Jumat, 04 Januari 2013

Karya Roh Kudus Tidak Terkungkung Oleh Tradisi dan Hukum

Kisah Para Rasul 11:1-18

Baca bagian sebelumnya

petrus mempertanggungjawabkan baptisan kornelius
Apa yang dikerjakan oleh Petrus sebagaimana dikisahkan dalam Kisah Para Rasul 10 di mana ia membaptis orang-orang bukan Yahudi, bangsa yang tidak bersunat, tersebar luas dan didengar oleh rasul-rasul dan saudara-saudara seiman di Yudea (ayat 1). Terhadap tindakan Petrus ini, ada yang langsung menerimanya, namun ada sekelompok orang yang disebut "orang-orang dari golongan yang bersunat" yang mempermasalahkannya. Bagi kelompok ini, masuk ke rumah orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka adalah larangan (ayat 3).

YAHWE amat mengerti bahwa pada saat itu orang-orang Yahudi amat ketat memegang adat-istiadat dan hukum yang berlaku, termasuk salah satunya adalah larangan untuk bergaul dengan orang bukan Yahudi yang tidak bersunat. Sebab itu YAHWE mempersiapkan hal baru ini dengan campur tangan ilahi-Nya. Sehingga terhadap dakwaan ini Petrus hanya tinggal menceritakan apa yang sudah dikerjakan YAHWE melalui dirinya. Ia menceritakan bagaimana YAHWE sendiri yang memerintahkan dan mengatur semua kejadian tersebut. YAHWE-lah yang berkendak bahwa keluarga Kornelius dibaptis karena YAHWE sendiri sudah megaruniakan Roh Kudus-Nya kepada keluarga Kornelius. Kalau YAHWE sudah membaptis mereka dengan Roh Kudus, maka pasti tidak ada halangan lagi bahwa mereka boleh dibaptis air.

Terhadap peristiwa ini kita belajar bahwa adalah mungkin bagi YAHWE untuk melakukan kebaruan di dalam tata cara hidup jemaat. Dalam Perjanjian Lama (Kejadian 17:14) dikatakan bahwa orang yang tidak disunat harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya. Sunat menjadi hal yang wajib dilakukan bagi umat Elohim. Namun dalam Perjanjian Baru YAHWE mengundang orang-orang yang tidak bersunat juga untuk menjadu umatNya. Ini merupakan sebuah perombakan besar-besaran terhadap apa yang selama ini menjadi pokok ajaran umat YAHWE. Dan perombakan ini dikerjakan sendiri oleh YAHWE, bukan oleh Petrus.

Kita juga belajar bahwa Roh Kudus kadang bertindak di luar hukum dan adat istiadat yang berlaku. Dan ketika tindakan Roh Kudus ini ditegaskan dengan campur tangan ilahi melalui tanda-tanda, maka kita harus terbuka dan siap menerima kebenaran baru yang dinyatakan oleh YAHWE. Kita tidak boleh terkungkung oleh hukum dan adat-istiadat manakala YAHWE sudah menyatakan kebaruan di dalam tata kehidupan kita.

Ketika YAHWE membuat kebaruan di dalam tata kehidupan hidup beriman kita, hendaknya kita bersikap seperti jemaat mula-mula setelah mendengar penjelasan Petrus, yang bisa dibaca pada ayat 18:

Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Elohim, katanya, "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Elohim mengaruniakan pertobaan yang memimpin kepada hidup."

Baca bagian selanjutnya!



Baca juga:
Kornelius, Berkat bagi Orang yang Mencari YAHWE dengan Tulus
Risiko Menjadi Saksi Yahshua
Pertobatan Saulus: Yahshua yang Memanggil, Murid yang Menginjil
Keterlibatan YAHWE dalam Penginjilan Jemaat Mula-Mula



Tidak ada komentar:

Posting Komentar