Selasa, 17 Mei 2011

Mengobarkan Api Penyembahan kepada Yahwe

Coba kita simak Kaluaran 301-8 berikut ini:

Mezbah Pembakaran Ukupan
Keluaran 30:1. "Haruslah kaubuat mezbah, tempat pembakaran ukupan; haruslah kaubuat itu dari kayu penaga; 2 sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, sehingga menjadi empat persegi, tetapi haruslah dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya haruslah seiras dengan mezbah itu. 3 Haruslah kausalut itu dengan emas murni, bidang atasnya dan bidang-bidang sisinya sekelilingnya, serta tanduk-tanduknya. Haruslah kaubuat bingkai emas sekelilingnya. 4 Haruslah kaubuat dua gelang emas untuk mezbah itu di bawah bingkainya; pada kedua rusuknya haruslah kaubuat gelang itu, pada kedua bidang sisinya, dan haruslah gelang itu menjadi tempat memasukkan kayu pengusung, supaya dengan itu mezbah dapat diangkut. 5 Haruslah kaubuat kayu pengusung itu dari kayu penaga dan kausalutlah dengan emas. 6 Haruslah kautaruh tempat pembakaran itu di depan tabir penutup tabut hukum, di depan tutup pendamaian yang di atas loh hukum, di mana Aku akan bertemu dengan engkau.

Keluaran 30:7-8 Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun. 


Keluaran 30:1-8 memberitahukan kepada kita akan bagaimana bangsa Israel harus membuat mezbah bagi Tuhan dan bagimana di atas mezbah tersebut Harus harus membakar ukupan tiap-tiap pagi dan di waktu senja. Harun harus membakar ukupan yang tetap di hadapan Yahwe.

Mezbah dan membakar ukupan ini berbicara kepada kita mengenai mezbah doa kita setiap hari. Kita harus membakar ukupan di hadapan Yahwe setiap hari, atau menyalakan api penyembahan bagi Yahwe setiap hari.

Api penyembahan berbicara mengenai doa dan pujian serta penyembahan yang benar-benar keluar dari hati, oleh karena kerinduan hati kita kepada Yahwe. Bukan hanya sekadar doa pujian yang keluar dari bibir oleh karena rutinitas atau sesuatu yang hafalan, sesuatu yang dikecam oleh Yahwe, sebagaimana dalam Yesaya 29:13:

Yesaya 29:13 Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan

Yahwe tidak berkenan kepada ibadah yang hanya keluar dari bibir dan mulut, namun hampa karena tidak keluar dari dalam hati manusia. Sesuatu yang dilakukan karena kebiasaan atau kewajiban. Dan untuk ini Tuhan mengecam kita, sebagaimana yang bisa diketahui dari Wahyu 2:1-5.


Kaki Dian
Wahyu 2:1. "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. 2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. 3 Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. 4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. 


Wahyu 2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. 


Ternyata melakukan ibadat atau doa tanpa hati, namun hanya di bibir saja, merupakan pertanda bahwa kita sedang jatuh ... dan bahkan dianggap dosa oleh Yahwe. Dan Yahwe menyuruh agar kita bertobat, kita harus kembali kepada kasih mula-mula. Kalau kita tidak bertobat, kaki dian itu akan diambil dari kita. Kaki dian ini berbicara mengenai kehadiran Yahwe dan kemuliaan-Nya.

Apa yang harus dilakukan ketika kita jatuh ke dalam dosa rutinitas? Dalam Wahyu ada 2 petunjuk agar kita bisa mengobarkan api penyembahan. Pertama: kita harus bertobat. Kedua: kita melakukan lagi apa yang semula membuat hati kita berkobar-kobar ketika datang menyembah Yahwe.


Baca juga:
Hidup dalam Tuhan
Penggenapan rencana Tuhan
Merenungkan Firman Tuhan siang dan malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar