Tampilkan postingan dengan label melayani. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label melayani. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Februari 2016

Tuhan Menghendaki Kita Memberi di dalam Kekurangan Kita

Lukas 5:1-8
(1) Pada suatu kali Yeshua berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Elohim. (2) Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. (3) Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. (4) Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." (5) Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (6) Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. (7) Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. (8) Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yeshua dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." (9) Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; (10) demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yeshua kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."

Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan
Petrus sudah semalam-malaman bekerja menjala ikan, namun tidak mendapatkan apa-apa. Namun keesokan paginya Yeshua datang kepadanya dan meminjam perahunya untuk dijadikannya tempat Ia akan berkhotbah kepada orang banyak.

Kejadian ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah meminta kita melayanai dalam kelebihan kita. Tetapi di dalam kekurangan kita. Ketika Petrus sudah bekerja keras semalam-malaman dan tidak mendapatkan apa-apa, Yeshua malah kemudian meminjam perahunya. Ketika Petrus dalam keadaan kekurangan, Yeshua memintanya untuk melayani-Nya.

Tetapi Petrus taat dan mau melayani Yeshua di dalam kekurangannya. Ia membiarkan perahunya dipakai Yeshua untuk tempat ia berkhotbah. Kemudian setelah Yeshua selesai berkhotbah, Ia meminta Petrus untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam. Yeshua meminta Petrus untuk melakukan sesuatu yang menurutnya tidak masuk akal, melakukan sesuatu yang bertentangan dengan pemikiran sehat manusia. Karena sudah semalam-malaman ia menebar jala dan tidak mendapatkan apa-apa. Sekarang malah Yeshua memintanya untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam. Sekali lagi Petrus taat dalam kekurangannya, dalam ketidakpahamannya.

Ketaatan Petrus ternyata tidak sia-sia. Ia mendapatkan ikan yang amat melimpah karena tidak saja perahunya ia yang penuh namun perahu temannya pun ikut penuh dengan ikan hasil tangkapannya.

Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan menghendaki kita taat dan rela melayani bahkan di dalam kekurangan kita. Tuhan juga menginginkan kita taat di saat Tuhan menghendaki kita melakukan sesuatu yang menurut pengalaman dan akal sehat manusia sesuatu yang tidak masuk akal atau bahkan sia-sia.

Tuhan menghendaki pelayanan kita dan pengorbanan kita. Ketika kita dalam keadaan mampu dan berlebih dan kita melayani, sebenarnya kita tidak melakukan apa-apa. Namun Tuhan menuntut lebih dari itu, Tuhan menuntut kita memberi dalam kekurangan kita, melayani-Nya di dalam kekurangan kita, berkorban demi pelayanan kepada-Nya di dalam kekurangan kita.

Tuhan melihat ketaatan Petrus dalam kekurangan dan ketidaktahuan dan akhirnya memberikan berkat yang melimpah. Demikian pula, Tuhan menghendaki kita berkorban dalam kekurangan kita untuk melayani Dia dan melakukan kehendak-Nya meskipun hal itu bertentangan dengan akal sehat manusia. Tuhan menginkan kita taat kepada-Nya dan percaya kepada kuasa dan penyelenggaraan-Nya.

Pengorbanan dan ketaatan Petrus tidak hanya mendatangkan berkat bagi dirinya namun juga pengampunan atas dosanya. Berkat yang diterimanya membuat Petrus merasa tidak layak di hadapan Tuhan karena ia adalah seorang yang berdosa. Namun Yeshua mengampuni dosanya dan malah memberikan pelayanan yang lebih besar kepada Petrus dari penjala ikan menjadi penjala manusia.

Ketaatan kita dalam memberi di dalam kekurangan dan keikhlasan kita dalam berkorban di dalam melayani Tuhan serta melakukan kehendak Tuhan dengan penuh ketulusan dan kepercayaan akan dicatat dan dilihat Tuhan. Sebagai balasannya, Tuhan akan melayakkan kita untuk melakukan pelayanan yang lebih besar.


Baca juga:
Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Mendengar Tuntunan Gembala

Minggu, 08 Juni 2014

8 Cara Untuk Berjalan Dengan Iman


diterjemahkan dari 8 Ways to Walk by Faith oleh Farrah Gray

Memang benar bahwa tidak ada yang berharga dalam hidup ini yang datang dengan mudah. Dan kadang perjalanan menuju tujuan kita dapat sedemikian penuh tantangan dan membuat kita merasa seperti kita tidak akan pernah mencapai puncak. Dan saat itulah iman saudara harus bekerja dan mendorong Anda ke tingkat berikutnya.

Memang itu tidak mudah, dan mungkin menjadi ujian terbesar yang saudara temui sejauh ini. Jadi ambil napas dalam-dalam dan ikuti langah-langkah berikut untuk memperkuat diri saudara melalui iman.

Jangan panik
Jangan membiarkan diri terlalu khawatir. Bukan itu yang dimaksudkan Tuhan ketika Dia memberi saudara karunia/talenta untuk dibawa ke tingkat yang lebih tinggi. Tuhan tidak akan meninggalkan saudara di tengah perjalanan, tidak akan pernah. Serahkan semua kepada-Nya. Yang harus saudara lakukan adalah meminta kelegaan, dan kemudian melanjutkan, karena hal itu sudah selesai.

Bergantung kepada-Nya untuk itu semua masalah itu.
Meminta pertolongan kepada Tuhan atau bersyukur kepada-Nya harus menjadi prioritas sepanjang waktu, bukan hanya ketika saudara sedang ada dalam masalah


Mendengarkan
DIA akan bicara kepada saudara. DIA akan membimbing saudara ke arah yang benar untuk mengerti pelajaran yang harus saudara mengerti. Mazmur  46:10 mengatakan: "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah YAHWE!"

Layani DIA dengan melayani orang lain
Ini cara terbaik bagi saudara untuk menemukan apa yang telah disiapkan YAHWE bagi saudara. DIA akan membimbing saudara ke jalan terbaik dan menyatakan kehendak-NYA untuk hidup saudara. Ini semua tentang iman, iman yang sejati.


Sabar
Saudara harus bersabar kalau saudara benar-benar beriman.Semuanya akan dilakukan menurut waktu-NYA, bukan waktu saudara, dan itu karena alasan-alasan yang akan dinyatakan kepada saudara pada waktunya. Ingat DIA tidak akan memberikan saudara karunia atau talenta khusus tanpa maksud apa pun. Semuanya akan dinyatakan pada waktunya.

Bersyukurlah.
Itu penting. Dia ingin mengetahui bahwa kita menghargai apa yang Dia telah lakukan bagi kita. Dan bersyukur kepada-Nya tidak hanya untuk hal-hal yang baik. Kadang-kadang kita harus melalui sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain yang lebih baik. Bersyukurlah juga untuk hajaran atau pelajaran,  karena bisa sama pentingnya dengan berkat

Dapatkan apa yang menjadi hak saudara

Tanyakan kepada pendeta atau bacalah Alkitab (atau keduanya) untuk memahami janji-janji Tuhan. Saudara harus mengklaim janji-janji tersebut. Bayangkan semua hal yang sudah Dia berikan kepada saudara, seperti tubuh saudara. Klaimlah janji kesehatan untuk tubuh saudara!


Bersiaplah untuk belajar.
Tuhan akan menyediakan pelajaran-pelajaran dalam perjalanan saudara. Namun, perlu diingat bahwa Dia memiliki tujuan akhir untuk saudara, dan untuk mencapai puncak itu, saudara harus belajar pelajaran yang berbeda sehingga saudara dapat menjadi yang terbaik yang saudara bisa. Ya, akan ada ujian di akhir pelajaran!

Musuh selalu akan berusaha untuk mengalahkan saudara, membawa saudara ke bawah dan menghentikan saudara agar tidak mencapai hadiah yang luar biasa yang sudah Tuhan sediakan untuk saudara. Tetap jaga iman saudara, perkuat iman saudara dan tetap berada di jalan yang telah Tuhan tetapkan untuk saudara.



Baca juga:
Harapan Adalah Bahan Bakar Iman yang Membawa kepada Kemenangan
Biarlah YAHWE yang Membangun Rumahmu
Mazmur 3: YAHWE Pasti Memberi Pertolongan
Melakukan Perkara Besar

 

 

 


Minggu, 21 Juli 2013

Kisah Marta dan Maria: Hati-Hati dengan Pelayanan Anda

Lukas 10:38-42
(38) Ketika Yeshua dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. (39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, (40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yeshua dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." (41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, (42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Lukas 10: 38-42 menceritakan kunjungan Yesus di rumah Marta dan Maria. Marta sibuk melayani, namun Maria malahan duduk dekat kaki Yeshua dan mendengarkan perkataan-Nya. Marta merasa bahwa apa yang dilakukan saudaranya, Maria, itu kurang pas dan meminta Yeshua untuk menyuruhnya membantunya. Tetapi Yeshua malah mengatakan bahwa Marta [terlalu] kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara. Sedangkan Maria dikomentari sebagai "memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Apa yang dikatakan Yeshua ini mungkin sulit untuk dimengerti atau bahkan mencengangkan kita. Tetapi apa sebenarnya yang bisa kita pelajari dari peristiwa dan perkataan Yeshua di dalam perikopa ini?

Marta dengan maksud yang amat baik, menyiapkan segala sesuatu untuk melayani Yeshua dan murid-murid-Nya yang datang berkunjung. Apakah ini sesuatu tidak perlu? Apakah ini tidak baik? Tentu ini perlu dan baik. Tentu saja Yeshua dan murid-murid-Nya lapar dan butuh disiapkan makanan dan minuman. Jadi perbuatan Marta ini tidak salah. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Pertama, "Marta sibuk sekali melayani". Kedua, Marta merasa memiliki hak untuk menetapkan standar hidup [kristiani]. Apakah tidak boleh kalau seseorang memiliki standar? Tentu saja boleh, dan bahkan harus. Tetapi Marta kebablasan dan berdasarkan standar itu ia menilai atau menghakimi orang lain yang tidak seperti dirinya.

Dari sini kita bisa belajar, bahwa ketika kita sibuk melayani, ikut kegiatan gereja ini dan itu, jangan sampai kita terlalu sibuk karena memiliki standar/ukuran akan sebuah mutu pelayanan dan kemudian merasa bahwa pelayanan kita atau kesibukan kita itu merupakan sebuah ukuran kekristenan atau sebuah way of life kristiani yang semestinya. Terlalu banyak urusan atau kesibukan dan keinginan untuk menyelesaikan banyak hal dengan "sempurna" atau baik kalau tidak hati-hati akan menjebak diri sendiri di dalam perangkap arogansi "taraf kekristenan". Coba cek, apakah kita pernah berpikir atau merasa bahwa mereka yang tidak melayani adalah warga gereja kelas dua? Karena kita sudah pelayanan, ikut kegiatan ini itu, maka kita merasa lebih baik daripada orang lain.

Selain itu, pelayanan yang terlalu sibuk, bisa melencengkan motivasi kita. Kita menjadi kuatir kalau-kalau pelayanan kita kurang sempurna. Di sini ada bahaya: mencari muka, mencari kehormatan. Ketika melayani, kita layak bertanya: apa motivasi kita di dalam melayani? Hanya mencari kesibukan? Agar diterima dalam komunitas? Untuk mencari popularitas? Untuk lari dari masalah di dalam keluarga?

Dan kalu tidak hati-hati, pelayanan kita bisa menjadi sia-sia. Teguran Yeshua kepada Marta mengingatkan kita bahwa ketika kita melayani, jangan sampai kita sendiri malah kehilangan hubungan pribadi dengan Dia yang mau kita layani. Sibuk pelayanan, rutinitas pelayanan, beban pekerjaan pelayanan, kalau tidak hati-hati bisa membuat kita kehilangan waktu intim bersama YAHWE.

Ketika melayani, biarlah pelayanan itu mengalir dari kedalaman hubungan kita dengan YAHWE, mengalir dari rasa syukur dan kasih kita kepada-Nya. Dan biarlah setiap pelayanan kita, semakin mendekatkan kita dengan-Nya, dengan Dia yang kita layani, bukan malah menjauhkannya.

Jadi: Cek lagi pelayanan Anda.


Baca juga:
Melayani Karena Kasih
Dipanggil untuk Melayani
Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan
Membangun mezbah Tuhan
Merenungkan Firman Tuhan siang dan malam

Jumat, 15 Februari 2013

Kuasa di dalam Memberi

The Autobiography of Andrew Carnegie The Tycoons: How Andrew Carnegie, John D. Rockefeller, Jay Gould, and J. P. Morgan Invented the American Supereconomy


Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. (Amsal 11:25)

Rhema yang  kita  terima hari ini berkata bahwa  orang yang  banyak memberi berkat maka akan banyak diberi kelimpahan. Mengapa disebutkan sebagai ‘kelimpahan’? sebab kuasa yang sangat besar dalam memberi adalah apa yang kita terima setelah memberi selalu lebih besar daripada yang sudah kita berikan. Itulah yang dinamakan dengan the power of giving, kuasa di dalam memberi.

Ada sebuah kisah tentang seorang yang menjadi pegawai di sebuah toko di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat. Pada waktu itu hujan sedang turun dengan derasnya sehingga pengunjungnya berkurang banyak, dan penjaga-penjaga toko sedang ngobrol satu sama lain. Tiba-tiba kelihatanlah seorang ibu tua sedang mondar-mondir di luar toko. Walaupun penjaga toko ini tahu bahwa ibu ini sedang membuang waktu, tetapi ia mengundang ibu tua itu masuk ke tokonya dan mempersilakannya duduk. Setelah ibu itu duduk di kursi yang enak, si penjaga toko ini bertanya apakah ia dapat menolong ibu itu. Ibu itu berkata bahwa ia sedang menunggu seorang teman untuk menjemputnya. Penjaga toko itu dengan sabar keluar masuk tokonya untuk melihat apakah teman ibu itu sudah datang. Akhirnya datanglah teman ibu tua itu lalu diantar oleh penjaga toko ke ruangan tempat ibu itu duduk. Si ibu tua dan temannya itu pun segera pergi.

Setelah beberapa hari penjaga toko itu menerima sebuah kartu ucapan terima kasih yang amat indah. Kartu ini ditandatangani oleh Andrew Carnegie, pemilik sebuah perusahaan besar “The American Steel Company”. Andrew Carnegie adalah putra dari ibu tua yang dipersilakan duduk beberapa hari yang lalu.

Perbuatan baik itu ternyata menghasilkan buah yang tidak terduga. Beberapa saat kemudian Carnegie membangun sebuah proyek di Skotlandia. Ibu tua ini terus menerus mendesak anaknya untuk memesan perabot-perabot rumah tangga dari toko di mana penjaga toko tadi bekerja. Daftar pesanan yang banyak, membuat toko tadi menjadi bertambah besar. Juga penjaga toko itu akhirnya menjadi seorang pengusaha yang berhasil.

Dia dengan setia melaksanakan tugasnya, bahkan sampai di luar batas tanggung jawabnya. Perbuatan sederhana yang ia lakukan untuk memberi pertolongan kepada orang lain membuatnya menerima lebih besar dari apa yang sudah ia berikan.


Pekerjaan apa saja yang diberikan kepadamu, hendaklah kalian mengerjakannya dengan sepenuh hati, seolah-olah Tuhanlah yang kalian layani, dan bukan hanya manusia. (Kolose 3:23)

Ada kuasa yang sangat bear di dalam memberi. Barangsiapa memberi ia akan menerima lebih banyak.

Bapa kami bersyukur bahwa Engkau telah memberikan kuasa yang sangat besar dalam memberi. Berikan kami hati yang tulus untuk memberi sehingga hati kami senantiasa berkelimpahan dalam segala ucapan syukur kami kepada-Mu. Terimakasih Bapa. Di dalam nama Tuhan Yeshua kami berdoa. Amin.



Baca juga:
Memberi Adalah Bukti Kasih
Kuasa Memberi: Tuhan yang Pertama dalam Keuangan
Pemberi yang Hebat
Memberi maka Akan Diberi


Andrew Carnegie The Wisdom of Andrew Carnegie as Told to Napoleon Hill

Selasa, 22 Januari 2013

Melayani Karena Kasih

Karena begitu besar kasih Elohim akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)

Tuhan mengasihi, maka Ia memberikan Anak-Nya bagi kita. Tuhan Yeshua mengasihi, maka Ia melayani jiwa-jiwa. Ia bahkan rela memberikan nyawa-Nya bagi kita yang dikasihi-Nya. Melayani berarti mengasihi dan melayani berarti memberi. Memberikan waktu kita, perhatian kita, mengorbankan perasaan kita, bahkan apa yang kita ingini sendiri, untuk orang lain. Bukan karena terpaksa, tapi karena kasih. Melayani berarti memberikan apa yang kita sendiri butuhkan untuk orang lain karena kasih.

Dilihat dari usianya Pak Suyatno tidak muda lagi, 58 tahun. Kesehariannya ia merawat isrinya yang juga telah usia. Mereka menikah lebih dari 32 tahun. Mereka dikaruniai 4 orang anak. Lalu mulailah cobaan datang. Sesudah melahirkan anaknya yang keempat tiba-tiba kaki istrinya lumpuh, tidak bisa digerakkan lagi. Seluruh hidupnya jadi lemah, lidahnya pun tidak dapat digerakkan. Tiap-tiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia meletakkan istrinya di depan TV agar isrinya tidak jadi kesepian. Walaupun istrinya tidak dapat berbicara, namun ia senantiasa melihat istrinya tersenyum. Untunglah tempat usaha pak Suyatno tida terlalu jauh dari rumahnya hingga sianghari ia bisa pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya ia pulang memandikan istrinya, mengganti baju dan menemani istrinya nonton TV sembari menceritakan apa-apa yang dia alami seharian. Meskipun istrinya sendiri hanya dapat memandang namun hati Pak Yatno sudah cukup senang. Kebiasaan ini dikerjakan pak Suyatno kurang lebih 25 tahun, namun dengan sabar ia merawat istrinya dan membesarkan keempat anak mereka.

Inilah yang namanya melayani keluarga. Inilah kasih yang sejati itu. Tanpa kasih Tuhan memenuhi hati kita, kita tidak mungkin mengasihi dan melayani seperti itu. Tanpa kasih Elohim, kita tidak akan mampu untuk berkorban dan mengalahkan ego kita sendiri.

Hari ini mintalah kasih Tuhan memenuhi hati Anda sehingga Anda dimampukan untuk mengasihi dan melayani keluarga Anda. Bukan dengan kasih kita yang terbatas, tapi dengan kasih Elohim yang tak terbatas. Seorang pria sejati, seorang imam dalam keluarga, bersedia melayani keluarga lebih dahulu. Dan teladan kita ialah Tuhan Yeshua. Dia terlebih dahulu mengasihi kita, sehingga kita pun mengasihi Dia. Dia terlebih dahulu berkorban bagi kita, sehingga kita un juga rela berkorban bagi Dia. Dia terlebih dahulu melayani kita, sehingga kita pun juga melayani Dia.

Doa untuk hari ini
Bapa yang baik, beri kami kasih-Mu yang tak trbatas sehingga kami bisa mengasihi dan melayani keluarga kami dengan penuh ketlusan hati. Ajar kami juga untuk menghargai kasih dan perhatian yang orang lain berikan kepada kami. Mampukan kami melihat yang baik dari keluarga kami, bukan hanya melihat kelemahan mereka. Ajar kami bersyukur buat keluarga kami. Terima kasih untuk keluarga yang terbaik yang Tuhan berikan bagi kami. dalam nama Tuhan Yeshua kami berdoa. Amin.

Baca juga:
Dipanggil untuk Melayani
Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin
The Story of Love: Mengasihi Tuhan

Minggu, 22 Mei 2011

Masuk ke Ruang Maha Kudus

Ini adalah seri kedua dari posting: Mengobarkan Api Penyembahan kepada Yahwe. Dalam posting sebelumnya kita sudah membahas pentingnya mengobarkan api penyembahan kepada Yahwe. Dalam posting kali ini kita akan belajar bagaimana kita bisa masuk ke Ruang Maha Kudus di dalam penyembahan kita.

Bait Suci Salomo

Ruang Maha Kudus adalah bagian paling dalam dari 3 bagian Bait Suci: pelataran, ruang kudus, dan Ruang Maha Kudus. Dan di dalam tempat Yang Maha Kudus itu ada sebuah tabut, yaitu kotak emas yang di dalamnya terdapat dua loh batu yang tertulis sepuluh perintah Yahwe (Keluaran 20, Ulangan 5). Hanya imam besar keturunan Harunah yang boleh memasuki Ruang Maha Kudus itu. Itupun hanya setahun sekali. Imam besar harus menyucikan dirinya dan kemudian mengenakan pakaian yang sangat khusus untuk masuk ke dalam tempat itu dan memercikan darah ke atas tutup tabut yang disebut "tutup pendamaian".

Bait Suci merepresentasikan kehadiran Yahwe di tengah-tengah Bangsa Israel. Dengan demikian, tiga bagian dari Bait Suci mewakili 3 tingkat penyembahan. Pelataran melambangkan penyembahan atau ibadah tanpa hadirat Tuhan. Ruang Kudus melambangkan tahap penyembahan di mana kita mulai merasakan hadirat Tuhan. Sedangkan Ruang Maha Kudus melambangkan hubungan yang sedemikian dekat dan intim dengan Yahwe.

Bagaimana caranya kita memasuki setiap tahap penyembahan dan beralih dari pelataran, ke ruang kudus dan akhirnya ke Ruang Maha Kudus?


1. Masuk ke Pelataran Tuhan

Mazmur 100:4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya

Pelataran Bait Suci
Mazmur 100:4 memberitahu kita cara untuk masuk ke pelataran Bait Suci: yakni dengan
(1) masuk melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur.
Dalam hal ini kita harus waspada setiap kali kita akan datang beribadah kepada Tuhan. Iblis pasti tidak senang kalau kita mendekat kepada Tuhan, ia akan mencari celah untuk menghambat kita datang kepada-Nya dengan memprovokasi lingkungan agar kita gagal masuk melalui pintu gerbang-Nya. Bisa jadi iblis akan menimbulkan sungut-sungut (lawan memuji) entah karena perilaku anggota keluarga kita (anak, suami, istri) atau situasi yang lain. WASPADALAH! Sungut-sungut itu akan menutup pintu gerbang Yahwe! Jadi bukalah pintu gerbang Yahwe dengan ucapan syukur.
(2) dengan puji-pujian, dengan bersyukur, dan memuji nama-Nya.
Seandainya iblis berhasil menimbulkan situasi yang memancing kita untuk bersungut-sungut atau kecewa, PILIHLAH untuk tidak kecewa dan untuk tidak bersungut-sungut! Kenapa? Karena kita tahu bahwa kita akan bertemu dengan Raja di atas segala raja! Karena Dialah pemilik hidup kita! Dialah pencipta kita dan seluruh alam semesta! Jadi tidak ada alasan untuk memperhatikan "gangguan kecil" karena sesuatu yang Maha Besar sedang menunggu kita! Datanglah ke ibadah dengan sudah menyanyikan puji-pujian dari rumah, selama perjalanan, dan ...
(3) Datang tepat waktu ke ibadah
Nah karena kita hanya bisa datang ke pelataran-Nya dengan memasuki melalui pintu gerbang-Nya dengan puji-pujian, sebab itu jangan sampai kita melewatkan puji-pujian dalam persekutuan dengan datang tepat waktu dalam ibadah. Ikut pujian penyembahan dari awal di gereja akan memastikan kita untuk masuk ke pelataran Yahwe!

2. Masuk Ruang Kudus
(1) Fokus kepada satu Penonton
Ketika kita datang ke ibadah, kita bukanlah penonton, melainkan "pemain." Hanya ada satu Penonton, yakni Tuhan. Tuhanlah yang menonton kita. Jadi  bukan hanya para pelayan ibadah melainkan semua yang hadir dalam ibadah sedang bertugas untuk menjadikan ibadah menjadi ibadah yang benar-benar hidup. Menyanyilah dengan sepenuh hati. Berdoalah dengan sepenuh hati. Fokuslah pada satu-satunya Penonton, yakni Tuhan. Senangkan hati Penonton tunggal kita, dengan terlibat dalam ibadah dengan sepenuh hari dan segenap jiwa.
(2) Sikap menghormati Tuhan selama menyembah
Dalam Perjanjian Lama, kata menyembah berasal dari kata Ibrani "shachah," artinya menyembah, membungkukkan badan, melaksanakan penyembahan dengan membungkukkan badan, memberi hormat atau merebahkan diri di lantai.Dalam Perjanjian Baru kata menyembah berasal dari kata "proskuneo" yang artinya mencium tangan atau berlutut dan tersungkur sampai dahi menyentuh lantai dan dengan penuh penghormatan yang sungguh-sungguh. Jadi menyembahlah kepada Yahwe dengan sikap hormat yang sungguh-sungguh. Sadarlah bahwa kita sedang menghadap Raja di atas segala raja. Dengan sikap penuh hormat, kita menyadari bahwa segala puji, hormat, dan kemuliaan hanyalah milik Yahwe.


3. Masuk Ruang Maha Kudus
Tabut Perjanjian
(1) Mengenakan kekudusan dan dengan Darah Anak Domba
Kalau dalam Perjanjian Lama, ada tabir yang memisahkan ruang kudus dengan Ruang Maha Kudus, dan hanya imam yang kudus yang berhak masuk ke dalamnya, dalam Perjanjian Baru, tabir itu sudah dikoyakkan saat Yashua atau Yesus menyerahkan nyawa-Nya dan menumpahkan darah-Nya di kayu salib (Matius 27:51). Terkoyaknya tabir itu telah membuka sekat yang memisahkan kita dari Ruang Maha Kudus. Darah Anak Domba telah melayakkan kita untuk masuk ke Ruang Maha Kudus. Jadi untuk masuk ke Ruang Maha Kudus, kita harus menjaga kekudusan kita: perkataan, pikiran dan perbuatan; dan kita berani memasuki hadirat-Nya yang kudus hanya dengan Darah Anak Domba. 
(2) Menyembah Yahwe dalam Roh dan Kebenaran
Untuk masuk ke Ruang Maha Kudus, kita juga harus menyembah Yahwe dalam Roh dan Kebenaran.  



Yohanes 4:23-24 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Yahwe itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." 


Baca juga:




Senin, 14 Februari 2011

Dipanggil untuk Melayani

melayani
Tuhan yang Melayani
Filipi 2:5-10 5. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6. yang walaupun dalam rupa Yahwe, tidak menganggap kesetaraan dengan Yahwe itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Yahwe sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi


Melayani Satu Sama Lain
Gereja Filipi sedang menghadapi dua masalah, 1) masalah eksternal, yakni datangnya pengajaran-pengajaran yang palsu, dan 2) masalah internal, ketidakharmonisan di dalam jemaat.


Iblis hari-hari ini sedang merusak segala bentuk hubungan-- hubungan keluarga, hubungan di dunia kerja, hubungan di gereja, dst. Iblis tahu kalau ada keharmonisan, kalau ada kata sepakat, maka berkah-berkah akan tercurah dan nama Tuhan akan dimuliakan.


Mazmur 133:1-3 
1 Sungguh, alngkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan le leher jubahnya.
Melayani
Melayani Yesus
3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Matius 18:19-20
19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. 20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.

Kejadian 11:6
6 dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.

Kerukunan bisa mendatangkan berkat yang luar biasa. Dengan rukun, segala sesuatu yang diusahakan akan tercapai.

Bagaimana kita bisa rukun?

(Fil 2:5) Dengan meniru Yesus: memiliki pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus.
Yesus adalah pribadi yang tidak egois. Banyak gereja yang lumpuh karena egois. Padahal kita dipanggil untuk hidup tidak hanya untuk diri kita sendiri. Kita dipanggil untuk melayani orang lain. Seperti Yesus yang mau melayani.
Yesus pribadi yang rendah hati. Ia rela mengosongkan dirinya serupa dengan hamba. Taat sampai mati, meskipun sebenarnya Ia memiliki kuasa untuk melawan, namun Ia taat sampai mati.
Yesus rela berkorban. Yesus menjadi hamba yang setia, dan ia rela berkorban, bahkan mengorbankan diri-Nya dengan mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.

Nah, coba kita melihat pola hubungan kita dengan orang lain. Coba perhatikan, ketika kita bertemu orang lain, pertanyaan apa yang muncul di hati kita, apakah pertanyaan yang terasa tidak asing ini: aku bisa dapat apa ya dari orang itu? Kalau itu pertanyaan yang muncul, berarti kita sedang memanipulasi. Seperti Yesus, setiap kali bertemu orang lain, coba ajukan sebuah pertanyaan ini: apa yang bisa aku berikan kepada orang itu? Bukan sebaliknya. Bukannya menyedot, melainkan memberi. Dan ketika kita menikah, pertanyaan yang seharusnya muncul adalah: Apa yang bisa kulakukan agar istri atau suamiku bahagia, bukan sebaliknya: Aku ingin menikah dengan dia agar berbahagia.

Seperti juga Paulus. Paulus memiliki skala prioritas sebagai berikut: Pertama Tuhan, Kedua orang lain, ketiga baru diri sendiri.

Nah, agar kerukunan bisa terjadi, karena kita itu makhluk sosial, mahkluk komunitas, mata tidak terhindarkan kita akan saling menyakiti, entah sengaja maupun tidak. Akibatnya kita mengalami luka hati. Penting di sini untuk bisa mengampuni. kalau kita mengampuni, ada 5 keuntungan yang bisa kita dapatkan:
1. Kita mendapatkan keuntungan kejiwaan: jiwa dan emosi kita dipulihkan
2. Secara fisik kita menjadi lebih sehat. Ada sebuah penelitian di Universitas Michigan, bahwa wanita yang membenci orang lain (dan tidak mengampuni) memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar untuk cepat mati, dan laki-laki yang membenci memiliki kemungkinan 6 kali lebih besar untuk cepat mati.
3. Secara hubungan kita dipulihkan
4. Secara spiritual kita diberkati.
5. Dari sudut pandang Kerajaan Sorga, hidup kita akan punya dampak bagi orang lain.


Jadi, marilah kita melayani




Baca juga: Cara Hidup Jemaat Pertama!