Senin, 21 Februari 2011

Yesus Memperhatikan Persembahan


persembahan
Markus 12:41. Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. 42 Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. 43 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. 44 Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."

Kantong Persembahan
Dari kutipan di atas, saya belajar beberapa hal penting berkaitan dengan persembahan:

1. Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Ternyata Yesus memperhatikan bagaimana kita memberikan persembahan. Jadi ketika kita datang ke gereja, dan ketika saatnya kita melakukan persembahan, saat itu Yesus memperhatikan bagaimana kita masing-masing memberikan persembahan. Dari sini saya tahu bahwa bagi Yesus persembahan adalah hal yang penting, karena kalau tidak penting, Dia tidak akan memperhatikan bagaimana orang memberikan persembahan.

2. Bukan jumlah yang diperhatikan Yesus tetapi sikap hati.
Banyak orang kaya memberikan persembahan yang besar, tetapi Yesus justru fokus kepada janda miskin yang memberikan satu duit. Dan menariknya, meski hanya satu duit, Yesus mengatakan bahwa janda itu memberikan lebih banyak daripada kebanyakan orang kaya yang memberikan persembahan yang besar.

Persembahan Hati
Kok bisa? Jelas-jelas janda itu hanya memberikan satu duit. Kenapa dikatakan lebih besar? Nah, alasan yang diberikan Yesus adalah bahwa orang-orang kaya itu memberi dari kelimpahannya, sehingga meskipun persembahan mereka besar, tetapi bagi mereka jumlahnya mungkin tidak seberapa dibandingkan dengan kekayaan mereka.

Sedangkan janda tersebut memberi dari kekurangannya, bahkan dikatakan "semua yang ada padanya," bahkan "seluruh nafkahnya."

Ternyata persembahan satu duit itu "berhasil" menyentuh hati Yesus. Karena yang satu duit itu diberikan dalam keadaan kekurangan.

Dari sini saya belajar: sebenarnya bagaimana seharusnya sikap kita ketika memberikan persembahan kepada Tuhan melalui gereja?
Persembahan Terbaik
1. Kita biasanya menunggu kelimpahan untuk memberikan persembahan, menunggu diberkati lebih besar. Tetapi justru Yesus menekankan bahwa saat yang tepat untuk memberikan persembahan adalah saat di mana kita dalam keadaan kekurangan, dalam keadaan miskin, ketika penghasilan atau gaji yang kita terima bahkan tidak cukup untuk nafkah kita. Itulah persembahan yang berkenan. Pelajaran ini penting karena kalau kita tidak bisa setia ketika dalam keadaan kekurangan, maka akan sulit untuk setia ketika dalam keadaan berkelimpahan.
2. Persembahan yang benar adalah dilakukan dengan mendahulukan Tuhan sebagai prioritas pertama dibandingkan dengan kebutuhan kita, bahkan kebutuhan pokok kita. Dalam kutipan di atas dikatakan: semua yang ada padanya, seluruh nafkahnya. Di sini kita pasti akan bertanya-tanya: bagaimana kita akan hidup kalau kita memberikan seluruh nafkah kita?
Tentu saja Tuhan tidak memaksudkan agar kita memberikan semua uang kita ke dalam kotak persembahan, tetapi yang bisa saya petik dari pelajaran ini adalah sikap hati kita saat memberikan persembahan:

Persembahan Roti Anggur
3. Sikap hati yang bergantung penuh pada kuasa dan penyelenggaraan serta kemurahan Tuhan. Ketika kita memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan, sikap hati kita adalah sikap hati yang tulus penuh syukur dan percaya penuh akan penyelenggaraan Tuhan. Sehingga kita memberi dengan sukacita. Janganlah ketika kita memberikan persembahan, hati kita khawatir akan apa yang akan kita makan, apa yang akan kita pakai, bagaimana masa depan kita, dsb. Tetapi berilah dengan penuh ungkapan syukur atas seluruh kebesaran dan kemurahan Tuhan di dalam hidup kita.

Tuhan ajar aku untuk lebih berserah kepadaMu.
Amin

Baca juga: 4 Pelajaran Yahwe untuk Tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar