Selasa, 23 Juli 2013

Bapa YAHWE Berkenan kepada Orang yang Tidak Tahu Malu

Lukas 11:1-13

(1) Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." (2) Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. (3) Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya (4) dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." 

(5) Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, (6) sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; (7) masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. (8) Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. 

(9) Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (10) Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. (11) Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? (12) Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? (13) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." 

Perikopa ini mengajarkan sebuah prinsip berdoa. Pada bagian yang pertama (ayat 1-4), Tuhan Yeshua mengajarkan pokok-pokok doa apa saja yang semestinya kita sampaikan kepada Bapa, yaitu: (1) pujian: "dikuduskanlah nama-Mu", (2) tujuan hidup dalam kerangka kehendak Bapa: "datanglah kerajaan-Mu", (3) berkat rezeki: "berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya", (4) pengampunan dosa, dengan tetap menekankan mengampuni terlebih dahulu (5) perlindungan dari godaan dan cobaan.

Pada bagian yang kedua (5-13) Tuhan Yeshua mengajarkan sikap hati yang semestinya dimiliki pendoa dan sikap hati Bapa yang mendengarkan doa. Ayat 5-8 Yeshua menegaskan bahwa kita perlu bersikap tidak tahu malu di dalam berdoa. Hal ini mengingatkan kita akan sifat dasar manusia yang cenderung akan dosa dan sekaligus kesombongan manusia. Kita sering merasa tidak layak karena dosa-dosa kita dan hal itu sering membuat kita memutuskan diri sebagai tidak layak di hadapan Bapa YAHWE. Tidak jarang kita merasa tidak pantas untuk meminta sesuatu kepada Bapa karena kita ingat dan sadar betul akan dosa-dosa kita. Lalu kita menunggu saat baik: ketika saya sudah menjadi lebih baik maka saya akan berdoa dan memberanikan diri untuk meminta kepada Bapa. Kalau sekarang: tidak dulu ah. Aku sedang kotor.

Kita juga bisa belajar dari perikopa ini bahwa Bapa YAHWE itu Maha Pengampun, Maha Memaklumi, Maha Mengerti, Maha Memahami situasi kita. Jadi kalau kita sedang di dalam kebutuhan, dan sedang merasa tidak layak untuk datang kepada Bapa dan meminta, datanglah dan mintalah. Dia mengerti kita. Dia memahami. Yang penting: kita harus bersikap tidak tahu malu.

Ayat 9-13 menegaskan kembali bahwa Bapa itu Maha Baik dan kita diajarkan oleh Yeshua untuk memberanikan diri meminta, mencari, dan mengetok pintu. Yeshua meminta kita, memerintahkan kita untuk meminta, mencari dan mengetok. Yeshua mengajarkan kita bahwa Bapa itu amat baik. Dia akan memberikan yang baik kepada yang meminta. Dia akan memberikan Roh Kudus kepada yang meminta.

Tampaknya Paulus amat mengerti akan betapa besar kasih Bapa ini, sehingga ia mengajarkan kepada jemaat di Ibrani: ”Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibrani 4:16).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar