Selasa, 19 Februari 2013

Memberi Itu Untung

Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu. (Filipi 4:17)

memberi itu untung
Memberi Itu Untung
Rasul Paulus secara jelas mengajarkan kepada jemaat di Filipi bahwa memberi itu bukannya merugikan, bukannya mengurangi, bukannya sia-sia, sebaliknya justru makin memperbesar keuntungan. Jadi Paulus mengajar jemaat Filipi memberi adalah supaya jemaat Filipi bisa menerima berkat Tuhan yang semakin besar dan semakin bertambah-tambah.

Kalau selama ini persepsi kita bahwa memberi itu rugi, maka kita harus buang jauh-jauh konsep berpikir yang demikian. Kebenarannya adalah bahwa memberi itu untung. Hanya orang yang jiwanya miskin akan berkata: Kalau memberi itu hilang, kalau memberi itu habis, kalau memberi itu berarti berkurang.
Bagaimana mungkin kita lebih untung kalau kita kehilangan? Bagaimana mungkin untung kalau yang kita punya berkurang, dan diberikan kepada orang lain? Yang namanya memberi itu pasti rugi. Lebih enak menerima. Lebih untung kita yang diberi. Lebih diberkati kalau yang mendapat kita. Inilah ciri-ciri orang yang miskin jiwanya. Itu sebabnya orang yang seperti ini akan tetap miskin, dan sukar untuk bisa maju dalam hidupnya. Tetapi sebaliknya orang-orang yang berjiwa kaya, sekalipun saat ini sedang dalam keadaan pas-pasan, kalau ia terus menaati Firman Tuhan dengan berani memberi, maka berkat kelimpahan dan kekayaan dengan segera akan menjadi bagian dari hidupnya.

jagung terbaik
Seorang wartawan mewawancarai seorang petani untuk mengetahui rahasia di balik buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian. Petani itu mengaku ia sama sekali tidak mempunyai rahasia khusus karena ia selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaiknya pada tetangga-tetangga di sekitar perkebunannya. “Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?” tanya sang wartawan. “Tidak tahukah anda?” jawab petani itu, “bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan benih yang baik pula.”

Dengan memberi, sebenarnya kita sedang menaburkan benih yang akan kembali kepada kita dalam bentuk gelombang berbagai berkat. Ketika kita memberi, kita mulai mengaktifkan hukum yang akan melepaskan berbagai berkat Tuhan dengan berbagai bentuknya, yang memungkinkan kita untuk menjadi pemberi yang lebih baik pada masa yang akan datang.

Memberi itu tidak pernah rugi. Memberi justru akan mendatangkan keuntungan besar dalam hidup kita.


Baca juga:
Kuasa di dalam Memberi
Memberi Adalah Bukti Kasih
Pemberi yang Hebat
Memberi maka Akan Diberi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar