Diterjemahkan dari postingan FB Stormie Omartian pada tanggal 11 April 2014
Saudara tidak perlu menunggu sampai benar-benar memiliki cucu untuk mulai berdoa bagi mereka. Saudara dapat berdoa bagi mereka jauh hari sebelum mereka benar-benar terlahir di dunia. Itulah yang telah saya lakukan. Berikut adalah enam cara untuk berdoa bagi mereka yang sudah saudara miliki sekarang ini dan bagi mereka yang kelak akan dilahirkan di masa depan .
1. Berdoalah agar mereka akan menjadi sehat dan utuh dalam pikiran, tubuh, dan jiwa mereka, dan hidup bebas dari kecelakaan, cedera atau penyakit.
2. Berdoalah agar mereka akan selalu hidup dalam perdamaian, keamanan, dan cinta, dan dilindungi dari siapa saja dengan niat jahat untuk menyakiti mereka dengan cara apapun.
3. Berdoalah agar mereka akan mengenal YAHWE sejak awal kehidupan mereka secara tulus dan sungguh-sungguh, dan agar mereka belajar berjalan di jalan-Nya.
4. Berdoalah agar mereka menerima disiplin dan koreksi dengan tepat sehingga mereka memahami arti konsekuensi, dan agar mereka akan memiliki hati yang rendah hati dan penuh pertobatan.
5. Berdoa aga saudara memiliki hikmat dari YAHWE bagaimana berdoa untuk setiap cucu dan bagaimana menjadi kakek/nenek terbaik dan setia mendukung harapan-harapan orangtua mereka.
6. Berdoalah agar YAHWE memberikan orang tua cucu saudara kesehatan yang baik, stamina yang bagus, hikmat ilahi, dan kesabaran yang menakjubkan.
Saatnya kudatang kepada-MU ya YAHWE, Tuhan Penyelamatku, Pelindung dan Penebusku. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain.
Tampilkan postingan dengan label keturunan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label keturunan. Tampilkan semua postingan
Jumat, 11 April 2014
Kakek/Nenek yang Berdoa: Berdoa untuk Cucu dan Calon Cucu
Label:
berdoa,
bertekun dalam doa,
keturunan,
mendoakan orang sakit,
orang tua,
teladan orangtua,
warisan iman
Sabtu, 04 Januari 2014
Janji YAHWE Bernilai Kekekalan, Ayo Berdoa untuk Seluruh Generasi Kita Seterusnya
Kejadian 15:1-6
Kemudian datanglah firman YAHWE kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." Abram menjawab: "Ya Tuhan YAHWE, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku." Tetapi datanglah firman YAHWE kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." Lalu YAHWE membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abram kepada YAHWE, maka YAHWE memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Abram berusia 75 tahun ketika dipanggil YAHWE untuk meninggalkan tanah kelahirannya di Haran (Kej. 12:4) menuju tanah Kanaan. Pada saat it YAHWE sudah menjanjikan akan menjadikan Abram menjadi bangsa yang besar. Namun pada kenyataannya baru setelah 25 tahun kemudian, ketika bagi manusia sudah mustahil untuk memiliki anak, Ishak lahir bagi Abraham. Dan dari Kitab Suci kita tahu bahwa dibutuhkan ratusan tahun sebelum ketrunan Abraham menjadi bangsa yang besar dan akhirnya kembali ke tanah Kanaan dan boleh menikmati kejayaan sebagai sebuah bangsa yang besar di zaman Daud dan Salomo.
Janji YAHWE ternyata ada yang berlaku dalam kurun waktu yang amat sangat lama, bahkan bernilai kekal. Ada janji yang segera terwujud namun ada yang berlaku turun-temurun, dari generasi ke generasi. Seperti dikatakan Tuhan YESHUA dalam Matius 28:20 "Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Janji YAHWE ada yang bernilai kekal.
Ketika kita tidak menyadai hal ini, kadang kita tergoda untuk mengandalkan akal sehat manusia kita. Seperti Abram, ia menyimpulkan bahwa yang akan menjadi ahli warisnya adalah Eliezer, yang bukan keturunan dari darah dagingnya sendiri, karena waktu itu pemenuhan janji YAHWE tidak kunjung datang juga. Namun bagian Kitab Suci ini mengingatkan kepada kita bahwa janji YAHWE ada yang bernilai kekekalan.
Dari kebenaran ini kita belajar bahwa kita boleh memegang janji YAHWE itu tidak hanya untuk masa hidup kita, tetapi untuk hidup keturunan kita selanjutnya, sampai masa yang kita bahkan tidak akan bisa membayangkannya. Bahwa YAHWE sanggup memenuhi janji-NYA untuk anak-anak kita, cucu-cucu kita, cicit-cicit dan generasi selanjutnya.
Dari sini kita belajar bahwa kita semestinya tidak hanya berdoa untuk diri kita saat ini saja, untuk keluarga kita sekarang ini saja, untuk orang tua kita aja, tetapi terlebih-lebih kita harus berdoa dan meminta kepada BAPA YAHWE untuk terus menjagai dan memenuhi janji-NYA untuk generasi kita selanjutnya. Jangan lupa untuk berdoa bagi anak cucu kita selanjutnya karena YAHWE sanggup memenuhi janjinya tidak hanya untuk hidup kita sekarang tetapi juga untuk anak cucu kita selanjutnya. Kita wajib meminta berkat dan penyertaan YAHWE kepada anak cucu kita.
YAHWE Maha Besar. DIA sungguh mulia dan ajaib.
Kemudian datanglah firman YAHWE kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." Abram menjawab: "Ya Tuhan YAHWE, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku." Tetapi datanglah firman YAHWE kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." Lalu YAHWE membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abram kepada YAHWE, maka YAHWE memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Abram berusia 75 tahun ketika dipanggil YAHWE untuk meninggalkan tanah kelahirannya di Haran (Kej. 12:4) menuju tanah Kanaan. Pada saat it YAHWE sudah menjanjikan akan menjadikan Abram menjadi bangsa yang besar. Namun pada kenyataannya baru setelah 25 tahun kemudian, ketika bagi manusia sudah mustahil untuk memiliki anak, Ishak lahir bagi Abraham. Dan dari Kitab Suci kita tahu bahwa dibutuhkan ratusan tahun sebelum ketrunan Abraham menjadi bangsa yang besar dan akhirnya kembali ke tanah Kanaan dan boleh menikmati kejayaan sebagai sebuah bangsa yang besar di zaman Daud dan Salomo.
Janji YAHWE ternyata ada yang berlaku dalam kurun waktu yang amat sangat lama, bahkan bernilai kekal. Ada janji yang segera terwujud namun ada yang berlaku turun-temurun, dari generasi ke generasi. Seperti dikatakan Tuhan YESHUA dalam Matius 28:20 "Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Janji YAHWE ada yang bernilai kekal.
Ketika kita tidak menyadai hal ini, kadang kita tergoda untuk mengandalkan akal sehat manusia kita. Seperti Abram, ia menyimpulkan bahwa yang akan menjadi ahli warisnya adalah Eliezer, yang bukan keturunan dari darah dagingnya sendiri, karena waktu itu pemenuhan janji YAHWE tidak kunjung datang juga. Namun bagian Kitab Suci ini mengingatkan kepada kita bahwa janji YAHWE ada yang bernilai kekekalan.
Dari kebenaran ini kita belajar bahwa kita boleh memegang janji YAHWE itu tidak hanya untuk masa hidup kita, tetapi untuk hidup keturunan kita selanjutnya, sampai masa yang kita bahkan tidak akan bisa membayangkannya. Bahwa YAHWE sanggup memenuhi janji-NYA untuk anak-anak kita, cucu-cucu kita, cicit-cicit dan generasi selanjutnya.
Dari sini kita belajar bahwa kita semestinya tidak hanya berdoa untuk diri kita saat ini saja, untuk keluarga kita sekarang ini saja, untuk orang tua kita aja, tetapi terlebih-lebih kita harus berdoa dan meminta kepada BAPA YAHWE untuk terus menjagai dan memenuhi janji-NYA untuk generasi kita selanjutnya. Jangan lupa untuk berdoa bagi anak cucu kita selanjutnya karena YAHWE sanggup memenuhi janjinya tidak hanya untuk hidup kita sekarang tetapi juga untuk anak cucu kita selanjutnya. Kita wajib meminta berkat dan penyertaan YAHWE kepada anak cucu kita.
YAHWE Maha Besar. DIA sungguh mulia dan ajaib.
Label:
berkat,
berkat YAHWE,
generasi,
hidup kekal,
janji Bapa,
janji Tuhan,
kekekalan,
keturunan,
penggenapan,
perjanjian
Minggu, 23 September 2012
Bagaimana Kutuk Bisa Datang ke dalam Hidup Kita?
Apakah anda memiliki sejarah kelam dalam garis keluarga anda? Misalnya, kakek atau nenek, orang tua, dan anda sendiri mengalami "nasib" yang kurang lebih sama: selalu gagal, perceraian, perselingkuhan, sakit penyakit, kecenderungan bunuh diri, dll. Kalau iya, anda selayaknya bertanya kepada diri sendiri: apakah saya sedang berada di garis kutuk?
Kutuk? Banyak orang yang tidak percaya bahwa kutuk ada. Namun dalam Kitab Suci berulang kali anda akan menemui kata ini dan bagaimana beberapa tokoh di dalam Kitam Suci mengalami apa yang disebut dengan kutuk ini.
Amsal 26:2. Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.
Dari Amsal 26:2 kita tahu bahwa kutuk datang karena ada alasannya. Tanpa adanya alasan atau sebab kutuk tidak akan datang. Kebanyakan kutuk datang karena kesalahan sendiri. Ada 2 penyebab kutuk: ketidaktaatan kepada YAHWE dan pemberontakan. Hal ini dengan jelas terlihat dalam Yeremia 2:13-17
2:13 Umat-Ku melakukan dua macam dosa: mereka membelakangi Aku, sumber air pemberi hidup bagi manusia; mereka membuat bagi dirinya kolam bocor yang tak dapat menahan airnya."
2:14. "Israel bukan hamba, bukan juga keturunan hamba sahaya. Tapi mengapa ia telah menjadi mangsa lawannya?
2:15 Musuhnya mengaum kepadanya seperti singa, tanahnya dijadikan tandus dan hampa, kota-kotanya habis dimakan api, dibiarkan terlantar tak berpenghuni.
2:16 Hai Israel, rambut kepalamu dipangkas oleh orang Memfis dan Tahpanhes.
2:17 Kau sendiri yang menyebabkan semua yang terjadi pada dirimu, karena ketika kau Kutuntun di perjalanan, kau membelakangi Aku, TUHAN Allahmu.
Dalam ayat 13 disebutkan dosa apa yang telah dilakukan Israel. Bangsa Israel tidak taat kepada YAHWE dan mengikuti jalannya sendiri, "membuat kolam bagi dirinya sendiri". Kadang kita merasa bahwa jalan kita lebih baik dan kita memutuskan sesuatu tanpa bertanya dulu kepada YAHWE. Namun sebagaimana ditunujukkan dalam ayat 13, apa yang kita anggap baik ternyata sebenarnya hal itu adalah lobang yang kita buat sendiri yang akan menghilangkan berkat-berkat dari YAHWE.
Akibat dari ketidaktaatan ini ditunjukkan dalam ayat-ayat selanjutnya. Jelas bahwa bangsa Israel adalah bangsa pilihan YAHWE sendiri, tetapi kenapa sekarang menjadi mangsa bangsa lain (ayat 14). Tanahnya tandus, hampa, kotanya habis terbakar, terlantar, tak berpenghuni. Ini semua berkata tentang hilangnya berkat, kehidupan yang seperti tanah tandus, kota berkat yang habis terbakar, keadaan hidup yang terlantar dan tak berpenghuni. Rambutnya dipangkas. Kemuliaannya diambil orang lain. Kehormatan yang hilang sirna. Dan semua itu adalah karena kesalahan sendiri, karena bangsa Israel membelakangi YAHWE.
9:20 Nuh seorang petani, dan dialah yang pertama-tama membuat kebun anggur.
9:21 Setelah Nuh minum anggurnya, ia menjadi mabuk. Dilepaskannya segala pakaiannya lalu tidurlah ia telanjang di dalam kemahnya.
9:22 Ketika Ham, yaitu ayah Kanaan, melihat bahwa ayahnya telanjang, ia keluar dan memberitahukan hal itu kepada kedua saudaranya.
9:23 Kemudian Sem dan Yafet mengambil sehelai jubah dan membentangkannya pada bahu mereka. Mereka berjalan mundur memasuki kemah itu dan menyelimuti ayah mereka dengan jubah itu. Mereka memalingkan muka supaya tidak melihat ayah mereka yang telanjang itu.
9:24. Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mengetahui apa yang diperbuat anak bungsunya terhadap dirinya,
9:25 ia berkata, "Terkutuklah Kanaan! Dia akan menjadi budak terhina bagi saudara-saudaranya.
Dari kisah ini ada pelajaran menarik: bagaimana kutuk bisa datang ke dalam hidup seseorang. Nuh mabuk karena minum anggur ... sampai telanjang. Ham melihat ayahnya telanjang dan menceritakannya kepada 2 saudaranya. Tindakan Ham ini adalam semacam ketidakhormatan kepada orang tua. Dan atas kesalan itu Ham terkena kutuk dari ayahnya, Nuh. Yang menarik adalah, yang salah sebenarnya adalah Nuh, karena ia mabuk sampai telanjang. Tetapi kutuk itu menimpa Ham karena ia bersalah dengan berlaku tidak hormat kepada ayanya. Kelihatannya tidak adil, tetapi dari sini kita belajar bahwa kutuk hanya mungkin datang mengenai kita kalau kita berbuat salah. Kutuk tidak akan datang tanpa alasan (Amsal 26:2) Meskipun Nuh salah, ham juga salah karena berlaku tidak hormat kepada ayahnya.
Nah, dari sini kita belajar hukum mengenai hubungan anak dengan orang tua, supaya kita bisa lebih hati-hati untuk tidak mendatangkan kutuk atas hidup kita dan atas hidup orang lain (anak kita). Hukum itu termuat dalam Efesus 6:1-3
6:1. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
Dari Efesus 6:1-3 ini kita tahu bahwa YAHWE menempatkan orang tua kita dalam posisi yang sangat istimewa karena mereka akan menentukan masa dean kita. Oleh sebab itu, apapun kesalahan orang tua, seberapa jeleknya mereka, kita tidak boleh berlaku tidak hormat kepada orang tua dan tetap harus menghargai dan taat kepada mereka. Kalau tidak, kutuk bisa datang menimpa diri kita meskipun bukan murni kesalahan kita. Dalam Amsal 20:20 dikatakan: Siapa mengutuki ayah atau ibunya, pelitanya akan padam pada waktu gelap. Ini menegaskan bahwa kesalahan kita kepada orang tua berdampak buruk bagi masa depan kita.
Sebaliknya, orang tua harus sangat hati-hati untuk tidak dengan mudah mengucapkan kata-kata yang akan dimanfaatkan Iblis untuk mendatangkan kutuk ke dalam hidup anak-anak kita. Lebih baik kita belajar mengucapkan berkat daripada mengeluarkan kutuk dari mulut kita.
Kalau kutuk sudah menimpa kita, lalu bagaimana? Ingat 1 Yohanes 1:9:
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
BERTOBAT: untuk mematahkan kutuk yang mengenai kita. Karena YAHWE setia dan adil. Dia akan membebaskan kita dari belenggu kutuk. Bereskan setiap hubungan yang bermasalah dengan orang tua dan anak kita. Minta maaf dan saling memaafkan. Biarkanlah berkat YAHWE mengalir dalam kehidupan kita dan anak-anak kita dan kutuk dipatahkan dalam garis keturunan kita.
Baca juga:
Bagaimana Kutuk Bisa Datang ke dalam Hidup Kita?
Nilai Strategis Mukjizat dalam Penginjilan
Penyembuhan Menjadi Bagian Integral Gereja Mula-Mula
Pola Kesaksian Gereja Mula-Mula
Label:
anak,
bahagia,
berkat,
dosa,
hormat,
kehormatan,
kesalahan,
ketaatan,
keturunan,
kutuk,
lidah,
mulut,
orang tua,
perintah Yahwe,
umur panjang
Langganan:
Postingan (Atom)