Kamis, 06 Juni 2013

Perwahyuan YAHWE bagi Jemaat di Efesus: Janganlah Idealisme Menghilangkan Kasih Mula-Mula

First Love: A HIstoric Gathering of Jesus Music Pioneers A New Kind of Love  1st Timothy - 'United in a Common Purpose' (First Love Discipleship Series)



Wahyu 2:2-3
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.

Jemaat Efesus adalah jemaat yang memiliki standar yang tinggi. Mereka mau bekerja keras, tekun. Oleh karena standarnya yang tinggi ini, mereka tidak mentolerir orang yang jahat maupun orang yang menafik. Mereka tidak bisa sabar terhadap orang jahat dan menguji orang "yang baik" untuk mengetahui kemurnian orang tersebut. Dan mereka menemukan bahwa banyak orang yang menyebut diri rasul ternyata adalah pendusta. Jemaat Efesus juga sabar dalam penderitaan karena Nama YAHWE. Mereka bekerja dan melayani tanpa mengenal lelah.

Gambaran ini merupakan sebuah gambaran yang sempurna dari suatu jemaat. Sabar melayani, tabah menderita, tidak kenal lelah, tidak mau kompromi, dan menginginkan suatu kelompok jemaat yang tanpa cacat. Mereka tidak membiarkan orang jahat berada di tengah-tengah mereka dan tidak bisa mentolerir (tidak sabar terhadap) orang-orang yang demikian. Mereka juga tidak menerima begitu saja orang yang memiliki maksud baik (mengaku diri sebagai rasul) sebelum menguji ketulusan dan kesungguhan mereka dan tidak pernah membiarkan adanya pendusta di tengah-tengah mereka. Mereka menjadi saksi YAHWE dan pelayan yang setia. Mereka juga membenci ajaran sesat (pengikut Nikolaus, ayat 6), yang juga dibenti oleh YAHWE.

Tetapi ternyata terhadap jemaat yang "sempurna" ini YAHWE memiliki catatan negatif:

Wahyu 2:4-5
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

YAHWE menunjukkan bahwa jemaat yang memiliki standar tinggi ini ternyata menghadapi sebuah risiko yang cukup serius: mereka bisa meninggalkan kasih yang mula-mula. Dan ... ternyata, YAHWE mengingatkan, jemaat yang memiliki standar yang sangat tinggi ini bisa jatuh ... dan tidak sekadar jatuh ... mereka bisa jatuh amat sangat dalam.

Kehilangan kasih mula-mula bagi YAHWE merupakan suatu dosa yang serius, suatu kejatuhan yang cukup dalam,  sehingga orang yang mengalaminya harus segera bertobat. Dan kehilangan kasih mula-mula itu gampang menghinggapi orang-orang atau jemaat yang memegang standar yang tinggi. Kenapa? Karena jemaat yang demikian memiliki harapan yang tinggi. Orang yang memiliki harapan yang tinggi di sisi lain akan sangat mudah dibuat kecewa oleh harapannya sendiri. Kekecewaan terhadap orang lain yang mereka anggap memiliki banyak kelemahan dan yang kurang sempurna. Mereka gampang terfokus kepada kekurangan dan kelemahan dan bukannya kepada sesuatu yang baik dan yang positif. Mereka bisa menjadi terlalu peka terhadap setiap kelemahan dan menjadi terlalu kritis .... dan akibatnya mereka menjadi gampang sekali untuk kecewa.

Akibat lebih jauh dari kekecewaan ini adalah hilangnya kasih mula-mula. ... dan YAHWE tidak berkenan kepada jemaat yang meninggalkan kasih yang mula-mula. YAHWE mengingatkan kepada jemaat Efesus untuk segera bertobat .. untuk segera memulihkan kasih mula-mula ... untuk melakukan kembali apa yang semula mereka lakukan (ayat 5). YAHWE mengingatkan bahwa kekecewaan yang dibiarkan terlalu lama menguasai akan membuat jemaat kehilangan "kaki dian". Kaki dian berbicara mengenai hidup yang menjadi terang, hidup yang menjadi berkat, hidup yang menjadi saksi YAHWE. Dengan kata lain, kekecewaan bisa merenggut semuanya yang masih ada: kesetiaan dalam bersaksi dan melayani.



The Pastor's First Love: And Other Essays on a High and Holy Calling First Love



Baca juga:
The Story of Love: Mengasihi Tuhan
Memberi Adalah Bukti Kasih
Melayani Karena Kasih
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama
Rahasia Keberhasilan Daud: Mengasihi dan Menaati Perintah Yahwe

 

 

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar