1 Petrus 1:7
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu, yang jauh lebh tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api hingga kamu memperoleh pui-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Bagi orang-orang Kristen di Nepal (negara kecil di sebelah utara India), arti kesetiaan sudah tidak asing lagi. Hal ini disebabkan ada peraturan bahwa barangsiapa mau menjadi Kristen, ia harus masuk penjara selama satu tahun. Pada suatu ketika ada 6 orang Nepal yang menyedakan diri untuk ikut upacara baptisan air di tepi sebuah sungai pada hari Minggu. Hari Sabtu menjelang baptisan itu, rumah keenam orang tersebut didatangi polisi yang memberikan peringatan kepada mereka akan resiko yang mereka terima. Kalau mereka mau tetap dibaptis, maka sekeluarnya mereka dari air sungai, mereka tidak diperbolehkan pulang ke rumah, tetapi langsung di bawa ke sel penjara. Keenam orang itu diberi kesempatan untuk berfikir selama satu malam. Namun iman mereka sudah demikian teguh, sehingga tidak ada satu hal pun yang dapat menggoyahkannya.
Pada hari Minggu pagi, keenam orang tersebut sudah hadir di tepi sungai bersama dengan sidang jemaat yang lain. Di sana hadir juga beberapa orang polisi yang kemarin memperingatkan mereka. Sekali lagi polisi-polisi itu memberi peringatan terakhir, namun keenam orang itu tetap pada imannya. Demikianlah baptisan berlangsung dengan khidmat dan indah, dan keenam orang Nepal itu mengakui iman mereka kepada Kristus. Seusai acara baptsan itu mereka langsung di bawa ke penjara untuk menjalani hukumannya selama satu tahun. Ketika ada seorang pendeta Australia berkunjung ke penjara itu, mereka berkata "Pak, jikalau bapak mau berdoa untuk kami, janganlah doakan supaya kami cepat-cepat dilepaskan dari penjara. Melainkan, berdoalah agar kami tetap tekun dan setia dalam penderitaan ini sampai kepada akhir." Sungguh suatu kesetiaan yang luar biasa, yang patut kita teladani.
Seperti itulah juga yang terjadi dengan jemaat di Smirna yang tertuls dalam Kitab Wahyu. Karena jemaat Smirna ini menolak menyembah Kaisar, maka mereka dikucilkan dari kehidupan masyarakat, tidak bisa bekerja, tidak bisa berdagang, dan berbisnis, tidak heran mereka menjadi sangat makin. Bukan hanya itu saja mereka juga difitnah dan dipojokkan oleh orang-orang Yahudi sebagai kelompok yang mau memberontak kepada kanar, karena itu, mereka ditangkap, dipenjara, disiksa, bahkan dibunuh. Kepada mereka ini Tuhan berkata, "Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu, namun engkau kaya" (Wahyu 2:9a).
Tuhan punya cara pandang yang luar biasa: ketika Tuhan melihat seseorang, penilaian Tuhan tidak terbatas pada penampilan luar kita sekarang ini. Jauh melampaui apa yang bisa dilihat oleh mata jasmani sekarang ini, Tuhan melihat hati kita. Tuhan melihat roh dan jiwa kita. Dan yang istimewa, ketika Tuhan melihat jemaat Smirna ini, Tuhan berkata secara jasmani sekarang kamu susah dan miskin, tapi jiwamu kaya. Orang yang kaya dalam roh seperti inilah yang dipuji oleh Tuhan!
Baca juga:
Jemaat Sardis: Kehebatan Manusia vs Kehebatan Tuha...
Cuff yang Terus Berdoa
Jemaat Smirna: Miskin Tapi Kaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar