menjadi cara yang berkenan kepada Tuhan di dalam menyembah-Nya. Bandingkan dengan Wahyu 4:8:
Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
atau Yesaya 6:3:
Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"

Yang ketiga, kita diminta untuk memohon agar kerajaan-Nya datang. Yesus sendiri selalu mengatakan bahwa kerajaan sorga sudah dekat. Dan kita diminta bertobat oleh karenanya. Kerajaan sorga itu seperti apa? Yesus memberikan banyak sekali gambaran mengenai apa itu kerajaan sorga melalui perumpamaan-perumpamaan. Misalnya, kerajaan sorga diumpamakan seperti "seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah" (Matius 13:45) atau "seumpama harta yang terpendam di ladang" (Matius 13:44) yang menunjukkan sesuatu yang sangat berharga sehingga orang rela menjual segala miliknya untuk memiliki mutiara itu;
atau "seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya" (Matius 18:23) yang memperlihatkan tentang kemurahan pengampunan yang harus menjadi pedoman hidup; 
atau "seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya" (Matius 22:2) yang memperlihatkan pentingnya untuk datang ke pesta dengan pakaian yang layak, dan lain sebagainya. Kerajaan sorga juga "seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan" (Matius 13:47) yang memperlihatkan bahwa ada pemisahan antara orang jahat dan orang benar; atau "seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki" (Matius 25:1) yang memperlihatkan pentingnya untuk bersiap-siap dan berjaga-jaga (membawa cadangan minyak);
atau "seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya" (Matius 13:24) yang memperlihatkan bahwa orang-orang jahat itu hidup di tengah-tengah orang jahat;
atau "seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya" (Matius 20:1) yang memperlihatkan kewenangan Tuhan untuk memberikan upah yang sama kepada semua pekerjanya;   
atau "seumpama biji sesawi" (Matius 13:31atau "seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya" (Matius 13:33) yang memperlihatkan bahwa orang benar atau orang beriman harus bermanfaat bagi orang lain; atau "seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka" (Matius 25:14) yang memperlihatkan pentingnya untuk mengembangkan talenta yang kita miliki.


Kita juga diminta untuk memohon agar kehendak-Nya jadi, yakni keadaan di atas bumi seperti di dalam sorga.


Kita juga diminta untuk meminta roti kebutuhan hidup kita sehari-hari. Ini berarti seharusnya kita berdoa meminta roti ini setiap hari.

Kita diminta untuk memohon ampun atas dosa kita tetapi sekaligus kita juga diminta untuk mengampuni orag lain, sebagai syarat pengampunan itu: "seperti kami juga mengampuni".

Terakhir, kita diminta untuk meminta Tuhan menjauhkan kita dari pencobaan dan melupuskan kita dari "yang jahat". Pencobaan itu ada dan "yang jahat" itu ada, tetapi kita bisa memohon kepada Tuhan agar kita tidak dibawa ke dalam pencobaan dan diluputkan dari yang jahat. Dan karena kita diminta untuk meminta roti setiap hari, itu berarti kita juga diminta untuk memohon dijauhkan dari pencobaan dan diluputkan dari yang jahat ini juga setiap hari.