Minggu, 17 April 2011

Membangun Mezbah bagi Tuhan


Tabut Tuhan
2 Samuel 6:11 Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan YAHWE memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.

1 Tawarikh  13:14 Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal pada keluarga Obed-Edom di rumahnya dan YAHWE memberkati keluarga Obed-Edom dan segala yang dipunyainya.

2 Samuel 6:12. Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: "YAHWE memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Tuhan itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut Tuhan itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.

1 Tawarikh  13:3 Dan baiklah kita memindahkan tabut Tuhan kita ke tempat kita, sebab pada zaman Saul kita tidak mengindahkannya." 

Tabut Tuhan melambangkan kehadiran Tuhan sendiri. Dalam beberapa kutipan di atas kita belajar apa yang akan terjadi seandainya Tabut Tuhan ada pada kita. Tabut Tuhan telah memberkati keluarga Obed-Edom dan segala yang dipunyainya.

Peperangan di bukit Gilboa
Daud belajar dari apa yang dikerjakan Tuhan kepada keluarga Obed-Edom oleh karena Tabut Tuhan ada di rumah keluarga itu. Sebab itu ia memerintahkan agar memindahkan Tabut itu ke tempatnya. Daud juga belajar atas apa yang terjadi pada pemerintahan Saul pendahulunya karena apa yang telah dilakukan Saul terhadap Tabut Tuhan.

Saul tidak mengindahkan Tabut Tuhan. Memang hal ini tidak secara eksplisit dikatakan menyebabkan keruntuhannya tetapi kita bisa belajar apa yang terjadi pada Saul dan Daud karena perbedaan sikap mereka terhadap Tabut Tuhan

Kita tahu bahwa Saul kehilangan segala-galanya. Meskipun ia adalah raja yang diurapi tetapi di akhir masa pemerintahannya ia ditolak oleh Yahwe. Ia kalah perang melawan bangsa Filistin dan mati bunuh diri (1 Samuel 31:4). Tidak hanya itu, garis keturunannya terputus dan tidak pernah terdengar lagi di Kitab Suci. Dengan strinya, Ahinoam, Saul memiliki 4 anak laki-laki: Yonatan, Abinadab, Malkisua dan Isyboset, serta 2 anak perempuan: Merab dan Mikhal. Yonatan, Abinadab dan Malkisua mati dibunuh oleh tentara Filistin di pegunungan Gilboa (1 Samuel 31:2, 1 Tawarikh 10:2). Isyboset, yang menggantikannya menjadi raja, dibunuh oleh 2 panglimanya sendiri, Baana dan Rekhab (2 Samuel 4:7). Armoni dan Mefiboset, anak dari selirnya, Rizpa, diserahkan Daud bersama kelima anak laki-laki Merab, kepada bangsa Gibeon, yang membunuh mereka di bukit (2 Samuel 21:8-9). Dari keturunan Saul yang selamat adalah Mefiboset, anak Yonatan. Ia memiliki anak bernama Mikha, namun sesudah itu tidak pernah terdengar lagi kisah keturunan dari garis Saul ini. Sedang Mikhal, yang menjadi istri Daud, tidak memiliki keturunan (2 Samuel 6:23).

Kematian Saul
Berbeda dengan Saul, Daud memulai pemerintahannya dengan mengusung Tabut Tuhan dan membuatkan rumah untuk Tabut tersebut (1 Tawarikh 15). Daud tidak hanya membawa Tabut itu ke tempatnya tetapi juga membuat mezbah pujian setiap hari dengan menempatkan orang-orang yang melayani di hadapan Tabut itu (1 Tawarikh 16:37).

Sebagai upahnya, Daud diberi berkat kemenangan demi kemenangan dan anak-anaknya tetap diberkati Tuhan dan bahkan dibawa kepada masa kejayaan pada zaman Salomo.

Kita belajar bahwa Saul, yang mengutamakan kejayaan dan kemenangan, tapi melupakan Tuhan dan menjadi tidak taat kepada-Nya, dan berusaha mencari jalan keluar sendiri akhirnya berakhir dalam kebinasaan. Sedangkan Daud, ia pertama-tama mengutamakan Tuhan dan mencari petunjuk-Nya dan mencari hadirat-Nya dengan menghadirkan Tabut Tuhan, dan ia menikmati berkat kemenangan demi kemenangan.

Daud Menari bagi Tuhan
Di sini kita belajar untuk selalu menghadirkan Tabut Tuhan dengan membangun mezbah doa dalam kehidupan kita. Belajar dari Daud, adalah jauh lebih baik untuk mencari 1 petunjuk Tuhan daripada mengandalkan beribu-ribu ide temuan kita sendiri. Adalah jauh lebih baik jika Tuhan membukakan 1 pintu bagi kita daripada kita berusaha sendiri mencari pintu-pintu solusi bagi permasalahan hidup kita.




Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar