Rabu, 17 Oktober 2012

Pelayanan kepada Janda-Janda dalam Jemaat Mula-Mula

Kisah Para Rasul 6:1-7


Baca bagian sebelumnya!

Pada bagian sebelumnya kita belajar mengenai penginjilan dan risiko yang harus dihadapi orang percaya berhadaan dengan penolakan dunia. Pada bagian ini Kisah Para Rasul menampilkan sisi lain dari gaya hidup jemaat mula-mula, di mana mulai timbul masalah, yakni pelayanan terhadap para janda, dan bagaimana masalah tersebut diselesaikan.

6:1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.6:2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Elohim untuk melayani meja. 6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, 6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." 6:5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. 6:6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. 6:7 Firman Elohim makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.

Bertambahnya jemaat, bertambah pula tanggung jawab karena jumlah yang harus dilayani juga bertambah. Nah, terkait dengan bagian sebelumnya berkenaan dengan pembagian hasil penjualan kekayaan dari anggota jemaat kepada semua orang sesuai kebutuhannya, janda-janda orang Yahudi yang berbahasa Yunani merasa terabaikan. Dalam hal ini "pelayanan meja", yakni pembagian kebutuhan jasmani kepada jemaat yang membutuhkan, menjadi kurang beres sehingga para rasul harus ikut terlibat dalam pelayanan tersebut. Sebagai akibatnya, pelayanan Firman (pembagian berkat rohani) menjadi terabaikan.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari.
1. Jemaat mula-mula disamping berdoa dan menginjil, mewartakan Firman dan kabar gembira keselamatan rohani, juga melayani meja, artinya membagi-bagikan berkat kepada orang yang membutuhkan. Salah satu contoh riil yang diungkap di sini adalah pelayanan kepada janda-janda. Baik sekiranya pelayanan yang demikian ini juga diterapkan di gereja-gereja sekarang.
2. Pelayanan meja ini oleh par rasul dianggap penting, sehingga ketika pelayanan ini terabaikan, mereka ikut terjun langsung di dalam pelayanan tersebut. Hal ini menyiratkan bahwa pelayanan meja ini harus diutamakan, mengingat bahwa para rasul ikut terlibat dan untuk sementara bahkan melalaikan doa dan pelayanan Firman. Dengan kata lain, pelayanan Firman hanya akan efektif jika pelayanan meja juga beres. Kalau pelayanan meja beres, kemungkinan pelayanan doa dan Firman tidak akan efektif.
3. Pelajaran selanjutnya adalah: agar semua pelayanan bisa dilakukan dengan baik, perlu ada pembagian tugas. Perlu ditunjuk orang-orang yang melakukan pelayanan meja secara khusus agar para rasul bisa fokus kepada pelayanan Firman.
4. Fokus. Fokus penting untuk keberhasilan pelayanan. Ada orang yang fokus kepada pelayanan meja, sementara para rasul fokus kepada pelayanan Firman.
5. Untuk ditunjuk menjalankan fungsi pelayanan meja orang tersebut haruslah dipilih oleh jemaat. Tentu ada kriteria dan bukan sembarangan orang yang dipilih. Bahkan dikatakan bahwa salah satu dikenal penuh dengan Roh Kudus.
6. Dan orang-orang yang dipilih itu harus didoakan terlebih dahulu sebelum memulai pelayanan.

Hal-hal tersebut di atas merupakan poin-poin yang bisa dipelajari dari pelayanan jemaat mula-mula. Sebuah pola pengelolaan jemaat yang perlu kita teladani, karena pada ayat terakhir (ayat 7) ada laporan bahwa Firman YAHWE semakin tersebar dan jumlah murid semakin bertambah. Bahkan, yang luar biasa, para imam, yang sebelumnya dilaporkan menentang mereka, ikut menjadi percaya kepada YAHSHUA.

Baca bagian selanjutnya!


Baca juga:
Ketaatan kepada YAHWE vs. Pemimpin
Ketaatan Para Rasul Berhadapan dangan Otoritas Agama dan Dunia
Mukjizat Menjadi Unsur Utama dalam Pelayanan dan Penginjilan
Motivasi Pelayanan: Belajar dari Ananis dan Safira
Cara Hidup Jemaat Pertama: Semua Milik Semua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar