Rabu, 23 Februari 2011

Orang yang Tidak Kuat di Sekitar Kita

Tangan yang menolong
Roma 15:1. Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. 2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. 3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri. 

Menopang orang lain
Firman Tuhan di atas membuat saya terbelalak. Seakan-akan saya sudah melenceng jauh dan tiba-tiba ditarik, direnggut dengan paksa ke jalur. Yah! Jalur yang benar untuk orang yang mengaku Kristen adalah: tanggunglah kelemahan orang yang tidak kuat. Saya harus menanggung! Tidak seperti biasanya, malah memanfaatkan atau bahkan memperalat mereka yang tidak kuat, untuk .... persis ini juga yang ditegur Firman hari ini ... kesenangan atau keberuntungan kita sendiri.

Menolong Orang Lain
Saya jadi diingatkan akan pola hidup yang dipatenkan Yesus untuk para pengikut-Nya, ketika Dia meminta kita berjalan 2 mil ketika diminta 1 mil. Pada waktu itu, bangsa Yahudi sedang dijajah oleh bangsa Roma dan adalah sah bagi setiap orang Roma untuk meminta orang Yahudi berjalan 1 mil untuk membawakan bebannya. Terhadap keadaan penindasan dan ketidakadilan ini, ada 3 reaksi umum: (1) memberontak, (2) acuh, atau (3) melarikan diri. Tetapi Yesus menawarkan pilihan lain: melayani. Jelas sikap ini adalah sikap yang tidak umum dan aneh. Ini akan membuat sang penindas heran: "Orang ini benar-benar aneh, biasanya yang lain bersungut-sungut, tetapi yang satu ini kok malah melakukannya dengan sukacita, bahkan mau melakukan lebih.

Nah, demikian pula Firman Tuhan hari ini, melayani! Biasanya kita fokus: kemajuanku, perkembangan(karir, studi, pelayanan, kekayaan, relasi, dst)-ku, kesenanganku, kenyamananku, kebaikanku, keuntunganku. Tapi, ternyata kita hadir dengan hakekat untuk: melayani. Ternyata adalah menjadi tanggungjawabku, tugasku, untuk mencari kesenangan, astaga, bukan diriku, tetapi orang lain, demi kebaikan orang lain, demi untuk membangun orang lain. Apa urusannya kok membangun orang lain?

Siap Menolong
Nah, memang kita cenderung merasa tidak memiliki tanggung jawab atas orang lain. Sering karena situasi yang membuat kita tidak sempat. Mana sempat ... ngurusin diri sendiri, keluarga sendiri saja masih terasa kurang dan kurang, bagaimana aku harus ngurusin orang lain? Persis orientasi diri inilah yang membuat kita lupa akan kesejatian panggilan hidup kita.

Hidup Kristen adalah hidup karena Kristus, untuk Kristus dan dalam Kristus. Sebagai orang berdosa, kita layak mati. Roma 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Yahwe ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Dosa menjadikan kita layak mati. Tetapi oleh kemurahan Tuhan, kita beroleh hidup yang kekal. Oleh karena kasih karunia dan kemurahan Yahwe ini, kita yang seharusnya mati tetapi menerima karunia hidup, sudah seharusnya menjalani hidup ini dengan penuh sukacita dan syukur ... dan karena sukacita atas karunia keselamatan itulah ... adalah efek normal dan wajar kalau kita juga ingin agar orang lain juga beroleh kasih karunia yang sama.

Membantu yang Lemah
Sebagaimana Kristus telah mengorbankan kesenangan-Nya demi keselamatan kita, sewajarnyalah kita berbagi sukacita dan mengorbankan kesenangan diri demi untuk kebaikan dan kebangunan orang lain. Hidup Yesus sepanjang hidupNya adalah untuk orang lain, untuk melayani orang lain, untuk menyelamatkan domba-domba yang hilang, untuk menyelamatkan orang lain. Hidup Kristen adalah juga hidup untuk membangun orang lain, untuk menanggung kelemahan orang yang tidak kuat. Hidup Kristen tidaklah untuk memberontak terhadap ketidakadilan orang lain, bukan untuk acuh terhadap kejahatan dunia, tidak untuk lari dari kenyataan dan tanggung jawab hidup, melainkan untuk bersaksi sebagai orang yang telah menerima kasih karunia keselamatan melalui hidup melayani.

Baca juga:
Hidup untuk melayani.
Kasih karunia keselamayan Yahwe.
Hidup untuk Kristus.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar