Minggu, 09 September 2012

Nilai Strategis Mukjizat dalam Penginjilan

Kisah 3:11-26

Baca bagian sebelumnya

Dalam bagian sebelumnya kita belajar bahwa mukjizat kesembuhan adalah bagian integral dari orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Sekarang kita akan belajar bagaimana kesaksian atau penginjilan bisa menjadi lebih efektif melalui mukjizat.

Orang yang disembuhkan itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes sehingga semua orang yang ada di tempat itu mengerumuni mereka karena heran (ayat 1). Jadi mukjizat itu menjadikan orang-orang heran. Dalam keadaan heran orang menjadi lebih terbuka karena mereka membutuhkan penjelasan mengenai apa yang tidak bisa mereka pahami. Di saat itulah Petrus menjelaskan bahwa kesembuhan itu terjadi bukan karena kuasanya atau kesalehannya melainkan karena kepercayaan dalam Nama Yesus (ayat 16)

Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua.

Keheranan kerumunan juga dimanfaatkan Petrus untuk bersaksi, menginjil, untuk menceritakan hakikat Yesus (ayat 13-15), yang adalah Mesias yang dijanjikan (ayat 18), yang telah dinubuatkan oleh Musa (ayat 22).

Selanjutnya keheranan dan keterbukaan kerumunan juga dimanfaatkan Petrus untuk mengajak mereka bertobat dan untuk menerima Yesus sebagai penyelamat (ayat 19).

Petrus juga menyampaikan risiko kalau menolah Yesus, yakni dibasmi (ayat 23).

Petrus menegaskan bahwa mereka adalah pewaris nubuat dan perjanjian (ayat 25), bahwa YAHWE amat mengasihi mereka karena telah mengutus Putera-Nya untuk mati dan namun dibangkitkan bagi mereka, bahwa YAHWE ingin memberkati mereka (ayat 26).

Langkah terakhir yang dilakukan Petrus adalah menubuatkan masa depan mereka, bahwa mereka akan dipakai YAHWE untuk menjadi berkat bagi orang lain (ayat 25).

Baca bagian sesudahnya

Baca juga:
Penyembuhan Menjadi Bagian Integral Gereja Mula-Mula
Pola Kesaksian Gereja Mula-Mula
Pentakosta, Ciri-Ciri Pekerjaan Roh Kudus
Gereja Mula-Mula Mendasarkan Diri pada Kitab Suci 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar