Kamis, 30 Desember 2010

Arti Sebuah Nama

Pikirkan nama Anda! Nama memiliki dan mengandung makna yang sedemikian penting, bukan? Sebuah nama diberikan oleh orang tua dengan seluruh dan segenap harapan mereka akan kehidupan dan masa depan anaknya.

Nah, bayangkan, jika seandainya orang tua Anda memberi Anda nama, KESAKITAN atau SAKIT-SAKITAN!  Kira-kira bagaimana perasaan Anda dan bagaimana kehidupan Anda akan berlangsung. Bayangkan, ketika Anda harus menghadapi setiap pertanyaan orang yang pertama kali Anda temui, “Siapa nama Anda?” dan Anda harus menjawab “Sakit-sakitan!” “Hah?!”

Nama adalah sebuah cara untuk memberi label kepada sesuatu atau seseorang yang kurang lebih menggambarkan sifat atau hakekat dari sesuatu atau seseorang itu. Dalam sepanjang kehidupan seseorang, akan selalu ada pelabelan yang terjadi.  Sewaktu kecil ketika Anda berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan orang lain, atau membuat sedikit kesalahan, bisa-bisa Anda akan menerima label, “Nakal!” Ketika kita mulai sekolah, mungkin saja kita menerima label “Bodoh!” Dan ada saatnya ketika label “Pemalas!”, “Pembohong!”, “Pengecut !” “Pembawa sial!”, “Jelek!”, dst muncul di dalam kehidupan seseorang.

Label atau nama bisa sangat berpengaruh kepada kehidupan seseorang yang kepadanya label itu diberikan. Label bahkan bisa menentukan nasib orang yang menerimanya ke arah kondisi yang terkandung di dalam makna label itu. Label bisa menjadi kutuk. Sebaliknya, label yang baik bisa mendatangkan berkah.

Label tidak harus datang secara verbal dari mulut seseorang yang diarahkan kepada kita. Tidak jarang kita memberi label kepada diri kita sendiri, bisa jadi karena situasi yang selalu menyertai kehidupan kita, atau pengalaman-pengalaman yang beruntun dan berulang yang menimpa kehidupan kita. Tidak jarang orang merasa sudah nasibnya menjadi orang gagal, atau orang sial, atau orang miskin, dst, karena berulang kali orang tersebut mengalami hal yang sama. Pengalaman yang berulang atau kondisi yang tidak pernah berubah bisa membangun sistem kepercayaan orang yang bersangkutan, yang akan merugikan seandainya negatif, dan menguntungkan seandainya positif.

Seandainya Anda menerima label-label negatif, atau situasi-situasi berulang yang menyatakan kegagalan, apa yang harus kita perbuat?

1 Tawarikh 4:9-10
Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: “Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan.” Yabes berseru kepada Tuhan Israel, katanya: “Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!” Dan Tuhan mengabulkan permintaannya itu.

Luar biasa! Yabes yang sudah ditentukan nasibnya sebagai orang yang sakit-sakitan dengan diberi nama oleh ibunya sebagai kesakitan, berhasil mengubah hidupnya, diberkati berlimpah-limpah dan diperluaskan daerahnya, dilindungi dari malapetaka dan dihindarkan dari kesakitan. Yabes tidak hanya dihindarkan dari nasib namanya, kesakitan, tetapi lebih dari itu, dia juga diberi kelimpahan dan diberi kekuasan (diperluas daerahnya).

Apa sebenarnya yang dilakukan Yabes, untuk berubah dari kesakitan kepada kemuliaan?

1.       Yabes memilih hidup dalam keberkatan.

Memang dilahirkan dalam kesakitan, tetapi dia memilih hidup dalam keberkatan. Nama Yabes itu punya arti: kesakitan, penderitaan, dukacita. Dengan nama itu seolah-olah nasibnya sudah ditentukan sejak lahir untuk penuh dengan kesakitan, penderitaan, dan dukacita.

Bagaimana cara Yabes memilih keberkatan? Melalui perkataan. Amsal 18:21: Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

Kesakitan Yabes juga dimulai dengan label, perkataan ibunya, terhadap dirinya. Meskipun label itu akan terus diulang-ulang setiap kali orang memanggilnya, dan bisa semakin memperkuat label tersebut dari hari ke hari, namun Yabes memilih untuk memperkatakan yang sebaliknya dan memilih untuk mendengarkan perkataan yang berpihak baik kepadanya, yakni keberkatan, kemuliaan. Yabes menggemakan hidup yang penuh berkat, penuh kemuliaan, penuh kesehatan, penuh dengan hal-hal yang baik.

2.       Nasib kita bisa berubah melalui doa.

Yabes berseru kepada Yahwe dalam doa dan Tuhan mengabulkan permintaannya itu, sehingga Alkitab mencatat: Yabes lebih dimuliaan daripada saudara-saudaranya.

Tuhan kita adalah Tuhan yang mengabulkan doa. Sebab itu berserulah dalam doa. Doa kita tidak sia-sia. Kadang jawaban doa langsung diberikan. Kadang kita harus menunggu sampai doa mendatangkan mukjizat. Tetaplah berdoa. 1 Tesalonika 5:17. Tetaplah berdoa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar