Tuhan memberikan talenta kepada hamba-Nya menurut kesanggupannya. Ada yang karena kesanggupannya diberikan 5 talenta, ada yang 2, dan ada yang satu talenta. Yang menerima 5 talenta mengusahakannya sehingga beroleh laba 5 talenta, menjadi 10 talenta. Yang menerima 2 talenta mengusahakannya dan beroleh laba 2 talenta, menjadi 4 talenta.
Ketika tuannya datang, mereka yang menerima 5 itu berkata: "Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta."
Yang menerima 2 talenta berkata, "Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta."
Kedua hamba yang menerima 5 dan 2 talenta itu sebagai titipan kepercayaan. Mereka memahami talenta itu sebagai "yang dipercayakan" kepada mereka. Mereka menerima kepercayaan itu dan dengan penuh tanggung jawab menjaga kepercayaan itu dengan cara mengembangkan atau mengusahakan talenta itu sehingga beroleh laba menjadi dua kali lipat. Keduanya taat menerima kepercayaan itu dan menjalankan kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya. Tanpa ragu-ragu mereka langsung menggunakan talenta itu untuk diusahakan dan dikembangkan. Keduanya tidak peduli apa yang akan terjadi ke depan seandainya talenta itu berhasil mereka lipat gandakan. Apakah akan diambil semua oleh tuannya? Ataukah mereka akan menerima sebagian? Keduanya tidak terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Keduanya langsung taat dan mengerjakan kepercayaan itu.
Sedangkan hamba yang menerima satu talenta itu berkata kepada tuannya, "Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di
tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana
tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!" Hamba ini diberi kepercayaan satu talenta, tetapi ia merasa tidak dipercaya dan, karena merasa tidak jelas dengan apa yang akan terjadi seandainya ia mengusahakan talenta itu, apakah akan menjadi miliknya, atau harus dikembalikan kepada tuannya, maka ia hanya menyembunyikan talenta itu. Hamba ini begitu digelisahkan dengan "nasib" masa depan dan ketidakpastian akan masa depan. Ia takut kalau seandainya ia berhasil mengupayakan talenta itu menjadi banyak, tuannya dengan kejam akan mengambil semuanya tanpa memberinya bagian. Dan kalau itu yang terjadi, ia tidak rela. Dihantui oleh kekhawatirannya yang didorong oleh ketamakan, ia memilih mendiamkan dan menyembunyikan talenta itu. Lebih baik tidak melakukan apa-apa daripada bersusah payah hanya untuk menguntungkan orang lain.
Kedua hamba yang menerima 5 dan 2 talenta adalah hamba-hamba yang ikhlas bekerja tanpa merisaukan apa yang akan mereka terima. Mereka menunjukkan ketaatan penuh kepada tuannya. Mereka bahkan tidak peduli seandainya mereka berhasil mengembangkan talenta itu menjadi berlipat-lipat tetapi akhirnya semuanya akan diambil oleh tuannya. Tugas mereka adalah mengusahakan agar talenta itu menghasilkan laba. Untuk siapakah laba itu? Apakah mereka akan mendapatkan bagian dari laba itu? Mereka tidak merisaukan pertanyaan-pertanyaan itu. Mereka hanya taat menjalankan perintah tuannya.
Kedua hamba yang menerima 5 dan 2 talenta itu adalah hamba-hamba yang ikhlas berbagi. Mereka sadar betul bahwa talenta yang mereka terima itu adalah titipan. Bukan menjadi hak milik. Kepada siapa laba akan diberikan oleh tuannya, tidaklah menjadi persoalan penting bagi mereka. Yang penting adalah mereka melakukan perintah tuannya.
Sebaliknya, hamba yang menerima satu talenta tidak mau mengusahakannya karena ia tidak rela kalau hasil jerih payahnya akan diambil dari dirinya.
25:14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
25:17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Saatnya kudatang kepada-MU ya YAHWE, Tuhan Penyelamatku, Pelindung dan Penebusku. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain.
Tampilkan postingan dengan label berbuah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berbuah. Tampilkan semua postingan
Jumat, 23 Juni 2017
Minggu, 05 Juni 2011
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe
Kedekatan hubungan dengan Yahwe, kesetiaan untuk menaati perintah-perintah-Nya, membuat Yahwe mecurahkan berkat-berkat kepada kita. Hal inilah yang dialami oleh Salomo. Oleh karena kedekatan Daud, ayahnya, dengan Yahwe, Salomo diberkati Tuhan secara luar biasa.
Pentingnya menaati perintah Yahwe ini disampaikan sendiri oleh Yesus dalam Yohanes seperti berikut ini:
Jika kita memegang, melakukan dan menuruti perintah Bapa, Yesus mengatakan bahwa apa saja yang kita kehendaki akan diberikan kepada kita, bahwa Bapa dan Yesus akan mengasihi kita, bahwa Yesus akan menyatakan diri-Nya kepada kita, Bapa dan Yesus akan datang dan diam bersama-sama dengan kita.
Inilah yang dilakukan Daud, sebagaimana nyata dalam Mazmur 1:2-3:
Daud mengerti rahasia atau isi hati Yahwe. Ia merenungkan Firman siang dan malam dan tekun melakukannya. Sebagai imbalannya, Yahwe juga mengasihi Daud dan melimpahkan berkat kepadanya dan ketrunannya Salomo. Bagaimana Yahwe memberkati dan membuat berhasil Daud dan anaknya Salomo, salah satunya bisa dilihat dalam 2 Tawarikh berikut ini:
Di sini kita melihat bagaimana Salomo dibuat berhasil dan menjadi raja yang kaya raya. Dan tampaknya situasi kehidupan seperti inilah yang memang dikehendaki oleh Bapa, sebagaimana dinyatakan dalam akhir dari perikop Pokok Anggur dalam Yohanes 15,
Jadi kita belajar bahwa kalau kita mengasihi Yahwe, dengan jalan memegang perintah-Nya, melakukan dan menuruti perintah-Nya, maka Bapa Yahwe akan mengasihi kita, akan tinggal bersama-sama dengan kita, dan akan membuat segala yang kita kehendaki dan kita minta diberikannya kepada kita, termasuk di dalamnya adalah kekayaan duniawi, sebagaimana yang dialami oleh Daud dan Salomo, dan dengan cara demikianlah Bapa dipernuliakan.
Baca juga:
Masuk Ke Ruang Maha Kudus
Mengobarkan Api Penyembahan kepada Yahwe
Muliakanlah Tuhan dengan hartamu
Pentingnya menaati perintah Yahwe ini disampaikan sendiri oleh Yesus dalam Yohanes seperti berikut ini:
Yohanes 14:21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." 23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Yesus mengatakan bahwa mengasihi Bapa ditandai dengan memegang, melakukan, menuruti perintah Bapa. Memegang artinya perintah atau Firman Bapa itu siap sedia di tangan kita, kita memilikinya, kita mengenalnya, berarti kita tahu, mungkin hal ini ditandai dengan hafal, mengerti. Hal ini menyatakan betapa pentingnya bagi kita untuk selalu membaca dan memperdengarkan Firman itu. Kemudian melakukan dan menuruti, artinya ya mempraktikkan perintah tersebut dalam kehidupan nyata.
Jika kita memegang, melakukan dan menuruti perintah Bapa, Yesus mengatakan bahwa apa saja yang kita kehendaki akan diberikan kepada kita, bahwa Bapa dan Yesus akan mengasihi kita, bahwa Yesus akan menyatakan diri-Nya kepada kita, Bapa dan Yesus akan datang dan diam bersama-sama dengan kita.
Inilah yang dilakukan Daud, sebagaimana nyata dalam Mazmur 1:2-3:
Mazmur 1:2-2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil
Daud mengerti rahasia atau isi hati Yahwe. Ia merenungkan Firman siang dan malam dan tekun melakukannya. Sebagai imbalannya, Yahwe juga mengasihi Daud dan melimpahkan berkat kepadanya dan ketrunannya Salomo. Bagaimana Yahwe memberkati dan membuat berhasil Daud dan anaknya Salomo, salah satunya bisa dilihat dalam 2 Tawarikh berikut ini:
2 Tawarikh 1:15; 9:15-16 Raja membuat banyaknya emas dan perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit. 9:15 Raja Salomo membuat dua ratus perisai besar dari emas tempaan, enam ratus syikal emas tempaan dipakainya untuk setiap perisai besar; 16 ia membuat juga tiga ratus perisai kecil dari emas tempaan, tiga ratus syikal emas dipakainya untuk setiap perisai kecil; lalu raja menaruh semuanya itu di dalam gedung "Hutan Libanon".
Di sini kita melihat bagaimana Salomo dibuat berhasil dan menjadi raja yang kaya raya. Dan tampaknya situasi kehidupan seperti inilah yang memang dikehendaki oleh Bapa, sebagaimana dinyatakan dalam akhir dari perikop Pokok Anggur dalam Yohanes 15,
Yohanes 15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.
Jadi kita belajar bahwa kalau kita mengasihi Yahwe, dengan jalan memegang perintah-Nya, melakukan dan menuruti perintah-Nya, maka Bapa Yahwe akan mengasihi kita, akan tinggal bersama-sama dengan kita, dan akan membuat segala yang kita kehendaki dan kita minta diberikannya kepada kita, termasuk di dalamnya adalah kekayaan duniawi, sebagaimana yang dialami oleh Daud dan Salomo, dan dengan cara demikianlah Bapa dipernuliakan.
Baca juga:
Masuk Ke Ruang Maha Kudus
Mengobarkan Api Penyembahan kepada Yahwe
Muliakanlah Tuhan dengan hartamu
Label:
berbuah,
harta,
kasih,
kaya,
kekayaan,
kelimpahan,
kemuliaan,
ketaatan,
memuliakan,
mengenal Yahwe,
merenungkan Firman siang dan malam,
penyertaan Yahwe,
sejahtera
Kamis, 27 Januari 2011
Hidup yang Sebenarnya: Tetap Hidup di dalam Dia (2)
Dibahasakan kembali dari Rooted And Established (Part Three)
Bagian 2 dari Hidup yang Sebenarnya: Tetap Hidup di dalam Dia
Ayat yang dibahas:
![]() |
Bangunan yang Kuat |
Sebelumnya kita belajar bahwa hidup dalam Tuhan berawal dari hubungan dengan Tuhan melalui Kristus dan bagaimana hubungan itu membuat kita bisa hidup di dalam Tuhan. Sekarang kita melihat dua kunci final bagi hidup yang berakar dan tertancap kuat di dalam Dia.
Dasar (ayat 7a)
Gaya hidup yang berakar dalam Tuhan tidak muncul begitu saja, secara tiba-tiba. Dibutuhkan syarat bahwa kita berakar kuat seperti pohon yang hijau dalam Mazmur 1. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Dengan terancap kuat melalui tiga cara yang vital:
1) “di dalam Dia”- “berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia” Hal ini berbicara mengenai kedalaman dan kualitas hubungan pribadi kita dengan-Nya, karena kita terus melanjutkan apa yang sudah kita mulai. Orang Kristen bukanlah seperti tanaman tumbleweeds "yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran" (Ef. 4:14). "Kita juga tidak seperti tumbuhan “transplants” yang berulang-ulang dipindah dari satu tanah ke tanah yang lain. Sekali kita berakar oleh iman dalam Kristus, tidak ada perlunya untu mengganti tanahnya. Akar menyerap dan membawa naik kesuburan sehingga pohon bisa bertumbuh. Akar juga memberi kekuatan dan kekokohan."
2) “bertambah teguh dalam iman.” Pondasi kita adalah di dalam Dia dan di dalam Firman yang diberikanNya kepada kita, karena tidak saja kita ini seperti pohon, kita juga seperti bangunan yang sedang dibangun ... dan yang masih dalam tahap meletakkan dasar bangunan. "Ketika kita mempercayakan diri kepada Kristus untuk keselamatan kita, kita sedang dibangun di atas pondasi; sejak itu, kita bertumbuh dalam rahmat. Membuat pertumbuhan rohani artinya terus-menerus menambah ketiinggian bangunan bait kemuliaan Tuhan.
2) “bertambah teguh dalam iman.” Pondasi kita adalah di dalam Dia dan di dalam Firman yang diberikanNya kepada kita, karena tidak saja kita ini seperti pohon, kita juga seperti bangunan yang sedang dibangun ... dan yang masih dalam tahap meletakkan dasar bangunan. "Ketika kita mempercayakan diri kepada Kristus untuk keselamatan kita, kita sedang dibangun di atas pondasi; sejak itu, kita bertumbuh dalam rahmat. Membuat pertumbuhan rohani artinya terus-menerus menambah ketiinggian bangunan bait kemuliaan Tuhan.
3) “yang telah diajarkan kepadamu”- Ingat kembali Mazmur 1. Alasan kenapa orang yang berbahagia adalah seperti pohon adalah karena akar-akarnya semakin mendalam. Kesepadanan dengan anak Tuhan (Mazmur 1:2) adalah bahwa kita seharusnya menjadi orang yang merenungkan Taurat-Nya (Firman) siang dan malam. Kita terus-menerus dan secara konsisten memberi makan jiwa kita dengan Firman Tuhan.
![]() |
Hidup yang Berbuah |
Hati (ayat.7b)
“melimpah dengan syukur”
Akhirnya, efektivitas kehidupan kita bagi Dia dan dalam cara yang mencerminkan Diri-Nya adalah bahwa kita mengakui bahwa semua yang kita miliki dan semua yang ada pada diri kita adalah karena rahmat-Nya dan semua berasal dari-Nya ... suatu sikap hati yang melimpah dengan syukur adalah sebuah ungkapan akan kesadaran bahwa apa yang kita miliki tidak ada yang tidak diberikan oleh Dia.
Kita diselamatkan oleh Dia, berakar dalam Dia, menyerap semua sumber kehidupan kita dari Dia—semua berkat kehidupan mendorong kita untuk mengucap syukur kepada-Nya!
Kita diselamatkan oleh Dia, berakar dalam Dia, menyerap semua sumber kehidupan kita dari Dia—semua berkat kehidupan mendorong kita untuk mengucap syukur kepada-Nya!
Label:
bangunan,
berbuah,
berjalan bersama Yesus,
pohon
Langganan:
Postingan (Atom)