Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman YAHWE semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. (Maleakhi 3:10).
Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi YAHWE. (Imamat 27:32)
“Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman YAHWE semesta alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman YAHWE semesta alam.” (Maleakhi 3:11-12)
Ada kuasa yang sangat dahsyat yang dijanjikan Tuhan ketika kita mengembalikan persepuluhan. Dalam perjanjian-Nya Tuhan mengatakan akan menghardik belalang pelahap supaya anggur di ladang kita bisa berbuah sehingga apa yang sudah ada tidak habis dimakan belalang pelahap. Belalang pelahap berbicara tentang banyak hal, yaitu semua yang menggerogoti berkat Tuhan dalam hidup kita. Berkat sebenarnya sudah diberikan, tetapi habis seperti air yang dimasukkan ke dalam kantong yang bocor.
Kita sudah bekerja dan mendapat nafkah yang sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan, tetapi karena keluarga kita sakit sehingga terpaksa berobat ke dokter dan mengeluarkan banyak uang sehingga habis tak bersisa. Bisa juga habis karena ditipu orang, dagangan tidak dibayar atau dicuri, sehingga apa yang sudah diberikan tidak bisa dinikmati. Tetapi ketika kita setia dengan bagian kita dalam perjanjian Tuhan ini yaitu mengembalikan persepuluhan dengan benar, maka kita bisa menikmati hidup yang penuh dengan damai sejahtera dan sukacita sehingga orang-orang yang melihat hidup kita akan menyebut kita berbahagia.
Bapak Agus adalah seorang karyawan dengan penghasilan yang cukup untuk kehidupan sehari-hari. Keadaannya tidak berlalu berlimpah-limpah, keluarganya hidup dengan sederhana namun juga tidak berkekurangan. Setiap kali Pak Agus menerima gaji, ia bersama dengan istrinya menumpangkan tangan atas amplop gaji yang diterimanya dan berdoa di hadapan Tuhan meminta hikmat dan tuntunan Tuhan supaya bisa menggunakan uang tersebut dengan bijaksana dan sesuai dengan tuntunan Tuhan. Setelah selesai mendoakan uang gaji tersebut, Pak Agus dan istrinya mulai membagi-baginya sesuai dengan kebutuhan. Yang paling mereka utamakan adalah persepuluhan untuk Tuhan. Setelah itu barulah untuk biaya anak keduanya yang kuliah di luar kota, lalu untuk membayar tagihan listrik, air, dll. Sisa dari semuanya itu hanya cukup untuk biaya hidup Pak Agus suami istri dengan sangat sederhana.
Namun di bali kesederhanaan itu Tuhan terus menyatakan pemeliharaan-Nya dengan setia. Tidak pernah sekali pun Pak Agus merasa kekurangan. Setiap kali ada kebutuhan, selalu Tuhan yang cukupkan. Bahkan anaknya juga diberkati Tuhan, anaknya yang pertama mendapatkan pekerjaan yang baik di sebuah bank swasta. Sedangkan anaknya yang kedua tidak pernah berkekurangan untuk biaya kuliah di luar kota. Bapak dan Ibu Agus percaya bahwa semuanya itu sudah diatur dengan sangat baik oleh Tuhan. Mereka sudah membuktikan bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya yang hidup seturut kehendak-Nya hidup menderita dan meinta-minta. Perjanjian-Nya tetap bagi orang yang mau melakukannya dengan setia.
Kedahsyatan kuasa persepuluhan akan berlaku bagi kita yang setia melakukan bagian kita dalam perjanjian dengan Tuhan.
Terimakasih Bapa karena kami percaya Engkau selalu setia dengan perjanjian-Mu. Seringkali kami yang tidak setiap melakukan bagian kami. Hari ini kami berjanji untuk setia melakukan bagian kami dengan mengembalikan persepuluhan yang merupakan hak-Mu. Kami percaya Engkau yang akan memberikan kesanggupan kepada kami. Amin.
Baca juga:
Persepuluhan Adalah Kesempatan
Mengembalikan Hak YAHWE
Kuasa Memberi: Tuhan yang Pertama dalam Keuangan
Kuasa di dalam Memberi
Memberi maka Akan Diberi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar