Jumat, 30 Maret 2018

kegelisahan pilatus

oleh: Wakidi Kirjo Karsinadi




“aku datang untuk memberi kesaksian tentang kebenaran"
pilatus heran

"setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraku.”
mendengarkah aku suaranya? tanya pilatus dalam hatinya.

“jangan kau campuri perkara orang benar itu!”
istrinya mendengarnya?
apakah istrinya berasal dari kebenaran?

iya, aku mendengarnya
aku tahu orang ini tidak bersalah
yakin pilatus
aku harus membebaskan orang ini
aku harus mencari jalan agar ia bebas

"salibkan dia! salibkan dia! ia mengaku diri raja. kalau kau tidak salibkan dia, kau bukan sahabat kaisar!"
pilatus tersentak

hatinya mulai bimbang
seruan-seruan itu mulai mengganggu telinga hatinya
"pilihlah nyawamu atau kebenaran itu" sergah sebuah suara
"kau akan selesai kalau membela dia" lanjut suara itu

seruan mereka dan suara-suara itu terus menggedor gendang telinganya ... hingga hancur
ia tidak lagi mampu mendengarnya
"aku tidak mau selesai sampai di sini
aku masih mau hidup seribu tahun lagi
di atas kursi ini ..."
demikian pilatus

ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak
"aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kalian" demikian ia serahkan orang itu untuk dihukum mati

***

keputusan itu ternyata tidak membuat hatinya bebas dari gelisah
ia resah
perkataan orang itu dan juga istrinya terus terngiang
bagaimana kalau orang ini benar
bagaimana kalau ia tidak bisa dikalahkan oleh kematian
bagaimana kalau keputusanku salah

***

15.00
"sudah selesai"
tapi itu bukan sebuah akhir dan kekalahan
bukan game over
tetapi akhir dan puncak dari sebuah perjuangan
meraih kememangan
kehidupan telah direbut kembali
dari cengkeraman kematian
kebebasan telah direbut kembali
dari belenggu dosa
kematian telah dikalahkan
oleh pengurbanan cinta
hutang darah telah dilunaskan
sekali untuk selamanya

***

yusuf dari arimatea datang
meminta izin untuk menguburkan mayat orang itu
pilatus ragu, benarkah orang ini telah mati
ia utus tentara untuk memastikan kematiannya

benar
ia telah mati
ah ternyata kegelisahanku tidak beralasan
ia cuma orang biasa
dan sudah mati
tidak perlu dikhawatirkan lagi

***

pilatus tidak tahu
sebenarnya bibit kehidupan sedang disemaikan
di dalam inti lubang kematian
untuk mengalahkannya dan
tumbuh bangkit kembali
selamanya
menumbuhkan buah-buah kehidupan yang berkelimpahan
bagi mereka yang menerima dan percaya kepadanya

~ Sleman, 30 Maret 2018

Minggu, 25 Maret 2018

3 pertanyaan cinta


oleh: Wakidi Kirjo Karsinadi


1
“Kepha, apakah engkau MENGASIHI aku, lebih dari mereka ini?”
melebihi orang-orang ini, apakah ada agape dalam dirimu untukku?
***
“ya aku mengasihimu
ya, dan meskipun semua yang lain meninggalkanmu sekali-kali aku tidak”

“kalau begitu, tidak akan ada ayam berkokok hari ini, Kepha.”

“ayam akan tetap berkokok dan aku tetap MENCINTAI-mu sekalipun aku harus mati karenamu”
AGAPE itu milikku, kuberikan sepenuhnya untukmu

malam itu dini hari, ia dihadapkan pada hukuman mati, atas tuduhan palsu
semua temannya lari, seorang diri Kepha mengikutinya dari kejauhan

hati Kepha kecut
sebelumnya ia yakin dia akan menang atas semua bangsa dan memerintah sebagai raja
tetapi kini, dia benar-benar seperti orang biasa, manusia tanah yang lemah
ke mana semua kuasa keajaiban itu, batinnya
dinginnya malam itu semakin membuat nyalinya menciut

mendekat ke perapian ia ingin menghangatkan badan

“kamu teman orang itu bukan?” melengking suara seorang perempuan yang duduk di seberang perapian
Kepha kaget setengah mati
“aku tidak tahu apa yang engkau maksud.”
seketika dinginnya menghilang dari tubuhnya
Kepha menggeser tubuhnya, ia menuju ke pintu gerbang.

“aku tahu, engkau salah satu teman dari orang itu!” seseorang menyergahnya
aku tidak kenal orang itu," Kepha berkilah
belum sempat ia menggeserkan kembali tubuhnya
“dari logat bicaramu, engkau jelas teman orang itu!” dari belakang seseorang menghardiknya
aku tidak kenal orang itu," Kepha menyumpah

dan kemudian …
“kukuruyuk! kukuruyuk! kukuruyuk!”
Kepha terperanjat
suara kokok ayam itu memutar kepalanya
ia bersitatap dengan dia
mata ketemu mata

ia telah memberikan tiga jawaban
atas tiga pertanyaan
sebab itu hari ini ayam masih berkokok

dia benar
ia salah
ia lari dalam deras air mata
dia mengenalnya lebih dari ia mengenal dirinya
AGAPE itu tidak ada pada dirinya
sama sekali tidak ada
apalagi melebihi yang lain
itu hanyalah ilusi dari keangkuhan diri yang membawanya terbang bersama angina
dan kokok ayam itu masih ada
untuk membawanya kembali jatuh ke tanah
kembali menjadi manusia tanah
***
“benar tuan, engkau TAHU, bahwa aku mengasihi engkau."
padaku ada filia, itu saja

Kepha tahu, dia lebih tahu melebihi ia tahu siapa dirinya

2
“Kepha, apakah engkau MENGASIHI aku?” dia bertanya untuk kedua kalinya
apakah ada AGAPE untukku?
***
pagi itu Kepha bersama keempat temannya sedang berada di pantai
mereka kembali kepada kehidupan lama
sebelum bertemu dengan dia
menjadi penjala ikan

angannya telah pudar
ia telah gagal

bersama dia ia pernah bermimpi
menjadi cadas keras tempat berdirinya sebuah kerajaan
namun kokok ayam itu telah membuatnya mengerti
angannya melambung terlalu tinggi
membuatnya lupa diri
ia gagal total

pagi itu dia datang
kepada mereka ia mendekat
mereka yang telah meninggalkannya dan menyangkalnya
mereka tetap dianggap sahabat
Kepha kembali bersemangat

dilupakannya kegagalan masa lalu
lalu atas penyangkalannya haruskah ia
malu? tak lagi perlu karena ia tahu dia lebih tahu
semua itu terjadi bukan tanpa maksud
agar Kepha melepaskan segala selaput
***
“benar tuan, engkau TAHU, bahwa aku mengasihi engkau."
padaku ada filia, itu saja, tidak melebihi siapa pun

Kepha tahu, dia lebih tahu melebihi ia tahu siapa dirinya
dan dia menerimanya apa adanya

3.
“Kepha, apakah engkau mengasihiku?” dia bertanya untuk ketiga kalinya
apakah ada FILIA untukku?

Kepha sedih mendengar dia bertanya untuk ketiga kalinya.
dia telah menanamkan di dalam dirinya sebuah duri di dalam daging
kesedihan yang mencegahnya untuk melupakan bahwa dirinya hanyalah
manusia tanah

“benar tuan, bukan AGAPE melebihi semua yang lain, bukan AGAPE yang ada pada diriku untukmu, hanyalah FILIA manusia lemah, manusia tanah. itulah yang kupunya. itulah yang kumampu”

Kepha sekarang lebih mengenal dirinya, manusia lemah yang hanya mampu memeluk keterbatasan FILIA untuk tuannya, bukan kebesaran dan keangkuhan AGAPE.

pengenalan diri ini
dan penerimaan dia atas segala keterbatasannya
telah mengantarkan Kepha dari FILIA kepada AGAPE
saat ajal menjemputnya
kali ini, ia tidak menyangkal dia, ia tidak lari, ia menghadapi kematiannya
benar-benar karena dan untuk dia

demikian dia telah berjanji
ia telah menjadi batu karang
bagi berdirinya jemaat


Medari, dini hari, 26 Maret 2018

menulis di tanah

oleh: Wakidi Kirjo Karsinadi

pagi itu
seorang perempuan kedapatan
sedang berbuat zinah
oleh lawan pezinah
yang datang dengan motif busuk
menjebak dan mengorbankan sang perempuan
untuk mengilangkan sebuah ancaman
sesudah dinikmatinya perempuan itu
datanglah rombongan konspirator
menangkap basah keduanya
sang perempuan itu dilarak, diseret sepanjang jalan
dan lelaki lawan pezinah ikut dalam rombongan
senang karena telah berhasil menjadi bagian dari sebuah rencana cerdik
dan tidak kehilangan bonus kenikmatan gratis pula
dan tibalah mereka di depan sesosok ancaman
yang ingin mereka binasakan
"ia kedapatan berzinah
"ia harus dirajam
"bagaimana menurutmu?"
pertanyaan jebakan dilancarkan kepadanya
ia tidak segera menjawab
ia menunduk
ia diam
"apa katamu"
mereka mendesak
"yang merasa tidak bercela
silakan melemparkan batu pertama!"
ia menjawab
tanpa mengangkat kepala
tetap tertunduk
dengan jarinya
ia menulis di tanah
ia manusia langit
yang telah turun menjadi manusia tanah
ia ikut merasakan kegelisahan manusia tanah
perempuan yang sekarang menunggu bagaimana sebentar lagi ia akan kembali menjadi tanah
dirajam oleh para manusia atas angin yang ingin
menggantikan peran pemberi dan pencabut hidup
debu yang tersisih oleh jarinya beterbangan
butir demi butir mengenai hidung gerombolan itu
debu itu telah menjatuhkan mereka dari lesatan angin yang selama ini telah membekap mereka
mereka terjatuh kembali ke tanah
sadar dirinya juga terbuat dari tanah
yang lemah dan tidak bebas salah
satu demi satu, dimulai dari yang paling tua, rombongan itu
pergi meninggalkan perempuan dan lelaki yang menulis di tanah
meninggalkan keduanya di sana, saling berhadapan
sang perempuan tampak semakin gemetar
ia sedang berhadapan dengan sesosok, satu-satunya sosok ...
perginya gerombolan itu satu per satu menyadarkannya bahwa sosok di hadapannya itu adalah satu-satunya
yang memiliki kuasa untuk melemparkan batu pertama
ia gemetar, seluruh dayanya meluruh, menunggu ajal
lelaki itu bangkit
namun, bukannya untuk mengambil batu
melainkan mengulurkan tangannya
mengangkat perempuan itu
'hai manusia tanah
aku tidak akan melemparkan batu kepadamu
sebentar lagi aku akan bersatu dengan tanah
supaya engkau bisa dibebaskan dari hukum tanah"
kaget
tidak percaya
terpana
debu tanah yang menempel di jari itu menyentuh tangannya
tetapi kali ini debu itu ikut meluruhkan seluruh debu yang menempel di tubuhnya
di hatinya
di jiwanya
meninggalkannya menjadi manusia bersih
"jangan berbuat dosa lagi"
perempuan itu menangis bahagia
dalam hatinya ia tahu, mulai hari ini ia tidak perlu berbuat dosa lagi
ia sudah menjadi manusia baru
seluruh sisa hidupnya
telah dibawa ke level yang baru
hidup dalam karunia
karena lelaki itu sebentar lagi menggantikannya
menanggung semua beban dosanya

Medari, 24 Maret 2018

Jumat, 23 Maret 2018

Yang Mustahil Jadi Mungkin

A Bible Study By Reinhard Bonnke - Holy Spirit: Are you Flammable or Fireproof? - Part2




TUHAN PENUH MUKJIZAT


Sifat Yang Ilahi tidak hanya supernatural tetapi juga penuh keajaiban. Kuasa, kasih dan kebaikan YAHWE melampaui segala hal. Ketika Tuhan hadir, harapkan terang, kehidupan, dan keunggulan -- gunung-gunung diratakan, lembah-lembah ditimbun dan yang berkelok-kelok diluruskan (Yesaya 40:4). Tidak ada yang mustahil dalam kamus Tuhan.

Yang mustahil menjadi mungkin terjadi ketika TUHAN ada. Inilah tanda kehadiran-Nya. Penciptaan sendiri dimulai ketika DIA lewat. Ayub berbicara mengenai jagad raya sebagai "hanya ujung-ujung jalan-Nya" (Ayub 26:14), seperti sebuah jalan yang dilewati pada rerumputannya yangbasah. Demikian pula dengan Yesus. Anda akan tahu kapan Dia melewati sebuah desa Yahudi. Di sana tidak akan ada lagi orang sakit yang tetap sakit. Di mana DIA berada, tidak akan ada masalah, Anda akan bisa berjalan di atas gelombang, menyembuhkan yang sakit, atau memberi makan 5000 orang sampai kenyang. Semuanya terjadi begitu saja; semua tunduk kepada kehendak-NYA. "Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia" (Roma 8:28)