Senin, 16 Juni 2014

Yang Dimaksud Yesus dengan "Menghakimi"

Diterjemahkan dari Jesus’ Definition of Judging

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi." (Matius 7:1)

Salah satu pesan utama khotbah Yesus di Bukit kepara para pengikut-Nya adalah agar mereka menjadi cerdas dan tanggap dalam apa yang mereka percayai dan apa yang mereka lakukan. Semua orang Kristen harus melakukan segala upaya untuk membedakan antara kebenaran dan kepalsuan, antara internal dan eksternal, antara realitas dan palsu, dan antara kebenaran sejati dan kebenaran palsu.

Setiap pesan atau berita yang kita dengar harus dinilai berdasarkan kesahihan doktrinnya. Paulus memberitahu jemaat di Galatia, “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.” (Galatia 1:8).

Tidak menegur dosa adalah bentuk kebencian, bukan cinta. Menolak untuk memperingatkan seseorang tentang dosanya sama seperti menolak untuk memperingatkan dia tentang penyakit serius yang mungkin ia miliki. Penulis kitab Ibrani mendesak jemaat untuk mencapai tingkat kematangan spiritual di mana orang-orang Kristen "mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." (Ibrani 5:14).

Jadi dalam Matius 7:1, Yesus tidak mengatakan kepada kita untuk tidak pernah berpikir atau membuat penilaian. Yang dimaksudkan-Nya untuk tidak dilakukan adalah penghakiman egois dan kutukan kejam tanpa kenal belas kasih terhadap orang lain seperti yang dilakukan oleh para ahli Taurat dan orang Farisi. Perhatian utama mereka adalah tidak untuk membantu orang lain terbebas dari dosa menuju kekudusan, tetapi untuk menghukum mereka dengan penghakiman kekal karena tindakan dan sikap yang tidak sesuai dengan tradisi buatan mereka sendiri. Yang dilarang Yesus adalah penghakiman angkih yang merasa benar sendiri, tergesa-gesa, kejam, berprasangka, dan kecaman tidak beralasan berdasarkan standar manusia dan pemahaman manusia.

Tanyakan kepada diri Saudara sendiri
Ini adalah salah satu ayat Alkitab yang disukai masyarakat dan budaya kita dan disodorkan ke wajah orang-orang Kristen pada setiap kesempatan. Tapi bagaimana saudara melihat konsep ini dipelintir dalam hubungan antarmanusia dan dalam hal moralitas?


Baca juga:
Khawair Bukanlah Dosa yang Sepele
Alasan untuk Puas
Khawatir Adalah Dosa
Merasa Tidak Layak di Hadapan Tuhan?
8 Cara Untuk Berjalan Dengan Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar