Sabtu, 25 Agustus 2012

Penyembuhan Menjadi Bagian Integral Gereja Mula-Mula

Baca bagian sebelumnya!

Pada bagian sebelumnya (Kisah 2:41-47) kita belajar bagaimana cara hidup jemaat yang pertama. Mulai pasal 3 Kitab Suci mencatat dan kita melihat kasus bagaimana hidup keseharian anggota jemaat pertama itu.

Pasal 3 dimulai dengan "Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul 3 petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Tuhan." Pada bagian akhir pasal 2 kita tahu bahwa jemaat pertama berkumpul tiap-tiap hari di Bait Elohim (Kis 2:46). Pada pasal 3 ayat 1 kita mendapat tambahan informasi waktu dan acara dari "perkumpulan tiap-tiap hari" itu, yakni sekitar pukul 3 petang dan itu adalah waktu sembahyang.

Nah, ayat 2 mengatakan: "Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Elohim ... untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke Bait Elohim." Jadi pada zaman para rasul dulu, mengemis di gedung gereja itu tampaknya wajar. Kalau sekarang orang lumpuh diusung dan ditaruh di perempatan jalan, zaman dulu ditaruh di pintu masuk gedung gereja, untuk meminta-minta. Orang itu meminta sedekah kepada orang yang lewat untuk memasuki Bait Elohim, termasuk Petrus dan Yohanes.

Karena tiap-tiap hari orang itu ada di situ, kita bisa mengandaikan bahwa Petrus dan Yohanes sudah sangat hafal akan keadaan orang itu, bahkan mungkin ketika mereka masih bersama-sama dengan Yesus. Kalau demikian, di sini ada fakta yang menarik untuk dicatat: kalau dulu mereka tidak tergerak oleh keadaan orang lumpuh itu, sekarang, setelah dibaptis oleh Roh Kudus, mereka tergerak untuk melakukan sesuatu. Petrus dan Yohanes menatapnya dan berkata: "Lihatlah kepada kami! ... Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (Kis 3:4-6). Petrus kemudian membantu orang itu berdiri. Orang lumpuh itu seketika itu bisa berjalan, melompat-lompat dan mengikuti Petrus dan Yohanes, seluruh rakyat melihat dan memuji Elohim, mereka tercengang tentang apa yang telah terjadi (ayat 8-10).

Dari sini kita belajar:
1. Roh Kudus menggerakkan dan menuntun Petrus dan Yohanes, orang yang sudah dibaptis Roh, untuk melakukan sesuatu, yang sebelumnya tidak mereka lakukan sebelum menerima baptisan Roh Kudus
2. Orang yang menerima baptisan Roh Kudus memiliki Roh Kudus itu di dalam dirinya, "apa yang kupunyai",  dan apa yang dipunyai itu diberikan kepada mereka yang membutuhkan.
3.  Ini adalah mukjizat penyembuhan pertama yang dicatat sesudah pembaptisan Roh Kudus. Artinya, mukjizat penyembuhan menjadi bagian integral dari orang yang sudah menerima pembaptisan Roh Kudus. Hal ini menjadi kepenuhan dari janji Yesus mengenai kuasa penyembuhan kepada para murid di bagian akhir Injil Markus, bahwa orang beriman akan menumpangkan tangan atas orang sakit dan orang itu akan sembuh.
4. Orang lumpuh itu tidak meminta kesembuhan kepada Petrus, tetapi sedekah. Namun Petrus menyembuhkannya. Baptisan Roh Kudus memampukan Petrus untuk melihat kebutuhan seseorang melampaui apa yang dinyatakan. Di sini kita melihat bagaimana mukjizat dikerjakan orang orang percaya, tanpa orang sakit itu meminta untuk disembuhkan. Dan itu terjadi karena Roh Kudus yang meluap-luap di dalam diri orang percaya dan mendorongnya untuk membagikan apa yang ada dalam dirinya kepada orang lain.

Baca bagian selanjutnya

Baca juga:
Cara Hidup Jemaat yang Pertama
Pelajaran Pertama dari Kisah Para Rasul!
Pentakosta, Ciri-Ciri Pekerjaan Roh Kudus
Gereja Mula-Mula Mendasarkan Diri pada Kitab Suci
Gereja Perdana Adalah Sekumpulan Orang Yang Bertekun Sehati ...
Roh Kudus Menjadi Daya Penggerak Gaya Hidup Jemaat Perdana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar