Rabu, 24 Oktober 2012

Pemberitaan Injil dalam Masa Penganiayaan

Kisah Para Rasul 8:1-25

Baca bagian sebelumnya!

The illustrated Christian martyrology; being an authentic and genuine historical account of the principal persecutions against the church of Christ, ... parts of the world, by pagans and papists The Illustrated Christian Martyrology: Being An Authentic And Genuine Historical Account Of The Principal Persecutions Against The Church Of Christ, ... Parts Of The World, By Pagans And Papists...
Pemberitaan Injil dan Mujizat
Pada bagian sebelumnya Stefanus memberikan teladan kesaksian iman yang luar biasa yang memperlihatkan eratnya hubungan pribadinya dengan Bapa YAHWE dan Putera-Nya YAHSHUA serta persekutuannya dengan Roh Kudus, di mana kasihnya akan YAHSHUA mendorongnya dan memberinya keberanian untuk bersaksi dan menegur orang lain, yang membawa kepada kematiannya. Kematiannya menjadi permulaan penganiayaan yang menimpa jemaat mula-mula. Semua jemaat kecuali rasul-rasul tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria (Kisah 8:1), sambil memberitakan Injil (ayat 4).

Salah satu anggota jemaat yang dilaporkan Kisah adalah Filipus. Kemungkinan ia adalah rekan sekerja Stefanus dalam "pelayanan meja" (Kis 6:5). Di Samaria ia memberitakan Mesias sambil melakukan tanda-tanda. Ia mengusir banyak roh jahat dan menyembuhkan orang-orang lumpuh dan timpang. Di sini kita sekali lagi melihat bahwa tanda-tanda dan mujizat, dalam bentuk kesembuhan dan pengusiran roh-roh jahat menyertai penginjil. Janji YAHSHUA dalam Markus 16:17-18 terpenuhi dalam diri orang yang percaya kepada YAHSHUA: mengusir setan demi Nama YAHSHUA, menumpangan tangan atas orang sakit dan orang itu akan sembuh, berbahasa baru, dan tidak akan celaka karena racun. Dan sebagai buah dari karya tersebut adalah: "Mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu" (ayat 6)..."Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu" (ayat 8).

Salah satu orang yang "bertobat" karena pemberitaan Filipus adalah Simon (Kis 8:913). Diceritakan bahwa Simon telah lama melakukan sihir dan orang menganggapnya memiliki kuasa Elohim atau Kuasa Besar (ayat 10) dan berhasil memikat hati semua orang. Namun kini orang-orang mengikuti Filipus dan memberi diri dibaptis, demikian pula Simon, karena mereka heran akan tanda-tanda yang diperbuat Filipus.

Pembaptisan Air v.s. Pembaptisan Roh Kudus
Berita keberhasilan pelayanan Filipus sampai kepada para rasul di Yerusalem sehingga diutuslah Petrus dan Yohanes untuk meninjau. Keduanya berdoa dan menumpangkan tangan pada jemaat agar mereka menerima Roh Kudus. Di sini kita belajar bahwa pembaptisan dalam Nama YAHSHUA perlu dilengkapi dengan penerimaan Roh Kudus (ayat 16-17). Dalam Alkitab Terjemahan Baru dikatakan bahwa "mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan". Kata hanya secara implisit mengandung arti bahwa pembaptisan saja belumlah cukup. Pembaptisan perlu dilengkapi dengan penerimaan Roh Kudus. Selanjutnya kita diberitahu bahwa penerimaan Roh Kudus bisa dilakukan dengan doa (ayat 15) dan kemudian diikuti dengan penumpangan tangan oleh Petrus dan Yohanes (ayat 18-19).

Simon: Dibaptis Namun Masih Terjerat Kejahatan
Melihat bahwa pemberian Roh Kudus terjadi melalui penumpangan tangan oleh para rasul, Simon, mantan penyihir itu memberikan uang agar ia juga menerima kuasa untuk bisa menyalurkan pemberian Roh Kudus dengan penumpangan tangan. Tindakan Simon ini dihardik keras oleh Petrus (Kis 8:20-23):

8:20 Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Elohim dengan uang. 8:21 Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Elohim. 8:22 Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; 8:23 sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan."

Pemberian Roh Kudus melalui Penumpangan Tangan
Baptisan Roh Kudus
Yang bisa kita pelajari dari perkataan Petrus ini adalah:
1. Pembaptisan Simon belum sepenuhnya melepaskannya dari kejahatannya. Ia belum sepenuhnya bertobat dan Petrus menyuruhnya untuk bertobat.
2. Cara pandang seseorang terhadap uang dan karunia bisa membuat seseorang tidak berkenan di hadapan YAHWE. Simon menyangka bahawa ia bisa membeli karunia dan sikapnya itu dikecam keras oleh Petrus
3. Karunia Roh bisa menjadi bagian atau milik seseorang, namun tidak bagi orang lain. Dan kriteria yang membedakannya adalah "hati yang lurus" di hadapan YAHWE.
4. Meskipun sudah dibaptis, Simon ternyata masih terjerat oleh kejahatan. Dan itu membuat hatinya pahit seperti empedu.
5. Namun kabar baiknya, Petrus memberitahu kita bahwa kita bisa mengubah keadaan kita yang terjerat oleh kejahatan dengan cara bertobat dan berdoa.

Baca bagian selanjutnya!

Baca juga:
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama
Hubungan yang Intim dengan YAHWE di dalam Pelayanan
Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar