Matius 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Aku bersyukur kepada-Mu Yahwe atas keagunganMu, atas segala perintah-perintahMu, segala tuntunan-tuntunanMu. Hari ini aku merasakan dan belajar bagaimana Engkau memberikan kelegaan kepadaku. Ketika kami pasrah dan datang kepadaMu, hari ini benar-benar aku menikmati kelegaan yang berasal dariMu.
Memang Engkau telah memasang kuk pada pundakku, tetapi aku telah belajar dariMu, dari kelembutan dan kerendah-hatianMu, dan kuk itu pun terasa ringan. Hari ini aku menikmati ketenangan dariMu. Di tengah-tengah semua pergumulan hidupku. Di tengah-tengah beban dan persoalan hidupku.
Terimakasih Yahwe, atas semua anugerahMu. Hari ini aku bangun dengan kekuatan baru. Aku tahu berkat baru Kau limpahkan pada kami. Aku tahu rancangan yang indah sedang Engkau kerjakan bagi kehidupan kami. Aku tahu kemenangan sudah Engkau siapkan bagi kami. Aku tahu, Engkau tidak akan pernah membiarkan kami berjalan sendirian.
Yahwe hari ini aku bersandar kepadaMu. Hari ini aku serahkan hidup, jiwa, roh, dan seluruh pergumulan hidup keluarga kami kepadaMu. Aku tahu berkat-berkat dan kemenangan sedang menanti kami.
Terima kasih Yahwe. Karena hanya Engkaulah Tuhan. Segala hormat dan kemuliaan hanyalah untukMu.
Amin
Baca juga:
Pentingnya merenungkan Firman Tuhan siang dan malam.
Rancangan Tuhan rancangan damai sejahtera.
Kadang apa yang baik ternyata tidak dikehendaki Tuhan.
Saatnya kudatang kepada-MU ya YAHWE, Tuhan Penyelamatku, Pelindung dan Penebusku. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain.
Jumat, 25 Februari 2011
Rabu, 23 Februari 2011
Orang yang Tidak Kuat di Sekitar Kita
![]() |
Tangan yang menolong |
![]() |
Menopang orang lain |
![]() |
Menolong Orang Lain |
Nah, demikian pula Firman Tuhan hari ini, melayani! Biasanya kita fokus: kemajuanku, perkembangan(karir, studi, pelayanan, kekayaan, relasi, dst)-ku, kesenanganku, kenyamananku, kebaikanku, keuntunganku. Tapi, ternyata kita hadir dengan hakekat untuk: melayani. Ternyata adalah menjadi tanggungjawabku, tugasku, untuk mencari kesenangan, astaga, bukan diriku, tetapi orang lain, demi kebaikan orang lain, demi untuk membangun orang lain. Apa urusannya kok membangun orang lain?
![]() |
Siap Menolong |
Hidup Kristen adalah hidup karena Kristus, untuk Kristus dan dalam Kristus. Sebagai orang berdosa, kita layak mati. Roma 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Yahwe ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Dosa menjadikan kita layak mati. Tetapi oleh kemurahan Tuhan, kita beroleh hidup yang kekal. Oleh karena kasih karunia dan kemurahan Yahwe ini, kita yang seharusnya mati tetapi menerima karunia hidup, sudah seharusnya menjalani hidup ini dengan penuh sukacita dan syukur ... dan karena sukacita atas karunia keselamatan itulah ... adalah efek normal dan wajar kalau kita juga ingin agar orang lain juga beroleh kasih karunia yang sama.
![]() |
Membantu yang Lemah |
Baca juga:
Hidup untuk melayani.
Kasih karunia keselamayan Yahwe.
Hidup untuk Kristus.
Senin, 21 Februari 2011
Yesus Memperhatikan Persembahan
persembahan
Markus 12:41. Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. 42 Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. 43 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. 44 Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
![]() |
Kantong Persembahan |
1. Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Ternyata Yesus memperhatikan bagaimana kita memberikan persembahan. Jadi ketika kita datang ke gereja, dan ketika saatnya kita melakukan persembahan, saat itu Yesus memperhatikan bagaimana kita masing-masing memberikan persembahan. Dari sini saya tahu bahwa bagi Yesus persembahan adalah hal yang penting, karena kalau tidak penting, Dia tidak akan memperhatikan bagaimana orang memberikan persembahan.
2. Bukan jumlah yang diperhatikan Yesus tetapi sikap hati.
Banyak orang kaya memberikan persembahan yang besar, tetapi Yesus justru fokus kepada janda miskin yang memberikan satu duit. Dan menariknya, meski hanya satu duit, Yesus mengatakan bahwa janda itu memberikan lebih banyak daripada kebanyakan orang kaya yang memberikan persembahan yang besar.
![]() |
Persembahan Hati |
Sedangkan janda tersebut memberi dari kekurangannya, bahkan dikatakan "semua yang ada padanya," bahkan "seluruh nafkahnya."
Ternyata persembahan satu duit itu "berhasil" menyentuh hati Yesus. Karena yang satu duit itu diberikan dalam keadaan kekurangan.
Dari sini saya belajar: sebenarnya bagaimana seharusnya sikap kita ketika memberikan persembahan kepada Tuhan melalui gereja?
![]() |
Persembahan Terbaik |
2. Persembahan yang benar adalah dilakukan dengan mendahulukan Tuhan sebagai prioritas pertama dibandingkan dengan kebutuhan kita, bahkan kebutuhan pokok kita. Dalam kutipan di atas dikatakan: semua yang ada padanya, seluruh nafkahnya. Di sini kita pasti akan bertanya-tanya: bagaimana kita akan hidup kalau kita memberikan seluruh nafkah kita?
Tentu saja Tuhan tidak memaksudkan agar kita memberikan semua uang kita ke dalam kotak persembahan, tetapi yang bisa saya petik dari pelajaran ini adalah sikap hati kita saat memberikan persembahan:
![]() |
Persembahan Roti Anggur |
Tuhan ajar aku untuk lebih berserah kepadaMu.
Amin
Baca juga: 4 Pelajaran Yahwe untuk Tubuh.
Jumat, 18 Februari 2011
"Dilarang" Berbuat Baik
Hidup dalam tuntunan Roh
Dalam Kisah Para Rasul beberapa kali terjadi di mana Roh Kudus "melarang" murid-murid untuk berbuat baik, dalam hal ini memberitakan Injil. Berikut ini contohnya:
Kisah Para Rasul 16:6-7. Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.
Dalam kutipan itu jelas bahwa mereka, para murid, yakni Paulus, Silas, dan Timotius, dilarang oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil di Asia dan di Bitinia. Tidak dijelaskan alasannya mengapa mereka tidak boleh ke daerah itu untuk memberitakan Injil. Tetapi yang jelas mereka dicegah atau tidak diizinkan.
Di sini kita belajar bahwa ketika orang Kristen hidup dalam tuntunan Roh, Roh akan membimbing kita dalam setiap langkah dan keputusan kita. Dan kadang, ketika menurut pandangan kita, sebagai manusia, apa yang akan kita lakukan itu baik, bahkan untuk pekerjaan Tuhan, Roh Kudus tidak mengizinkan kita atau mencegah kita melakukannya. Jadi, apa yang baik dalam pandangan manusia, belum tentu berkenan di hati Tuhan, bahkan ketika kebaikan itu benar-benar akan kita lakukan untuk pekerjaan Tuhan.
Ketika kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, maka Tuhan akan menuntun langkah-langkah hidup kita. Dalam Kisah beberapa kali ditemukan bagaimana Roh Tuhan menuntun pekerjaan para rasul dan para murid dan para nabi di dalam pelayanan mereka. Dalam Kis 8:26-39 Roh Tuhan membimbing Filipus untuk menempuh jalan tertentu agar bertemu dengan sida-sida dari Etiopia yang rindu untuk mengenal Tuhan, untuk membaptisnya, dan kemudian Roh Tuhan bahkan membawa Filipus dalam sekejab ke tempat lain.
Dalam kisah pertobatan Saulus (Kis 9:10-17), Roh Tuhan juga menuntun Ananias untuk pergi ke rumah di mana Saulus berada untuk mendoakannya dan menyembuhkan matanya serta mencurahkan Roh Kudus dengan berdoa dan menumpangkan tangannya ke atas Saulus.
Roh Kudus juga melalui membimbing Petrus untuk membaptis Kornelius, seorang yang bukan Yahudi, dan melaluinya Roh Kudus juga tercurah kepada bangsa bukan Yahudi sehingga mereka juga berkata-kata dalam bahasa roh (Kis 10:1-48).
Milikilah hubungan yang intim dengan Roh Kudus dan biarlah hidupmu dituntun oleh-Nya dalam setiap langkahmu.
Baca juga: Hidup menurut Roh
![]() |
Hidup dalam Roh Kudus |
Kisah Para Rasul 16:6-7. Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.
Dalam kutipan itu jelas bahwa mereka, para murid, yakni Paulus, Silas, dan Timotius, dilarang oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil di Asia dan di Bitinia. Tidak dijelaskan alasannya mengapa mereka tidak boleh ke daerah itu untuk memberitakan Injil. Tetapi yang jelas mereka dicegah atau tidak diizinkan.
Di sini kita belajar bahwa ketika orang Kristen hidup dalam tuntunan Roh, Roh akan membimbing kita dalam setiap langkah dan keputusan kita. Dan kadang, ketika menurut pandangan kita, sebagai manusia, apa yang akan kita lakukan itu baik, bahkan untuk pekerjaan Tuhan, Roh Kudus tidak mengizinkan kita atau mencegah kita melakukannya. Jadi, apa yang baik dalam pandangan manusia, belum tentu berkenan di hati Tuhan, bahkan ketika kebaikan itu benar-benar akan kita lakukan untuk pekerjaan Tuhan.
Ketika kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, maka Tuhan akan menuntun langkah-langkah hidup kita. Dalam Kisah beberapa kali ditemukan bagaimana Roh Tuhan menuntun pekerjaan para rasul dan para murid dan para nabi di dalam pelayanan mereka. Dalam Kis 8:26-39 Roh Tuhan membimbing Filipus untuk menempuh jalan tertentu agar bertemu dengan sida-sida dari Etiopia yang rindu untuk mengenal Tuhan, untuk membaptisnya, dan kemudian Roh Tuhan bahkan membawa Filipus dalam sekejab ke tempat lain.
![]() |
Hidup Menurut Roh Kudus |
Roh Kudus juga melalui membimbing Petrus untuk membaptis Kornelius, seorang yang bukan Yahudi, dan melaluinya Roh Kudus juga tercurah kepada bangsa bukan Yahudi sehingga mereka juga berkata-kata dalam bahasa roh (Kis 10:1-48).
Milikilah hubungan yang intim dengan Roh Kudus dan biarlah hidupmu dituntun oleh-Nya dalam setiap langkahmu.
Baca juga: Hidup menurut Roh
Selasa, 15 Februari 2011
Kebebasan Finansial (3): Muliakanlah Tuhan dengan Hartamu
Sebelumnya kita telah membahas 2 prinsip penting untuk meraih kebebasan finansial. Yang pertama adalah pola pikir kita; yang kedua adalah memiliki hati yang bijaksana. Sekarang kita akan membahas poin 3 dalam prinsip hidup berkebebasan secara finansial. Prinsip yang ketiga adalah:
Muliakanlah Tuhan dengan hartamu!
Amsal 3:9 Muliakanlah Yahwe dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, 10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.
Itulah nasehat dari orang yang sangat kaya raya, yakni raja Salomo, berkaitan dengan harta kita. Kalau sekarang ini banyak di antara kita mau membayar mahal untuk ikut seminar tentang strategi menuju kebebasan finansial, hari ini kita mendapatkan nasehat gratis dari orang yang dicatat dalam Kitab Suci sebagai orang yang paling kaya yang pernah hidup di dunia. Salah satu bukti kekayaan Salomo dinyatakan dalam ayat berikut:
1 Raja-Raja 10:27 Raja membuat banyaknya perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit.
Penyembahan yang sejati tidak hanya melalui doa penyembahan dengan mengangkat lagu penyembahan, tetapi melalui cara hidup kita dalam setiap aspek hidup kita: bagaimana kita mempergunakan waktu, tenaga, pikiran termasuk keuangan kita.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan agar kita bisa memuliakan Tuhan dengan harta kita.
1. Bertanggung jawab secara keuangan untuk hidup kita pribadi.
Bagaimana kita mempergunakan uang untuk kepentingan pribadi kita? Apakah kita menggunakan uang untuk semakin memperbaiki kesehatan kita? mempertumbuhkan iman kita? memperkembangkan pribadi kita? atau malah sebaliknya: memperlemah kesehatan?
2. Bertanggung jawab secara keuangan untuk keluarga kita.
Selain kebutuhan pribadi kita, kita juga bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga kita: makanan, sandang, dan papan. Ini harus menjadi prioritas pertama di dalam keluarga.
3. Bertanggung jawab secara keuangan untuk orang lain.
Kita juga dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Kejadian 12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Amsal 19:17. Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Yahwe, yang akan membalas perbuatannya itu.
Kita dipanggil untuk menjadi berkat, baik untuk orang yang sudah diberkati secara finansial (karena Tuhan akan memberkati orang-orang yang memberkati Abrahan, yang adalah orang yang sudah diberkati Tuhan), maupun untuk orang yang lemah, dan dengan demikian kita memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatan baik kita.
4. Bertanggung jawab secara keuangan untuk rumah Tuhan.
Kita bertanggung jawab untuk menjaga persediaan makanan di rumah Tuhan tetap ada, supaya pekerjaan Tuhan tetap bisa dilakukan, dan dengan demikian Tuhan akan membukakan tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepada kita.
Maleakhi 3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Yahwe semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Kita bahkan harus mengutamakan pekerjaan Tuhan di atas kebutuhan kita pribadi. Dari 1 Raja-Raja 17:8-16 kita belajar bagaimana Tuhan mencurahkan berkat kepada janda di Sarfat yang atas perintah Tuhan melalui Elia berani mengorbankan kebutuhan bagi keberlangsungan hidup anak dan dirinya sendiri bagi hamba Tuhan.
1 Raja-Raja 17:8. Maka datanglah firman Yahwe kepada Elia: 9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." 10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum." 11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti." 12 Perempuan itu menjawab: "Demi Yahwe, Tuhanmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." 13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. 14 Sebab beginilah firman Yahwe, Tuhan Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu Yahwe memberi hujan ke atas muka bumi." 15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. 16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Yahwe yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Dari kisah janda Sarfat kita juga belajar bagaimana Tuhan bisa memberi berkat kepada kita bahkan melalui orang yang sangat berkekurangan. Bagaimana Tuhan akan memelihara dan memberkati kita kalau kita terlebih dahulu mengutamakan pekerjaan Tuhan juga ditekankan oleh Yesus sendiri:
Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Tuhan dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Berikut ini adalah salam satu pedoman yang ideal bagaimana kita bisa mengelola keuangan kita untuk memuliakan Tuhan:
Pertama: 20% keuangan kita dipersembahkan untuk pekerjaan Tuhan, yang terdiri dari
10% untuk perpuluhan
10% untuk menabur
Kedua: 80% sisanya, kita bagi untuk kebutuhan kita yang lain, misalnya sebagai berikut:
10% untuk tabungan, atau membayar hutang
30% untuk tempat tinggal, untuk biaya kontrak rumah, biaya perawatan rumah
10% untuk biaya transport
30% untuk lain-lain: sandang, pangan, membayar tagihan-tagihan rutin, membayar sekolah, dll
Baca posting sebelumnya:
Kebebasan Finansial (1): Memiliki Pola Pikir yang Benar
Kebebasan Finansial (2): Memiliki Hati yang Bijaksana
Muliakanlah Tuhan dengan hartamu!
Amsal 3:9 Muliakanlah Yahwe dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, 10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.
Itulah nasehat dari orang yang sangat kaya raya, yakni raja Salomo, berkaitan dengan harta kita. Kalau sekarang ini banyak di antara kita mau membayar mahal untuk ikut seminar tentang strategi menuju kebebasan finansial, hari ini kita mendapatkan nasehat gratis dari orang yang dicatat dalam Kitab Suci sebagai orang yang paling kaya yang pernah hidup di dunia. Salah satu bukti kekayaan Salomo dinyatakan dalam ayat berikut:
1 Raja-Raja 10:27 Raja membuat banyaknya perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit.
![]() |
Beranggung jawabkah kita? |
![]() |
Bertanggung jawabkah kita? |
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan agar kita bisa memuliakan Tuhan dengan harta kita.
1. Bertanggung jawab secara keuangan untuk hidup kita pribadi.
Bagaimana kita mempergunakan uang untuk kepentingan pribadi kita? Apakah kita menggunakan uang untuk semakin memperbaiki kesehatan kita? mempertumbuhkan iman kita? memperkembangkan pribadi kita? atau malah sebaliknya: memperlemah kesehatan?
2. Bertanggung jawab secara keuangan untuk keluarga kita.
![]() |
Kebutuhan Pokok Keluarga |
3. Bertanggung jawab secara keuangan untuk orang lain.
![]() |
Mother Teresa - Menjadi Berkat |
Kejadian 12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Amsal 19:17. Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Yahwe, yang akan membalas perbuatannya itu.
Kita dipanggil untuk menjadi berkat, baik untuk orang yang sudah diberkati secara finansial (karena Tuhan akan memberkati orang-orang yang memberkati Abrahan, yang adalah orang yang sudah diberkati Tuhan), maupun untuk orang yang lemah, dan dengan demikian kita memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatan baik kita.
4. Bertanggung jawab secara keuangan untuk rumah Tuhan.
Kita bertanggung jawab untuk menjaga persediaan makanan di rumah Tuhan tetap ada, supaya pekerjaan Tuhan tetap bisa dilakukan, dan dengan demikian Tuhan akan membukakan tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepada kita.
Maleakhi 3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Yahwe semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Kita bahkan harus mengutamakan pekerjaan Tuhan di atas kebutuhan kita pribadi. Dari 1 Raja-Raja 17:8-16 kita belajar bagaimana Tuhan mencurahkan berkat kepada janda di Sarfat yang atas perintah Tuhan melalui Elia berani mengorbankan kebutuhan bagi keberlangsungan hidup anak dan dirinya sendiri bagi hamba Tuhan.
1 Raja-Raja 17:8. Maka datanglah firman Yahwe kepada Elia: 9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." 10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum." 11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti." 12 Perempuan itu menjawab: "Demi Yahwe, Tuhanmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." 13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. 14 Sebab beginilah firman Yahwe, Tuhan Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu Yahwe memberi hujan ke atas muka bumi." 15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. 16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Yahwe yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
![]() |
Pembangunan Rumah Tuhan |
Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Tuhan dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Berikut ini adalah salam satu pedoman yang ideal bagaimana kita bisa mengelola keuangan kita untuk memuliakan Tuhan:
Pertama: 20% keuangan kita dipersembahkan untuk pekerjaan Tuhan, yang terdiri dari
10% untuk perpuluhan
10% untuk menabur
Kedua: 80% sisanya, kita bagi untuk kebutuhan kita yang lain, misalnya sebagai berikut:
10% untuk tabungan, atau membayar hutang
30% untuk tempat tinggal, untuk biaya kontrak rumah, biaya perawatan rumah
10% untuk biaya transport
30% untuk lain-lain: sandang, pangan, membayar tagihan-tagihan rutin, membayar sekolah, dll
Baca posting sebelumnya:
Kebebasan Finansial (1): Memiliki Pola Pikir yang Benar
Kebebasan Finansial (2): Memiliki Hati yang Bijaksana
Senin, 14 Februari 2011
Dipanggil untuk Melayani
melayani
Filipi 2:5-10 5. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6. yang walaupun dalam rupa Yahwe, tidak menganggap kesetaraan dengan Yahwe itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Yahwe sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi
Gereja Filipi sedang menghadapi dua masalah, 1) masalah eksternal, yakni datangnya pengajaran-pengajaran yang palsu, dan 2) masalah internal, ketidakharmonisan di dalam jemaat.
Iblis hari-hari ini sedang merusak segala bentuk hubungan-- hubungan keluarga, hubungan di dunia kerja, hubungan di gereja, dst. Iblis tahu kalau ada keharmonisan, kalau ada kata sepakat, maka berkah-berkah akan tercurah dan nama Tuhan akan dimuliakan.
Mazmur 133:1-3
1 Sungguh, alngkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan le leher jubahnya.
3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Matius 18:19-20
19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. 20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.
Kejadian 11:6
6 dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.
Kerukunan bisa mendatangkan berkat yang luar biasa. Dengan rukun, segala sesuatu yang diusahakan akan tercapai.
Bagaimana kita bisa rukun?
(Fil 2:5) Dengan meniru Yesus: memiliki pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus.
Yesus adalah pribadi yang tidak egois. Banyak gereja yang lumpuh karena egois. Padahal kita dipanggil untuk hidup tidak hanya untuk diri kita sendiri. Kita dipanggil untuk melayani orang lain. Seperti Yesus yang mau melayani.
Yesus pribadi yang rendah hati. Ia rela mengosongkan dirinya serupa dengan hamba. Taat sampai mati, meskipun sebenarnya Ia memiliki kuasa untuk melawan, namun Ia taat sampai mati.
Yesus rela berkorban. Yesus menjadi hamba yang setia, dan ia rela berkorban, bahkan mengorbankan diri-Nya dengan mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Nah, coba kita melihat pola hubungan kita dengan orang lain. Coba perhatikan, ketika kita bertemu orang lain, pertanyaan apa yang muncul di hati kita, apakah pertanyaan yang terasa tidak asing ini: aku bisa dapat apa ya dari orang itu? Kalau itu pertanyaan yang muncul, berarti kita sedang memanipulasi. Seperti Yesus, setiap kali bertemu orang lain, coba ajukan sebuah pertanyaan ini: apa yang bisa aku berikan kepada orang itu? Bukan sebaliknya. Bukannya menyedot, melainkan memberi. Dan ketika kita menikah, pertanyaan yang seharusnya muncul adalah: Apa yang bisa kulakukan agar istri atau suamiku bahagia, bukan sebaliknya: Aku ingin menikah dengan dia agar berbahagia.
Seperti juga Paulus. Paulus memiliki skala prioritas sebagai berikut: Pertama Tuhan, Kedua orang lain, ketiga baru diri sendiri.
Nah, agar kerukunan bisa terjadi, karena kita itu makhluk sosial, mahkluk komunitas, mata tidak terhindarkan kita akan saling menyakiti, entah sengaja maupun tidak. Akibatnya kita mengalami luka hati. Penting di sini untuk bisa mengampuni. kalau kita mengampuni, ada 5 keuntungan yang bisa kita dapatkan:
1. Kita mendapatkan keuntungan kejiwaan: jiwa dan emosi kita dipulihkan
2. Secara fisik kita menjadi lebih sehat. Ada sebuah penelitian di Universitas Michigan, bahwa wanita yang membenci orang lain (dan tidak mengampuni) memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar untuk cepat mati, dan laki-laki yang membenci memiliki kemungkinan 6 kali lebih besar untuk cepat mati.
3. Secara hubungan kita dipulihkan
4. Secara spiritual kita diberkati.
5. Dari sudut pandang Kerajaan Sorga, hidup kita akan punya dampak bagi orang lain.
Jadi, marilah kita melayani
Baca juga: Cara Hidup Jemaat Pertama!

![]() |
Tuhan yang Melayani |
![]() |
Melayani Satu Sama Lain |
Iblis hari-hari ini sedang merusak segala bentuk hubungan-- hubungan keluarga, hubungan di dunia kerja, hubungan di gereja, dst. Iblis tahu kalau ada keharmonisan, kalau ada kata sepakat, maka berkah-berkah akan tercurah dan nama Tuhan akan dimuliakan.
Mazmur 133:1-3
1 Sungguh, alngkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan le leher jubahnya.
![]() |
Melayani |
![]() |
Melayani Yesus |
Matius 18:19-20
19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. 20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.
Kejadian 11:6
6 dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.
Kerukunan bisa mendatangkan berkat yang luar biasa. Dengan rukun, segala sesuatu yang diusahakan akan tercapai.
Bagaimana kita bisa rukun?
(Fil 2:5) Dengan meniru Yesus: memiliki pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus.
Yesus adalah pribadi yang tidak egois. Banyak gereja yang lumpuh karena egois. Padahal kita dipanggil untuk hidup tidak hanya untuk diri kita sendiri. Kita dipanggil untuk melayani orang lain. Seperti Yesus yang mau melayani.
Yesus pribadi yang rendah hati. Ia rela mengosongkan dirinya serupa dengan hamba. Taat sampai mati, meskipun sebenarnya Ia memiliki kuasa untuk melawan, namun Ia taat sampai mati.
Yesus rela berkorban. Yesus menjadi hamba yang setia, dan ia rela berkorban, bahkan mengorbankan diri-Nya dengan mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Nah, coba kita melihat pola hubungan kita dengan orang lain. Coba perhatikan, ketika kita bertemu orang lain, pertanyaan apa yang muncul di hati kita, apakah pertanyaan yang terasa tidak asing ini: aku bisa dapat apa ya dari orang itu? Kalau itu pertanyaan yang muncul, berarti kita sedang memanipulasi. Seperti Yesus, setiap kali bertemu orang lain, coba ajukan sebuah pertanyaan ini: apa yang bisa aku berikan kepada orang itu? Bukan sebaliknya. Bukannya menyedot, melainkan memberi. Dan ketika kita menikah, pertanyaan yang seharusnya muncul adalah: Apa yang bisa kulakukan agar istri atau suamiku bahagia, bukan sebaliknya: Aku ingin menikah dengan dia agar berbahagia.
Seperti juga Paulus. Paulus memiliki skala prioritas sebagai berikut: Pertama Tuhan, Kedua orang lain, ketiga baru diri sendiri.
Nah, agar kerukunan bisa terjadi, karena kita itu makhluk sosial, mahkluk komunitas, mata tidak terhindarkan kita akan saling menyakiti, entah sengaja maupun tidak. Akibatnya kita mengalami luka hati. Penting di sini untuk bisa mengampuni. kalau kita mengampuni, ada 5 keuntungan yang bisa kita dapatkan:
1. Kita mendapatkan keuntungan kejiwaan: jiwa dan emosi kita dipulihkan
2. Secara fisik kita menjadi lebih sehat. Ada sebuah penelitian di Universitas Michigan, bahwa wanita yang membenci orang lain (dan tidak mengampuni) memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar untuk cepat mati, dan laki-laki yang membenci memiliki kemungkinan 6 kali lebih besar untuk cepat mati.
3. Secara hubungan kita dipulihkan
4. Secara spiritual kita diberkati.
5. Dari sudut pandang Kerajaan Sorga, hidup kita akan punya dampak bagi orang lain.
Jadi, marilah kita melayani
Baca juga: Cara Hidup Jemaat Pertama!

Minggu, 13 Februari 2011
Kuasa Berkat
Kuasa Berkat
![]() |
Berkat Abraham |
Kejadian 12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
Kejadian 27:27-29 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: “Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia.
Ishak memberkati Yakub dan Yakub diberkati menjadi bangsa yang besar. Ayah memberkati anaknya.
![]() |
Tuhan Memberkati |
Allah memberkati Abraham dan keturunannya. Kejadian 22:17-18 “Aku akan memberkati engkau
berlimpah-limpah ... Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.” Allah memberkati Abraham untuk menjadi berkat bagi semua bangsa di bumi. Allah akan memberkati orang yang memberkati Abraham dan mengutuk orang yang mengutuk Abraham.
Kita, secara iman, juga merupakan keturunan Abraham (Galatia 3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah). Kita mewarisi berkat Abraham. Oleh sebab itu, banyak-banyaklah memberkati orang (siapa tahu orang itu juga keturunan Abraham) supaya kitra juga diberkati oleh Allah.
Sama seperti Iskah memberkati anaknya, kita juga bisa memberkati anak-anak kita. Ketika anak kita sudah tidur terpulas, berdoalah dan berkatilah mereka. Tumpangkan tangan atas mereka dan berdoalah untuk perjalanan hidupnya, studinya, pekerjaannya kelak, perjodohannya, keluarga yang kelak akan dibentuknya, pelayanan serta pertumbuhan rohaninya.
![]() |
Berkat Melkisedek |
Anda juga bisa memberkati orang lain, seperti yang dipesankan Paulus (Roma 12:14 “Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!”).
Semakin banyak memberkati, Allah juga akan semakin memberkati kita.
Berkatilah anak-anakmu dan biarlah mereka menerima janji-janji Allah dalam hidup Anda.

Sabtu, 12 Februari 2011
Meminta Percaya Menerima
Meminta Percaya Menerima
Markus 11:24 Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.
Matius 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”
Yohanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Kita telah diangkat menjadi anak-anak Yahwe oleh karena iman kita. Dengan demikian, kita adalah anak Raja di atas segala raja, Raja yang memiliki segalanya. Raja yang sangat kaya raya. Sebagai anak Raja, kita juga memiliki hak anak Raja. Semua yang menjadi milik Raja, juga menjadi milik kita. Dan oleh karena Raja, yang adalah Bapa kita, sangat mengasihi kita, maka apapun yang kita minta, kita percaya bahwa Raja akan mengabulkannya.
Jadi, ketika kita memiliki permohonan kepada Bapa, percayalah, bahwa di saat kita sedang berdoa, Bapa telah menyediakan apa yang kita doakan bagi kita. Percayalah dan bersikaplah bahwa kita telah mendapatkannya. Meskipun secara fisik kita belum menerimanya, namun percayalah bahwa kita sebenarnya sudah menerimanya. Maka kita akan benar-benar menerimanya.
Percayalah Kita Sudah Menerimanya!
Bapaku yang di surga, Engkau Yahwe yang sangat baik dan selalu memberikan yang terbaik bagiku. Engkau mengetahui setiap kebutuhanku.
Oleh sebab itu, oleh karena kemurahan dan kasih-Mu, aku mohon ... (sebutkan permohonanmu). Dan aku percaya, saat ini juga Engkau telah menyediakannya bagiku.
Terima kasih Bapa, atas kemurahan-Mu.
Dalam nama Yesus saya berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Baca juga: Kepastian Keselamatan dan Keberanian Bersaksi, klik di sini.
![]() |
Percaya Segalanya Mungkin |
Matius 21:22 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”
Yohanes 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
![]() |
Meminta dan Percaya |
Jadi, ketika kita memiliki permohonan kepada Bapa, percayalah, bahwa di saat kita sedang berdoa, Bapa telah menyediakan apa yang kita doakan bagi kita. Percayalah dan bersikaplah bahwa kita telah mendapatkannya. Meskipun secara fisik kita belum menerimanya, namun percayalah bahwa kita sebenarnya sudah menerimanya. Maka kita akan benar-benar menerimanya.
![]() |
Meminta Percaya Menerima |
Bapaku yang di surga, Engkau Yahwe yang sangat baik dan selalu memberikan yang terbaik bagiku. Engkau mengetahui setiap kebutuhanku.
Oleh sebab itu, oleh karena kemurahan dan kasih-Mu, aku mohon ... (sebutkan permohonanmu). Dan aku percaya, saat ini juga Engkau telah menyediakannya bagiku.
Terima kasih Bapa, atas kemurahan-Mu.
Dalam nama Yesus saya berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Baca juga: Kepastian Keselamatan dan Keberanian Bersaksi, klik di sini.
Label:
iman,
iman yang berani,
meminta,
menerima,
percaya
Jumat, 11 Februari 2011
Tidak Ada yang Memisahkan Kita dari Kasih Bapa
Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Sering manusia khawatir akan hidupnya, akan masa depannya. Hari ini saya diingatkan akan jaminan kepastian berkat Tuhan bagi hidup anak-anakNya. Kalau Bapa tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkanNya bagi kita, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia.
Iya benar. Bapa telah menyerahkan AnakNya yang tunggal kepada kita, karena kasihNya kepada kita. Maka sangat aneh dan bodohlah kita kalau kita berpikir bahwa Bapa tidak mengerti kebutuhan kita, maka benar-benar kelirulah kalau kita merasa harus berjuang sendiri untuk memenuhi semua kebutuhan hidup kita.
Hari ini aku diajar untuk percaya penuh kepada kasih Bapa. Kalau Dia tidak menyayangkan AnakNya bagi kita, maka sudah pasti bahwa itu dilakukan karena Bapa sangat menyayangi kita. Tentu saja Dia juga sangat tahu kebutuhan hidup kita, setiap pergumulan hidup kita.
Sebab itu, seperti Paulus yang punya keyakinan penuh kepada kasih Bapa, hendaklah kita hidup hanya bersandar kepada kasih Bapa, hendaklah setiap usaha dan pergumulan hidup kita kita pautkan kepada kasih Bapa. Karena tidak ada sesuatu pun di dunia ini, kuasa apapun, yang bisa memisahkan kita dari kasih Bapa.
Roma 8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? 36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." 37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Baca juga:
Belas kasih Kristus
Kasih Agape
![]() |
Kasih Bapa |
Sering manusia khawatir akan hidupnya, akan masa depannya. Hari ini saya diingatkan akan jaminan kepastian berkat Tuhan bagi hidup anak-anakNya. Kalau Bapa tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkanNya bagi kita, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia.
Iya benar. Bapa telah menyerahkan AnakNya yang tunggal kepada kita, karena kasihNya kepada kita. Maka sangat aneh dan bodohlah kita kalau kita berpikir bahwa Bapa tidak mengerti kebutuhan kita, maka benar-benar kelirulah kalau kita merasa harus berjuang sendiri untuk memenuhi semua kebutuhan hidup kita.
![]() |
Kasih Bapa |
Sebab itu, seperti Paulus yang punya keyakinan penuh kepada kasih Bapa, hendaklah kita hidup hanya bersandar kepada kasih Bapa, hendaklah setiap usaha dan pergumulan hidup kita kita pautkan kepada kasih Bapa. Karena tidak ada sesuatu pun di dunia ini, kuasa apapun, yang bisa memisahkan kita dari kasih Bapa.
![]() |
Kasih Bapa |
Baca juga:
Belas kasih Kristus
Kasih Agape
Selasa, 08 Februari 2011
2 Cara Hidup
Roma 8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. 6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. 7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Tuhan, karena ia tidak takluk kepada hukum Tuhan; hal ini memang tidak mungkin baginya. 8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Tuhan.
Firman Tuhan dengan tegas mengingatkan kita bahwa ada 2 cara hidup: 1) hidup menurut daging, dan 2) hidup menurut Roh.
Kalau kita hidup menurut daging, maka kita hanya akan memikirkan hal-hal yang dari daging. Dan Firman mengingatkan bahwa cara hidup yang demikian tidak mungkin berkenan kepada Tuhan. Karena keinginan daging adalah permusuhan terhadap Tuhan dan menuju maut. Kalau kita membiarkan hidup kita dikendalikan oleh hukum daging, misalnya, oleh roh mamon, maka segala pikiran, tindakan dan keputusan kita akan dikendalikan oleh keinginan untuk mendapatkan mamon.
Kalau sudah demikian, semua "kesempatan" yang ada akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperoleh semakin banyak mamon. Dan kadang atau bahkan sering, kesempatan itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Korupsi sedikit tidak apa-apalah. Sebentar. Korupsi tidak harus dalam bentuk uang langsung, tetapi korupsi waktu, korupsi barang-barang kecil, dst. Bohong sedikit tidak apalah; memanipulasi sedikit tidak apalah. dst dst.
Kalau setiap saat kecenderungan kita seperti itu, maka kita akan semakin menjauh dari kebenaran. Dan pada akhirnya gaya hidup kita itu akan membawa kepada maut, yakni pemisahan dari Sumber Hidup.
Sebaliknya kalau kita hidup menurut Roh, maka kita akan memikirkan hal-hal yang dari Roh. Hidup menurut Roh berarti hidup dalam kasih karunia keselamatan Tuhan. Orang yang hidup menurut Roh adalah orang yang telah menerima karunia keselamatan dalam Kristus Yesus dan hidup penuh syukur atas karunia tersebut.
Hidup menurut Roh didasarkan atas syukur bahwa pembebasan hutang darah kita. Kita yang seharusnya mati oleh dosa daging kita, dibenarkan karena Kristus. Kita sadar bahwa kita berhutang darah karena Kristus telah menumpahkan darah untuk keselamatan kita.
Sebagai "balasan"nya, kita akan dituntun oleh Roh untuk bersaksi bahwa kita adalah anak-anak Yahwe yang telah diselamatkan.
Maka orientasi hidup kita adalah bagaimana orang-orang lain juga dapat menerima karunia keselamatan yang sama. Sehingga hidup kita benar-benar dituntun oleh Roh, bukan untuk menuruti keinginan daging, melainkan untuk hidup sebagai berkat, agar semakin banyak orang mengenal dan menerima karunia keselamatan.
Keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Roh akan menuntun pikiran kita, mengendalikan perasaan kita, tindakan kita. keputusan kita kepada apa yang membuat semua orang semakin hidup dan menikmati hidup yang penuh damai dan sejahtera.
Amin
Baca juga: Hidup yang sebenarnya!
![]() |
Mata Duitan |
Kalau kita hidup menurut daging, maka kita hanya akan memikirkan hal-hal yang dari daging. Dan Firman mengingatkan bahwa cara hidup yang demikian tidak mungkin berkenan kepada Tuhan. Karena keinginan daging adalah permusuhan terhadap Tuhan dan menuju maut. Kalau kita membiarkan hidup kita dikendalikan oleh hukum daging, misalnya, oleh roh mamon, maka segala pikiran, tindakan dan keputusan kita akan dikendalikan oleh keinginan untuk mendapatkan mamon.
Kalau sudah demikian, semua "kesempatan" yang ada akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperoleh semakin banyak mamon. Dan kadang atau bahkan sering, kesempatan itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Korupsi sedikit tidak apa-apalah. Sebentar. Korupsi tidak harus dalam bentuk uang langsung, tetapi korupsi waktu, korupsi barang-barang kecil, dst. Bohong sedikit tidak apalah; memanipulasi sedikit tidak apalah. dst dst.
Kalau setiap saat kecenderungan kita seperti itu, maka kita akan semakin menjauh dari kebenaran. Dan pada akhirnya gaya hidup kita itu akan membawa kepada maut, yakni pemisahan dari Sumber Hidup.
Sebaliknya kalau kita hidup menurut Roh, maka kita akan memikirkan hal-hal yang dari Roh. Hidup menurut Roh berarti hidup dalam kasih karunia keselamatan Tuhan. Orang yang hidup menurut Roh adalah orang yang telah menerima karunia keselamatan dalam Kristus Yesus dan hidup penuh syukur atas karunia tersebut.
Roma 8:10. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. 11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. 12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. 13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. 14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Tuhan. 15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Tuhan. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Yahwe.
![]() |
Hidup dalam Roh |
Sebagai "balasan"nya, kita akan dituntun oleh Roh untuk bersaksi bahwa kita adalah anak-anak Yahwe yang telah diselamatkan.
Maka orientasi hidup kita adalah bagaimana orang-orang lain juga dapat menerima karunia keselamatan yang sama. Sehingga hidup kita benar-benar dituntun oleh Roh, bukan untuk menuruti keinginan daging, melainkan untuk hidup sebagai berkat, agar semakin banyak orang mengenal dan menerima karunia keselamatan.
Keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Roh akan menuntun pikiran kita, mengendalikan perasaan kita, tindakan kita. keputusan kita kepada apa yang membuat semua orang semakin hidup dan menikmati hidup yang penuh damai dan sejahtera.
Amin
Baca juga: Hidup yang sebenarnya!
Senin, 07 Februari 2011
Mencapai Kebebasan Finansial (2)
Sekarang kita akan belajar point kedua: "Miliki hati yang bijaksama!"
Mazmur 90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Hati menentukan banyak hal di dalam hidup kita: kesuksesan hidup kita, kebahagiaan, dan keberhasilan keuangan kita. Hati yang bijaksana akan membuahkan keputusan yang bijaksana. Keputusan yang bijak akan membawa kepada tindakan yang bijak. Sebab itu kita harus menjaga hati kita, sebagaimana kata Amsal 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Kalau hati kita tidak dijaga, kita akan mudah tergoda oleh keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.
Menurut penelitian pra profesor di California tahun 1993, hati manusia memiliki kemampuan berpikir sendiri. Bedanya dengan otak, hati manusia berpikir melalui emosi atau perasaan. Perusahaan-perusahaan yang sukses memanfaatkan kemampuan berpikir hati ini karena kebanyakan orang membuat keputusan bukan berdasarkan logika otaknya tetapi perasaan hatinya. Mereka membuat iklan-iklan yang menyentuh hati: menawarkan pola hidup yang lebih bergaya, lebih hebat, dsb.
Hati juga punya memori dengan mengingat kejadian dan menyertainya dengan jenis-jenis emosi tertentu. Dunia selalu berusaha untuk menanamkan memori-memori hati yang salah. Dan hati manusia cenderung menerima tawaran ini sementara sebenarnya otaknya tahu persis bahwa tawaran tersebut tidaklah baik bagi kehidupannya. Semua tahu bahwa merokok tidak baik bagi kesehatan tetapi manusia lebih mengikuti keinginan hati untuk menikmati gaya dan selera.
Dalam hal ini, banyak kehancuran keuangan dimulai dari tindakan yang tidak bijaksana, dari memori hati yang salah, dari kondisi hati yang tidak dijaga agar tetap bijaksana. Keinginan hati tidak akan pernah bisa dipuaskan: dari motor sederhana, ke motor baru, kemudian mobil sederhana, mobil yang lebih baik, dst.
Miliki hati yang bijaksana, syukuri apa yang sudah ada.
Jika kita berdoa dengan sungguh-sungguh, bekerja dengan sungguh-sungguh, berpikir dengan sungguh-sungguh, kita akan menjadi lebih peka dengan sinyal berkat Tuhan. Kita akan dituntun kepada keputusan-keputusan yang tepat, tindakan yang tepat, dan berkat yang tepat. Dilandasi oleh syukur, menyadari bahwa semuanya milik Tuhan, berkat yang datangnya dari Tuhan akan membuat manusia semakin bersyukur.
Baca pembahasan sebelumnya: Mencapai Kebebasan Finansial (1)!
Baca juga:
Jika Dunia Ini Tidak Bisa Memberikan Ketenangan Hati
Hati yang beracun
Label:
bijaksana,
kebebasan finansial,
syukur
Rabu, 02 Februari 2011
Pekerjaan Kotor
Dibahasakan kembali dari dirty jobs by marvin williams
![]() |
Prinsip Dasar |
Spencer Johnson, penulis Who Moved My Cheese? menyatakan dalam sebuah artikel: “Saya yakin bahwa suatu saat penelitian akan menunjukkan bahwa satu-satunya motivasi yang bertahan lama bagi karyawan untuk bekerja dengan baik akan berasal dari Tuhan, spiritualitas, atau sesuatu yang mendorong mereka untuk menaikkan level hidup mereka kepada tujuan yang lebih tinggi." Jauh sebelum Dr. Johnson sampai kepada kesimpulan tersebut, rasul Paulus mengatakan bahwa hamba (karyawan) dan tuan (majikan) harus mendapatkan sumber motivasinya dari tujuan yang lebih mulia bagi pekerjaan mereka—hubungan mereka dengan Yesus.
![]() |
Karyawan Merdeka |
Paulus juga membahas tindakan majikan. Mereka harus memperlakukan karyawan mereka dengan adil sebagaimana mereka menghormati Tuan mereka di surga (Kolose 4:1; Filemon 16).
![]() |
Bos yang Adil |
Sebagai pengikut Yesus, kita dipanggil untuk mengejar tujuan yang lebih tinggi dalam pekerjaan kita. Jika kita karyawan, kecuali kita tahu tugas yang diberikan adalah melibatkan dosa, kita harus melakukan pekerjaan yang diserahkan kepada kita—setiap tugas, setiap hari. Bahkan ketika pekerjaan kita kelihatannya kotor atau tidak bermakna, kita harus melakukannya dengan baik dan dengan sikap yang benar.
Jika kita majikan, kita harus menciptakan lingkungan yang adil karena hormat dan cinta kita kepada Yesus. Baik sebagai hamba maupun tuan, karyawan maupun bos, kita adalah misionaris yang sedang bertugas—yang menjadi utusan Tuan kita.
Langganan:
Postingan (Atom)