Minggu, 14 Agustus 2011

Hidup Berkemenangan (1): Menjaga Hati


Bagaimana kita bisa hidup berkemenangan?
Roma 8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 
Kita menang karena Dia yang mengasihi kita. Dalam ayat 33 dikatakan bahwa tidak ada yang menggugat orang-orang pilihan Yahwe, yang telah membenarkan mereka.  Dan dalam ayat selanjut 38-39 dikatakan bahwa tidak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus.
Roma 8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Kemenangan juga ditentukan oleh penguasaan diri dan kemampuan menjaga hati.
Amsal 16:32. orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. 
Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Agar kita tetap menang, kita harus menjaga hati kita dari 3 musuh:
1. Kekecewaan
Dalam Bilangan 20 dikisahkan bahwa Musa kecewa atas bangsa Israel. Ketika itu bangsa bersungut-sungut karena tidak ada air untuk diminum. Musa datang menghadap Yahwe dan memohon petunjuk-Nya. Yahwe memerintahkan agar Musa mengumpulkan bangsa itu dan mengatakan kepada batu agar mengeluarkan air untuk bangsa itu. Tetapi Musa, karena kejengkelannya kepada bangsa itu, ia melampiaskan kemarahannya dengan memukul bukit batu itu dua kali dengan tongkatnya. Dan keluarlah air untuk bangsa itu.
Yahwe marah kepada Musa dan menegurnya: Bilangan 20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka." 
Memang ada alasan yang kuat bagi Musa untuk kecewa, jengkel, dan marah. Bagaimana tidak, bangsa itu telah melihat pekerjaan Yahwe yang dahsyat selalu menyertai mereka, tetapi bangsa itu pula selalu bersungut-sungut dan menyalahkan Musa karena telah membawa keluar mereka dari tanah Mesir. Namun kita belajar dari peristiwa ini, bahwa sekalipun ada alasan untuk kecewa dan marah, untuk jengkel, kita tetap harus menjaga hati kita agar tidak dikendalikan oleh kejengkelan dan amarah kita.

2. Godaan dosa
Musuh kedua dari hati kita adalah godaan dosa.
Yakobus 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Kita harus menjaga hati kita dari pencobaan oleh keinginan kita sendiri. Jangan biarkan diri kita diseret dan dipikat olehnya. Dari Yakobus ini kita belajar bagaimana proses manusia jatuh ke dalam dosa. Pertama adalah adanya keinginan hati. Kedua keinginan itu memikat dan menyeret kita. Ketika keinginan itu dibuahi sehingga melahirkan dosa. Keempat dosa itu sudah matang dan melahirkan maut. Jadi kita harus waspada terhadap keinginan hati kita, jangan sampai kita diseret dan dipikat oleh keinginan kita.

3. Iri hati
Yakobus 3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. 
Iri hati bisa menjadi sumber kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Jadi waspadalah terhadap kecenderungan hati kita untuk iri hati dan mementingkan diri sendiri.

Baca juga:
Nikmatilah Hidup Anda (1): Bersyukur atas apa yang sudah kita capai
Merebut Kembali Apa yang Dicuri Musuh
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar