diterjemahkan dari Lessons from Bethesda, Part 1
“Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu." Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah." Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?" Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab YESHUA telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.” (Yohanes 5:9–13).
Yohanes mencatat bahwa penyembuhan itu terjadi pada hari Sabat. Memang, itu adalah kunci untuk seluruh kejadian ini. Hal ini menjadi latar belakang permusuhan terbuka para penguasa Yahudi terhadap Kristus. Kemarahan mereka akan meningkat sepanjang sisa pelayanan-Nya di bumi, akhirnya berpuncak pada kematian-Nya.
Penolakan YESHUA untuk mematuhi peraturan Sabat legalistik dan buatan manusia adalah titik utama pertentangan antara diri-Nya dan lembaga agama Israel. Bahkan, YESHUA sengaja memilih untuk menyembuhkan orang ini pada hari Sabat untuk menghadapi legalisme Yahudi yang dangkal dan rusak. Tuhan ingin menunjukkan belas kasihan kepada orang ini, tetapi juga untuk memanggil bangsa Israel kepada pertobatan dengan menantang ketentuan yang tidak Alkitabiah yang menghasilkan ilusi kehidupan rohani.
Tanyakan pada Diri Saudara Sendiri
Apakah ada selera, tradisi, dan preferensi tertentu yang menyelubungi pandangan saudara terhadap pekerjaan Tuhan di dunia dan dalam kehidupan manusia? Berapa banyak yang bisa saudara sebutkan? Apa yang membuat tradisi itu keluar dari konteks Alkitab, sehingga menghambat rahmat?
Baca juga:
Yahwe Cemburuan
Merasa Tidak Layak di Hadapan Tuhan?
Karya Roh Kudus Tidak Terkungkung Oleh Tradisi dan Hukum
Mengubah Kutuk Menjadi Berkat: Belajar dari Yakub
Tidak ada komentar:
Posting Komentar