Rabu, 19 Maret 2014

Jemaat Sardis: Tidak Terbawa Arus Dunia yang Rusak

2 Korintus 7:1
Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan TUHAN.

Selebritis, identik dengan kehidupan yang glamour, penuh dengan kemewahan dan bahkan kehidupan yang cenderung dikategorikan bebas. Apalagi selebritis pria. Dengan banyaknya fans dari kalangan kaum wanita, membuat banyak selebrits pria yang memanfaatkan kesempatan ini sebagai ajang tebar pesona sehingga membuat semakin banyak wanita tergila-gila kepadanya. Bahkan, banyak juga selebritis pria yang akhirmra hidup dalam dosa seks bebas. Memang tidak semuanya, tetapi bukan suatu hal yang baru lagi kalau banyak selebritis pria menyimpan rahasia umum yang demikian.

Tetapi tidak demikian dengan seorang selebritis pria yang banyak digandrung wanita, seorang pemain sepak bola vang cukup terkenal, Ricardo Izecson dos Santos Leite, atau lebih dikenal dengan nama Kaka. Karena prestasi yang luar biasa dalam dunia persepakbolaan, nama Kaka melejit dan ia menjadi bintang lapangan yang dipuja oleh banyak penggemarnya khususnya para wanita. Kegantengannya yang seperti seorang bintang fim membuat ia selalu dikejar-kejar fans wanita. Di manapun ia berada, akan selalu ada jeritan gadis-gadis muda yang mengaguminya. Namun cinta dan kesetiannya hanya pada Caroline Celico, kekasihnya yang jauh di Brazil. Walaupun kehidupan pemain sepakbola selalu dikelilingi wanita-wanita cantik super model, atau pesta-pesta kemenangan, Kaka selalu menghindari semuanya itu. Ia bahkan tidak mau membawa Caroline tinggal dengannya di Italia sebelum pernikahan, seperti yang diakukan para pemain bola di liga-liga besar.

Tahun 2005, Kaka meminang Caroline, dalam sebuah upacara perkawinan yang sangat sederhana, sangat berbeda dengan pernikahan selebritis lain yang super mewah. Dalam jumpa pers ia menyatakan bahwa ia masih perjaka dan caroine masih perawan. "Itu adalah periode yang pentang, sebuah ujian untuk cinta kami berdua. Saya seorang pria normal dan pasti tergoda untuk melakukan hubungan sebelum pernikahan, tapi saya bisa melewatinya." Pemain sepakbola muda yang terkenal dengan kaosnya yang bertuliskan, "I love Jesus" dan "I belong to Jesus" ini sungguh-sungguh membuktikan bahwa hidupnya didedikasikannya untuk Yesus yang menjadi TUHAN dan juruselamatnya.

kota Sardis
Dalam wahyu yang diterima oleh Rasul Yohanes untuk Jemaat di Sardis, dikatakan bahwa "di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak itu" (Wahyu 3:4). Ternyata di tengah-tengah jemaat di Sardis yang lebih mengutamakan hal-hal jasmani daripada hal-hal rohani, masih ada orang-orang yang tetap memegang teguh imannya kepada Tuhan. Inilah gambaran anak-anak Tuhan yang meskipun hidup di dalam lingkungan dunia yang tercemar, bahkan dalam lingkungan yang sudah rusak, namun mereka tidak ikut mencemarkan dirinya dan tetap mempertahankan kemurnian iman mereka.

Ini pelajaran yang penting sekali bagi kita: Sekalipun yang lain lebih mengutamakan hal-hal lahirah, tetapi kita haruss tetap lebih mementingkan hal-hal yang rohani. Sekalipun sekeliling kita penuh dengan dosa, kita bisa tetap hidup dalam kebenaran. Bahkan sekalipun orang-orang Kristen lain, pelayan Tuhan dan hamba-hamba Tuhan yang lain kompromi terhadap dosa, tapi kita tetap harus bisa menjaga kemurnian hati kita, memastikan iman kita hanya tertuju kepada Tuhan, dan mengutamakan perkara-perkara di atas lebih dari pada perkara-perkara di bawah.




Baca juga:
Jemaat Sardis: Tidak Terbawa Arus Dunia yang Rusak...
Jemaat Smirna: Miskin Namun Dipuji TUHAN
Jemaat Sardis: Kehebatan Manusia vs Kehebatan Tuha...
Jemaat Smirna: Miskin Tapi Kaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar