Senin, 07 Februari 2011

Mencapai Kebebasan Finansial (2)

Sebelumnya kita telah belajar point pertama untuk mencapai kebebasan keuangan, yakni memiliki pola pikir yang benar, bahwa segala sesuatu di dalam hidup kita ini adalah milik Tuhan. Tuhanlah pemilik hidup kita dan segala sesuatu di dalam hidup kita.

Sekarang kita akan belajar point kedua: "Miliki hati yang bijaksama!"


Mazmur 90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. 


Hati menentukan banyak hal di dalam hidup kita: kesuksesan hidup kita, kebahagiaan, dan keberhasilan keuangan kita. Hati yang bijaksana akan membuahkan keputusan yang bijaksana. Keputusan yang bijak akan membawa kepada tindakan yang bijak. Sebab itu kita harus menjaga hati kita, sebagaimana kata Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.


Kalau hati kita tidak dijaga, kita akan mudah tergoda oleh keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.

Menurut penelitian pra profesor di California tahun 1993, hati manusia memiliki kemampuan berpikir sendiri. Bedanya dengan otak, hati manusia berpikir melalui emosi atau perasaan. Perusahaan-perusahaan yang sukses memanfaatkan kemampuan berpikir hati ini karena kebanyakan orang membuat keputusan bukan berdasarkan logika otaknya tetapi perasaan hatinya. Mereka membuat iklan-iklan yang menyentuh hati: menawarkan pola hidup yang lebih bergaya, lebih hebat, dsb.

Hati juga punya memori dengan mengingat kejadian dan menyertainya dengan jenis-jenis emosi tertentu. Dunia selalu berusaha untuk menanamkan memori-memori hati yang salah. Dan hati manusia cenderung menerima tawaran ini sementara sebenarnya otaknya tahu persis bahwa tawaran tersebut tidaklah baik bagi kehidupannya. Semua tahu bahwa merokok tidak baik bagi kesehatan tetapi manusia lebih mengikuti keinginan hati untuk menikmati gaya dan selera.

Dalam hal ini, banyak kehancuran keuangan dimulai dari tindakan yang tidak bijaksana, dari memori hati yang salah, dari kondisi hati yang tidak dijaga agar tetap bijaksana. Keinginan hati tidak akan pernah bisa dipuaskan: dari motor sederhana, ke motor baru, kemudian mobil sederhana, mobil yang lebih baik, dst.

Miliki hati yang bijaksana, syukuri apa yang sudah ada.

Jika kita berdoa dengan sungguh-sungguh, bekerja dengan sungguh-sungguh, berpikir dengan sungguh-sungguh, kita akan menjadi lebih peka dengan sinyal berkat Tuhan. Kita akan dituntun kepada keputusan-keputusan yang tepat, tindakan yang tepat, dan berkat yang tepat. Dilandasi oleh syukur, menyadari bahwa semuanya milik Tuhan, berkat yang datangnya dari Tuhan akan membuat manusia semakin bersyukur.

Baca pembahasan sebelumnya: Mencapai Kebebasan Finansial (1)!
Baca juga:
Jika Dunia Ini Tidak Bisa Memberikan Ketenangan Hati 
Hati yang beracun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar