Tampilkan postingan dengan label hamba. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hamba. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 April 2013

Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson

YAHWE menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya (Mazmur 37:23)

John Kenneth Galbraith
John Kenneth Galbraith
Dalam autobiografinya, “A Life On Our Times,” John Kenneth Galbraith, seorang tokoh dan ahli ekonomi asal Kanada menceritakan tentang ketaatan yang luar biasa yang ditunjukkan oleh Emily Gloria Wilson, pengurus rumah tangganya:

Hari itu adalah hari yang sangat melelahkan, dan saya meminta Emily untuk menerima setiap telepon yang masuk ketika saya tidur siang. Dalam waktu yang sangat singkat setelah saya mengatakan hal itu kepadanya, telepon berdering. Lyndon Johnson (presiden ke-36 AS) menelepon dari Gedung Putih dan berkata, “Tolong hubungkan saya dengan Ken Galbraith. Ini dari Lyndon Johnson.”
Lalu Emily menjawab, “Dia sedang tidur Pak Presiden… Dia katakan bahwa jangan ada seorang pun yang mengganggu tidur siangnya.”
“Yah baiklah. Tapi sekarang saya ingin anda membangunkan dia. Saya harus berbicara dengannya.” Kata Johnson lagi.
“Tidak bisa Pak Presiden. Saya bekerja bagi dia, bukan bagi anda,” kata Emily.
Saat saya menelepon Pelajaran Agama Katolik Presiden, dalam keadaan tawa yang sudah mereda, ia berkata, “Katakan kepada wanita itu, saya inginkan dia untuk bekerja di Gedung Putih!”

President Lyndon Johnson
President Lyndon Johnson
Manusia seperti Emily Gloria Wilson mungkin sangat langka. Ia tahu apa artinya ketaatan kepada tuannya. Ia tahu apa artinya hati seorang pelayan yang mengabdi kepada tuannya. Yang ia tahu adalah bahwa ia harus taat kepada tuannya, atau kepada siapa ia mengabdi. Orang semacam ini akan mendapat kepercayaan yang sangat besar dari tuannya dan otomatis akan memperoleh berkat serta jaminan dalam hidupnya.

Kita mempunyai Tuan yang kita sanjung, Yesus Kristus. Apa saja yang menjadi perintah-Nya seharusnya kita turuti tanpa protes. Banyak orang ingin berkat, tetapi tidak taat. Padahal berkat datang dari ketaatan pada perintah Tuhan, sedangkan kutuk datang dari ketidaktaatan. Ketaatan adalah sebuah kualitas karakter yang menentukan masa depan seseorang. Sejauh mana saudara diberkati adalah tergantung sejauh mana saudara taat pada Tuhan. Kalau kita memiliki hati hamba yang mengabdi dan taat kepada Tuhan, pasti anugerah, penyertaan, tuntunan dan berkat-berkat Tuhan akan dialirkan kuat di dalam hidup kita.



Baca juga:
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Melakukan Perkara Besar
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah

Rabu, 02 Februari 2011

Pekerjaan Kotor

Dibahasakan kembali dari dirty jobs by marvin williams 


Prinsip Dasar
Kolose 3:22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. 3:23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. 3:24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. 3:25 Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang. 4:1. Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga. 



Spencer Johnson, penulis Who Moved My Cheese? menyatakan dalam sebuah artikel: “Saya yakin bahwa suatu saat penelitian akan menunjukkan bahwa satu-satunya motivasi yang bertahan lama bagi karyawan untuk bekerja dengan baik akan berasal dari Tuhan, spiritualitas, atau sesuatu yang mendorong mereka untuk menaikkan level hidup mereka kepada tujuan yang lebih tinggi." Jauh sebelum Dr. Johnson sampai kepada kesimpulan tersebut, rasul Paulus mengatakan bahwa hamba (karyawan) dan tuan (majikan) harus mendapatkan sumber motivasinya dari tujuan yang lebih mulia bagi pekerjaan mereka—hubungan mereka dengan Yesus.

Karyawan Merdeka
Dalam Kolose 3:22–4:1, Paulus membahas tiga aspek penting dari pekerjaan—mandat, cara, dan motivasi. Karyawan memiliki mandat untuk menaati bos mereka karena hormat kepada Kristus (Kolose 3:22). Cara di mana mereka taat mengalir dari hati yang tulus dan dengan sikap yangg tepat. Paulus menulis, "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23). Karyawan bisa mengatasi kurangnya motivasi di dalam pekerjaan mereka dan menerima tanggung jawab baru tanpa reaksi negatif dengan memfokuskan diri kepada motivasi yang benar: bekerja bagi Yesus (Kolose 3:34). 

Paulus juga membahas tindakan majikan. Mereka harus memperlakukan karyawan mereka dengan adil sebagaimana mereka menghormati Tuan mereka di surga (Kolose 4:1; Filemon 16). 

Bos yang Adil
Sebagai pengikut Yesus, kita dipanggil untuk mengejar tujuan yang lebih tinggi dalam pekerjaan kita. Jika kita karyawan, kecuali kita tahu tugas yang diberikan adalah melibatkan dosa, kita harus melakukan pekerjaan yang diserahkan kepada kita—setiap tugas, setiap hari. Bahkan ketika pekerjaan kita kelihatannya kotor atau tidak bermakna, kita harus melakukannya dengan baik dan dengan sikap yang benar. 

Jika kita majikan, kita harus menciptakan lingkungan yang adil karena hormat dan cinta kita kepada Yesus. Baik sebagai hamba maupun tuan, karyawan maupun bos, kita adalah misionaris yang sedang bertugas—yang menjadi utusan Tuan kita.